Pemeran
Ririn Dwi Aryanti sbg Airin
Chelsea Olivia Wijaya sbg Sastha
Dude Harlino sbg Levi
Baim Wong sbg Jonah
Aditya Putri sbg Renata
Adjie Pangestu sbg Aldo
Tetty Liz Indriati sbg Chitra
Hanna Hasyim sbg Tara
Raslina Rasyidin sbg Thea
Sinopsis
Airin ditinggalkan oleh Thea di sebuah panti asuhan. Thea memberikan
sebuah cincin pada Airin sebagai tanda bahwa mereka akan bertemu lagi.
Di panti asuhan, Airin bertemu dengan Satsa yang juga ditinggalkan orang
tuanya, semenjak itu Airin dan Satsa saling mengangkat saudara.
Di
Jakarta, Aldo mengalahkan saingan bisnisnya, Erik, dengan licik. Erik
kalap, terjadi perkelahian antara Aldo dan Erik, Erik terbunuh. Aldo
membuat kejadian itu seperti kecelakaan.
Sepeninggal Erik, Aldo
mendekati Tara, istri Erik. Tara merupakan kekasih dan cinta sejati Aldo
dahulu. Istri Aldo shock mengetahui kedekatan Aldo dan Tara, ia jatuh
sakit dan akhirnya meninggal.
Aldo akhirnya menikahi Tara dan
membawa serta anaknya, Jonah, tinggal di rumah Aldo. Di rumah itu, Tara
sangat dibenci anak anak Aldo, Levi dan Renata. Mereka menganggap Tara
penyebab kematian ibunya. Hingga Citra, mertua Aldo akhirnya memutuskan
untuk pindah dari rumah itu karena tak bisa menerima Tara.
Suatu
saat, Aldo mengajak seluruh keluarga merayakan ulang tahun Jonah di
panti asuhan. Disini Jonah bertemu dengan Airin dan Sasta. Pertemuan itu
membuat kesan yang mendalam dalam diri Jonah maupun Airin.
Beberapa
tahun kemudian, Airin akhirnya memutuskan pindah ke Jakarta dan
berpisah dengan Sasta. Airin memberikan cincin yang diberikan ibunya.
Mereka berjanji untuk bertemu suatu saat.
Airin bekerja di sebuah
toko kaset. Suatu saat, ada seorang gadis mencuri kaset, Airin
mengejarnya. Ia kaget ternyata itu Sasta. Airin melepaskan Sasta walau
harus kena marah pemilik toko.
Sasta rupanya memendam keinginan
untuk menjadi orang yang berguna. Ia mengikuti lomba nyanyi yang
diadakan oleh Levi. Ternyata Inggrid teman Renata ikut juga dalam lomba
itu, mereka menerobos masuk. Renata merengek pada Levi agar memberikan
kesempatan nyanyi pertama pada Inggrid. Sasta marah dan bertengkar
dengan Renata. Airin yang datang menonton kaget, karena ia bertemu
kembali dengan Sasta.
Sinopsis Cincin Episode 51
Aldo setengah menyeret Jonah yang tampak sekali ogah-ogahan untuk mengikuti ajakan Aldo. Aldo membawa Jonah ke depan makam Tara. Aldo mengatakan kepada Jonah bahwa Tara pasti akan sangat kecewa jika melihat putra kebanggaannya jadi seperti ini. Aldo juga mengatakan bahwa Jonah tidak perlu memaafkan Aldo, tetapi Aldo mohon agar Jonah jangan mengecewakan mamanya. Setelah mengatakan semua itu Aldo meninggalkan Jonah sendiri di makam Tara.
Perkataan Aldo yang terakhir membuat Jonah berpikir. Dan ia sampai pada suatu keputusan bahwa ia harus berubah. Jonah mengatakannya di depan makam mamanya bahwa ia akan berubah.
Dian menjenguk ayahnya di penjara. Seperti biasa Dian selalu menangis setiap kali melihat ayahnya yang harus mendekam di penjara. Dian menanyakan bagaimana kabar ayahnya apakah ayahnya menderita. Di mata Dian ayahnya terlihat bertambah kurus. Ayahnya mengatakan bahwa ia dalam keadaan baik. Tapi Dian nggak percaya dan bilang agar ayahnya jangan berbohong, 15 tahun dalam penjara itu bukanlah waktu yang singkat. Dian menangis sedih mengingat bahwa ayahnya akan mendekam di penjara selama 15 tahun. Melihat Dian sedih, ayahnya sambil batuk-batuk mencoba menghibur Dian bahwa ia harus menerima hukuman dari kesalahan yang ia buat sendiri. Ayahnya juga minta Dian agar kuat supaya ia juga bisa kuat di dalam penjara. Dian berjanji kepada ayahnya bahwa ia akan kuat. Dian lalu pamit kepada ayahnya.
Di kantor New Extra Record… Levi mencari Dian untuk memberikan tugas kepadanya, tapi Levi tidak menemukan Dian di mejanya. Levi bertanya kepada Dion dimana Dian sekarang. Dion bilang kepada Levi kalo ia nggak tahu dimana Dian, tapi tadi Dion melihat Dian ada. Dion menawarkan bantuan untuk mencari Dian, tapi Levi bilang nggak usah… ia akan mencari sendiri.
Dian sedang menyendiri di salah satu sudut kantor. Ia sedang menangis membayangkan penderitaan ayahnya sekarang yang harus menjalani hukuman selama 15 tahun di penjara. Dian memohon kepada Tuhan agar meringankan penderitaan ayahnya. Saat Dian sedang menangis, dari samping seseorang megulurkan saputangan kepadanya. Ternyata Levi sudah berdiri di sampingnya dan sedang memberikan saputangannya kepada Dian. Dian kaget dan minta maaf kepada Levi. Levi bilang kepada Dian bahwa terkadang perjalanan hidup ini tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dian menghapus air matanya dengan saputangan Levi. Lalu Levi meminta tolong Dian untuk memoto-kopi berkas yang Levi bawa ini sebanyak 50 lembar jika Dian sudah selesai. Dian mengambil berkas itu dari tangan Levi. Lalu ia permisi kepada Levi untuk kembali bekerja. Dian meninggalkan sapu tangan Levi disitu. Saat sendirian, Levi mengingat kembali kenangannya bersama Airin dengan sapu tangan itu… saat ia tidak sengaja menumpahkan minuman ke baju Airin dan ia memberikan saputangan itu kepada Airin… juga kenangan saat Airin mengembalikan saputangannya.
Levi memimpin rapat di kantornya. Dion, Danny dan staff lainnya hadir dalam rapat termasuk Dian yang bertugas mencatat semua hasil rapat. Levi menyampaikan idenya mengenai perekrutan bibit baru dari aliran musik rock atau musik lainnya yang masih pemula dan belum begitu terkenal tetapi sudah mempunyai komunitas tertentu. Levi yakin bahwa mereka dapat melirik dan meraih pasar dst… dst… Sementara Levi menyampaikan idenya, Dian kagum dan terpesona melihat Levi. Tanpa disadari ia telah menatap Levi begitu lama sambil mengenang kembali peristiwa saat ia hampir jatuh krn hak sepatunya patah dan secara spontan Levi menolongnya. Dian juga mengenang kembali kejadian barusan saat Levi memberikan saputangan kepadanya. Levi melihat ke arah Dian, dan melihat Dian sedang menatapnya. Levi bertanya ke Dian apakah Dian sudah mencatat semuanya (Argh… Levi mesra dan hati2 amat nanyanya). Dian yang lagi asik dengan kenangan indahnya itu, baru tersadar ketika ia mendengar Levi menyebut namanya. Dian jadi tersipu-sipu dan salah tingkah krn Levi memergokinya sedang menatapnya. Dian lalu buru-buru bilang iya kepada Levi, dan kemudian menundukkan wajahnya berusaha untuk fokus dengan catatan yang ada di depannya kembali. Dalam hatinya … ia berkata… kenapa ia jadi melihat Levi seperti itu. Levi meneruskan lagi rapatnya…
Jonah memenuhi janjinya untuk berubah. Langkah pertama yang ia lakukan adalah membersihkan rumahnya yang berantakan… membersihkan botol-botol minuman yang berserakan… pakaian yang berserakan… menyapu lantai. Jonah sudah rapi (Wow… Jonah is baaacck!!! He is handsome as always). Saat itu Jonah teringat dengan kejadian waktu di taksi… saat Airin membawanya ke dokter dan sepanjang perjalanan Airin berusaha menguatkan Jonah. Jonah juga teringat saat ia menyakinkan Airin untuk sembuh. Setelah mengingat itu Jonah memutuskan bahwa mulai sekarang ia harus bangkit… ia akan mengurus Airin. Jonah mengambil kunci mobil dan pergi.
Jonah pergi ke rumah Airin. Airin yang membukakan pintu. Sakit kepala Airin sedang kambuh dan ia berjalan agak sempoyongan ketika membuka pintu. Begitu pintu di buka… Airin melihat Jonah yang datang. Airin tersenyum… namun beberapa detik kemudian Airin limbung dan mau jatuh. Jonah kaget dan langsung buru-buru memeluk Airin agar tidak terjatuh. Jonah lalu menggendong Airin dan membaringkan Airin di sofa. Airin tidak pingsan, tapi kondisinya sangat lemah, Airin masih menahan sakit di kepalanya. Jonah sangat cemas dengan kondisi Airin. Airin tahu kalo Jonah khawatir, lalu ia langsung bilang bahwa ia nggak apa-apa… Jonah aja yang sial melihatnya lagi kumat. Airin bilang lagi bahwa Jonah kan sudah tahu kalo ia ingin menjalani sisa hidupnya tanpa harus memikirkan penyakitnya. Jonah lalu mengingatkan agar Airin tidak membohongi diri sendiri karena kenyataannya Airin memang sedang sakit dan harus segera diobati supaya Airin bisa hidup lebih lama lagi. Airin tetap maksa Jonah untuk melupakan penyakitnya. Jonah nggak mau nyerah begitu saja… Jonah bilang bahwa terserah Airin mau bilang apa, yang pasti ia mau menepati janjinya untuk merawat Airin. Dan setelah ia bisa membahagiakan Sasta, Airin harus menepati janjinya… yaitu Airin harus mau diobati. Jonah juga minta maaf kepada Airin krn selama ini ia sudah egois dan hanya memikirkan diri sendiri… sampai-sampai ia melupakan janjinya untuk merawat Airin. Airin bilang Jonah nggak perlu minta maaf… ia sudah senang kalau Jonah udah kembali ke jalan yang benar. Jonah lalu bilang ke Airin bahwa ia bisa pulih seperti sekarang ini karena… ia ingat dengan janjinya… bahwa ia harus merawat Airin.
Jonah dan Sasta sedang duduk berdua. Sasta kelihatan gembira melihat Jonah sudah kembali seperti dulu… udah mau makan… udah mau keluar rumah… dan yang paling penting kalo Jonah udah kangen lagi padanya (Sasta ge-er nih). Jonah tersenyum mendengarnya. Jonah bilang kalo sekarang memang ia sudah sadar lagi… kemarin2x ia sudah egois dan terlalu memikirkan diri sendiri… tapi kalo ia terus2-an seperti itu… mamanya pasti akan sedih kalo melihatnya. Sasta bilang “Nah … gitu dong. Tumben nalarnya jalan”. Jonah lalu minta maaf ke Sasta krn kemarin2x ia sudah kasar kepada Sasta padahal Sasta selalu baik padanya. Sasta terharu dan senang sekali mendengar pengakuan dan permintaan maaf Jonah. Dan ia bilang kalo ia sudah memaafkan Jonah dari dulu. Dan Sasta bilang lagi “Kalo gitu sekarang kita udah CS-an lagi?.” Jonah ketawa mengiyakan “Yeah!”. Sasta juga ketawa. Mereka tertawa bersama.
Di ruangan kantornya… Levi sedang menanyakan kepada Dion dan Danny bagaimana persiapan materi promo mereka. Dion bilang bahwa semuanya sudah siap. Levi dengan antusias bilang bahwa itu berarti … mulai besok kantor mereka akan dipenuhi oleh kaset2x demo dari para peserta yang berminat. Di luar ruangan Levi, Dian bisa melihat Levi dari mejanya… ia sedang memperhatikan Levi sambil senyum-senyum. Levi merasa bahwa ia sedang diperhatikan. Levi melihat keluar… dan ia memergoki Dian sedang berdiri melihatnya. Dian nggak menyangka bahwa Levi akan melihat ke arahnya… ia kaget… dan langsung buru-buru mengalihkan pandangannya dan duduk kembali di mejanya dengan salah tingkah. Levi kembali mengalihkan pandangannya kepada Dion dan meneruskan perbincangannya tadi… “nanti sore…”
Sasta sedang menonton tv sendirian… Ia sedang menonton acara musik. Di layar tv ada seorang penyanyi wanita yang sedang perform. Sasta sedih menontonnya dan ia berpikir seandainya waktu itu bisa berputar kembali… ia akan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya dan pasti ia akan mencegah gossip itu terjadi. Sasta menangis. Airin dan Katerine menyaksikan Sasta dari belakang. Sasta lalu beranjak dari tempatnya menonton TV. Airin dan Katerine mencoba untuk menahan Sasta dan mau menghibur. Tapi Sasta tetap berlalu.
Airin dan Jonah duduk berhadapan di sebuah restoran. Wajah Jonah kelihatan berseri-seri. Jonah bertanya kepada Airin… ada apa… krn menurut Jonah … jarang sekali Airin mengajaknya untuk ketemuan seperti ini. Airin dengan ragu bilang bahwa ia punya satu permintaan kepada Jonah. Airin mengingatkan Jonah bahwa Jonah pernah bilang bahwa Jonah mau melakukan apa saja asal ia bahagia. Jonah mengiyakan. Lalu Airin bilang lagi bahwa ia akan bahagia jika Sasta bahagia. Airin ingin agar Jonah membuat Sasta menjadi penyanyi seperti dulu. Krn menjadi penyanyi adalah impian Sasta sejak kecil… dan sangat tidak adil bagi Sasta … kalo tiba-tiba impiannya itu hancur hanya karena gossip murahan itu. Menjadi penyanyi adalah segala-galanya dan kebahagiaan untuk Sasta. Jonah lalu bertanya kepada Airin… jika Sasta sudah kembali menjadi penyanyi terkenal seperti dulu … apakah Airin mau untuk berobat. Airin mengangguk setuju…
Pagi-pagi Katerine membangunkan Sasta yang masih tidur. Sasta nggak mau bangun. Dia bilang masih mau tidur. Katerine maksa Sasta untuk bangun karena ada pangeran berkuda putih datang untuk menjemput Sasta. Sasta masih males-malesan dan menolak untuk bangun. Tapi Katerine bilang bahwa Jonah udah nungguin diluar mau ngajak jalan-jalan. Mendengar nama Jonah disebut… Sasta langsung bangun.
Jonah mengajak Sasta jalan-jalan ke sebuah taman. Sasta tanya kenapa Jonah mengajaknya kesini. Jonah bilang bahwa sudah lama ia tidak mendengarkan Sasta nyanyi. Jonah lalu meminta Sasta untuk nyanyi. Sasta keheranan dan bilang nggak mau. Jonah maksa. Tapi Sasta bilang bahwa ia udah bukan penyanyi lagi. Jonah bilang bahwa dulu Sasta punya cita-cita jadi seorang penyanyi terkenal, dan Jonah ingat banget bahwa waktu kecil Sasta … tapi gara-gara gossip murahan itu… semuanya hancur… nggak ada salahnya kalo Sasta memulai karir dari awal lagi. Sasta menanyakan maksud Jonah mengatakan semua itu. Jonah bilang bahwa Sasta itu berbakat dan ia akan melatih Sasta untuk penyanyi terkenal seperti dulu lagi. Sasta gembira sekali mendengar Jonah akan melatihnya menjadi penyanyi. Di atas sebuah jembatan taman, Sasta teriak sekencang-kencangnya melampiaskan kegembiraannya… Jonah juga ikut teriak.
Di hari-hari berikutnya… Jonah terlihat melatih Sasta dengan sungguh-sungguh. Mereka selalu berlatih di taman dengan gembira. Mereka tertawa bersama. Sasta sangat bahagia dan menikmati masa-masa latihan itu. (hhm… gw ngeliatnya mereka kayak bukan lagi latihan… tapi kayak orang lagi pacaran)
Sasta dan Tea sedang mebicarakan Jonah. Tea senang Jonah sudah kembali seperti dulu. Sasta bilang bahwa Jonah bukannya kembali seperti dulu aja, tapi Jonah juga berjanji akan melatihnya menjadi penyanyi dan membuatkan beberapa lagu untuknya. Tea mendengarkan Sasta menceritakan Jonah dengan antusias. Lalu Tea bertanya mengenai hubungan Sasta dengan Jonah seperti apa. Sasta bilang bahwa ia sangat sayang ama Jonah. Tapi dulu sepertinya ia hanya bertepuk sebelah tangan, tapi akhir-akhir ini sikap Jonah udah berubah kepadanya… mudah-mudahan aja Jonah juga sayang padanya. Sasta minta Tea untuk mendoakan… supaya Sasta bisa bersatu dengan Jonah. Tea sangat kaget mendengar pengakuan Sasta… Tea terdiam… dalam hatinya ia sedang berpikir bahwa… tidak… Sasta nggak boleh bersatu dengan Jonah karena mereka adalah adik kakak… Jonah adalah anak Erick… dan Sasta adalah putrinya dari Erick… apa yang harus aku lakukan. Karena Tea tiba-tiba jadi diam… Sasta mengira terjadi sesuatu dengan Tea. Sasta lalu menanyakan apakah Tea baik-baik saja. Tea menjawab agak gugup bahwa ia nggak apa-apa.
Katrine dan Sasta sedang ketawa-ketawa di ruang tamu. Airin menyaksikannya dari balik tembok. Dalam hati Airin berkata bahwa satu hal yang ingin ia lakukan sebelum ia meninggalkan dunia ini adalah membuat Sasta bahagia. Airin teringat akan janjinya yang ia ucapkan waktu kecil bahwa ia akan menjadikan Sasta penyanyi yang terkenal.
Di hari lain… Jonah dan Sasta sedang berlatih bersama di salah satu ruangan di Nada Record. Sasta kelihatan manja dan mesra kepada Jonah. Jonah memegang gitar dan Sasta duduk disamping Jonah dekat sekali. Tea tiba-tiba masuk ke ruangan dan kaget melihat kedekatan Jonah dan Sasta. Tea dengan gugup bilang bahwa ia hanya mau mendengarkan lagu ciptaan Jonah… krn kaget Tea buru-buru mau meninggalkan tempat itu. Ia bilang kepada Sasta dan Jonah untuk melanjutkan dan sekarang ia tinggal dulu.
Di ruangan kantornya… Tea sedang kebingungan… apa yang harus ia lakukan. Jonah dan Sasta tidak boleh bersatu karena mereka adalah saudara… mereka mempunyai ayah yang sama. Saat kebingungan itu, Tea teringat Claudia… mungkin Claudia bisa membantunya. Tea menelpon Claudia dan menceritakan soal Sasta dan Jonah. Tea bilang ke Claudia dia tidak tahu harus bagaimana untuk memisahkan mereka… Tea nggak mau mengatakan bahwa mereka tidak boleh bersatu karena mereka adalah saudara… Tea nggak mau Sasta tahu bahwa ia adalah ibu kandungnya… karena ia takut Sasta akan meninggalkannya. Claudia lalu menyarankan kepada Tea bahwa... hanya ada satu cara… yaitu pisahkan mereka tanpa harus membongkar semua rahasia itu kepada mereka. Tea terdiam mendengar ucapan Claudia.
Tea masih memikirkan ucapan Claudia di telpon. Tea berpikir bahwa ia nggak boleh bertindak sembarangan, karena ia nggak mau Sasta jadi curiga… dan sampai tahu kalau Tea sebenarnya adalah ibu kandungnya. Tea takut nanti Sasta marah dan malah meninggalkan. Tea mengingat saat dimana Sasta mengatakan bahwa ia sangat membenci mamanya. Tea masih belum tahu apa yang harus ia lakukan.
Sakit kepala Airin kumat lagi. Airin duduk di meja makan dan Jonah ada bersama dengannya. Jonah menagih janji Airin untuk berobat dan melakukan terapi. Tapi Airin bilang nanti saja dan ia meyakinkan Jonah bahwa ia cuma sakit sedikit dan sebentar lagi juga bakal hilang. Tiba-tiba kepala Airin sakit lagi, dan Airin memegangi kepalanya sambil mengerang sakit, pandangan Airin agak kabur. Jonah langsung bereaksi ketika melihat Airin kesakitan lagi dan tanya Airin kenapa. Airin masih menahan sakit. Jonah udah nggak tahan melihatnya… ia memaksa Airin dan bilang bahwa Airin nggak punya alasan lagi sekarang dan Jonah mau membawa Airin ke rumah sakit. Tapi Airin menolaknya… ia tetap tidak mau Jonah membawanya ke rumah sakit. Airin bilang ia cuma perlu istirahat sebentar saja. Jonah lalu menawarkan untuk membantu Airin ke kamar, tapi Airin bilang nggak usah. Jonah tidak bisa apa-apa lagi… ia hanya bisa menyaksikan Airin ke kamar sambil menahan rasa sakitnya. Dalam hati Jonah berkata bahwa ia tidak mau menyerah… ia harus bisa membuat Airin ke rumah sakit untuk terapi… ia harus menunjukkan kepada Airin bahwa ia betul-betul membuat Sasta bahagia… dengan begitu… mudah-mudahan Airin mau memenuhi janjinya untuk berobat. Jonah memutuskan untuk lebih konsentrasi mengurus karir Sasta.
Jonah sedang membuat lagu di studio miliknya (studio atau rumah ya… nggak digambarkan dengan jelas sih… tapi kalo lihat furniture nya sih.. itu di rumahnya Jonah… ya udah nggak penting2 banget kok… lanjut…). Jonah memegang gitarnya dan dihadapannya kertas-kertas berserakan untuk menciptakan lagu. Jonah sedang berpikir bahwa karir Sasta sudah benar-benar habis dan para fans-nya dulu sudah meninggalkannya. Untuk mengangkat karir Sasta lagi… Sasta harus punya lagu yang benar2x bagus dan kuat untuk mendobrak pasar musik… ia harus membuatkan lagu khusus untuk Sasta.
