Pemeran
Ririn Dwi Aryanti sbg Airin
Chelsea Olivia Wijaya sbg Sastha
Dude Harlino sbg Levi
Baim Wong sbg Jonah
Aditya Putri sbg Renata
Adjie Pangestu sbg Aldo
Tetty Liz Indriati sbg Chitra
Hanna Hasyim sbg Tara
Raslina Rasyidin sbg Thea
Sinopsis
Airin ditinggalkan oleh Thea di sebuah panti asuhan. Thea memberikan
sebuah cincin pada Airin sebagai tanda bahwa mereka akan bertemu lagi.
Di panti asuhan, Airin bertemu dengan Satsa yang juga ditinggalkan orang
tuanya, semenjak itu Airin dan Satsa saling mengangkat saudara.
Di
Jakarta, Aldo mengalahkan saingan bisnisnya, Erik, dengan licik. Erik
kalap, terjadi perkelahian antara Aldo dan Erik, Erik terbunuh. Aldo
membuat kejadian itu seperti kecelakaan.
Sepeninggal Erik, Aldo
mendekati Tara, istri Erik. Tara merupakan kekasih dan cinta sejati Aldo
dahulu. Istri Aldo shock mengetahui kedekatan Aldo dan Tara, ia jatuh
sakit dan akhirnya meninggal.
Aldo akhirnya menikahi Tara dan
membawa serta anaknya, Jonah, tinggal di rumah Aldo. Di rumah itu, Tara
sangat dibenci anak anak Aldo, Levi dan Renata. Mereka menganggap Tara
penyebab kematian ibunya. Hingga Citra, mertua Aldo akhirnya memutuskan
untuk pindah dari rumah itu karena tak bisa menerima Tara.
Suatu
saat, Aldo mengajak seluruh keluarga merayakan ulang tahun Jonah di
panti asuhan. Disini Jonah bertemu dengan Airin dan Sasta. Pertemuan itu
membuat kesan yang mendalam dalam diri Jonah maupun Airin.
Beberapa
tahun kemudian, Airin akhirnya memutuskan pindah ke Jakarta dan
berpisah dengan Sasta. Airin memberikan cincin yang diberikan ibunya.
Mereka berjanji untuk bertemu suatu saat.
Airin bekerja di sebuah
toko kaset. Suatu saat, ada seorang gadis mencuri kaset, Airin
mengejarnya. Ia kaget ternyata itu Sasta. Airin melepaskan Sasta walau
harus kena marah pemilik toko.
Sasta rupanya memendam keinginan
untuk menjadi orang yang berguna. Ia mengikuti lomba nyanyi yang
diadakan oleh Levi. Ternyata Inggrid teman Renata ikut juga dalam lomba
itu, mereka menerobos masuk. Renata merengek pada Levi agar memberikan
kesempatan nyanyi pertama pada Inggrid. Sasta marah dan bertengkar
dengan Renata. Airin yang datang menonton kaget, karena ia bertemu
kembali dengan Sasta.
Sinopsis Cincin Episode 41
Airin menelpon Renata. Airin memberitahu Renata bahwa sekarang ia ada di depan rumah. Airin minta tolong Rena untuk minta Levi keluar menemuinya. Renata langsung ke kamar Levi dan minta Levi segera keluar karena ada Airin lagi nunggu diluar. Awalnya Levi menolak, ia tidak mau lagi ketemu dengan Airin karena hanya akan . Tapi Levi akhirnya mau keluar karena Renata memaksanya dengan mengatakan bahwa suara Airin terdengar aneh dan seperti habis nangis.
Levi menemui Airin yang menunggu di depan rumahnya. Levi bertanya mengapa Airin kesini. Airin bilang bahwa ia punya satu permintaan ke Levi. Airin minta Levi menemaninya dan pura-pura kalo mereka belum putus satu hari ini saja. Levi sudah mau menolak lagi. Tapi setelah Airin memohon dengan wajah memelas, akhirnya Levi menyetujui.