Saking seriusnya bikin lagu, Jonah sampai tertidur di lantai studio. Don datang dan membangunkan Jonah. Melihat kertas-kertas berserakan… Don langsung komplain karena kertasnya dipakai Jonah. Don juga mau bikin lagu dan minta Jonah gantian memakai ruangannya. Jonah dibangunin males-malesan… Jonah bilang ke Don agar jangan mengganggunya krn Jonah lagi banyak kerjaan… Jonah lalu meneruskan tidurnya. Don kesel melihatnya…soalnya ia juga mau bikin lagu dan ingin gantian memakai ruangannya… lalu Don bilang… mabuk sih udah nggak tapi tidurnya kayak kebo… untuk ini tempatnya Jonah… kalo ini tempatnya… pasti Jonah udah ia kepret pake air…. Don akhirnya pergi.
Jonah sedang membuka lemari pakaian di kamarnya. Saat sedang mencari-cari di lemari, Jonah nggak sengaja menemukan bingkai lukisan Airin waktu kecil yang ia simpan sejak lama. Jonah mengambil lukisan itu dan melihat lukisan itu lekat-lekat. Jonah mengenang kembali kenangan saat ia pertama kali memegang lukisan itu di panti asuhan dulu. Jonah lalu berujar… “Hanya dengan melihat lukisan ini… kenangan cantik kita dulu… bagai berputar kembali… kenangan di panti asuhan… kamu pasti tidak tahu Airin… setelah merayakan ulang tahunku di panti asuhan dulu… aku pulang dari panti asuhan itu tanpa membawa hatiku… aku sudah meninggalkannya untuk kamu … bertahun-tahun yang lalu… tapi sayangnya sampai sekarang kamu tidak juga meraih hatiku… kamu membiarkannya tergeletak begitu saja.”
Jonah sedang memainkan gitarnya di dekat jendela dan sedang berusaha menciptakan lagu. Diluar sedang hujan. Lukisan Airin diletakkan di hadapannya.Jonah menghentikan permainan gitarnya sejenak. Ia menatap lukisan itu. Jonah sedang berpikir… Airin selalu menjadi inspirasi bagi semua lagu-lagunya… Jonah sangat mencintai Airin… tapi mengapa Airin tidak pernah membalasnya. Jonah lalu meneruskan mencipta lagu
Sasta dan Jonah sedang berdua di ruang tamu di kos-kosan Katrine. Sasta sedang melihat-lihat majalah. Jonah tiduran di sofa yang satunya di dekat Sasta. Sasta berbicara sambil membaca majalah… ia bilang kalo ia sangat suka dengan mode… dan ia mau merubah gayanya nanti kalo udah bakalan show lagi. Sasta mengatakan semua itu kepada Jonah tapi tidak ada tanggapan apa-apa dari Jonah. Sasta lalu melihat Jonah dan ternyata Jonah tertidur. Sasta kesel ama Jonah karena ia udah ngomong dari tadi Jonahnya malah tidur. Sasta lalu bangunin Jonah. Tapi Katerine yang baru aja datang mengantarkan kopi untuk Jonah melarang Sasta untuk membangunkan Jonah dan menyuruh Sasta untuk membiarkan Jonah tidur. Ternyata Jonah mendengarkan semua omongan Sasta dan Katerine. Jonah bilang bahwa ia nggak tidur dan lagian ia kan sedang bikin lagu buat Sasta. Lalu Katerine ngeledekin Sasta… makanya Sas… kalo pencipta lagu lagi ngantuk … dibikinin kopi dong. Katerine lalu meminta Jonah meminum kopinya. Sasta minta maaf karena tadi dia marah-marah sama Jonah. Sasta bilang dia kesel karena dia udah kangen-kangen, tapi Jonahnya malah tidur. Jonah lalu menawarkan Sasta mau kemana sekarang dan ia bersedia untuk mengantar Sasta kemana aja. Sasta kaget dan mengira Jonah sedang ngelindur. Sasta menepuk-nepuk pipi Jonah. Jonah menunjukkan pada Sasta kalau ia serius. Sasta lalu memeluk Jonah dan teriak kegirangan. Sasta langsung mengajak Jonah menemaninya pergi ke suatu tempat. Sasta pamit dengan Katrine. Airin menyaksikan kegembiraan Sasta karena Jonah mau menemani jalan-jalan dari balik tembok. Airin tersenyum bahagia melihat Sasta bahagia.
Setelah melihat kebahagiaan Sasta yang diberikan Jonah, Airin berterima kasih kepada Jonah yang telah menepati janjinya… membuat Sasta bahagia. Airin saat itu teringat janjinya kepada Jonah bahwa jika Jonah telah membuat Sasta bahagia, Airin harus bersedia untuk diobati. Airin sedang dalam kebingungan… apakah sudah saatnya ia juga menepati janjinya kepada Jonah… BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 52
Bukan main gembiranya Sasta saat Jonah menawarkan dirinya untuk menemani Sasta kemana aja. Sasta yang sempat mengira bahwa Jonah sedang mengingau menepuk-nepuk pipinya Jonah. Tapi Jonah memang tidak sedang mengigau, dengan senyuman Jonah meyakinkan Sasta. Sasta senang sekali dan memeluk Jonah. Sasta lalu mengajak Jonah untuk menemaninya ke suatu tempat. Airin memperhatikan kejadian itu dari balik dinding ruang makan. Airin tersenyum bahagia melihat Sasta yang bahagia. Sasta pamit untuk pergi kepada Katerine.
Airin bersender di balik tembok itu… dalam hati Airin berterima kasih kepada Jonah karena Jonah telah bersungguh-sungguh menepati janji untuk membahagiakan dan memperhatikan Sasta, bahkan Jonah sampai begadang membuatkan lagu untuk adiknya yang manja itu. Airin lalu berjalan ke meja makan dan duduk di kursinya. Airin kemudian mengingat janjinya kepada Jonah bahwa ia akan melakukan terapi jika Jonah bisa membahagiakan Sasta. Airin masih bingung apakah sekarang adalah saatnya ia harus memenuhi janjinya kepada Jonah… untuk mulai ikut terapi… hal yang selalu Jonah paksakan padanya.
Jonah mengajak Sasta ke studio photo. Sasta bingung mengapa Jonah mengajaknya ke studio photo. Sasta baru mau ke studio photo setelah Jonah menjelaskan bahwa di studio itu tersedia berbagai macam costum… dan sebaiknya Sasta coba dulu dan yang terbaik bisa dipakai untuk konser. Sasta langsung semangat dan bilang bahwa Jonah jenius juga. Di dalam studio photo, bak seorang photo model semua photo session dilakukan Sasta dengan bagus dan penuh keceriaan. Ia berganti-ganti costum… dari yang bergaya feminine sampai yang bergaya cowboy. Jonah awalnya hanya melihat dan memberikan instruksi dari balik layar. Tapi Sasta menariknya untuk ikut photo berdua di beberapa session.
Pulang ke rumah, Sasta memperlihatkan semua hasil photonya tadi kepada Airin dan Katerine. Sasta kelihatan gembira memamerkan photo-photo itu. Airin dan Katrine ikut senang melihat photo-photonya Sasta tsb. Sasta bilang bahwa itu semua adalah idenya Jonah. Sasta juga bilang bahwa akhir-akhir ini sikap Jonah terhadapnya sangat berbeda… jadi baik… jadi perhatian … jadi peduli padanya… dan lebih parah lagi… Jonah sekarang lagi menciptakan lagu untuknya. Airin mendengarkan semua ucapan Sasta… dalam hatinya ia mengucapkan terima kasih lagi kepada Jonah.
Dian sedang membereskan meja Levi di ruangan Levi. Lalu ia juga menyemprotkan pengharum ruangan. Saat Dian mau keluar, Levi masuk, hampir saja mereka bertabrakan. Dian mengucapkan selamat pagi kepada Levi. Levi membalas dengan ucapan selamat pagi juga. Levi duduk dan mulai membaca Koran yang dibawanya. Dian keluar. Tak lama kemudian Dian masuk lagi ke dalam ruangan dengan membawa sepiring kue. Dian bilang ke Levi bahwa tadi ada yang jual kue dan ia membeli beberapa. Dian meletakkan sepiring kue itu di meja Levi. Levi melihat ke Dian dan mengucapkan terima kasih. Setelah itu Levi kembali meneruskan membaca korannya. Dian masih berdiri di dekat meja Levi seolah menantikan tanggapan yang lebih dari sekedar ucapan terima kasih. Beberapa saat ia menunggu, tapi Levi serius membaca Koran. Dian akhirnya keluar dari ruangan Levi.
Dion masuk ke ruangan Levi dan melihat kue yang dibawa oleh Dian tadi ada di atas meja Levi. Dion lalu menyinggung soal kue itu di depan Levi. Levi langsung mengerti. Levi bilang ke Dion kalo Dion boleh mengambil kuenya krn tadi ia sudah makan di rumah. Dion mengambil satu kue. Levi bilang lagi… kalo memang Dion masih lapar, Dion boleh menghabiskan kuenya. Dari luar ruangan… di balik pintu… Dian menyaksikan kue yang khusus dibelinya untuk Levi dimakan oleh Dion dan bukannya Levi. Dian terlihat kecewa dan berlalu dari depan pintu.
Dion dan Dian sedang membeli beberapa keperluan kantor di salah sebuah pertokoan/ dept store. Dion menanyakan Dian apakah semua keperluan kantor sudah mereka beli semua dan Dion juga mengingatkan kartu nama nya pak Levi jangan sampai lupa. Dian bilang bahwa semuanya sudah dibeli. Dian menyebut Dion dengan sebutan pak. Tapi Dion nggak mau di panggil dan minta dipanggil nama saja atau mas. Dion juga menambahkan… kalo di kantor yang dipanggil pak itu cuma Levi aja, kalo yang lainnya sih dipanggil dengan namanya atau Mas aja. Dion lalu mengajak Dian untuk makan dulu sebelum mereka kembali ke kantor, krn dari pagi ia belum sarapan. Dian nggak langsung beranjak dari tempat mereka berdiri. Matanya tertuju pada counter parfume. Dion tanya apakah Dian mau beli parfume krn kebetulan ia juga mau beli minyak wangi untuk mamanya. Dion dan Dian lalu berjalan ke counter minyak wangi. Dion minta bantuan Dian untuk memilihkan minyak wangi untuk mamanya. Tapi ujung-ujungnya Dion malah memberitahu bahwa selera pak Levi dengan mamanya itu sama untuk parfume. Pak Levi itu sukanya aroma Jasmine. Dian bingung kenapa bisa sama kayak gitu. Dion menjelaskan kalo dulu pak Levi pernah menyarankan Dion waktu ia juga mau membelikan parfume untuk mamanya… kalo untuk wanita yang lembut itu cocoknya dengan aroma jasmine. Dan waktu Dion memberikan kepada mamanya, mamanya suka banget.
Sasta dan Jonah sedang latihan. Jonah duduk di depan Keyboard. Sasta berada dekat sekali dengan Jonah. Jonah sedang memainkan sebuah melodi dengan keyboardnya. Sasta memuji lagu Jonah yang katanya keren banget dan mengucapkan terima kasih kepada Jonah karena telah membuatkan lagu untuknya bahkan sampe begadang segala. Jonah bilang jangan mengucapkan terima kasih dulu, tapi kalo lagunya bagus dan udah selesai Sasta harus serius latihan supaya lagunya bisa tambah bagus dinyanyikan Sasta. Sasta bilang pasti ia akan berlatih dengan baik dan akan berusaha untuk menyanyikan lagu itu dengan baik dan membuat lagu itu menjadi bagus. Jonah menyuruh Sasta latihan lagi. Lalu Jonah memainkan melodi lagu itu lagi di keyboardnya. Di dalam hatinya ia minta maaf kepada Sasta karena ia tidak bisa bilang ke Sasta bahwa sebenarnya lagu ini tercipta karena kenangannya waktu kecil dengan Airin, kenangan cinta pertamanya, saat di panti asuhan dulu.
Jonah dan Sasta sedang istirahat. Mereka duduk di depan sebuah kolam hias di suatu tempat. Sasta mengungkapkan perasaannya kepada Jonah bahwa beberapa hari ini ia sangat senang sekali krn Jonah sangat perhatian padanya. Sasta nggak tahu apa sebabnya, tapi menurut feelingnya, Jonah sudah mulai jatuh cinta padanya. (Wah feeling Sasta kurang mantep nich… atau feelingnya Sasta yang ketutup karena api cintanya yang menyala-nyala thd Jonah… atau sandiwaranya Jonah yang terlalu bagus ??? ) Kalimat Sasta yang terakhir lebih bersifat pertanyaan. Wajah Jonah berubah ketika Sasta mengucapkan itu dan ia pun tidak langsung menanggapi pertanyaan Sasta. Sasta melanjutkan lagi bahwa ia akan selalu punya cinta yang menyala untuk Jonah agar hati Jonah yang dingin bisa hangat karena cintanya. Dalam hatinya Jonah meminta maaf lagi kepada Sasta bahwa sebenarnya ia melakukan semua ini bukan karena ia telah menerima cinta Sasta, tetapi ia melakukan semua ini demi Airin, hatinya tidak mungkin bisa hangat meskipun api cinta Sasta begitu besar, krn ia sendiri tidak tahu dimana sekarang hatinya tergeletak. Lama Jonah terdiam memikirkan hal itu. Sasta melihat Jonah bengong dan bertanya kenapa Jonah malah bengong. Jonah tersadar dari lamunannya. Dengan tersenyum manis kepada Sasta, Jonah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ada dalam hatinya… bahwa… “waktu yang membuatku belajar untuk sayang sama kamu… dan ternyata untuk menyayangi orang seperti kamu bukanlah hal yang sulit… dan kamu pantas… kamu memang pantas untuk disayangi.” Hati Sasta berbunga-bunga mendengarkan semua ucapan Jonah (kalau ini film kartun… pasti dari hati Sasta udah keluar gambar bunga-bunga dan lambang hati yang banyak). Sasta senang sekali karena Jonah akhirnya bisa mencintainya krn Jonah adalah mimpinya satu-satunya. Sasta merebahkan kepalanya di atas pundak Jonah dengan perasaan nyaman.
Sementara itu… Aldo dirumahnya sedang menatap photo Tara. Ternyata Aldo belum juga terima kematian Tara yang begitu tiba-tiba dan menyedihkan. Aldo menyesal Tara sampai mengetahui bahwa Erik terbunuh olehnya. Seandainya Tara tidak tahu hal itu, Tara tidak akan pernah lari dari rumah… dan sekarang Tara pasti masih hidup. Aldo teringat Damar. Aldo meyalahkan Damar… semua ini gara-gara Damar… bahwa Damar yang telah menyebabkan Tara pergi meninggalkannya.
Di kamarnya Dian sedang memegang parfum. Dian sedang berpikir bahwa ia nggak punya uang untuk membeli parfum. Untungnya ia masih punya parfume pemberian ayahnya dulu. Dan ia sedang berpikir bahwa ternyata pak Levi menyukai wangi jasmine. (Aduuh… kuping gw ini belum bisa beradaptasi juga nih ama suaranya Dian… kalo Dian lagi ngomong… gw mesti nyimak baik-baik… dia itu lagi ngomong apa sich? Apalagi kalo si Dian lagi ngomong sendiri dan nggak ada lawan bicaranya… susah banget gue ngertinya. So, sorry guys … di bagian ini gw nggak begitu jelas nangkepnya. Apa Dian kita suruh latihan vokal dulu kayak Sasta yach… aaa... iii... uuu… eee… ooo… Sorry banget buat yang suka ama Dian… bukan maksud gw untuk menjelekkan ya guys… gw cuma complain dikiiiiit aja)
Kamar Airin diketok dari luar. Airin terbangun. Sasta masuk ke kamar Airin dan minta maaf telah mengganggu tidur Airin. Sasta langsung naik ke tempat tidur. Wajah Sasta berseri-seri bahagia. Sasta kelihatan sangat tidak sabar untuk bercerita. Airin sampai penasaran juga dan tanya Sasta mau cerita apa kerna kelihatannya seru banget. Sasta lalu bercerita kepada Airin bahwa hari ini Jonah bilang kalo Jonah sayang padanya. Sasta juga bilang ke Airin kalo ia seneng banget mendengarnya dan serasa terbang. Airin tidak sempat bicara apapun karena Sasta terus berbicara dengan gembira. Airin hanya mendengarkan Sasta, dan ia ikut senang krn Sasta bahagia. Sasta lalu keluar dari kamar Airin setelah permisi terlebih dahulu. Setelah Sasta keluar… Airin teringat Jonah… bahwa ternyata Jonah sungguh2x untuk menepati janjinya. Airin mengambil HP yang ada didekatnya. Sambil masih menggenggam HP nya Airin berkata bahwa kali ini ia tidak akan mengecewakan Jonah.
Jonah masih belum tidur di kamarnya. Ia sedang berbaring di tempat tidur. HP nya berbunyi. Ternyata SMS dari Airin. Isinya : ‘Aku sudah siap untuk ikut terapi, Jo’. Jonah senang sekali membacanya. Setelah itu Jonah berkata ‘kamu pasti sembuh, Airin’.
Tea kembali memergoki Sasta dan Jonah berdua dan terlihat sangat akrab di mata Tea. Tea yang tadinya mau menelpon jadi nggak jadi nelpon karena kaget melihat keakraban Sasta dan Jonah. Tea langsung berpikir bahwa ini tidak boleh terjadi… Sasta dan Jonah tidak boleh berpacaran karena mereka berdua adalah adik kakak. Tea lalu teringat dengan pengakuan Sasta yang mengatakan bahwa Sasta sangat menyayangi Jonah… bahwa sebenarnya dulu Sasta bertepuk sebelah tangan… tapi sekarang beda… Jonah udah sayang padanya dan demikian juga Sasta sayang ama Jonah. Tea sebenarnya bingung mengapa tiba-tiba sekarang jadi seperti ini, padahal dulu mereka tidak akrab seperti ini. Tea memutuskan bahwa ia harus segera melakukan sesuatu untuk memisahkan mereka. Tea kemudian meneruskan maksudnya untuk menelpon, yang tadi sempat nggak jadi karena kaget melihat keakraban Sasta dan Jonah. Tea menelpon Bina Suara Permata. Ternyata Tea sedang mencari guru privat vokal. Tea nggak keberatan dengan biaya dua kali lipat yang diajukan oleh Bina Suara Permata.
Di kantor New Extra Record… semua staff sedang mempersiapkan grand opening atau peresmian kantor baru New Extra Record. Semua terlihat tampak sibuk. Dion melihat Danny cuma diam aja dari tadi sambil makan makanan kecil yang telah disiapkan di meja. Dion lalu protes ke Danny dan minta Danny untuk mengerjakan sesuatu daripada diam-diam disitu sambil ngabisin makanan. Yang lainnya juga ikut protes, termasuk satpam. Satpam protes ke Danny bahwa makanannya udah tinggal setengah dan minta Danny untuk menggantinya. Seorang karyawan juga ngomong ke Danny, bahwa Danny harus segera mengganti makanan itu sebelum pak Levi datang… krn sebentar lagi pasti pak Levi datang. Mendengar nama Levi disebut, Dian yang dari tadi udah celingak celinguk mencari sosok orang yang ia tunggu-tunggu bertanya-tanya kenapa Levi dari tadi belum kelihatan.
Dirumahnya… Levi sedang bersiap-siap untuk menghadiri peresmian kantornya yang baru. Levi kaget saat melihat Aldo belum juga bersiap-siap. Aldo minta maaf kpd Levi karena ia tidak bisa datang. Levi bilang papanya harus datang dan melihat kantor mereka yang baru, dan bertemu dengan mitra-mitra kerja mereka yang baru. Tapi Aldo bilang bahwa itu adalah kantor Levi dan semuanya adalah mitra kerja dan sahabat-sahabat Levi bukan Aldo. Aldo bilang ke Levi bahwa ia tidak mau terlibat dengan urusan Levi karena tangannya sudah terlalu kotor, dan ia takut membawa sial untuk Levi. Aldo akan merestui Levi dari rumah saja. Lalu Renata muncul dan juga bilang bahwa ia memutuskan untuk tidak ikut. Ia akan merayakan dari rumah aja berdua dengan papanya. Levi pun hanya bisa menyetujui dan bilang iya kepada papanya dan Renata.
Dian gelisah di mejanya. Dion melihat Dian gelisah. Dion mengira Dian gelisah karena acara malam ini yang kebetulan Dian bertugas sebagai penerima tamu. Dion lalu bilang ke Dian bahwa sebaiknya Dian santai saja krn sekarang kan masih jam 6, paling tamu-tamunya baru datang jam 7. Dalam hati Dian bilang bahwa untung saja nggak ketahuan Dion, padahal saat ini sebenarnya sedang menunggu Levi. Tidak lama kemudian Dion memberitahu Dian bahwa pak Levi sudah datang, dan Dion minta Dian untuk memberitahukan tamu-tamu. Dian ke toilet merapikan rambut dan pakaiannya. Di tangannya ada parfume. Dian masih bingung mau pake parfum atau nggak. Ia bingung karena kalo ia pake nanti terlalu mencolok dan ia takut disangka cari perhatian. Dian masih mikir-mikir pake atau nggak. Akhirnya Dian memutuskan untuk menyemprotkan parfume sedikit.
Acara peresmian dimulai. Levi menggunting pita yang terpasang di luar pintu. Kemudian Levi dan para undangan masuk ke dalam. Di luar tampak para wartawan juga hadir untuk meliput peresmian itu. Di dalam Levi terlihat berbincang-bincang dengan para tamu undangan dan para rekanan kerjanya. Dari jauh Dian terus memperhatikan Levi. Pandangannya tidak pernah lepas dari Levi. Dian bermaksud ingin menguji Levi untuk mengetahui reaksi Levi dengan wangi parfume yang ia pakai dan berharap mudah-mudahan Levi menyukai aroma parfumenya. Dian mengantarkan air minum kepada Levi. Dian menunggu sejenak untuk mengetahui reaksi Levi. Tapi Levi tidak memberikan reaksi apa-apa. Dian lalu beranjak dari tempat Levi berdiri dan berdiri dipinggir agak jauh dari Levi tetapi tetap terus mengawasi Levi. Levi permisi sebentar kepada tamu yang sedang ia ajak bicara. Levi berjalan keluar.
Levi menyendiri di luar. Terlihat Levi sedang menangis. Ia sedang mengingat Airin krn tadi di dalam ia mencium aroma jasmine. Dan itu membuat Levi jadi teringat dan rindu pada Airin. Levi teringat saat-saat indah mereka di pantai… saat Airin mengatakan bahwa ia sedang meminta angin untuk membawa sedihnya. Levi berbicara dalam hatinya… apa kabarnya sekarang Airin… apakah Airin masih sering berbicara dengan angin… apakah Jonah telah membawa sedihnya … dibandingkan dirinya… Jonah memang lebih lembut… lebih sabar dan lebih mengerti tentang Airin… dan itu sebabnya Airin lebih memilih Jonah. Levi menyesal mengapa sekarang ia malah membenci Jonah padahal ia sendiri yang telah memutuskan Airin. Jonah bersedia melakukan apa saja untuk Airin, tapi dia malah melepaskan Airin. Levi merasa bahwa dirinya adalah laki-laki paling bodoh di dunia ini. Dian diam-diam memperhatikan Levi tidak jauh dari tempat itu.
Di hari lain… Sasta sedang tidur di sofa. HP nya berdering. Ternyata Tea. Tea mengajak Sasta untuk jalan-jalan ke mall. Sasta janji akan datang setengah jam lagi.
Aldo menghubungi seorang tukang parkir, namanya Samsul. Ternyata Samsul dulu pernah bekerja pada Aldo sebagai satpam. Aldo menghubungi Samsul untuk mencari tahu keberadaan Damar. Menurut Samsul, Damar sekarang sudah jadi kepala preman di sekitar tanah abang. Setelah menutup telponnya Aldo berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti ia akan membuat perhitungan dengan Damar krn Damar telah menghancurkan perusahaannya, keluarganya dan harga dirinya.
Sasta dan Tea jalan-jalan lg di mall. Mereka belanja-belanja. Dan Tea memberikan barang-barang lagi untuk Sasta. Setelah selesai belanja, Tea dan Sasta duduk di sebuah café untuk minum. Sasta bilang ke Tea kalo ia nggak enak dibelanjain terus sama Tea, padahal Sasta nggak memberikan keuntungan apa-apa buat Tea. Tapi Tea bilang agar Sasta tidak ngomong seperti itu krn Tea sudah menganggap Tea sebagai anaknya sendiri dan sebentara lagi Sasta juga akan memberikan keuntungan buat Nada Record kalau Album Sasta udah selesai. Saat mereka sedang berbincang-bincang, seseorang datang menghampiri meja mereka. Ternyata Tea mengundang orang dari Bina Suara Permata, namanya Primo untuk bertemu disitu. Tea memperkenalkan pak Primo kepada Sasta sebagai guru vokal Sasta yang baru. Primo memperkenalkan dirinya kepada Sasta. Sasta agak ogah-ogahan dikenalkan oleh pak Primo, krn ia merasa Jonah aja sudah cukup untuk mengajarinya. Tapi Tea bilang bahwa Sasta perlu belajar vokal secara formal, sedangkan Jonah juga tidak pernah belajar vokal secara formal. Makanya Tea memberikan Sasta guru vokal untuk mengajari Sasta secara formal. Sasta pun tidak bisa membantah atau menolak. Sasta terpaksa menerima saran dari Tea.
Sasta memulai latihannya dengan pak Primo. Primo mengajari Sasta untuk belajar suara vibra… aaa…iii…ooo…. Primo meminta Sasta untuk mencontohkannya. Sasta yang emang dari awal udah nggak suka diajari vokal oleh orang lain selain Jonah, malah main-main selama latihan. Ia malah menirukan suara pak Primo seperti suara kambing yang sedang mengembik. Primo lalu menyuruh Sasta serius dan mengulanginya… Sasta bilang kalo ia bisanya seperti … Sasta lalu mengeluarkan suara yang menyerupai suara Tarzan… Aauuwooo… Pak Primo sampai kesal dibuatnya.
Jonah sedang memperdengarkan lagu ciptaannya yang diperuntukkan untuk Sasta kepada Sasta. Jonah memainkan keyboardnya. Sasta ketawa. Jonah bingung knp Sasta ketawa. Lalu Jonah bilang kalo ia masih bingung ama reffnya dan bertanya-tanya sendiri kenapa.
Di waktu yang lain… Jonah terlihat sedang sibuk di ruangan studio. Ia sedang me-mixing semua lagu ciptaannya dan menyimpannya di dalam CD. Karena asik bekerja, Jonah baru sadar bahwa ternyata sudah jam 10 malam. Jonah lega akhirnya semua lagu untuk Sasta sudah selesai. Jonah berpikir bahwa sepertinya ia juga harus berterima kasih kepada Airin… krn berkat Airin jugalah ia bisa menciptakan semua lagu-lagu itu… krn Airin adalah sumber inspirasi baginya… seandainya Airin tahu bahwa semua lagu-lagu itu untuknya… apakah Airin akan mencintainya…
Keesokan harinya… Tea masih membayangkan keakraban Jonah dan Sasta. Tea masih memikirkan cara bagaimana ia harus memisahkan mereka. Bagaimanapun caranya mereka tidak boleh bersatu karena mereka adalah kakak adik. Jonah tiba-tiba masuk ke ruangan Tea dan membawa CD yang baru saja diselesaikannya semalam. Jonah menyerahkan CD itu kepada Tea dan bilang bahwa lagu-lagu yang ia ciptakan untuk Sasta sudah selesai dan ada satu lagu bagus untuk Sasta. Tapi diluar dugaan Tea mengatakan kepada Jonah bahwa lagu-lagu yang Jonah ciptakan akan ia pakai untuk penyanyi pendatang baru di Nada Record. Jonah kaget. Lalu Tea meneruskan lagi sebaiknya Jonah tidak usah membuatkan lagu2 lagi buat Sasta karena menurut Tea lagu-lagu yang Jonah buat terlalu mellow dan tidak cocok untuk karakter vokal Sasta. Jonah kaget dan bingung. Jonah tanya ke Tea mengapa ia tidak bisa menciptakan lagu-lagu untuk Sasta. Tea tidak memberikan jawaban yang sesuai. Tea malah mengangkat soal Nada Record yang akhir-akhir ini berkembang dengan pesat… dan mulai bulan depan Jonah akan sangat sibuk karena sudah ada perusahaan asing dari Singapore dan Malaysia yang mau bergabung dengan mereka. Dan Tea ingin agar Jonah menjalankan seluruh kegiatan Nada Record. Tea lalu bilang bahwa ia memilih Jonah karena Jonah adalah anak alm Erik sahabatnya. Dan mengenai pencipta lagu untuk Sasta, Tea akan mencarikan pencipta lagu nomor 1 untuk Sasta. Jonah masih berusaha meyakinkan Tea bahwa Sasta sendiri lah yang mau menyanyikan lagu-lagu ciptaannya, kalo Sasta tahu ternyata lagu-lagu yang ia nyanyikan bukan ciptaannya, pasti Sasta akan kecewa. Jonah juga bilang ke Tea kalo Sasta marah semuanya jadi tambah ruwet. Tapi Tea tetap pada keputusannya bahwa Jonah tidak perlu khawatir dengan urusan Sasta, nanti Tea yang akan mengurusnya. Yang penting sekarang tugas Jonah adalah bagaimana Jonah memimpin Nada Record. “Oke?” Jonah tdk dapat berkata apa-apa lagi… BERSAMBUNG.
Sinopsis Cincin Episode 53
Tea tidak memperbolehkan Jonah untuk mengurus dan menciptakan lagu buat Sasta lagi, dengan alasan bahwa mulai bulan depan Jonah akan sangat sibuk untuk mengurusi kegiatan Nada Record yang saat ini sedang berkembang dengan pesat dan akan segera menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Singapore dan Malaysia. Tea meminta jonah untuk lebih berkonsentrasi memimpin Nada Record. Dan mengenai karir Sasta, Tea lah yang akan mengurusnya. Jonah tidak dapat menentang Tea, meskipun Jonah sudah mencoba untuk meyakinkan Tea. Tetapi Tea tetap pada keputusannya. Jonah sangat khawatir dan sedih dengan keputusan Tea itu. Kekhawatiran dan kesedihannya sangat terlihat jelas dari wajahnya, tapi Jonah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Jonah terpaksa menerima keputusan Tea.
Sasta kembali memulai sesi latihan vocal nya dengan Pak Primo, guru vocal dari Bina Suara Permata. Sasta tidak serius latihan. Sasta malah asik mendengarkan lagu. Kedua telinganya tertutup dengan earphone, sehingga saat Pak Primo memanggilnya, Sasta tidak mendengar. Pak Primo lalu menegur Sasta dan meminta Sasta untuk serius latihan. Pak Primo menyuruh Sasta untuk berdiri dan mengambil sikap sempurna. Pak Primo mencontohkannya kepada Sasta. Sementara Pak Primo menerangkan tentang sikap sempurna yang tujuannya agar udara di paru2 dapat keluar dengan sempurna, krn dengan begitu suara yang keluar juga akan sempurna, Sasta malah berdiri males2-an dan sambil ketawa2 sendiri melihat gaya Pak Primo yang sedang memberikan contoh padanya. Melihat Sasta ketawa2x, Pak Prima minta Sasta untuk tidak main-main saat latihan. Sasta harus serius latihan kalau mau jadi penyanyi terkenal. Tapi Sasta tetap ketawa seperti sedang meledek. Pak Primo bertanya apa yang Sasta tertawakan. Sasta bilang bahwa gaya Pak Primo aje gila. Pak Primo lalu bertanya lagi apakah gayanya seperti Adie MS… atau Bach…atau Mozart? (sambil bergaya seperti butler… miring ke kiri dan ke kanan). Sasta bilang bukan, tapi… gayanya Pak Primo itu kayak bebek. Pak Primo tersinggung dengan ucapan Sasta. Lalu ia bilang kepada Sasta bahwa Sasta terlalu kurang ajar dan ia akan mengundurkan diri hari ini juga. Dan Sasta akan menyesal telah memperlakukannya seperti ini, karena ia adalah guru vocal terbaik se-Asia. Melihat Pak Primo tersinggung dan marah, Sasta bukannya takut atau simpati, tapi Sasta malah tambah meledek Pak Primo dengan mengatakan bahwa Pak Primo bukannya terbaik se-Asia tapi terbaik se - Kutub Utara untuk ngajarin bebek-bebek nyanyi. Lalu Sasta cekikikan sendiri melihat Pak Primo keluar dari ruangan. (Kok se-Kutub Utara sich, Sas? Emang di Kutub Utara ada bebek yak, bukannya Penguin yang ada di kutub utara? Salah siapa hayoo? Sasta atau scenario-nya?)
Pak Primo menghadap Tea di kantornya. Pak Primo langsung marah2x kepada Tea karena sikap Sasta yang tidak professional yang telah menghinanya dengan kata-kata yang kampungan. Pak Primo tidak peduli meskipun ia sudah mnandatangani kontrak selama satu tahun, dan ia juga tidak peduli jika Tea akan menuntutnya. Pokoknya hari ini juga ia mau mengundurkan diri. Tea lalu berusaha menyabarkan Pak Primo yang lagi kesal. Tapi usaha Tea sia-sia karena Pak Primo tetap mau mengundurkan diri dan tidak mau lagi melihat anak bengal itu. Pak Primo sangat tersinggung dan marah karena Sasta telah kurang ajar dan tidak tahu aturan. Sasta menghinanya dengan mengatakan bahwa Pak Primo seperti bebek. Pak Primo lalu meninggalkan ruangan Tea dengan perasaan kesal. Setelah Pak Primo pergi, Tea ketawa sendiri membayangkan Pak Primo dibilang seperti bebek oleh Sasta.
Sasta mendapatkan guru vocal baru. Seorang perempuan. Di sesi latihan, guru vocal itu sedang mengajari Sasta Solmisasi. Guru vocal itu mencotohkan kepada Sasta… do..re.. mi.. fa.. so… la.. si.. do lalu do… si… la.. so.. fa.. mi.. re.. do. Guru vocal itu menyuruh Sasta untuk melakukan sesuai yang dicontohkan. Sasta mengikuti perintah guru vokalnya dengan males-malesan dan memulai lagi keisengannya. Sasta mengucapkan solmisasi dengan nada yang nggak beraturan dan membalik-balikan urutan solmisasi semaunya… do .. re.. mi.. fa.. so.. la… si… do lalu do… si… la.. fa.. so… mi.. re.. do. Guru vokalnya kesal melihat Sasta yang nggak serue. Sasta malah cengar-cengir minta maaf dan bilang kalo ia lupa. Guru vocal itu menasehati Sasta agar serius latihan karena ia dibayar mahal disini untuk mengajari Sasta. Sasta seolah nggak menghiraukan perkataan guru vokalnya, lalu ia meminta guru vokalnya untuk mengajar menari. Guru vocalnya yang sudah mencoba bersabar dari tadi langsung marah dan bilang kepada Sasta dengan nada marah kalau dia dibayar disini untuk mengajar menyanyi bukannya mengajar menari. Melihat guru vokalnya marah, Sasta malah bilang kalo dia ngantuk latihan dan mau tidur. Dengan santainya Sasta duduk dikursi, membiarkan guru vokalnya terheran-heran, lalu Sasta pun tidur semaunya.
Guru vocal tadi menghadap ke Tea, minta maaf dengan nangis-nangis. Ia bilang kalau ia sudah tidak sanggup lagi mengajar Sasta seperti itu. Disuruh belajar vocal dia malah menari. Disuruh nyanyi dia malah tidur.
Tea sedang mewawancara guru vocal yang baru di kantornya. Namanya Brian. Tea sedang menjelaskan sifat Sasta yang susah diatur kepada Brian. Tea juga meminta agar Pak Brian dapat bertahan paling tidak satu minggu. Dengan bersemangat Brian menyanggupi permintaan Tea dan berjanji bahwa ia akan mendidik Sasta dengan baik dan benar. Saat itu sekretarisnya Tea masuk dan bilang bahwa tamu dari Malaysia sudah datang. Tea lalu menyurh Pak Brian langsung menuju studio untuk mengajar Sasta. Sasta tadi sempat melihat calon guru vokalnya itu dari pintu. Sasta juga kaget melihat calon guru vokalnya itu. Menurut Sasta, calon guru vokalnya itu cowboy bamget gayanya. Sasta bahkan menambahkannya menjadi cowboy banter. Postur tubuh Brian yang pendek seperti anak kecil dan cara berpakaiannya yang ala cowboy itu disebut Sasta dengan cowboy bantet.
Brian langsung ke studio. Disana sudah ada Sasta yang lagi pura-pura nulis di white board. Brian mengucapkan salam selamat siang kepada Sasta. Sasta berpura-pura nggak melihat Brian yang sudah ada di dalam ruangan. Sasta malah ber-acting dengan berpura-pura mendengar suara tapi tidak melihat orangnya … kaya ada orang… hi serem deh. Brian yang kecil dan pendek lalu manggil-manggil Sasta dan bilang kalau ia ada disini (duduk di bangku). Sasta lalu melihat ke arah Brian dan bilang bahwa ada anak kecil nyasar disini. Sasta bahkan mengatakannya sambil megangin kepalanya Brian. Tentu saja Brian protes dan bilang ke Sasta bahwa dia bukan anak kecil, tapi dia adalah guru vokal. Sasta pura-pura salah mengerti dan bilang ke Brian .. oh kamu bercita-cita maujadi guru vocal. Lalu Sasta mengeluarkan permen dari tasnya dan memberikan kepada Brian dan bilang bahwa … ini ia kasih permen dulu, nanti setelah itu Sasta akan mengantar Brian ke orang tuanya.
Bukan main kesalnya Brian mendapat perlakuan dari Sasta tadi. Ia langsung menghadap Tea dan bilang bahwa ia nggak sanggup mengajar Ssata karena Sasta benar-benar susah diatur.
Setelah sendirian di kantornya… Tea jadi kesal sendiri karena sudah beberapa guru vocal yang ia panggil untuk menghadapi Sasta tapi nggak ada satupun yang berhasil.
Siang itu… Levi sedang berjalan di trotoar. Di belakangnya Dian berlari-lari memanggil Levi untuk mengucapkan selamat karena New Extra Record sudah berhasil bekerja-sama dengan Krisna Record (Krisna or Trisna… gw ga terlalu jelas dengernya). Levi menerima ucapan terima kasih Dian dan sekaligu mengucapkan terima kasih kepada Dian karena tadi Dian juga sudah ikut membantu meyakinkan mereka. Dan sebagai ungkapan terima kasih Levi kepada Dian, Levi mau mentraktir Dian makan siang. Levi lalu mengajak Dian pergi makan siang bersama. Dian mengikuti Levi dengan perasaan senang.
Sampai di depan pintu Restoran, Dian ragu mau masuk. Ia melihat restoran yang akan mereka masuki bukan restoran yang murah dan Ia jadi nggak tenang. Levi mengerti dengan keraguan Dian. Lalu ia mengatakan bahwa Dian nggak usah khawatir karena Levi yang akan mentraktir. Dian berterima kasih. Saat mau masuk ke restoran, kaki Dian bermasalah karena sepatu hak tinggi-nya. Karena tadi kakinya sempat ketekuk, ankle Dian jadi keseleo, dan tidak bisa berjalan dengan baik. Levi membantu Dian dengan memapahnya masuk ke dalam restoran. Dian meringis kesakitan. Pelayan restoran menghampiri mereka menawarkan bantuan. Levi meminta handuk kecil dan es batu kepada pelayan tsb. Levi lalu menuntun Dian. Mereka duduk di salah satu meja. Levi membantu merawat kaki Dian. Levi mengompres kaki Dian dengan hati-hati. Dian masih meringis kesakitan. Levi lalu bilang ke Dian sepertinya Dian selalu bermasalah kalau memakai sepatu yang ada haknya. Levi lalu menyarankan sebaiknya Dian memakai sepatu yang tidak ada hak-nya. Dian melihat Levi dengan telaten merawat kakinya. Dalam hatinya… Dian berteriak kegirangan… Papa aku dapat rejeki banget hari ini… kalo Pak Levi yang merawat kaki aku… walau keseleo puluhan kali pun… aku mau…
Sasta sedang ada di kantor Tea. Sasta lagi mengeluh kepada Tea karena ia sudah tidak latihan vokal selama seminggu. Tea menjawab dengan kesal kepada Sasta, nada bicara Tea sedikit tinggi… bahwa sampai hari ini Tea belum mendapatkan guru vokal untuk Sasta, karena kelakuan dan tingkah laku Sasta yang sangat keterlaluan telah tersebar pada seluruh guru vokal yang ada, sehingga tidak ada satupun yang mau melatih Sasta. Sasta dengan santainya malah bilang kebetulan dan menyarankan agar Jonah aja yang mengajarinya. Tapi Tea dengan tegas menolak keinginan Sasta karena Jonah sekarang harus 100% berkonsentrasi penuh dengan urusan Nada Record, bukan ngurusin artis-artis. Sasta kelihatan kesel sekali dengan jawaban Tea.
Tea sedang berdiri di dekat jendela ruangan kantornya. Tea melihat ke luar jendela, dan ia melihat Jonah sedang mengejar Sasta di luar. Tea jadi berpikir bahwa jangan-jangan Sasta sudah mengetahui bahwa ia telah melarang Jonah untuk mengurus Sasta.
Jonah dan Sasta sedang jalan-jalan di mall. Sasta lagi komplain ke Jonah mengapa sekarang Tea melarang Jonah untuk melatihnya lagi dengan alasaan bahwa Jonah harus konsentrasi dengan urusan Nada Record. Jonah awalnya diam saja. Sasta lalu ngomong lagi dan ia jadi curiga jangan-jangan Jonah yang memang keberatan melatih dan mengurus Sasta lagi. Jonah minta agar Sasta jangan jadi curiga padanya, karena seperti yang Sasta tahu bahwa selama ini Jonah selalu berusaha keras melatih Sasta dan ia juga sudah menciptakan lagu-lagu untuk Sasta, tapi entah kenapa Tea tidak mengijinkan lagu-lagunya dinyanyikan oleh Sasta, dan sekarang malah Tea keberatan untuk mengurus karir Sasta, Jonah sendiri nggak tahu kenapa, jadi Jonah minta agar Sasta jangan balik menyalahkannya. Sasta lalu ngomong ke Jonah bahwa ia baru mau nyanyi kalau Jonah yang bikinin albumnya dan mengurus karirnya. Setelah berkata begitu Sasta meninggalkan Jonah. Jonah Cuma bisa bengong dan dalam hatinya ia sangat khawatir…
Di ruangannya… Tea menelpon Sofie, sekrestarisnya untuk mengatakan kepada Sasta bahwa ia sudah pulang kalau nanti Sasta mencarinya. Tea juga bilang ke Sofie supaya Sofie bilang ke Sasta bahwa Tea meliburkan Sasta selama 1 minggu. Nanti kalau Nada Record sudah berhasil mendapatkan guru vokal, maka Sasta akan dihubungi.
Sasta dan Jonah sudah kembali ke kantor. Sasta mau menghadap Bu Tea. Jonah masih menemaninya. Sasta tanya ke Sofie sekretaris Tea apakah Bu Tea ada di ruangannya. Sofie bilang ke Sasta bahwa Tea sudah keluar untuk makan siang bisnis. Sofie lalu menyampaikan pesan Tea kepada Sasta bahwa Sasta diliburkan selama satu minggu krn nggak ada latihan vokal. Sasta akan dihubungi lagi oleh Nada Record kalo guru vokalnya sudah ada. Sasta heran kenapa ia harus libur 1 minggu... lama banget.
Tea sedang ada di tempat parkir. Ia sedang berjalan ke mobilnya dan sepertinya akan pergi. Di dalam mobilnya…Tea sebenarnya mau menghindar dari Sasta, karena Tea takut Sasta menanyakannya mengapa Tea sepertinya sengaja memisahkan Sasta dari Jonah. Tea belum siap dengan jawabannya. Ia belum siap untuk mengatakan bahwa ia sebenarnya adalah ibu kandung Sasta. Dan Jonah adalah kakak satu ayah dengan Sasta. Di saat bersamaan Tea juga senang dan bersyukur kepada Tuhan bahwa ia telah berhasil menemukan Airin putrinya yang selama ini dicarinya, yaitu Sasta.
Di rumahnya… kekesalan Sasta kepada Tea masih berlanjut. Sasta curhat kepada Katrine bahwa hari ini ia kesal sekali dengan Tea hari ini karena Tea tidak memperbolehkan Jonah untuk melatih Sasta lagi, padahal Jonah bilang padanya kalo Jonah itu nggak terlalu sibuk. Sasta masih heran dan kesel dengan Tea. Sasta sampe ngomong tante Tea itu abis jatuh kali ya, trus dia yang jadi sasaran. Katerine yang disampingnya bilang kalo Sasta nggak boleh ngomong seperti itu. Katerine juga ngerasa kalo Tea itu aneh juga krn dulu Tea nggak kayak gitu. Sasta langsung buru-buru meng-aminkan pernyataan Katerine… padahal dulu Tea yang nyuruh Jonah melatih Sasta, sekarang malah nggak boleh sama sekali.
Dian sedang ada di kamarnya… mau tidur. Ia bersama dengan Mini boneka kesayangannya. Ia membayangkan kejadian tadi siang. Dian berkata kepada Mini bahwa sepertinya ia sudah jatuh cinta kepada pak Levi. Tapi beberapa detik kemudian, Dian langsung menepis harapannya itu karena ia merasa bahwa ia nggak tahu diri banget. Anak narapidana mana pantas mencintai orang seperti pak Levi.
Di siang hari yang cerah… Jonah dan Airin sedang berada di taman. Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman. Jonah sedang menceritakan kepada Airin bahwa tiba-tiba Tea merubah semuanya… dan Sasta sangat marah padanya ketika Sasta tahu ia tidak boleh lagi mengurus Sasta. Jonah lalu minta maaf kepada Airin karena kemungkinan besar ia tidak dapat lagi menjalankan semua janjinya kepada Airin. Jonah bilang lagi bahwa ia sekarang sangat takut sekali. Wajah Jonah kelihatan sedih. Airin bertanya apakah Jonah takut Sasta marah besar ama Jonah. Jonah tidak menjawab langsung pertanyaan Airin, tapi menjelaskan bahwa dengan berubahnya Tea… maka dengan sendirinya ia tidak akan bisa menjadikan Sasta penyanyi terkenal… dan ia juga tidak akan mungkin mewujudkan impian Airin… dan ia sangat takut sekali kalo Airin tidak mau menjalani terapi. Airin mencoba menghibur Jonah dan bilang bahwa Jonah jangan sedih begitu, karena ini semua bukan kesalahan Jonah. Airin lalu bilang bahwa ia bisa melihat kalo Jonah sudah berjuang dan berbuat sesuatu untuk Sasta… krn ia melihat bahwa akhir-akhir ini Sasta sangat bahagia… dan itu pasti karena Jonah… walaupun Sasta udah nggak bisa menyanyikan lagu-lagu ciptaan Jonah lagi… tapi Jonah masih bisa membahagiakan Sasta dengan cara lainnya. Jonah lalu bilang kepada Airin bahwa… yang ia khawatirkan bukan Sasta, tapi Airin. Jonah bertanya kepada Airin dengan hati-hati… apakah Airin tetap akan melakukan terapi. Airin mengangguk perlahan. Jonah senang sekali mengetahui Airin setuju untuk tetap mejalankan terapi. Jonah lalu memeluk Airin dengan erat. Airin membalas pelukan Jonah. Dalam hati Airin berkata… “Jonah… disaat aku sedang cemas… kenapa kamu yang menanggung kecemasan aku… disaat aku sakit kamu yang lebih merasakan kesakitan aku… dan di saat aku sekarat… kenapa kamu yang merasa lebih mati. Terima kasih Jonah atas ketulusan cinta kamu… Tapi sayang sekali… aku tidak bisa membalas cinta kamu…”
Airin melakukan hari-hari terapinya di rumah sakit. Jonah dengan setia menemani Airin dan selalu berada di samping Airin. Jonah sendiri yang merawat Airin selama terapi. Saat Airin kesakitan, Jonah selalu ada disamping Airin dan menguatkan Airin.
Levi pulang malam-malam. Tampang Levi keliatan kusut dan lelah. Aldo masih belum tidur dan ia berpapasan dengan Levi saat Levi mau masuk kamar. Aldo bertanya kenapa Levi pulang malam-malam, dan juga bertanya apa Levi abis minum. Levi menjawab Aldo dengan ketus bahwa ia nggak minum. Lalu aldo menasehatkan Levi untuk berhati-hati memilih rekan bisnis, krn kadang2x rekan bisnis itu bisa mempengaruhi sikap kita. Levi mendengarkan dengan agak kesal wejangan Aldo dan ia menegaskan kepada Aldo bahwa ia tidak abis minum. Levi minta agar Aldo jangan mencampuri urusannya krn ia tahu pasti apa yang ia lakukan. Levi dengan ketus juga bilang bahwa ia tidak mabuk dan tidak membunuh rekan bisnisnya seperti yang Aldo lakukan terhadap Erik. Setelah mengatakan itu Levi masuk ke kamarnya. Renata memperhatikan sikap Levi kepada papanya dari ruangan lain. Setelah mendengar Levi berkata seperti itu, Aldo sadar bahwa ternyata Levi masih marah dan belum memaafkannya. Meskipun begitu Aldo sangat sayang pada Levi dan tidak mau Levi jadi seperti dirinya.
Renata masuk ke kamar Levi. Levi belum tidur. Levi tanya Renata ada masalah apa. Renata bilang bahwa ia merasa kecewa kepada Levi karena telah bersikap ketus dan jahat kepada papa mereka… dan kenapa Levi sampai detik ini belum juga memaafkan papa mereka. Padahal dulu Renata yang bersikap marah-marah kepada papanya… dan suka banting2 barang… coret2x tembok. Kalo Rena aja bisa memaafkan papa, masa kak Levi nggak bisa. Levi bilang ke Renata bahwa ia masih perlu waktu untuk menyembuhkan luka dihatinya, dan mungkin setelah itu ia baru bisa memahami luka orang lain.
Pagi-pagi Renata menyiapkan sarapan pagi. Levi dan Aldo sudah duduk di meja makan. Renata minta maaf karena makan yang ia buat cuma nasi goreng dan telor ceplok doang, krn cuma ini yang ada. Levi bilang Renata nggak usah khawatir krn masakan Renata enak kok. Renata lalu minta uang dari Levi untuk keperluan belanja sehari-hari supaya mereka bisa makan makanan yang lebih bergizi. Levi lalu memberikan uang kepada Renata. Renata seneng dan ngeledekin Levi kalo Levi pasti sekarang udah punya uang banyak. Aldo hanya duduk diam memperhatikan (Aldo minder kali yaa ama Levi..). Renata lalu minta Levi untuk ngajak papanya potong rambut dan membelikan papanya beberapa potong celana. Menurut Rena celana papanya sekarang udah kegedean, krn berat badan papanya udah turun 5 kilo. Levi setuju.
Levi mengantar Aldo ke salon untuk potong rambut. Levi bilang ke orang salon bahwa yang potong rambut hanya papanya, sedangkan dia hanya menemani. Aldo dan Levi duduk berdampingan sambil menunggu giliran. Aldo bilang kepada Levi bahwa ini pertama kalinya mereka duduk berdekatan… dan bukan cuma soal duduk… tapi hati mereka tidak pernah dekat. Levi mendengarkan. Saat ini Aldo baru punya kesempatan. Dulu ia kasar dan sangat merendahkan Levi. Ia juga sangat ambisius dan membuang banyak waktu… sampai2 ia mengorbankan istri dan anak2x dan dirinya sendiri… penyesalan itu memang selalu datang terlambat… tapi saat semua meninggalkannya, ia baru sadar bahwa kalian semua sangat berarti baginya.
Aldo sudah selesai potong rambut. Levi bilang potongan rambut Aldo keren. Aldo becanda bilang ke Levi kalo sekarang Levi pasti nggak malu lagi jalan bersamanya. Levi dan Aldo keluar dari salon. Levi mengajak Aldo untuk cari celana untuk Aldo. Di toko baju, Aldo selesai mengepas celana. Levi tanya gimana ke Aldo. Aldo bilang bagus. Lalu Levi bilang ke Aldo untuk ambil 5 pasang. Waktu Levi bilang 5, Aldo kaget. Selesai belanja, Levi dan Aldo pulang. Mereka menumpang kendaraan umum (kopaja). Di dalam kopaja Aldo sempat tertidur. Levi melihat Aldo yang ketiduran. Saat itu Levi melihat kancing atas kemeja Aldo terbuka. Levi lalu mengancingkan kemeja Aldo tsb. Aldo tersadar dari tidurnya… dalam hati Aldo mengucapkan terima kasih kepada Levi karena Levi tidak meninggalkannya.
Aldo berziarah ke makam Tara. Aldo menceritakan kepada Tara bahwa kemarin ia pergi seharian dengan Levi… menggunting rambut… membeli celana panjang… pulang naik bus… dan yang lebih hebat lagi… Levi membetulkan kancing kemejanya waktu ia hampir tertidur di bus. Seandainya Tara menyaksikan semua itu, pasti Tara akan sangat bahagia. (Kuburannya Tara itu dipindahin ya? Kok tempatnya lain?? Aiizz…)
Sementara itu… di rumah Risdo… Tara masih tidak sadarkan diri. Risdo dan Bi masih cemas memikirkan kondisi Tara yang belum pulih juga. Bi sedang meminta bantuan Risdo untuk membalikkan badan Tara, untuk mengganti posisi tidurnya karena Bi khawatir punggungnya akan lecet kalo posisi tidurnya tetap sama terus. Risdo bilang kepada Bi bahwa ia merasa kasihan dengan wanita ini, mereka tidak tahu siapa namanya, dan tinggal dimana… dan ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Bi bilang kepada Risdo agar Risdo jangan merasa bersalah karena Risdo telah menyelamatkan wanita itu….. BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 54
Tara
terlihat masih tidak sadarkan diri. Ia masih dalam perawatan Risdo dan
perempuan yang selalu dipanggil dengan sebutan Bi. Mereka cemas
memikirkan kondisi Tara yang belum pulih juga. Bi sedang meminta bantuan
Risdo untuk membalikkan badan Tara, untuk mengganti posisi tidurnya
karena Bi khawatir punggungnya akan lecet kalo posisi tidurnya tetap
sama terus. Risdo bilang kepada Bi bahwa ia merasa kasihan dengan wanita
ini, mereka tidak tahu siapa namanya, dan tinggal dimana… dan ia juga
tidak bisa berbuat apa-apa. Bi bilang kepada Risdo agar Risdo jangan
merasa bersalah karena Risdo telah menyelamatkan wanita itu…..
Risdo
meninggalkan ruangan dimana Tara sedang terbaring tidak sadarkan diri.
Risdo mengingat kembali kejadian saat alm istrinya, Sumiati, meninggal
dulu. Dan Tara mengingatkan Risdo tentang istrinya, tentang
penyesalannya dimana pada saat istrinya meninggal ia tidak berada
disamping istrinya karena harus bekerja sebagai supir di kota. Dalam
hatinya Risdo berkata bahwa bagaimana ia tidak merasa bersalah, karena
wanita itu mengingatkannya kepada istrinya. Risdo meyesal telah menerima
pekerjaan di kota dan meninggalkan istrinya yang sedang sakit
sendirian. Risdo merasa sangat bersalah kepada alm istrinya. Saat
istrinya, Sumiati, sedang sakit berbulan-bulan lamanya tidak ada yang
merawat sampai akhirnya meninggal. Risdo memutuskan akan merawat Tara
sampai sembuh demi kenangannya terhadap alm istrinya. Kalau dulu ia
tidak dapat menolong istrinya, maka sekarang ia harus menolong wanita
ini sampai sembuh.
Pak Kades datang ke rumah Risdo memberitahukan
berita kematian tentang seorang wanita di Koran. Berita dukacita atas
kematian Tara terpampang di Koran. Pak Kades memberitahu Risdo bahwa
photo wanita yang meninggal itu mirip sekali dengan wanita yang pak
Risdo tolong. Setelah melihatnya, Pak Risdo menampik bahwa wanita yang
kematiannya diumumkan di Koran itu adalah wanita yang sama dengan wanita
yang telah ia tolong.
Diam-diam Sasta menunggu kedatangan Tea
di tempat parkir. Ia menunggu Tea tiba di Nada Record dengan
sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Tea. Sasta mengikuti Tea dari
belakang. Setelah Tea masuk ke ruangannya, Sasta menanyakan Sophie
sekretarisnya apakah Bu Tea sudah datang. Sophie bilang kepada Sastas
bahwa ibu Tea belum datang. Tapi Sasta yang sudah tahu bahwa Tea sudah
datang memaksa untuk masuk ke ruangan Tea. Sophie sudah berusaha untuk
mencegahnya tetapi Sasta udah nyelonong masuk. Di dalam ruangan, Tea
memang sudah datang. Sophie meminta maaf kepada Tea karena telah
membiarkan Sasta masuk, meskipun tadi ia sudah berusaha untuk mencegah
Sasta untuk masuk. Tea mengatakan tidak apa-apa dan meminta Sophie
keluar. Setelah sophie keluar, Sasta langsung menyakan kepada Tea
mengapa sekarang Jonah tidak lagi boleh melatih sasta dan menciptakan
lagu untuk sasta. Tea berusaha menenangkan sasta dan meminta Sasta untuk
tenang dan jangan marah-marah dulu. Tapi Sasta tidak mau mendengarkan
alasan apapun dari Tea. Sasta hanya mau menegaskan kepada Tea bahwa ia
kesini hanya mau bilang bahwa ia baru mau menyanyi kalau Jonah yang
melatihnya. Mendengar ancaman Sasta, Tea langsung marah dan balik
mengancam Sasta, dengan mengatakan kepada Sasta bahwa ia adalah pemilik
Nada Record. Karir Sasta ada di tangannya. Dan jika Sasta menganggap
bahwa karirnya adalah hal yang paling penting, maka Sasta harus menuruti
kata-katanya. Tea berjanji akan menjadikan Sasta penyanyi nomor 1,
tetapi dengan satu syarat yaitu Sasta harus meninggalkan Jonah. Dan jika
Sasta melanggar, jangan harap Sasta bisa menjadi penyanyi dimana-mana.
Sasta kaget mendengar ancaman Tea. (Makanya Sas, jangan suka ngancem2
orang. Kaget khan pas di ancem balik???)
Setelah mendapatkan
ultimatum dari Tea tadi, Sasta berjalan-jalan sendirian. Saat itu ia
menyaksikan seorang anak yang menangis meminta mamanya membelikan es
krim dan balon. Mamanya sedang berusaha membujuk anak itu agar memilih
salah satu antara es krim atau balon, tidak boleh dua-duanya. Mamanya
mengajarkan anaknya untuk memilih salah satu, tidak boleh serakah
meminta dua-duanya. Tetapi anak tsb tetap merengek ke mamanya agar tetap
membelikan dua-duanya. Karena anaknya terus menangis dan tidak mau
dibujuk, akhirnya mamanya terpaksa membelikan dua-duanya. Sasta yang
menyaksikan kejadian itu jadi berpikir mengapa ia juga harus memilih dan
tidak bisa mendapatkan kedua-duanya. Sasta sudah menangis. Sasta merasa
bahwa Tea sangat tidak adil kepadanya. Ia ingin bisa mendapatkan
keduanya seperti anak kecil itu yang mendapatkan es krim dan balon dari
mamanya. Sasta benci kepada Tea. Mengapa nasib karirnya ada di tangan
Tea.
Di rumah, Airin dan Katerine cemas menunggu Sasta yang belum
pukang juga padahal hari sudah larut malam. Sasta akhirnya pulang. Tapi
Sasta membuat Airin dan Katerine heran karena Sasta pulang dengan wajah
kesal dan tidak membalas sapaan mereka. Sasta langsung menuju kamarnya
tanpa menghiraukan Airin dan Katerine yang keheranan. Airin lalu tanya
ke Katrine apakah terjadi sesuatu antara Sasta dan Jonah. Katerine juga
nggak yakin. Airin lalu meminta Katrine untuk bicara dengan. Airin tidak
mau bicara dan menanyakan Sasta karena ia sendiri dalam keadaan kurang
sehat. Katerine lalu ke kamar Sasta. Katerine melihat Sasta sedang
membereskan baju-bajunya dan memasukkan ke dalam tas. Katerine
menanyakan Sasta ada masalah apa karena Sasta terlihat sedih. Sasta
menjelaskan bahwa ia nggak kenapa2, ia hanya perlu menenangkan diri aja.
Sasta juga bilang bahwa hidupnya selalu diperhadapkan pada 2 pilihan,
sedangkan orang lain bebas memilih apa yang ia suka, dan ia merasa bahwa
hidup ini selalu tidak adil kepadanya. Dalam hati Katerine yakin bahwa
Sasta sekarang pasti sedang ada masalah, karena tidak biasanya Sasta
berbicara seperti itu. Katerine lalu menasehatkan kepada Sasta bahwa
hidup itu adalah pilihan, tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang ia
mau, demikian juga Sasta. Hidup itu tidak seindah yang kita bayangkan.
Sasta berterima kasih kepada Katerine yang telah memberikannya nasehat
dan berusaha menghiburnya. Sasta minta maaf karena sekarang ia tidak
bisa cerita apa-apa, krn ia ingin belajar untuk menyelesaikan masalahnya
sendiri. Sasta mau belajar untuk lebih dewasa. Katerine mengerti dengan
keinginan Sasta. Katerine mengerti bahwa Sasta sekarang sedang
menghadapi suatu pilihan. Ia berharap bahwa apapun pilihan yang Sasta
ambil nanti…, itu adalah yang terbaik.
Di kamarnya, Tea sedang
memandangi photo Airin kecil. Tea sedih karena telah berlaku keras
terhadap Sasta. Ia terpaksa melakukan itu karena ia tidak mau Sasta
semakin dekat dengan Jonah, karena Jonah adalah kakak Sasta, mereka
adalah saudara satu ayah, begitu piker Tea. Dan Tea nggak mungkin
membiarkan mereka berdua berpacaran dan saling jatuh cinta. Tea menangis
dan memanggil nama Erik, “Erik, mengapa aku harus menghadapi ini
sendirian?”
Airin sedang siap-siap mau pergi di kamarnya.
Katerine masuk dan memberitahu Airin bahwa Jonah sedang menunggunya di
luar. Katerine melihat Airin memasukan beberapa baju di tasnya. Airin
lalu bilang kepada Katrine bahwa ia pulangnya besok, karena ada sesuatu
yang harus ia kerjakan dengan Jonah. Katerine langsung menduga bahwa
Airin pasti akan pergi chemotherapy. Katerine minta agar Airin jangan
berbohong padanya karena ia mendukung apa yang Airin lalukan. Airin
minta maaf karena bukan maksudnya untuk merahasiakan, ia hanya tidak mau
Katerine khawatir. Airin minta Katerine agar tetap merahasiakna
penyakitnya dari Sasta. Seperti sebelum2x-nya, Katerine hanya bisa
mengangguk setuju.
Jonah menemani Airin menjalan terapi di rumah
sakit. Jonah minta Airin bersabar karena kemo nya tinggal 4 kali lagi.
Dan Jonah juga menguatkan Airin agar Airin tidak perlu khawatir krn ia
akan selalu disini menemani Airin. Airin terharu dengan kebaikan Jonah.
Airin lalu mengatakan kepada Jonah itu baik banget… dan bahwa waktu
Jonah diciptakan pasti adonan baiknya dicampuri terlalu banyak, sehingga
sifat baik Jonah itu diatas rata-rata manusia biasa. Airin mengakhiri
kalimatnya dengan tertawa kecil. Jonah jadi tertawa mendengar ucapan
Airin dan sambil tertawa Jonah bilang ke Airin bahwa Airin masih bisa
becanda meskipun sedang sakit begini. Senyuman Airin masih belum lepas
dari bibirnya dan Airin bilang lagi bahwa ia tidak sedang sakit, tapi ia
kayak begini karena Jonah yang paksa. Airin masih tersenyum. Jonah juga
tersenyum. Dalam hatinya Jonah berkata... “Airinku tercinta… aku betul2
cinta sama kamu… aku cinta sama hatimu yang baik… aku cinta sama
ketegaran kamu… aku cinta sama senyummu… yang tetap cantik meskipun kamu
sedang sakit parah”. Jonah lalu pamit keluar sebentar sama Airin.
Jonah
menemui Dr. Fery di kantornya dan menanyakan keadaan Airin. Dr. Fery
mengatakan kepada Jonah bahwa sementara ini penyakit Airin masih bisa
dihambat dengan chemotherapy. Dan jika penyakit Airin terus menjalar,
terpakas Airin harus menjalankan operasi. Jonah bertanya kepada Dr,
Fery bukannya kalau dioperasi akan ada resikonya. Dr. Fery menjelaskan
bhw semua memang ada resikonya. Dan Airin harus memilih… jika Airin
tidak dioperasi maka ada kemungkinan penyakitnya akan menjalar ke
seluruh tubuh… dan jika Airin dioperasi, resikonya adalah Airin dapat
mengalami kebutaan atau kehilangan beberapa bagian memory. Jonah
mendengarkan penjelasan dokter itu dengan sedih. Jonah lalu permisi
keluar.
Di ruangan Airin, Jonah mengatakan kepada Airin bahwa
Airin harus dioperasi. Tapi Airin dengan tegas menolak untuk dioperasi.
Meskipun ia harus mati… ia pasrah, dan ia tidak mau kehilangan semua
kenangan2nya di masa lalu. Jonah berusaha membujuk Airin dengan
mangatakan bahwa jika Airin dioperasi, ada kemungkinan Airin akan sembuh
total, dan jika ada kenangan Airin yang hilang, Jonah berjanji akan
tetap disini, disisi Airin, dan yang penting Airin harus sembuh. Tapi
Airin bersikeras bahwa ia tetap tidak mau dioperasi. Airin sudah hampir
menangis, suaranya terdengar lemah dan sedih. Airin bilang lagi bahwa
dia sudah cukup bahagia hidup seperti ini, dan jika hidunya singkat. Ia
ikhlas. Ia tidak mau memperpanjang hidupnya. Airin juga tidak mau
kehilangan kenangan2x masa lalunya. Airin minta agar Jonah tidak
memaksanya. Melihat Airin yang bersedih dan berkeras menolak dioperasi,
Jonah hanya bisa menarik napas. Jonah lalu minta maaf kepada Airin krn
telah memaksa Airin. Akhirnya Jonah hanya bisa bilang bahwa yang penting
sekarang Airin konsentrasi dengan chemotherapy-nya. Airin membalikkan
badannya. Di dalam hatinya Airin mengatakan bahwa ia tidak mau kenangan2
nya bersama Levi hilang, meskipun ia harus menderita sakit kepala, ia
bahagia dan ingin mempertahankan kenangan indahnya bersama Levi. Airin
lalu mengingat kenangan indah bersama Levi, kenangan indah waktu di
pantai dulu… di kantor Extra Record… di taman… (Flasback scene mengenai
masa2 indah Airin dengan Levi ditampilin). Masih dalam hati ia bilang
bahwa saat ini ia memang tidak lagi memiliki Levi, tapi ia masih punya
kenangan-kenangan bersama Levi, dan ia tidak mau semua kenangan itu
hilang.
Rena sedang melukis sketsa wajah seorang gadis di taman.
Si gadis sangat puas dengan lukisan Renata, dan membayar Renata lebih
dari yang seharusnya ia bayar. Renata merasa ia telah menerima lebih
dari yang seharusnya. Renata mau mengembalikan, tapi si gadis itu tidak
mau, si gadis malah bilang ke Renata agar uangnya ditabung saja. Dengan
begitu mungkin Renata bisa sekolah seni rupa suatu saat nanti. Renata
mengucapkan terima kasih. Saat Renata menerima uang bayaran tsb, Renata
tidak tahu bahwa 2 orang preman menyaksikannya dari jauh. Saat malam
hari, Renata pulang. Di tempat sepi, Renata tiba-tiba sadar bahwa ia
diikuti oleh orang. Renata lari berusaha menghindari orang yang
mengikutinya. Tidak disangka Renata, 2 orang itu juga ikut lari
mengejarnya. Renata berlari ketakutan berusaha menghindar kejaran 2
orang tadi. Renata sempat melewati seorang pengamen yang sedang duduk
istirahat. Pengamen itu melihat 2 orang preman tadi sedang mengejar
Renata. Pengamen itu mencium bahaya sedang mengancam wanita yang dikejar
2 orang itu. Lalu si pengamen lari mengikuti mereka. Renata sudah
terkejar oleh 2 orang preman tadi. Preman2x itu memaksa Renata untuk
menyerahkan uangnya. Renata teriak2 dan mencoba bertahan tidak mau
menyerahkan apa-apa. Maka terjadilah tarik menarik antara preman dan
Renata. Si pengamen tadi datang dan menolong Renata. Ia mengusir ke dua
preman itu. Tapi preman2 itu tidak dengan sukarela menuruti keinginan si
pengamen. Maka terjadilah perkelahian antara si pengamen dengan 2 orang
preman tadi. Renata menyaksikan perkelahian itu dengan takut. Si
pengamen akhirnya berhasil mengalahkan 2 preman itu dan mengusir mereka
pergi. Renata pun selamat. Tapi si pengamen kesakitan karena telah
dikeroyok oleh 2 preman. Renata menanyakan keadaan pengamen itu.
Pengamen itu bilang ia nggak apa-apa, tapi tangannya memegang bagian
yang sakit krn pukulan2 preman. Renata minta maaf telah merepotkan si
pengamen.
Levi dirumah sedang menunggu Renata dengan khawatir krn
sudah larut malam Renata belum pulang juga. Renata akhirnya pulang
dengan diantar si pengamen tadi. Levi menanyakan siapa orang yang
mengantar Renata. Renata menjelaskan bahwa tadi Renata hampir diganggu
preman, tapi untungnya Andre, nama si pengamen tadi, menolongnya. Renata
lalu mengenalkan Andre kepada Levi. Levi mempersilahkan Andre masuk dan
duduk. Levi lalu mengucapkan terima kasih. Andre sepertinya mengenal
Levi dan dalam hatinya Andre yakin bahwa orang yang dihadapannya ini
adalah Levi, direktur muda Extra Record, ia tahu tentang Levi, dan
sekarang Levi mendirikan New Extra Record. Tapi tidak mengatakan kepada
Levi atau Renata bahwa ia tahu siapa Levi. Tidak lama kemudian Andre
permisi pulang kepada Levi dan Renata. Saat Andre mau beranjak, Levi
memanggil Andre dan mencoba mengungkapkan terima kasih dengan memberikan
beberapa lembar uang kepada Andre. Tapi Andre menolaknya dan mengatakan
bahwa ia iklas menolong. Andre permisi lagi.
Andre pulang ke
rumah dengan menenteng gitarnya sambil masih menahan sakit karena
pukulan preman2 tadi. Di depan pintu rumah ia langsung dicegat oleh
ayahnya yang lagi asik main kartu dengan sekelompok orang. Ayahnya
langsung menanyakan hasil ngamen Andre. Andre bilang nggak ada krn sudah
dirampok orang. Mendengar Andre tidak membawa hasil apa2, ayahnya
langsung bilang bahwa Andre tidak berguna dan meneruskan bermain kartu.
Andre lalu masuk ke rumah. Di dalam rumah, Andre menemui ibunya dan
memberikan uang hasil ngamen kepada ibunya. Andre lalu berpesan kepada
ibunya… jika bapak nya minta uang, jangan pernah dikasih meskipun
marah-marah. Andre lalu ke tempat tidurnya. Ia mengambil sesuatu di
bawah bantalnya. Ternyata itu adalah sebuah brosur dari Extra Record
tentang audisi penyanyi baru. Andre langsung berpikir bahwa jika ia
menjadi penyanyi maka ia dapat membantu ibunya mencari uang, dan ibunya
tidak perlu susah2 lagi menerima cucian orang. Andre lalu berpikir bahwa
ia mungkin bisa memanfaatkan perempuan yang ia tolong tadi. Andre
mencoba mengingat nama perempuan yang ia tolong tadi… siapa ya namanya…
Renata… ya Renata…
Sasta di tempat nya menyendiri, sedang
mengingat kejadian di taman saat meminta mamanya membelikan es krim dan
balon, juga kata-kata Katerine tentang hidup itu adalah pilihan… bahwa
pilihan yang ia ambil nanti pasti adalah pilhan yang terbaik. Sasta
memegang gelas berisi the di tangan kanannya, sedangkan di tangan
kirinya ia memegang gelas berisi susu. Sasta masih bingung pilihan apa
yang akan ia tentukan menjadi pilihannya. Sasta mengingat kembali
ultimatum dan pilihan yang diajukan Tea kepadanya. Sasta berpikir keras
dan mencoba memutuskan pilihannya... antara teh atau susu… antara Jonah
atau karirnya… Jonah… atau… Karir??? B E R S A M B U N G
Sinopsis Cincin Episode 55
Sasta
diperhadapkan pada 2 pilihan. Dan ia harus memilih antara melanjutkan
hubungannya dengan Jonah atau karirnya. Sasta tidak bisa memiliki
keduanya mengingat ultimatum yang diajukan oleh Tea bukanlah main-main.
Jadi mau tidak mau ia harus memilih. Setelah beberapa saat menimbag
antara teh atau susu… antara Jonah atau karir, Sasta pun sampai pada
satu keputusan bahwa ia akan mempertahankan karirnya. Sasta lalu
meletakkan teh diatas meja dan memandangi susu di tangannya… (Wah
prediksi gw kemarin salah tuh)
Suatu malam Jonah dan Sasta jalan
bersama. Jonah sama sekali tidak mengetahui tentang ultimatum yang
diajukan Tea kepada Sasta. Jonah menganggap bahwa keadaan masih seperti
hari-hari sebelumnya. Jonah mengajak Sasta becanda tapi tanggapan Sasta
biasa-biasa aja. Jonah heran dengan sikap Sasta yang kelihatan berbeda
dan cuma diam saja waktu Jonah mencoba untuk becanda. Jonah berusaha
mencairkan suasana dengan menawarkan untuk membelikan Sasta es krim.
Jonah pun pergi. Sasta memandangi Jonah saat Jonah berlalu untuk membeli
es krim. Dalam hatinya ia berpikir bahwa sebenarnya ia sangat senang
bisa berada di dekat Jonah seperti sekarang, tapi jadi penyanyi adalah
impiannya sejak kecil, dan ia tidak akan melepaskan impiannya itu.
Levi
sedang mencoba kaset-kaset demo di kantornya. Dian ikut membantu. Sudah
berpuluh-puluh kaset dicoba, namun belum ada satupun yang cocok dengan
yang Levi mau. Karena hari sudah malam, sudah jam 8 malam, Levi menyuruh
Dian untuk pulang. Awalnya Dian ingin tetap tinggal dan membantu Levi,
tapi karena Levi terus memintanya pulang, akhirnya Dian bersedia untuk
pulang. Dian pun pamit untuk pulang kepada Levi. Setelah Dian keluar
dari ruangannya, Levi melanjutkan lagi pekerjaannya mencoba kaset-kaset
demo. Saat akan pulang, Dian masih ragu, karena ia nggak tega
meninggalkan Levi bekerja sendiri. Dian masih mengintip Levi dari pintu,
sementara taksi sudah menunggu di luar. Dian melihat dari pintu bahwa
Levi kelihatan lelah. Ia menunda kepulangannya sebentar. Tidak lama
kemudian Levi mengantuk dan ketiduran di bangkunya. Dian masuk lagi ke
ruangan dan melihat Levi sudah tertidur. Dian membenarkan posisi tidur
Levi sedikit, dengan memindahkan tangan Levi. Setelah itu Dian
menyelimuti Levi dengan jaket Levi yang ada di kursi. Setelah itu Dian
pergi meninggalkan Levi yang sudah tertidur.
Levi tertidur sampai
pagi. Baru beberapa saat Levi terbangun dan menyadari bahwa ia telah
tertidur di kantor, dan masih mengira-ngira siapa yang telah
menyelimutinya, Dian masuk membawa minuman dan roti ke mejanya. Dian
mengatakan kepada bahwa ia telah menyuruh orang untuk mengambil pakaian
di rumah Levi. Setelah mengatakan itu Dian kemudian bermaksud keluar
dari ruangan Levi. Sebelum Dian jauh beranjak, Levi memanggil Dian dan
mengucapkan terima kasih. Setelah Dian keluar ruangan, levi teringat
Airin… teringat saat dulu ia pernah semalaman di kantor dan di pagi
harinya Airin mengantarkan makanan dan baju untuknya… hampir sama
seperti yang Dian lakukan saat ini. Levi lalu memikirkan bagaimana kabar
Airin sekarang… dan apakah kenangan tentang dirinya masih tersisa di
hati Airin. Dalam hati ia berkata bahwa ia telah berusaha untuk
melupakan Airin, tapi entah sampai kapan ia baru bisa melupakan Airin.
Di
rumahnya, Renata sedang menyiapkan spaghetti dalam 2 bungkusan yang
sudah ia siapkan di meja. Aldo yang baru saja ke meja makan melihat
Renata menyiapkan spaghetti kedalam bungkusan heran dan bertanya Renata
menyiapkan makanan untuk siapa. Renata menjelaskan kepada Also bahwa ia
menyiapkan makanan itu untuk pengamen jalanan yang menolongnya tadi
malam. Renata lalu menceritakan kepada Aldo bahwa Renata hampir dirampok
tadi malam, dan untung ada Andre yang menolongnya. Mendengar itu Aldo
tampak cemas, tapi ia bersyukur kalo Renata baik-baik saja. Aldo lalu
menawarkan diri untuk menemani Renata kalo lain kali Renata melukis
sampai malam.
Renata pergi ke tempat Andre biasa beristirahat… di
warung biasa. Tapi Renata tidak menemukan Andre disana. Renata lalu
meitipkan spaghetti itu kepada penjada warung yang kebetulan Renata juga
kenal. Lalu Renata pergi.
Andre datang ke warung itu untuk
istirahat seperti biasanya. Saat Andre duduk beristirahat, sang pemilik
warung yang juga teman Andre memberikan titipan dari Renata itu kepada
Andre. Andre menerima bungkusan itu dan membukanya…
Levi berjalan
sendirian di pantai. Hari sudah gelap. Levi sedang mengenang masa-masa
indahnya bersama dengan Airin di pantai itu. Sambil mengenang masa2
indah itu Levi berpikir bahwa cinta mereka terlalu kuat waktu itu, dan
ia yakin bahkan saat Aldo melarang mereka berhubungan, mereka tetap bisa
mempertahankan cinta mereka, dan bahkan saat itu ia yakin bahwa bahwa
mereka akan bersama selamanya. Tapi pada kenyataannya ia sendiri yang
telah memutuskan Airin, karena ia terlalu kecewa pada diri sendiri, dan
ia terlalu bodoh untuk mendapatkan seorang Airin yang begitu sempurna di
matanya. Ia sangat mencintai Airin tapi ia takut tidak dapat
membahagiakan Airin.
Airin sedang melihat gambar2 murid-muridnya.
Gambar-gambar itu yang menjadi satu-satunya hiburan baginya. Pandangan
Airin berganti ke barang-barang pemberian Levi yang ada di mejanya.
Airin meraih boneka pembelian Levi. Rasas sakit yang ia rasakan selama
ini, membuat ia lupa dengan semua barang-barang pemberian Levi yang
sudah lama tidak disentuhnya. Saat itu ia teringat kepada Levi. Airin
mengira-ngira apakah saat ini Levi masih bersama dengan perempuan itu
(maksudnya Dian). Airin bertanya-tanya sendiri apakah Levi masih
mengingatnya dan masih mengingat kenangan indah mereka bersama. Mungkin
hidupnya tidak akan lama lagi. Ia tidak mau dioperasi karena ia tidak
mau kehilangan kenangan mereka berdua. Saat itu kepala Airin terasa
sakit lagi. Tapi ia telah memtuskan untuk menikmati kesakitannya itu
demi kenangan indahnya bersama Levi.
Aldo sedang berjalan disuatu
tempat. Sambil berjalan, di dalam hatinya ia memutuskan untuk mencari
pekerjaan. Saat sedang berpikir tentang pekerjaan apa yang akan ia cari,
Aldo secara tidak sengaja bertemu dengan Jonah yang juga melintas di
jalan yang sama. Aldo gembira sekali melihat Jonah dalam keadaan sehat
dan segar. Aldo menyapa Jonah dan mengatakan semua yang ada di hatinya
tentang kelegaannya bertemu Jonah dalam keadaan sehat dan sudah
melanjutkan hidupnya lagi. Aldo tidak keberatan kalau Jonah masih belum
memaafkannya. Lalu Aldo mengucapkan semoga Jonah sukses dengan karirnya.
Jonah tidak memberikan reaksi yang berarti selama Aldo berbicara
padanya. Jonah hanya diam saja mendengarkan. Setelah itu Aldo berlalu
dari hadapan Jonah. Dalam hatinya Aldo berbicara pada Tara dengan
mengatakan bahwa sekarang Tara bisa istirahat dengan tenang, karena anak
mereka Jonah dalam keadaan sehat, bersih dan rapi. Ia tidak peduli lagi
meskipun Jonah masih membencinya karena ia memang tidak pantas untuk
dimaafkan, yang penting baginya Jonah dapat melanjutkan hidupnya
kembali. Jonah tidak langsung berlalu, ia masih berdiri disitu tanpa
bicara. Hatinya ragu. Ia menunggu sesaat sambil berpikir. Aldo
membalikkan badannya mau melihat Jonah sekali lagi, Jonah masih berdiri
disitu membelakanginya. Aldo membalikkan badannya lagi. Tepat setelah
Aldo membalikkan badannya, Jonah menoleh ke belakang dan melihat
punggung Aldo.
Jonah habis mengantar Airin ke rumah sakit.
Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Jonah sedang menasehati Airin
agar terus memakan obatnya, paling tdk saat penyakit Airin sedang kumat,
sesuai yang dianjurkan oleh dokter. Jonah khawatir jika Airin sedang
sendirian di rumah dan penyakitnya kumat, nantinya bagaimana. Airin
berjanji akan rajin minum obat. Tiba-tiba Airin berhenti berjalan dan
menahan sakit di kepalanya. Jonah membantu menahan Airin agar tidak
jatuh. Airin menyandarkan badannya pada Jonah. Jonah bertanya apakah
Airin sakit lagi. Airin masih menahan sakit dan masih mengandalkan Jonah
sebagai penopangnya. Airin mengatakan bahwa ia tidak apa-apa, dan
mengajak Jonah untuk berjalan lagi. Lalu Sambil terus memegangi Airin
Jonah mengajak Airin meneruskan perjalanan. Tidak jauh dari tempat itu,
Sasta yang juga sedang berjalan pulang melihat kejadian itu. Sasta
cemburu menyaksikan Jonah sedang memeluk Airin. Ia langsung berpikir
bahwa meskipun ia selama ini dekat dengan Jonah tapi ia tidak pernah
merasakan pelukan dan kelembutan yang sama seperti yang Jonah berikan
kepada Airin saat ini. Sasta sedih.
Airin sudah di rumah. Dan
Jonah sudah pulang. Airin dan Katerine sedang berbicara di kamar Airin.
Pintu kamar dibiarkan terbuka. Airin bercerita ke Katerine bahwa
sekarang ia harus rajin minum obat sesuai dengan anjuran dokter untuk
menghindari supaya ia nggak pingsan di rumah kalo lagi sendirian. Tapi
Airin jadi bingung bahwa yang ngomong itu sebenarnya dokter atau Jonah,
soalnya dua-duanya sama2 cerewet. Airin mengatakannya sambil ketawa.
Katerine langsung bilang bahwa kalo pasiennya kayak Airin memang harus
cerewet. Airin lalu curhat ke Katrine bahwa sekarang ia nggak mikirin
penyakitnya, tapi ia sekarang seneng melihat Sasta akhir-akhir ini
bahagia. Airin lagi bilang ke Katerine bahwa Jonah itu baik, krn dulu ia
memang pernah minta tolong Jonah untuk membantu Sasta, mengangkat karir
Sasta. Dan sekarang ia bisa melihat bahwa Jonah sudah melakukan semua
itu. Jonah sudah membuatkan lagu untuk Sasta dan sekarang karir Sasta
sudah membaik lagi. Karena serunya ngobrol, Airin dan Katerine tdk
menyadari kehadiran Sasta. Airin dan Katerine tidak tahu kalau Sasta
yang sudah di rumah mendengarkan percakapan mereka dari luar kamar.
Sasta
akhirnya tahu bahwa semua kebaikan dan perhatian yang diberikan Jonah
akhir-akhir ini adalah atas permintaan Airin. Kenyataan ini sangat pahit
buatnya. Sasta sudah tidak tahan lagi. Katerine sedang menganjurkan
Airin agar sudah waktunya Airin memikirkan diri sendiri… Tiba2 Sasta
masuk ke kamar Airin dan melabrak Airin. Ia menggebrak pintu dengan
keras sambil berteriak marah kepada Airin karena telah menyuruh Jonah
untuk pura-pura sayang dan pura-pura cinta padanya. Sasta marah krn
Airin telah membohongi perasaan Sasta dan telah menganggapnya sebagai
boneka yang bisa dipermainkan perasaannya. Airin mencoba meyakinkan
Sasta bahwa Jonah sayang pada Sasta. Tapi Sasta sudah tidak mau lagi
mendengarkan alasan Airin. Sasta tahu bahwa Airin hanya menyetir dan
memperalat Jonah. Jonah pasti akan menuruti semua keinginan Airin,
bahkan kalau Airin meminta Jonah untuk bunuh diri, Jonah pasti akan
melakukannya. Sasta malah menuduh Airin bahwa Airin hanya diluarnya saja
baik, tapi di dalamnya busuk. Sasta keluar dengan sedih dan sambil
menangis. Airin dan Katerine tidak dapat mencegahnya.
Sasta
berjalan sendirian. Ia sedih dengan kenyataan bahwa ia selalu menjadi
orang nomor 2 di hati Jonah. Ia sudah lelah. Apapun yang Jonah lakukan
selalu demi kak Airin. Dan ia berpikir bahwa ini mungkin saatnya ia
melepaskan Jonah. Kenyataan ini membuat Sasta mantap untuk menentukan
pilihannya… yaitu karirnya.
Andre dirumahnya sedang menyiapkan
kaset demo. Ia berencana akan menyerahkan kaset tsb ke New Extra Record
dan berharap bahwa ia bisa menjadi penyanyinya New Extra Record.
Andre
datang ke kantor New Extra Record. Disana ia diterima oleh resepsionis.
Ia bermaksud untuk bertemu Levi untuk menyerahkan kaset demonya. Tapi
resepsionis tidak mengijinkan Andre bertemu kalau belum membuat janji.
Andre mencoba meyakinkan bahwa ia adalah temannya Renata dan ia juga
kenal dengan pak Levi. Tapi ia tidak diijinkan bertemu. Resepsionis itu
hanya bisa menerima kaset demo Andre dan meletakkannya diatas tumpukan2x
kaset lainnya. Andre lalu permisi dan pergi.
Levi sedang bersama
Dion dan Dani di kantornya. Mereka sedang memeriksa dan menyeleksi
semua kaset demo yang mereka terima. Tapi dari puluhan kaset demo yang
dicoba tidak ada satupun yang memenuhi syarat.
Renata kembali
datang ke warung tempat Andre sering datang beristirahat. Ia bermaksud
untuk ketemu Andre, tapi ternyata Andre tidak ada disana. Renata
bertanya kepada pemilik warung, tapi pemilik warung belum melihat Andre.
Renata lalu pamit, dan sebelumnya ia nitip salam untuk Andre kepada
pemilik warung. Renata pergi. Di perjalana pulang, Renata bingung
sendiri kenapa ia jadi memikirkan Andre.
Andre tiba di warung.
Ia lagi ngitung-ngitung uang saat si pemilik warung menyampaikan salam
Renata kepadanya. Si pemilik sempet meledek Andre bahwa Andre udah siap
dong untuk malam mingguan. Andre juga diledekin pake pellet apa krn
Renata udah datang bawai makanan kemarin dan sekarang dititipin salam
pula.
Sasta menghadap Tea untuk memberikan keputusannya. Sasta
mengatakan bahwa ia telah memutuskan bahwa ia akan memilih karirnya krn
menjadi penyanyi itu adalah impiannya sejak kecil. Kalau ada kesempatan,
maka ia tidak akan menyia-nyiakannya. Ia sekarang tidak perlu
memikirkan soal cinta, lagian Jonah memang tidak pernah benar-benar
mencintainya. Tea senang mendengar Sasta memilih karir dan ia berjanji
bahwa ia akan menjadikan Sasta salah satu diva terkenal. Sasta lalu
permisi pulang.
Sasta bertemu Jonah di tangga. Sasta berusaha
menghindari Jonah. Tapi Jonah menahan Sasta. Jonah lalu bertanya mengapa
dari kemarin Sasta selalu menghindarinya. Sasta lalu bilang ke Jonah
bahwa sebaiknya mereka tidak usah berhubungan lagi. Jonah kaget dan
tanya kenapa krn bukannya Sasta mencintainya. Sasta mengiyakan bahwa ia
memang sangat mencintai Jonah, tapi setelah ia pikir-pikir sekarang ia
lebih mementingkan karirnya. Sasta menjelaskan bahwa Tea telah
memberikannya ultimatum bahwa Tea akan menjadikannya penyanyi terkenal
asalkan ia meninggalkan Jonah. Pada awalnya ia sempat ragu, tapi saat ia
tahu bahwa Jonah tetap mencintai Airin di belakangnya, maka ia jadi
berpikir bahwa selama ini ia hanya buang waktu dan berharap yang nggak
jelas dengan Jonah. Sasta lalu berterima kasih kepada Jonah karena telah
mewarnai hidupnya, meskipun ia tahu bahwa Jonah melakukan semua itu
demi Airin. Setelah mengatakan semuanya kepada Jonah, Sasta meninggalkan
Jonah yang hanya bisa diam terpaku.
B E R S A M B U N G
Sinopsis Cincin Episode 56
Sasta
mengatakan kepada Jonah bahwa Tea telah memberikan ultimatum kepada
untuk memilih antara karir atau Jonah. Dan Sasta telah memutuskan bahwa
ia lebih memilih karir. Meskipun awalnya ia sempat ragu, tapi setelah
mengetahui bahwa sebenarnya Jonah secara diam-diam masih mencintai
Airin, ia jadi yakin dengan keputusannya. Lagipula ia tahu bahwa Jonah
tidak pernah benar-benar mencintainya dan Jonah melakukan semua itu
hanya demi Airin. Setelah itu Sasta meninggalkan Jonah. Dan Jonah tidak
dapat berkata apa2x lagi.
Pada pagi hari Sasta terlihat mau
buru-buru berangkat untuk latihan di Nada Record. Airin mengejar Sasta
dari dalam sambil membawa tampan berisi sarapan roti dan minum dan
meminta sarapan dulu. Tapi Sasta menolak sarapan itu. Airin sempat
menanyakan mengapa Sasta pergi latihan sendiri karena biasanya Sasta
pergi dengan Jonah. Sasta menjawab dengan males bahwa sekarang ia tidak
berlatih dengan Jonah lagi. Setelah itu Sasta pergi. Airin hanya bisa
menatap kepergian Sasta.
Jonah menemani Airin ke rumah sakit
untuk control rutin. Airin sedang di periksa oleh dr. Fery dan Jonah
menemani di samping Airin. Dr. Fery sedang mengatakan sesuatu kepada
Airin bahwa…. awalnya memang sulit tapi lama-lama Airin akan terbiasa
untuk menyuntikan obat itu sendiri, tapi untuk sementara ini, Dr. Fery
yakin bahwa Jonah mungkin akan bisa membantu Airin. Setelah mengatakan
itu, Dr. Fery pamit kepada Airin dan Jonah untuk memeriksa pasien
lainnya. Setelah kepergian Dr. Fery, Airin duduk termenung diatas
ranjangnya seolah sedang memikirkan sesuatu. Jonah duduk disamping
ranjang memperhatikan Airin. Jonah bertanya kepada Airin yang terlihat
murung di matanya… apakah Airin sedang memikirkan penyakitnya atau
kelelahan karena chemotherapy. Airin bilang bahwa ia tidak sedang sedang
memikirkan penyakitnya, tetapi saat ini ia hanya heran karena Jonah
udah nggak pernah nemenin Sasta latihan lagi dan ia juga melihat
hubungan Jonah dengan Sasta yang mulai renggang. Jonah sempat kaget
dengan perkataan Airin, karena ia tidak menduga Airin bisa tahu secepat
itu. Airin masih terus bicara, tapi Jonah memotong omongan Airin dan
bilang bahwa Sasta sekarang sedang berusaha untuk melupakannya. Tea
telah memberikan ultimatum kepada Sasta untuk memilih antara Jonah dan
karir, dan Sasta telah memilih karirnya justru disaat ia baru mau
belajar untuk mencintainya. Airin tidak percaya dengan apa yang
dikatakan Jonah karena ia tahu banget kalau Sasta sangat mencintai
Jonah. Jonah lalu bilang bahwa mungkin kali ini Airin salah, karena
buktinya Sasta lebih memilih karir ketimbang dirinya.
Tea
mempertemukan Sasta dengan pelatih vocalnya yang baru yang juga
sekaligus adalah pencipta lagu. Sasta senang sekali ketika melihat bahwa
yang akan melatihnya adalah pencipta lagu favoritnya. Ternyata Tea
benar-benar menepati janjinya dengan memberikan Sasta pelatih vocal dan
pencipta lagu nomor 1.
Andre ke kantor New Extra Record untuk
melihat pengumuman mengenai siapa yang terpilih menjadi penyanyi Extra
Record. Ia kecewa ketika mengetahui bahwa namanya tidak tercantum.
Andre
pulang ke rumah dan mendapati ayahnya sedang memukuli ibunya. Ibunya
berteriak-teriak kepada ayahnya mengatakan bahwa ia tidak punya uang.
Andre langsung menghampir dan marah kepada ayahnya. Ia mencegah ayahnya
untuk terus memukuli ibunya. Andre lalu memberikan uang kepada ayahnya
agar ayahnya tidak lagi memukuli ibunya, dan menyuruh ayahnya keluar.
Andre mengancam bahwa jika ayahnya memukul ibunya lagi, ia tidak akan
segan-segan melakukan sesuatu terhadap ayahnya. Setelah mengambil uang
itu, ayah Andre pergi meninggalkan rumah. Andre menanyakan keadaaan
ibunya. Ia lalu memeluk ibunya. Andre berjanji bahwa suatu saat ia akan
membawa ibunya keluar dari semua kesengsaraan ini.
Sasta sudah
pulang. Airin yang menyambut Sasta. Airin mengajak Sasta duduk
disampingnya. Sasta mengikuti keinginan Airin dengan males-malesan.
Airin menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan hubungan Sasta dengan
Jonah, dgn Airin mengatakan bahwa ia sudah tahu semuanya dari Jonah.
Airin menambahkan bahwa mungkin Sasta masih marah padanya, karena Sasta
mengira Airin lah yang meminta Jonah untuk mencintai Sasta, tapi Airin
juga tahu bahwa bukan itu alasan Sasta yang sebenarnya. Airin berusaha
menjelaskan bahwa Jonah sekarang sudah mulai membuka hatinya untuk
Sasta, tapi mengapa Sasta malah mendengarkan omongan bos-nya untuk
meninggalkan Jonah demi karirnya. Sasta menegaskan kepada Airin bahwa
menjadi penyanyi adalah cita-citanya sejak kecil, dan ia tidak akan bisa
melepaskan begitu saja hanya karena masalah cinta. Ia akan rela
mengorbankan apa saja demi karir… termasuk Jonah. Airin mencoba untuk
membujuk dan meyakinkan Sasta lagi. Tapi Sasta sama sekali tidak mau
mendengar. Dengan ketus ia mengatakan bahwa keputusannya sudah bulat dan
ia tidak bisa disetir seperti Airin menyetir Jonah. Semua ini akan
lebih baik untuk Airin karena Airin nggak perlu ngumpet2x lagi untuk
berhubungan dengan Jonah. Baginya tidak masalah lagi jika Airin mau
mengambil Jonah darinya. Sasta lalu meninggalkan Airin. Airin sedih
karena apa saja yang ia lakukan selalu salah di mata Sasta, padahal ia
melakukan semua itu, hanya untuk membahagiakan Sasta sebelum akhirnya ia
pergi untuk selamanya…
Andre sedang main gitar di rumahnya.
Sepertinya ia sedang berusaha menciptakan lagu. Saat sedang bermain
gitar ia mengingat peristiwa saat ia menolong Renata dan pertemuan
pertamanya dengan Levi. Andre berpikir bahwa satu-satunya kesempatannya
untuk masuk ke New Extra Record adalah melalui Renata. Andre punya
rencana.
Di kantornya.. Levi menerima telpon dari Dion bahwa Dion
tidak bisa masuk kerja karena mamanya sakit dan harus menemani mamanya.
Tidak lama setelah itu, Levi mendapat kabar dari Dian bahwa Danny hari
ini nggak masuk karena sakit. Levi jadi bingung karena Doni dan Danny
tidak masuk secara bersamaan. Padahal ia sudah membuat janji dengan
stasiun TV dan Levi nggak enak kalau harus dibatalkan. Levi lalu meminta
Dian untuk ikut dengannya ke stasiun TV. Dian bersedia dan ia akan
segera menyiapkan data2nya.
Jonah sedang menemani Airin di
rumahnya. Mereka duduk di meja makan. Jonah sedang mengatakan pada Airin
bahwa obat-obat ini memang tidak bisa menyembuhkan penyakit Airin
secara total, tapi hanya bisa menghambat pertumbuhan tumor di otaknya.
Jonah meminta Airin berjanji untuk tetap semangat dan berusaha melawan
penyakitnya. Airin seolah sudah tidak punya harapan dan ia mengatakan
kepada Jonah bahwa semua itu percuma, semua manusia juga akan mati.
Jonah yang melihat Airin sudah patah semangatnya untuk tetap hidup,
mencoba untuk menguatkan Airin dengan mengatakan bahwa manusia memang
akan mati, tapi tidak ada salahnya jika manusia itu berusaha untuk
memepertahankan hidupnya, karena hidup itu cuma sekali. Jonah lalu
menambahkan bahwa ia sangat mencintai Airin, meskipun ia tahu bahwa
Airin tidak mencintainya, dan ia berjanji akan selalu menjaga Airin.
Andre
sedang melancarkan misinya. Ia sudah ada di depan rumah Renata dan
menunggu Renata keluar dari rumahnya dengan bersembunyi. Setelah Renata
keluar dan akan pergi ke suatu tempat, Andre keluar dari
persembunyiannya dan mengikuti Renata dari belakang secara diam-diam.
Renata pergi ke sebuah taman untuk melukis. Andre menyaksikannya agak
jauh dari tempat Renata melukis. Lalu Andre mendekati Renata. Andre
memberikan bunga kepada Renata. Renata kaget ada yang memberikan bunga
kepadanya, dan ia lebih kaget lagi ketika tahu bahwa yang memberinya
bunga adalah Andre. Andre bersandiwara di depan Renata bahwa ia nggak
nyangka bisa bertemu Renata disini. Renata kelihatan senang bertemu
dengan Andre. Setelah selesai melukis, Renata menemani Andre mengamen.
Sasta
sedang bersiap-siap untuk shownya yang pertama kali di stasiun tv. Tea
yang menemani Sasta. Sasta berterima kasih kepada Tea karena telah
menjadikannya penyanyi seperti dulu lagi. Tea senang.
Katerine
mengajak Airin untuk menjemput Sasta di stasiun tv. Airin sedang mebca
majalah ketika Katerine mengajaknya. Awalnya Airin nggak mau, tapi
karena Katerine memaksa, akhirnya Airin setuju. Airin lalu ganti baju
dan setelah itu mereka berdua berangkat menjemput Sasta.
Di
stasiun TV yang sama dimana Sasta sedang melakukan show… Levi dan Dian
sudah selesai meeting. Levi dan Dian masuk ke lift. Saat sudah di dalam
lift, tiba-tiba lift mati karena mengalami kerusakan. Saat masuk ke lift
tadi, wajah Dian sudah terlihat cemas dan gelisah sambil sesekali
melihat jam di tangannya. Dian juga seperti sedang memikirkan sesuatu.
Dan waktu lift berhenti krn rusak, Levi menyadari bahwa Dian sedang
gelisah. Levi kemudian bertanya ke Dian apakah Dian lagi buru2 atau
sedang ada janji kencan dengan seseorang. Dian mejelaskan bahwa hari ini
ayahnya ultah dan seharusnya ia datang menjenguk, tapi sekarang pasti
jam besuknya sudah lewat. Levi jadi merasa bersalah krn ia telah
mengajak Dian meeting dan sekarang mereka harus terjebak dalam lift.
Dian bilang nggak apa2, ia hanya kangen dengan ayahnya krn sudah lama ia
tidak bertemu dengan ayahnya dan mulai menangis. Levi mengira bahwa
hubungan Dian pasti sangat dekat dengan ayahnya. Dian membenarkan, krn
sejak ibunya meninggal, ayahnya adalah satu-satunya orang yang
menjaganya sampai akhirnya ayahnya di penjara karena korupsi. Tapi bagi
Dian ayahnya tetap idolanya. Dian menceritakan kepada Levi sambil
menangis.
Sementara itu di tempat lain… Andre mengantarkan Renata
pulang. Andre berterima kasih kepada Renata karena sudah menemaninya
ngamen. Renata malah bilang bahwa seharusnya ia yang berterima kasih.
Andre menanyakan apakah Levi ada di rumah. Renata bilang bahwa jam
segini Levi belum pulang. Renata lalu pamit untuk masuk. Stlh Renata
masuk, Andre masih berdiri di luar dan ia sedang mengatakan kepada
dirinya sendiri bahwa ia harus bersabar karena kalau ia terburu-buru,
nanti bisa-bisa Renata marah dan kabur darinya. Andre lalu meninggalkan
tempat itu…
Kembali ke lift dimana Levi dan Dian terjebak di
dalamnya. Sementara itu teknisi sedang membetulkan lift di luar. Di
dalam lift… Dian ngantuk. Levi menyadari itu. Lalu Levi meyuruh Dian
untuk tidur saja, dan nanti Levi akan membangunkan Dian kalau liftnya
sudah betul. Levi lalu membuka jaketnya dan menyelimuti Dian dengan
jaketnya (Panas-panas kok diselimutin Lev? Bukannya jadi tambah panas??
Hehe…) Dian senang dan menikmati perhatian Levi. Dian tersenyum. Sebelum
Dian tidur, Levi ngomong lagi untuk mengatakan bahwa jika dinding lift
itu terlalu keras, Dian boleh bersandar di bahunya. Dian tambah seneng.
Tidak lama kemudian Dian sudah tertidur. Lama-kelamaan kepalanya
bersender ke bahu Levi.
Katrine dan Airin sudah sampai di stasiun
tv untuk menjemput Sasta. Disana mereka menemukan lift di gedung itu
sedang diperbaiki oleh petugas. Banyak orang lain juga yang sedang
menunggu lift. Sasta menelpon Katerine bahwa shownya sudah selesai, tapi
ia nggak bisa turun karena liftnya sedang rusak. Katerine bialng bahwa
ia sudah sampai, tapi tidak bisa ke tempat Sasta karena liftnya sedang
rusak. Akhirnya Katerine dan Sasta janjian untuk ketemu dibawah saja.
Petugas masih berusaha memperbaiki lift. Seseorang yang juga sedang
menunggu lift nyeletuk bahwa ia kasihan dengan orang yang terjebak dari
tadi di dalam lift. Yang lain bilang bahwa yang terjebak didalam adalah
seorang laki-laki dengan pacarnya. Terus yang lainnya lagi bilang wah
asik tuh bisa pacaran didalam. Katerine dan Airin mendengar pembicaraan
mereka.
Lift sudah selesai diperbaiki. Di dalam lift… Levi
membangunkan Dian dan mengatakan lift sudah jalan. Dian bangun. Levi dan
Dian sama2 bangun untuk keluar. Pintu lift terbuka. Levi dan Dian
keluar dari lift. Airin dan Katerine melihat Levi keluar dari lift
bersama dengan seorang perempuan. Airin kaget. Beberapa saat ia sempat
terdiam sambil menatap Levi. Levi juga sebenarnya tidak kalah kaget.
Airin nggak tahan lagi, akhirnya ia berlari meninggalkan tempat itu.
Levi mau melakukan sesuatu untuk menahan Airin, tapi tidak jadi. Dian
masih ada di samping Levi.
Katerine mengejar Airin keluar. Di
luar Airin menangis setelah menyaksikan kedekatan Levi dengan perempuan
lain. Katerine mencoba menghibur Airin dan menyarankan agar Airin jangan
salah sangka dulu karena bisa aja perempuan itu adalah partner kerjanya
Levi. Orang berdua itu kan belum tentu pacaran. Seperti Airin dan
Jonah. Sasta aja bisa salah sangka waktu melihat Airin pelukan dengan
Jonah. Meskipun Katerine sudah berusaha memberikan berbagai alasan tadi,
Airin tetap menangis. Airin lalu berkata kepada Katerine bahwa ia
merasa heran dan lucu dengan dirinya sendiri. Mengapa ia harus menangis
segala, padahal ia itu bukan siapa2nya Levi. Dan kalaupun Levi dan
perempuan itu pacaran, tidak ada salahnya. Lagipula ia yang meninggalkan
Levi dan Levi berhak untuk berhubungan dengan siapa saja. Dulu ia pikir
bahwa ia bisa hidup tanpa Levi. Tapi ternyata ia salah. Hatinya sakit
melihat Levi bersama dengan perempuan lain…
B E R S A M B U N G
Sinopsis Cincin Episode 57
Setelah
menyaksikan Levi sedang bersama dengan perempuan lain di lift, Airin
yang kaget berlari keluar meninggalkan tempat itu. Katerine ikut
menyusul dibelakangnya. Di hadapan Katerine, Airin menangis. Airin sedih
melihat Levi bersama dengan perempuan. Hatinya sakit. Tapi di satu sisi
ia berpikir bahwa itu adalah hak Levi untuk bersama dengan perempuan
lain.
Kembali ke kantornya, Levi termenung. Ia memikirkan
kejadian barusan. Pertemuannya yang tidak disengaja dengan Airin di
depan lift tadi. Levi menyesalkan karena sudah 2 kali ia bertemu dengan
Airin saat ia sedang bersama dengan Dian. Levi berpikir bahwa Airin
pasti akan salah sangka. Ia sendiri tidak tahu bagaiman perasaan Airin
melihatnya bersama Dian, tapi Levi yakin bahwa ia tadi melihat kesedihan
di mata Airin. Levi merasa harus menjelaskan kepada Airin bahwa Dian
bukan siapa-siapa baginya. Dan tidak ada seorangpun yang dapat
menggantikan Airin di hatinya. Meskipun ia telah meninggalkan Airin, itu
semua ia lakukan karena ia merasa tidak bisa membahagiakan Airin.
Sasta
sedang bahagia karena show nya di TV hari ini berhasil. Ia menceritakan
keberhasilan shownya dan kesungguhan Tea untuk mengorbitkannya dengan
antusias kepada Airin dan Katerine yang berjalan mengikuti Sasta dari
belakang. Airin yang baru saja menangis sedang berusaha mengatasi
perasaannya. Katerine juga masih merasakan kesedihan Airin. Sehingga
mereka berdua seolah-olah tidak menyambut omongan Sasta yang
menggebu-gebu itu. Mereka berdua hanya diam saja mendengarkan cerita
Sasta. Sasta yang lagi asik cerita akhirnya menyadari bahwa ceritanya
tidak mendapatkan sambutan yang berarti dari Airin dan Katerine. Itu
membuat Sasta membalikkan badannya dan bertanya kepada Airin dan
Katerine m. Katerine berusaha mengelak dengan mengatakan bahwa mereka
juga turut senang dengan keberhasilan Sasta. Airin juga menambahkan
bahwa ia senang karena Sasta bisa mewujudkan impiannya, dan Sasta harus
bersyukur karenanya, karena tidak semua orang bisa mewujudkan impiannya
sampai akhir hidupnya, padahal impiannya cuma satu. Katerine
mendengarkan Airin berbicara seperti itu. Ia sangat tahu apa yang
dimaksud Airin.
Keesokan harinya, di kantor New Extra Record,
Dian sedang menunggu Levi dengan gelisah di dekat pintu masuk. Dian dan
Danny menyaksikan kegelisahan Dian dari belakang dan mengetahui bahwa
Dian sedang gelisah karena menunggu Levi yang sudah siang begini belum
datang juga. Dion akhirnya berbicara dan berbuat seolah-olah ia sedang
khawatir dengan Levi yang belum datang juga sampai sesiang ini. “Kok,
Pak Levi belum datang juga ya? Jangan2 pak Levi sakit karena kemarin
terjebak di lift”. Danny menimpali dengan mengatakan kalau terjebaknya
bersama dengan cewek pasti bikin badan enak. Mendengar itu, Dian
menyadari bahwa tingkah lakunya yang sedang gelisah menunggu Levi sudah
diketahui oleh orang lain. Dian masuk ke dalam dan langsung ke toilet.
Di dalam toilet Dian jadi berpikir bahwa jangan2 orang lain sudah bisa
melihat bahwa ia menyukai Levi. Tapi apa boleh buat, ia memang sudah
jatuh cinta sama Levi. Tapi disaat yang bersamaan ia juga berpikir
apakah ia bertepuk sebelah tangan.
Airin sedang mengajar melukis
murid-muridnya di tempat terbuka seperti biasa. Ia terlihat lebih segar
dan senang. Saat sedang berjalan pulang, tiba-tiba kepala Airin sakit.
Airin langsung mengambil HP nya dan menelpon Jonah. Airin minta tolong
kepada Jonah. Di ujung jalan Levi sedang menunggu Airin melewati jalan
itu. Levi kelihatan gembira ketika melihat Airin sedang berjalan ke arah
nya. Tapi Airin tidak melihat Levi. Levi baru mau menghampiri Airin,
tapi langkahnya terhenti karena ia melihat Jonah sedang berlari mengejar
Airin. Jonah yang tadi ditelpon Airin sudah berhasil menyusul Airin.
Jonah menanyakan kondisi Airin kepada Airin dengan rasa khawatir yang
khas ala Jonah. Airin mengatakan kepada Jonah bahwa ia sudah baikan,
mungkin ia hanya kecapean saja dan perlu istirahat sebentar. Jonah
bertanya apakah perlu ke rumah sakit. Tapi Airin bilang tidak. Ia hanya
mau pulang saja. Jonah mau mengantar. Awalnya Airin menolak. Tapi Jonah
memaksa. Jonah menggenggam kedua tangan Airin, Jonah berkeras mau
mengantar Airin karena ia tidak mau terjadi apa-apa dengan Airin. Levi
masih melihat kejadian itu dari ujung jalan. Airin akhirnya mau diantar
pulang oleh Jonah. Jonah merangkul pundak Airin dan mengajaknya pulang.
Mereka berjalan ke arah yang berlawanan dan menjauh dari tempat Levi
berdiri. Jonah dan Airin tidak menyadari sama sekali bahwa Levi melihat
mereka berdua dari jauh dengan segala pertanyaan yang timbul dalam
benaknya.
Levi kembali ke kantornya. Levi sedang ngelamun saat
Dion dan Danny tiba-tiba masuk. Mereka duduk dihadapan Levi. Dion
menyinggung kejadian Levi terjebak di dalam lift kemarin dan mau tahu
kejadiannya. Levi menjelaskan bahwa seperti umumnya orang terkurung di
dalam lift yaitu panik, kepanasan dan sesak napas. Kata-kata sesak napas
menjadi pertanyaan buat Dion, lalu Dion bertanya lagi bahwa sesak
napasnya bukan karena terkurung bareng Dian kan. Lalu Dion mengambil
kesempatan itu untuk menceritakan bahwa Dian itu sangat perhatian kepada
Levi. Buktinya adalah pengahrum ruangan yang beraroma jasmine dan Dian
selalu menyiapkan mawar segar di pojok sana. Levi merasakan aroma
ruangannya dan melihat bunga mawar yang ditunjuk Dion. Levi baru
menyadarinya. Dion menambahkan lagi bahwa ia bersykur Dian bisa
menggantikan Airin dan menghilangkan kesedihan Levi. Levi hanya
senyum-senyum saja. Dion dan Danny keluar, tapi sebelum keluar Dion
nyeletuk ke Levi “Dian juga cukup manis kok Pak!”. Lalu Dion dan Danny
keluar sambil tertawa menggoda Levi. Setelah sendirian, Levi mulai
berpikir bahwa benar juga apa yang dikatakan Dion.
Dian masuk ke
ruangan Levi. Ia membawa nampan berisi makanan, menyediakan makan malam
untuk Levi. Sudah jam 9 malam Levi belum juga makan. Levi berterima
kasih sebelum Dian keluar dari ruangannya.
Sementara itu…di
kamarnya, Airin menangis (lagi) mengingat Levi. Airin kangen dengan
Levi. Airin berkata pada dirinya sendiri bahwa ia belum bisa melupakan
Levi. Airin ber-andai2… seandainya Levi disisinya, ia pasti akan lebih
kuat menghadapi penyakitnya. Sebenarnya Airin ingin sekali menceritakan
semua penderitaannya kepada Levi, tetapi ia tidak mau menambah beban
Levi, karena ia tahu bahwa Levi sekarang sedang berjuang untuk
mempertahankan hidup keluarganya. Tapi ia berpikir lagi bahwa sebaiknya
memang mereka berpisah, karena ia tidak mau kalau akhirnya ia harus
berpisah dengan Levi saat ajal menjempunya. Lagipula Levi sudah
mendapatkan penggantinya dan sudah 2 kali ia bertemu dengan perempuan
itu… dia cantik… dan dia pasti lebih bisa membahagiakan Levi daripada
dirinya yang tinggal menunggu ajal.
Kembali ke Levi yang masih
berada di ruang kantornya, Levi juga sedang mengingat Airin. Levi sedang
berpikir bahwa Dian memang mirip Airin, sifat mereka dan perhatian
mereka kepadaku. Dan mungkin itu yang menyebabkan ia selalu merasa
nyaman jika bersama dengan Dian. Tapi Dian bukan Airin. Dan sampai saat
ini ia masih belum berhasil melupakan Airin, meskipun Airin sudah
menjatuhkan pilihannya kepada Jonah, laki-laki lembut yang tidak pernah
bisa membuat Airin menangis.
Andre masih melancarkan aksi
pendekatannya pada Renata. Andre kembali menemani Renata melukis di
taman dan memuji-muji Renata. Renata senang2 aja berteman dengan Andre.
Andre mengajak Renata makan mie di tempat makan di sekitar taman. Renata
minta Andre mengundangnya ke rumahnya sekali-sekali. Tapi Andre tidak
mau mengajak Renata kerumahnya karena di daerah rumahnya itu rawan,
bahkan bapaknya sendiri aja seorang pemabuk dan pemain judi. Renata
kaget mendengarnya dan langsung khawatir dengan keadaan ibunya Andre.
Andre melihat kesempatan untuk menggunakan Renata agar ia bisa jadi
penyanyi di NER. Andre pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia lalu
menceritakan penderitaan ibunya dan keinginannya untuk menghilangkan
penderitaan ibunya. Tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa karena yang ia
bisa hanya menyanyi. Renata langsung punya ide bahwa ia akan mencoba
membujuk kakaknya untuk menjadikan Andre sebagai penyanyi di NER.
Di
rumah… Levi sedang menonton TV. Renata membujuk Levi untuk menjadikan
Andre sebagai penyanyi di NER. Tapi Levi dengan tegas menolak Rena
dengan alasan bahwa bisnis itu bukan main-main. Ia harus mencari
orang-orang yang berbakat dan ia tidak bisa membuat seseorang jadi
penyanyi hanya karena orang tsb pernah berjasa kepada mereka. Levi
mengingatkan Renata bahwa perusahaan mereka adalah perusahaan kecil. Ia
harus benar-benar selektif, karena jika gagal siapa yang akan melunasi
hutang-hutang mereka di bank. Renata kesal dengan penolakan Levi.
Keesokan
paginya.. Renata masih belum nyerah. Ia masih berusaha membujuk Levi.
Renata meletakkan selembar kertas dibawah jar dengan harapan Levi akan
melihatnya. Benar saja, Levi menemukan kertas itu saat sedang sarapan.
Isinya: Kakak masih bisa menikmati semua ini karena Andre telah
menyelamatkan Rena. Levi tersenyum membacanya. Usaha Renata tidak sampai
di situ saja, ia bahkan menempelkan sebuah catatan di Koran yang akan
dibaca Levi. Levi tersenyum saat membacanya. Renata ngintip dari balik
pintu. Ia berharap usahanya itu berhasil membujuk Levi.
Aldo
memutuskan untuk mencari pekerjaan. Ia tidak mau membebani kedua
anaknya. Aldo keluar masuk perusahaan untuk melamar pekerjaan. Tapi
semuanya menolak karena rata-rata karyawan yang dicari adalah karyawan
yang lebih muda. Sangat ironis memang seorang Aldo yang dulu adalah
seorang direktur utama perusahaan besar harus keluar masuk perusahaan
melamar pekerjaan dan ditolak karena umur. Padahal menurutnya ia dapat
melakukan sesuatu dan memajukan perusahaan itu. Saat Aldo sedang
berjalan, sebuah mobil melintas disampingnya dan menyipratkan becek
kepadanya. Saat Aldo masih terkejut karena cipratan itu, ia melihat
mobil itu berhenti, dan yang keluar ternyata Damar. Damar yang merasa
sudah kaya raya dan berada diatas Aldo meledek dan menghina Aldo. Aldo
marah dihina Aldo. Terjadilah pertengkaran mulut antara Aldo dan Damar.
Aldo tidak bisa diintimidasi Aldo. Aldo menyerang balik bahwa ia tahu
siapa Damar sebenarnya. Meskipun sekarang Damar kaya raya, tetapi Damar
adalah Damar, semua orang tahu bahwa Damar adalah seorang bajingan
murahan yang mengkhianati temannya. Kemewahan tidak dapat membuat kamu
wangi krn kamu sudah busuk. Aldo menambahkan lagi bahwa di mata Aldo
Damar hanya seorang tukang parkir yang ia pungut dan didik menjadi
supir… jadi tdk ada yang bisa Damar sombongkan di hadapannya. Damar
tidak mau kalah, ia balik mendamprat Aldo karena pada kenyataannya
sekarang Aldo adalah seorang gembel, semua orang sudah meninggalkannya,
bahkan Tara juga meninggalkannya dan harus mati mengenaskan. Mendengar
nama Tara disebut-sebut, Aldo bertambah marah. Aldo mau memukul Damar,
tapi 2 bodyguard Damar yang ada di samping Damar langsung membantu
Damar. Aldo pun habis dipukuli oleh mereka.
Sementara itu… di
rumah Risdo… Tara sudah sadar. Risdo senang sekali melihat wanita yang
ia tolong itu sudah sadar. Risdo lalu menanyakan siapa nama wanita itu.
Tapi wanita itu tampak kebingungan dan bertanya balik “Aku… aku siapa?” B E R S A M B U N G
Sinopsis Cincin Episode 58
Tara
membuka matanya. Orang yang pertama dilihatnya adalah Risdo yang sedang
duduk tertidur disamping tempat tidur Tara. Risdo terbangun dengan
suara Tara. Risdo sangat senang melihat wanita yang ditolongnya itu
telah sadar dari pingsannya yang cukup lama. Risdo memperkenalkan
dirinya kepada wanita itu dan kemudian bertanya siapa nama perempuan
itu. Tara terlihat bingung dan keheranan, dan malah balik bertanya “Aku…
aku siapa?”
Sementara itu di rumah Aldo, Renata heran melihat
papanya pulang dalam keadaan babak belur. Aldo berbohong saat Renata
menanyakan apa yang terjadi. Aldo mengatakan bahwa ia hampir saja
dirampok. Dan ia dipukuli ketika mencoba melawan. Renata percaya dengan
apa yang dikatakan Aldo.
Kembali ke rumah Risdo… Risdo masih
menemani Tara yang baru sadar. Tiba-tiba seorang anak kecil masuk dan
memanggil Tara dengan sebutan Ibu dan langsung memeluknya. Tara yang
kehilangan ingatannya bingung dipanggil Ibu oleh anak itu. Pengasuh yang
datang bersama anak kecil tadi meminta maaf kepada Risdo karena telah
membiarkan anak itu masuk, padahal ia sudah mencoba untuk menahannya.
Risdo mencoba mengatakan kepada anak itu yang ternyata adalah anak Risdo
bahwa wanita ini bukan ibunya. Tetapi anak itu tidak mau melepaskan
pelukannya dari Tara dan berkeras bahwa wanita yang ada didepannya itu
adalah ibunya. Ia sangat kagen dengan ibunya. Anak Risdo telah mengira
Tara adalah ibunya, ia belum tahu kalau sebenarnya ibunya sudah
meninggal.
Saat sendirian Tara sedang bingun karena tidak ia
tidak ingat siapa dirinya. Ia sedang berpikir bahwa apakah benara anak
yang memeluknya tadi itu adalah anaknya.
Sementara itu, Aldo
tidak bisa terima perlakuan Damar tadi. Ia berjanji pada dirinya sendiri
bahwa suatu hari ia akan membalas dendam kepada Damar.
@}------
Tea
sedang mempin rapat di Nada Record dengan agenda promosi album,
konferensi pers, rencana show yang kesemuan itu untuk Sasta. Semua staf
dari masing2 bidang menyatakan kesiapan mereka.
@}------
Nada
Record menggelar konser besar untuk Sasta sesuai dengan rencana yang
telah disusun rapi oleh Tea. Saat konser Sasta mengenakan gaun warna
ungu ala gadis spanyol lengkap dengan bunga warna senada menempel indah
di rambutnya. Konser Sasta hari itu mendapat sambutan yang cukup meriah
dari para penonton.
Selesai konser, Sasta menggelar jumpa pers.
Ia ditemani Katerine sebagai manajernya dan satu orang lagi dari pihak
Nada Record. Wartawan kembali mengungkit soal hubungan Sasta dengan om
Rino. Sasta dengan tenang dan percaya diri menjawab pertanyaan wartawan
bahwa ia tidak punya hubungan apa2x dengan Om Rino, ia hanya pernah
bekerja di bar om Rino sebagai cleaning service dan bukan sebagai
perempuan simpanan. Dalam kesempatan itu Sasta beharap agar teman pers
dapat membantunya untuk ikut memulihkan namanya. Konferensi pers itu
diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah dari semua yang hadir.
Dirumah
Sasta meluapkan kegembiraannya di depan Airin dan Katrine karena
konsernya hari ini sukses. Airin dan Katerine ikut bahagia melihat Sasta
bahagia. Mereka juga ikut teriak kegirangan dan memuji Sasta hebat.
Sasta mengucapkan terima kasih kepada mereka, karena ia bisa seperti
sekarang itu karena berkat Airin, Katerine dan Jonah yang paling ia
sayang. Kalimat terakhir Sasta sempat mebuat Airin dan Katerine cemas.
Mereka berdua mengira hal itu akan membuat Sasta berubah sedih. Tapi
ternyata tidak. Sasta berusaha tegar dengan mengatakan bahwa ia sudah
melupakan Jonah, karena pada kenyataannya ia lebih memilih karirnya
daripada Jonah. Sasta tertawa. Airin dan Katerine pun ikut tertawa.
@}------
Katerine
memperlihatkan kepada Sasta bahwa berita tentangnya dimuat di tabloid.
Saat mereka berdua lagi melihat tabloid dan sedang mengomentarinya,
Jonah datang untuk menjemput Airin. Jonah mengucapkan selamat kepada
Sasta atas keberhasilan konsernya. Melihat Jonah datang, Katerine
langsung ingat bahwa hari ini adalah jadwal Airin untuk chemotherapy.
Katerine langsung cemas karena pasti Sasta akan melihat Jonah pergi
bersama Airin. Tidak lama Airin yang sudah siap untuk berangkat muncul
di hadapan mereka.. Jonah mengajak Airin untuk segera berangkat. Airin
agak kikuk dan ragu-ragu harus bersikap bagaimana di depan Sasta. Airin
lalu menawarkan Jonah untuk minum dulu. Tapi Jonah tidak mau. Jonah lalu
pamita kepada Katrine dan Sasta. Airin dengan hati-hati juga pamit
kepada Sasta. Diluar dugaan semua orang Sasta menanggapi situasi itu
dengan tenang dan penuh senyum. Ia malah sempat berpesan kepada Jonah
agar tidak ngebut di jalanan. Kemudian Jonah dan Airin pergi.
@}-------
Di
rumah sakit… Dr. Fery memperlihatkan hasil scan Airin kepada Airin dan
Jonah. Dr. Fery menyampaikan bahwa dari semua hasil scan ini menandakan
bahwa tumor yang ada di otak Airin sudah mulai menyebar ke seluruh otak,
dan kalau tidak segera dioperasi, fungsi saraf otak yang menggerakan
tubuh akan terganggu. Airin kaget mendengarnya.
Sementara itu di
studio Nada Record, di depan Airin, Katerine dan Jonah Sasta bisa
menyembunyikannya perasaannya dengan baik, tapi saat sedang sendirian
Sasta sedih dan menangis. Keyboard yang ada dihadapannya menjadi sasaran
kesedihannya. Sasta sudah berusaha untuk melupakan Jonah, tapi tetap
nggak bisa, karena setiap kali ia nyanyi hanya lagunya Jonah yang selalu
membuat ia berkesan, meskipun ia tidak tahu apakah lagu itu benar-benar
Jonah ciptakan untuknya. Betapa sakitnya cinta yang tidak terbalas,
begitu pikir Sasta.
Dari pintu Tea menyaksikan Sasta yang sedang
sedih. Tea tahu bahwa Sasta menangis karena memikirkan Jonah. Tea juga
sedih melihat Sasta menangis dan menderita. Ia telah membuat Sasta patah
hati, tapi ia terpaksa harus melakukannya.
@}---------
Levi
pamit kepada Renata untuk berangkat kerja. Saat Levi akan pergi, Renata
menahannya. Renata minta dibelikan cat air oleh Levi karena cat airnya
sudah habis. Levi menyanggupi dengan senang hati. Lalu Levi pergi.
Renata
berdiri di pinggir sebuah jalan menunggu Andre lewat disitu. Andre
melihat Renata sedang menunggunya. Dalam hatinya ia kesal karena bertemu
Renata lagi “hhm dia lagi?!” Andre tidak mau ketemu. Andre lalu
membalikkan badannya dan hendak beranjak pergi. Tapi Renata keburu
melihatnya dan memanggil Andre. Hal pertama yang Renata lakukan adalah
meminta maaf kepada Andre karena ia belum bisa membujuk kakaknya untuk
menerima Andre sebagai penyanyi di NER. Meskipun dalam hatinya kecewa
Andre tetap mengatakan tidak apa2 dan sebenarnya ia nggak enak
merepotkan Renata. Renata lalu mengajak Andre jalan-jalan ke mall untuk
menemaninya beli kaset. Tapi Andre yang dari awal memang udah males
ketemu Renata menolak dengan halus dengan alasan bahwa ia harus ngamen
cari uang dan ia nggak punya waktu untuk jalan2. Jika nanti ia sudah
jadi penyanyi top, mungkin ia akan punya waktu untuk jalan-jalan.
Meskipun kecewa, Renata menerima alasan penolakan Andre.
Andre
ngoceh-ngoceh kepada temannya, si pemilik warung dekat taman itu. Ia
sedang kesal karena baru aja diajak jalan-jalan ama Renata. Temannya
heran kenapa Andre nggak suka padahal Andre sudah kenal dengan Renata,
dan baginya wajar kalau Renata ngajak Andre jalan2. Tapi Andre buru-buru
mengoreksi bahwa ia mendekati Renata karena punya misi tertentu. Tujuan
dia sebenarnya adalah kakaknya Renata, yaitu Levi. Dan Renata bisa
menjadi jalan baginya untuk masuk dapur rekaman. Kalau ia bisa masuk
dapur rekaman, dan albumnya sukses, ia bisa jadi orang terkenal. Andre
mengelak ketika temannya menuduh Andre hanya mempermainkan Renata. Ia
hanya tidak bisa memikirkan perempuan untuk saat ini, karena untuk
mengurus diri saja ia nggak becus.
Di tempat lain… Levi hendak
membelikan cat air pesanan Renata di sebuah toko buku. Airin juga ada di
toko buku yang sama sedang mencari peralatan gambar. Secara kebetulan
Levi bertemu dengan Airin saat mereka mengambil kuas yang sama di salah
satu rak. Levi kaget. Demikian juga Airin. Airin yang pertama kali
melepaskan kuasnya. Levi mau menyerahkan kuas itu kepada Airin, tapi
Airin menolak. Tanpa bicara Arin meninggalkan tempat itu. Levi memanggil
Airin. Airin membalikkan badannya dan melihat ke Levi. Airin ragu.
Akhirnya Airin memutuskan untuk pergi.
@}---------
Konser
Sasta sukses lagi. Tea menontonnya dari balik layar. Selesai konser
Sasta menemui Tea dan mengucapkan terima kasih. Tea ikut senang melihat
Sasta senang. Dalam hati Tea berharap agar suatu hari nanti Sasta akan
memanggilnya mama. Tanpa sadar Tea menatap cincin di kalung Tea begitu
lama. Sasta menyadarinya. Sasta lalu menjelaskan bahwa cincin itu adalah
pemberian seseorang yang sangat ia benci dan sekaligus ia sayang. Tea
kaget dan semakin percaya bahwa Sasta adalah Airin. Tea lalu memeluk
Sasta dengan erat sekali. Sasta membiarkan Tea memeluknya, meskipun
sebenarnya ia sendiri heran mengapa Tea sampai memeluknya seperti itu.
Sementara
itu di rumah… Airin bilang ke Katerine bahwa ia ingin pergi ke pantai
untuk menenangkan diri. Katerine menawarkan diri untuk menemaninya. Tapi
Airin bilang bahwa ia ingin sendiri. Katerine membiarkan Airin pergi
sendiri meskipun sebenarnya ia cemas karena Airin pergi sendirian.
Terlihat dari wajah Katerine.
Renata membuka celengannya. Renata
senang uangnya sudah cukup untuk membuat demo bagi Andre. Renata pergi
ke rumah Andre. Ibunya Andre yang membukakan pintu. Renata menanyakan
Andre kepada ibunya Andre. Lalu ibunya Andre masuk ke dalam untuk
memanggil Andre. Andre tidak mau menemui Renata dan meminta ibunya untuk
bilang kepada Renata bahwa ia sudah pergi. Renata agak kecewa, tapi ia
menitipkan pesan kepada ibunya Andre bhw Andre sudah bisa membuat demo
secepatnya. Andre mendengarkan dari dalam. Mendengar kata demo, Andre
langsung berubah pikiran. Ia langsung melompat dari tempat tidur dan
menemui Renata di luar. Renata dan ibunya heran. Andre bilang bahwa ia
baru saja sampai dan masuk lewat pintu belakang. Andre permisi kepada
ibu Andre untuk bicara dengan Andre. Renata memberikan uang kepada Andre
untuk membuat demo. Awalnya Andre menolak, tapi karena Renata memaksa,
akhirnya Andre menerimanya.
Levi melamun saat sedang memimpin
rapat. Levi tidak memperhatikan sama sekali ketika Dion dan Danny
menjelaskan sesuatu di dalam rapat itu. Pikirannya melayang-layang ke
tempat lain. Dian sedang asik menulis disamping Levi. Dion meminta
pendapat Levi tentang apa yang baru saja ia sampaikan. Dion menunggu
tapi Levi tidak memberikan tanggapan. Semua mata akhirnya melihat ke
Levi. Dion memanggil-manggil Levi. Levi baru sadar ketika Dion
memanggilnya untuk kedua kalinya. Levi tersadar dan bilang oke. Levi
lalu minta maaf untuk undur dari rapat. Ia menyerahkan semua urusan
kepada Dion dan Danny. Setelah itu Levi pergi. Dion merasa aneh dengan
tingkah Levi. Tapi Danny bilang kalau Levi begitu itu, pasti Levi sedang
memikirkan Airin, karena Levi itu cinta mati sama Airin. Dion
membenarkan dan jika saja kasus Pak Aldo yang menghebohkan itu tidak
terjadi, pasti Levi tidak akan pernah meninggalkan Airin. Dian
mendengarkan semuanya.
Di sebuah studio… Andre sedang membuat
demo. Renata menungguinya dari ruangan mixing. Setelah selesai, Renata
masuk dan teriak kergirangan karena hasilnya bagus. Renata mengucapkan
selamat kepada Andre dan anggota band yang mengiringi Andre.
@}-------
Airin
sudah sampai di pantai. Airin mengenang masa lalunya bersama Levi di
pantai itu. Di pantai inilah pertama kalinya mereka mengungkapkan
perasaan mereka. Airin berpikir seandainya dulu Levi tahu bahwa hidupnya
tidak akan panjang lagi, apakah Levi akan tetap mencintainya… apakah
mereka akan mengungkapkan perasaan mereka masing.
Sementara itu
Jonah mengetahui dari Katerine bahwa Airin pergi ke pantai sendirian.
Jonah yang khawatir dengan kondisi Airin langsung menyusul Airin ke
pantai.
Ternyata Levi meninggalkan rapat untuk pergi ke pantai.
Levi berjalan-jalan di pinggir pantai sambil memikirkan sesuatu. Ia
sedang memikirkan Airin. Levi memohon kepada Tuhan agar menghilangkan
rasa sakitnya jika ia dan Airin ditakdirkan untuk berpisah. Tapi jika ia
dan Airin diijinkan untuk bersatu, berikanlah tanda. Tidak lama setelah
mengucapkan permohonannya, Levi melihat Airin sedang berdiri di pinggir
pantai melihat ke arah laut tidak jauh dari tempatnya berdiri. Levi
menghampiri Airin. Ia memanggil Airin. Airin kaget melihat Levi sudah
berdiri disampingnya. Mata Airin sudah berkaca-kaca. Levi senang melihat
Airin dan mengatakan bahwa akhir-akhir ini mereka sering ketemu dan ia
tidak menyangka bahwa Airin masih mengingat tempat ini… tempat kita.
Ketika Airin melihat Levi, dalam hatinya ia berpikir bahwa lebih baik ia
jujur dengan perasaannya dan mengatakan semuanya. Namun saat Airin mau
mengatakan sesuatu kepada Levi, Jonah datang dan memanggil Airin. Levi
dan Airin sama-sama kaget Jonah sudah ada disamping mereka. Jonah sangat
khawatir dengan kondisi Airin sampai-sampai ia tidak mempedulikan
kehadiran Levi. Jonah mengatakan bhw ia sudah mencari Airin dari tadi.
Jonah juga menanyakan apakah Airin baik-baik saja. Wajah Levi terlihat
kesal dengan kehadiran Jonah yang tiba-tiba. Levi lalu meninggalkan
Airin dan Jonah dengan kesal. Airin melihat Levi pergi… BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 60
Saat
sedang sendirian di rumah, penyakit Airin kambuh. Airin terlihat
kesakitan dan muntah2 di tempat tidurnya. Airin mau keluar dari kamar,
tapi kondisinya yang lemah malah membuat ia terjatuh ke lantai dan
muntah2 lagi. Airin terseok-seok dan berusaha untuk meraih gagang pintu
kamar. Tepat saat pintu kamar berhasil Airin buka, Jonah datang. Jonah
kaget melihat Airin ada di lantai. Jonah lalu mengangkat Airin dan
membaringkan Airin lagi ke tempat tidur. Jonah lalu membersihkan
muntahan Airin di tempat tidur dengan tissue. Airin masih mengerang
kesakitan. Karena Airin terus menahan sakit, Jonah berusaha untuk
menenangkan Airin dengan memeluknya. Jonah juga sedih melihat Airin yang
sedang berjuang menahan sakit. Tapi Airin yang mengetahui kehadiran
Jonah, malah menyuruh Jonah pergi. Dengan berat hati Jonah memenuhi
keinginan Airin. Airin masih mengerang sakit. Jonah melihat Airin begitu
menderita menahan sakit Airin dan Jonah pun menangis. Sebelum keluar
dari kamar Airin, Jonah sempat membersihkan muntahan Airin di lantai
dengan tissue.
Setelah Airin lebih tenang, Jonah masuk ke kamar
lagi dan mulai membersihkan kamar Airin. Jonah membersihkan lantai dan
mengepelnya. Kemudian Jonah juga mengganti sprei Airin yang sudah kotor
karena muntah, sementara Airin masih terbaring di tempat tidur itu dalam
keadaan setengah sadar.
Sementara itu di café, Renata
mengundang Levi makan malam. Malam itu band Andre sedang tampil. Renata
sengaja meminta pendapat Levi tentang band yang tampil malam ini. Levi
bilang bagus. Renata lalu berterus terang kepada Levi bahwa sebenarnya
band yang sedang tampil sekarang itu adalah band nya Andre, yang dulu
pernah ia tawarkan kepada Levi. Lalu Levi bilang ke Renata agar Andre
mengirimkan demonya kepada Levi. Renata senang mendengarnya.
Sasta
dan Airin pulang ke rumah. Mereka melihat Jonah baru keluar dari kamar
Airin dengan membawa peralatan untuk mengepel lantai. Sasta langsung
bertanya kepada Jonah apakah kak Airin nya sakit dan muntah2 lagi. Sasta
dan Airin kelihatan cemas. Jonah memberikan kode agar mengecilkan
suaranya karena Airin sudah tertidur. Jonah lalu mengatakan kepada Sasta
dan Katerine bahwa penyakit Airin memang bertambah parah, tapi sekarang
udah nggak apa-apa. Jonah menyuruh Sasta dan Katerine untuk istirahat
dulu, biar ia yang akan menjaga dan mengurus Airin.
Pagi harinya,
Airin sudah bangun. Sasta masuk ke kamar Airin dan mengucapkan selamat
pagi kepada Airin. Airin senang melihat Sasta dan bilang bahwa ia pasti
tadi malam ketiduran, padahal ia ingin sekali mendengar cerita Sasta
tentang konsernya. Airin minta maaf dan baru mau bilang sesuatu bahwa
tadi malam ia…, Sasta langsung memotongnya dengan mengatakan bahwa tadi
malam penyakit kak Airin kambuh dan muntah2 lagi, tapi untungnya ada
Jonah. Jonah lah yang menemani kak Airin. Sasta juga bilang bahwa yang
membersihkan kamar adalah Jonah. Sasta lalu bertanya kepada Airin
mengapa kak Airin tidak menerima cinta Jonah… Jonah itu tulus mencintai
kak Airin… dan apa kekurangan Jonah. Airin bilang bahwa cinta itu tidak
bisa dipaksa, dan ia juga tahu bahwa Sasta sangat mencintai Jonah… Jonah
itu milik Sasta… dan sampai kapan pun Airin tidak akan mengkhianati
Sasta. Tapi Sasta mengatakan tidak kepada Airin… bahwa setelah ia pikir2
lagi, ternyata ia lebih mencintai karirnya daripada Jonah. Dan Sasta
juga bilang bahwa ia nggak pantas memiliki Jonah…, karena yang pantas
memiliki Jonah itu adalah kak Airin. Sasta sudah menangis. Sasta
menambahkan lagi bahwa ia juga sadar bahwa Jonah tidak pernah dan tidak
akan pernah mencintainya… karena semua cinta Jonah itu adalah milik kak
Airin… dan kapanpun kak Airin ingin mengambil cinta itu… kak Airin bisa.
Airin tidak mengatakan apa2 lagi… lalu ia memeluk Sasta…
Di
rumah Risdo… Tara yang masih belum mengingat siapa dirinya sedang dalam
kebingungan. Tiba-tiba Nino, anak Risdo, masuk ke kamar dan masih
memanggilnya Ibu. Tara yang masih belum yakin tentang dirinya mengatakan
kepada Nino bahwa ia bukan ibunya. Tapi Nini malah menangis memeluk
Tara dan mengatakan bahwa Tara adalah ibunya. Risdo masuk dan mencoba
untuk menarik Nino agar melepaskan pelukannya pada Tara. Tapi Nino malah
memeluk Tara lebih erat lagi sambil berteriak bahwa Nino mau bersama
dengan Ibu. Sambil memeluk Nino, Tara lalu bertanya kepada Risdo apakah
Risdo benar2 tidak tahu siapa dirinya… apakah ada sesuatu yang dapat
membuatnya mengingat dirinya. Risdo lalu menarik Nino keluar setengah
paksa. Nino terus menangis ketika Risdo mengajaknya keluar dari kamar
Tara.
Tara sedang berpikir siapa dirinya sebenarnya. Ia
memutuskan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya karena ia tidak
mau tertipu hanya karena ia tidak bisa mengingat apa-apa. Tara lalu
membereskan barang2nya. Risdo masuk dan bertanya Tara mau kemana. Tara
mengatakan bahwa ia akan pergi untuk mencari tahu siapa sebenarnya
dirinya. Tara berterima kasih karena selama ini Risdo telah merawatnya,
tapi ia juga minta maaf karena ia harus pergi. Saat itu Risdo tidak
dapat mencegah Tara untuk pergi. Tapi ketika Tara sudah keluar beberapa
langkah dari rumah Risdo, Nino menangis dan mencegah Tara untuk pergi
meninggalkannya. Risdo tidak tahan melihat Nino menangis. Nino telah
menganggap Tara adalah ibunya. Akhirnya Risdo juga mencegah Tara pergi
dan memohon kepada Tara agar jangan meninggalkan mereka dengan berbohong
kepada Tara bahwa Nino adalah anak kandung mereka.
Pada malam
hari Jonah sedang ada di studio melakukan pekerjaannya. HP nya berbunyi.
Ternyata Sasta yang menelponnya dan memintanya untuk ketemuan. Sasta
mengajak Jonah jalan-jalan di pinggir pantai (kalo nggak salah di
pinggir pantai, soalnya ada suara debur ombak sih… kalo gw nggak salah
denger). Sasta minta maaf kepada Jonah karena selama ini ia sudah egois
terhadap Jonah… Ia selalu memikirkan diri sendiri dan telah memaksa
Jonah untuk sayang padanya. Ia juga telah berpikiran yang negative
tentang kak Airin. Sasta sudah menangis. Sasta lalu bilang bahwa mungkin
Jonah udah sering melihatnya menangis, tapi kali ini ia menangis untuk
kak Airin… ia nggak tega melihat kak Airin. Melihat Sasta sedih Jonah
lalu mengatakan kepada Sasta bahwa Sasta harus kuat, karena kalo Sasta
lemah siapa nanti yang akan menjaga Airin… semangat hidup Airin akan
semakin berkurang… itulah sebabnya mengapa Airin tidak mau menceritakan
penyakitnya kepada Sasta karena Airin tidak mau Sasta menangis. Jonah
lalu menyarankan agar Sasta menunjukkan kepada Airin bahwa Sasta tidak
selemah yang Airin bayangkan. Sasta sedih karena ia tidak mau kehilangan
Airin. Airin adalah keluarganya satu-satunya dan kalau Airin nggak ada
ia sama siapa. Jonah menasehati Sasta agar Sasta jangan bicara seperti
itu… Sasta harus bicara tentang kehidupan. Mereka semua akan berusaha
agar Airin cepat sembuh. Lalu Sasta masih sambil menangis mengajukan
satu permintaan kepada Jonah. Sasta berharap agar Jonah mengabulkan
permintaannya kali ini… bahwa Jonah harus menjaga kak Airin… berjanji
untuk mencintai kak Airin selamanya… dan membahagiakan kak Airin…
meskipun ia tahu bahwa Airin sering menolak Jonah… tapi ia juga bahwa
kak Airin sebenarnya sangat membutuhkan Jonah. Sasta melanjutkan lagi…
seumur hidup ia memang tidak pernah mengalah untuk orang lain, tapi kali
ini ia rela… ia berjanji akan melupakan Jonah… asalkan Jonah bisa
membuat Airin bahagia. Jonah tidak langsung memberikan jawaban. Jonah
lalu memeluk Sasta yang masih menangis…
Penyakit Airin kambuh
lagi. Airin mengerang kesakitan. Di rumah Cuma ada Katrine. Katrine
langsung panik melihat penyakit Airin kambuh. Katrine bingung mau
berbuat apa sementara Airin masih terus mengerang sakit. Katerine
mencari-cari obat Airin. Karena panik Katrine tidak tahu harus mengambil
obat yang mana. Katrine lalu bertanya kepada Airin obat yang mana.
Airin tidak menjawab dengan jelas karena ia masih menahan sakit. Katrine
jadi tambah panik dibuatnya. Katrine benar-benar bingung karena ia
tidak bisa menyuntik. Jonah dan Sasta sudah pulang. Sasta langsung
mendengar suara Airin yang kesakitan. Mereka berdua langsung berlari ke
kamar. Jonah langsung mengambil obat-obat yang ada di tangan Katerine.
Katerine masih terlihat panik. Jonah segera menyuntikkan obat ke tangan
Airin. Setelah itu Airin baru bisa tenang. Sasta melihat Airin yang
kesakitan. Sasta nggak tega dan sudah menangis melihat semua itu. Dalam
hatinya ia berkata… apa yang bisa aku lakukan… kak Airin… jangan
tinggalkan aku… jangan tinggalin aku.
Jonah, Sasta, dan Katerine
duduk-duduk di ruang tamu setelah Airin tertidur. Katrine langsung minta
Jonah agar Jonah mengajarkannya cara menyuntik agar jika terjadi
seperti ini lagi dan Jonah tidak ada, ia bisa melakukannya. Jonah
berjanji akan mengajarkan Katerine cara menyuntik, tapi Jonah juga
menganjurkan agar suntikan itu jangan terlalu sering karena kesananya
dosisnya bisa bertambah. Sasta teringat bahwa ia harus ke studio malam
itu untuk melakukan take vocal. Sasta pun meminta Jonah untuk menjaga
Airin malam itu, besoknya ia baru akan menjaga Airin. Jonah menyanggupi
permintaan Sasta untuk menjaga Airin. Karena sudah malam Jonah meminta
Katerine untuk menemani Sasta. Tidak lama setelah itu Sasta dan Katerine
pergi. Tinggal Jonah di rumah yang menjaga Airin.
Jonah
mengantarkan minum ke kamar Airin. Jonah baru mau membangunkan Airin
setelah ia masuk. Tapi ternyata Airin sudah bangun dan sedang duduk di
atas tempat tidur. Airin kelihatan sedang memikirkan sesuatu. Wajahnya
terlihat murung. Jonah menghampir Airin dan duduk di pinggir tempat
tidur. Jonah mencoba untuk menghibur Airin untuk jangan bersedih karena
ia selalu disini. Tapi diluar dugaan ternyata Airin tidak suka dengan
apa yang baru saja Jonah katakan padanya. Airin dengan ketus bilang
bahwa justru karena Jonah ada disini… dan untuk apa Jonah disini nemenin
orang penyakitan seperti dirinya. Jonah baru ngomong sesuatu tetapi
Airin sudah memotongnya dan mengatakan pada Jonah bahwa seharusnya Jonah
sekarang bersama Sasta bukan bersamanya disini. Airin meminta bahkan
setengah memaksa Jonah untuk memberikan semangat pada Sasta. Airin lalu
bilang ke Jonah kalau ia khawatir Sasta cuma mengalah hanya karena
melihatnya sedang sakit. Jonah mencoba menjelaskan kepada Airin bahwa
Sasta itu bukannya mengalah, tapi Sasta memang lebih memilih karir
daripada dirinya. Tapi Airin bilang bahwa ia tahu sekali bahwa Sasta
itu sangat mencintai Jonah, dan sekarang Sasta lagi sakit hati karena
Jonah selalu ada disekitarnya dan selalu ngurusin dirinya. Lalu Airin
menyuruh Jonah untuk pergi… keluar dari kamar ini dan njangan mengurusi
dia lagi… Airin menyuruh Jonah pergi untuk mengurus Sasta. Jonah hanya
diam saja saat itu. Tapi Airin terus mengusirnya dan memaksa Jonah untuk
keluar, bahkan Airin sampai mendorong Jonah karena Jonah tidak mau
beranjak juga dari sisi tempat tidur, meskipun Airin sudah menyuruhnya
keluar berulang-ulang. Jonah akhirnya keluar menuruti kemauan Airin…
Jonah
menuruti kemauan Airin keluar dari kamarnya. Namun Jonah tidak langsung
pergi dari rumah. Setelah menutup pintu kamar Airin, Jonah berkata
dalam hatinya… meskipun Airin mengusirnya, ia akan tetap menjaga Airin…
meski harus dari tempat yang tidak bisa Airin lihat. Jonah menjaga dan
menunggui Airin di luar, ia duduk di sisi pintu kamar Airin.
Usaha
Renata membujuk Levi untuk menerima Andre sebagai penyanyi di NER mulai
membawa hasil. Pagi-pagi Levi menemui Renata di kamarnya yang sedang
membaca majalah dan mengatakan kepada Renata bahwa jika memang teman
Renata yang pengamen itu masih berminat, ia masih boleh ikut audisi di
NER, tapi Levi mengingatkan bahwa dia harus banyak belajar. Renata
senang sekali dengan kabar gembira itu dari kakaknya dan berterima kasih
pada Levi.
Sementara itu di rumah Airin, Airin sudah bangun.
Airin keluar dari kamar. Ia sangat kaget ketika melihat Jonah ternyata
tertidur di depan pintu kamarnya. Airin kaget karena semalaman Jonah
sampai tertidur disitu hanya untuk menjaganya. Airin lalu masuk ke dalam
kamar mengambil selimut. Saat Airin mau menyelimuti Jonah, Jonah
terbangun. Jonah menyapa Airin dengan mengatakan “Rin, kamu udah
bangun?”. Tapi Airin langsung memarahi Jonah “Ngapain kamu disini? Aku
udah bilang kamu nggak usah jagain aku. Udah kamu pergi!! Tapi Jonah
menjawab dengan kata maaf kepada Airin. Jonah juga bilang bahwa meskipun
Airin mengusirnya, ia nggak peduli, ia tetap akan menjaga Airin, karena
itu adalah kemauannya. Airin terharu dengan perkataan Jonah, dan Airin
mulai menagis… lalu Airin minta maaf kepada Jonah dan mengatakan bahwa
Jonah itu terlalu baik untuknya… bahwa Jonah itu masih punya masa depan
yang cerah… dan Jonah itu cocok dengan Sasta, karena Sasta sangat
mencintainya… buat apa Jonah harus membuang-buang waktunya hanya untuk
merawat orang yang sudah tidak punya harapan untuk hidup… orang yang
sudah tidak ada artinya… dan sudah nggak punya cinta. Jonah lebih
terharu lagi mendengar Airin berkata seperti itu. Jonah lalu memeluk
Airin dan berkata “Kamu jangan begitu terus dong, Rin… walaupun kamu
sakit… itu tidak masalah buat aku… aku tetap menjaga kamu… dan walaupun
kamu tidak mempunyai cinta buat aku… itu nggak apa-apa buat aku, Rin…
karena aku sangat mencintai kamu… dan kamu tidak perlu membalas cinta
aku… kamu cukup mengijinkan aku untuk mencintai kamu… Aku cinta kamu,
Rin.” Jonah mengatakan semua itu sambil meneteskan air mata…
Renata
membawa berita gembira dari Levi itu kepada Andre dan kawan-kawan.
Andre sedang berkumpul dengan teman-teman band nya di tempat biasa.
Melihat Renata datang wajah Andre langsung berubah nggak senang. Teman2
Andre malah meledeknya. Renata memanggil Andre untuk diajak bicara di
tempat terpisah, agak jauh dari teman-temanya. Renata lalu menyampaikan
berita kepada Andre bahwa Levi telah menerima Andre untuk rekaman di
NER. Bukan main senangnya Andre mendengar kabar itu, Andre sampai tidak
percaya mendengarnya, tapi Renata meyakinkan Andre sekali lagi. Andre
teriak-teriak “aku jadi rekaman!” Teman2 nya mendengar Andre
teriak-teriak, lalu mereka menghampiri Andre dan Renata. Akhirnya mereka
jadi teriak-teriak kegirangan bersama-sama. Andre dan teman2nya ingat
bahwa mereka harus segera latihan. Lalu mereka pergi… Andre juga. Renata
baru mau ikut mereka, tapi Andre buru-buru mencegahnya dan meminta
Renata untuk tunggu disini saja. Lalu Andre meninggalkan Renata
sendirian. Meskipun kesal, tapi Renata tidak bisa membantah. Renata
akhirnya pulang.
Di rumah Risdo… Tara masih bingung apakah Nino
itu benar2 anaknya. Sementara ia sedang berpikir, Nino datang dan
mengajaknya bermain. Waktu demi waktu berlalu, Tara mulai menyesuaikan
dirinya dengan Nino. Risdo menyaksikan semua itu dari jauh… dalam
hatinya ia meminta maaf kepada Tara karena telah memanfaatkan Tara yang
hilang ingatan. Ia terpaksa harus berbohong karena ia tidak tega melihat
Nino yang sudah kehilangan cinta ibunya sekian lama dan ia juga tidak
tega Nino kehilangan ibu untuk kedua kalinya…
Sementara itu Aldo
sedang berjalan-jalan sendirian. Secara tidak sengaja ia mendengar
seseorang membicarakan Damar ketika Aldo sedang melihat-lihat VCD
bajakan di pinggir jalan raya. Aldo sedang berpikir apakah yang dimaksud
orang itu adalah Damar yang sama. Aldo mendengar lagi orang itu
membicarakan tentang razia VCD bajakan dan nama Damar disebut-sebut
lagi. Diam-diam Aldo menyimak pembicaraan mereka. Orang yang diajak
bicara sedang menanyakan alamat Damar. Lalu orang itu memberikan alamat
Damar kepadanya di selembar kertas. Saat orang yang menerima kertas
alamat Damar itu mau pergi, Aldo sengaja menabraknya sehingga alamat
Damar yang dipegangnya jatuh. Orang tsb memarahi Aldo agar kalo jalan
itu berhati-hati. Aldo mau mengambil alamat yang jatuh itu, tapi orang
tsb telah mendahuluinya. Lalu orang tsb pergi setelah memungut kertas
alamat itu. Aldo membuntuti orang tadi dengan menumpang ojek. Sampai di
tempat yang dituju, hari sudah gelap. Orang yang diikuti Aldo mengetok
pintu dan memanggil-manggil nama Damar. Pintu dibuka. Aldo mengintai
dari balik pohon. Ternyata yang keluar adalah benar-benar Damar yang ia
kenal. Niat untuk balas dendam kepada Damar langsung bangkit dari diri
Aldo. Dan Aldo berpikri bahwa inilah saatnya untuk membalas dendam
kepada Damar.
Hari berikutnya, Aldo menyewa seorang photographer
untuk mengintai dan mengambil gambar-gambar kegiatan Damar. Setelah
selesai dengan tugasnya, photgrapher yang disewa Aldo itu memberikan
semua hasil jepretannya kepada Aldo. Aldo senang melihat hasil
photo-photo itu…
Aldo menemui Damar yang sedang bersenang-senang
di sebuah bar. Melihat Aldo datang, Damar langsung meledek Aldo bahwa
ternyata Aldo yang sudah miskin masih bisa datang ke bar. Damar
menawarkan diri untuk mentraktir Aldo karena dulu Aldo juga yang telah
membuatnya kaya. Aldo duduk di hadapan Damar. Aldo mengatakan kepada
Damar bahwa syukurlah kalo Damar masih ingat bahwa Aldo lah yang telah
membuat Damar kaya… bahwa Aldo lah yang telah merubah Damar… dari tukang
parkir miskin menjadi orang kaya seperti sekarang… tapi Aldo juga punya
kabar untuk Damar… bahwa Aldo juga lah yang akan membuat Damar menjadi
miskin… Aldo yang akan menjebloskan Damar ke dalam penjara… karena Aldo
mempunyai bukti-bukti tentang kejahatan Damar di Jl. Camar. Mendengar
kalimat Aldo yang terakhir, Damar langsung terlihat emosi dan mengancam
Aldo agar jangan pernah mencoba untuk mengancamnya karena ia bisa saja
membunuh Aldo. Aldo tidak takut sama sekali dengan ancaman Damar. Aldo
bilang kepada Damar bahwa tidak takut mati karena ia sudah lama mati…
keinginannya hanya untuk menghancurkan Damar karena Damar sudah
menghancurkan dirinya dan keluarganya. Aldo balik menyerang Damar lagi
agar jangan coba-coba untuk mengancamnya karena ia tidak takut mati.
Setelah berkata seperti itu, Aldo meninggalkan Damar yang sedang emosi
dan bercampur cemas. Damar langsung memanggil anak buahnya di bar itu
dan menyuruhnya untuk mencegah Aldo lapor kepada polisi.
Aldo
berjalan pulang sendirian setelah menemui Damar di bar tadi. Orang
suruhan Damar telah berhasil menyusul Aldo dengan motor. Orang tsb
bermaksud untuk menabrak Aldo dengan motornya. Aldo segera menyadari
bahwa dirinya dalam bahaya. Aldo berlari berusaha menghindar dari
kejaran motor orang suruhan Damar. Tapi motor tsb terus mengejarnya dan
hampir menabrak Aldo. Tapi Aldo berhasil menghindari tabrakan motor itu
dengan membuang dirinya ke sisi jalan yang lain. Terhindar dari tabrakan
motor, tidak membuat Aldo selamat dari bahaya, karena dari sisi jalan
yang lain melintas sebuah mobil dengan kecepatan tinggi, dan tanpa dapat
terelakkan lagi, Aldo tertabrak oleh mobil itu. Aldo tidak sadarkan
diri… BERSAMBUNG
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.sinemart.com/
http://www.lautanindonesia.com/
red_planet http://sinetron.forumco.com/
azmitabalkis13 Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar
0 comments :
Post a Comment