Levi dan Airin pergi bersama. Mereka menikmati hari ini dengan berpura-pura seolah-olah mereka masih sepasang kekasih. Mereka jalan-jalan pergi ke pasar malam dan menikmati bbrp fasilitas permainan disana. Levi memberikan boneka lucu kepada Airin. Airin terlihat bahagia dan sangat menikmatinya… demikian juga Levi. Saat mereka sedang menunggu bus dan ketawa-ketawa… tiba-tiba kepala Airin sakit … Airin memegangi kepalanya. Levi melihatnya dan langsung tanya Airin kenapa…” kamu sakit ya?”. Airin buru-buru menjawab bahwa ia nggak kenapa-kenapa… mungkin karena tadi ia banyak naik permainan yang muter-muter, jadi kepalanya pusing. “Oh…iya… tapi nggak apa-apa kan?” Airin menggeleng dan dlm hati Airin memohon kepada Tuhan agar penyakitnya jangan sampai kambuh di depan Levi. Tak lama kemudian bus yang akan mereka tumpangi pun datang…
Sementara itu… Jonah di rumah cemas saat mengetahui dari Katerine (via telpon) bahwa Airin masih belum pulang juga selarut ini. Jonah bertanya-tanya kemana Airin sekarang karena dengan kondisinya yang sekarang, Airin tidak boleh pulang sampai selarut ini. Jonah mengambil kunci mobil dan pergi…
Di bus Airin yang kelelahan sampai tertidur. Airin menyenderkan kepalanya di bahu Levi. Levi membiarkannya. Levi melihat wajah Airin yang tertidur. Levi kemudian memegang dan mengelus pipi Airin. Airin membuka matanya sebentar (tapi Levi nggak liat). Airin memejamkan matanya lagi untuk menikmati moment itu…
Levi dan Airin sudah sampai di depan rumah Airin. Levi sudah mau pamit untuk pulang. Tapi Airin menahannya dengan mengatakan bahwa ia masih punya satu permintaan lagi. Airin minta agar Levi menciumnya sekarang. Levi heran dan merasa bahwa tingkah Airin aneh malam ini. Levi tanya Airin kenapa… karena nggak biasanya Airin seperti itu. Levi kelihatan ragu. Tapi Airin memohon lagi sambil nangis dan bilang kalo hari ini mereka kan sedang pura-pura pacaran dan pura-pura kalo mereka belum putus. Airin memohon lagi… akhirnya… Levi mencium Airin. Setelah itu Airin langsung memeluk Levi dan masih terus menangis. (Dalam hatinya… Airin berkata … ‘aku masih ingin hidup… aku harus bagaimana dengan penyakitku ini…’). Airin melepaskan pelukannya dan mengucapkan selamat malam kepada Levi. Levi juga mengucapkan selamat malam. Airin membuka gerbang dan masuk ke dalam rumah.
Levi masih berdiri di luar gerbang. Levi bingung dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Airin… mengapa hari ini Airin kelihatan begitu menikmati hidup dan sekaligus begitu sedih. Levi merasa bahwa ada sesuatu yang tidak Airin ceritakan padanya.
Saat Levi mau beranjak pergi… Jonah datang. Jonah langsung tanya Levi dengan ketus “Ngapain kamu masih kesini? Bukannya kamu sudah putus sama Airin? ” Levi bilang bahwa ia memang sudah putus dengan Airin dan Jonah nggak perlu khawatir lagi. Jonah bilang kalo memang sudah putus untuk apa lagi Levi kesini. Tapi Levi bilang bahwa ia tidak perlu menjawab semua pertanyaan Jonah. Jonah tanya apa Levi sudah ketemu dengan Airin. Levi malah tanya ke Jonah ada apa dengan Airin krn sikap Airin akhir-akhir ini agak aneh. Jonah menjawab “Nggak ada apa-apa kok?” Levi ngomong lagi kalo tadi Airin menemuinya minta ditemani dan Levi yakin bahwa pasti sesuatu terjadi dengan Airin. Levi minta ke Jonah untuk memberitahunya kalo Jonah tahu sesuatu tentang Airin. Tapi Jonah malah balik tanya ke Levi “Kalaupun kamu tahu sesuatu… kamu bisa buat apa… kamu selalu bisanya hanya bikin Airin sedih… seharusnya kamu bantu aku .. untuk membuat Airin melupakan kamu” Levi hanya diam.
Airin duduk di bangku di suatu tempat sedang menunduk sedih. Jonah menghampiri Airin. Karena Airin sedang menunduk, Jonah jongkok di depan Airin dan memegang lutut Airin. Airin baru sadar. Jonah kemudian meminta maaf kepada Airin kalo ia telat memberitahukan Airin tentang penyakitnya. Airin bilang kalo ia mengerti kenapa Jonah melakukan itu karena Jonah pasti takut Airin terpukul. Dan airin bilang kalo Jonah benar… ia memang terpukul setelah mengetahui penyakitnya. AAirin sudah menangis lagi. Kemudian Airin menggeser duduknya. Jonah duduk disamping Airin. Jonah menghibur dan menguatkan Airin dengan mengatakan kalo Airin harus kuat dan Jonah percaya bahwa Airin punya keyakinan yang kuat krn dengan keyakinan yang kuat itu dapat mendorong Airin untuk sembuh. Jonah juga bilang kalo banyak juga orang yang punya penyakit yang sama dengan Airin bisa sembuh dan Jonah mau daftar itu bertambah satu orang lagi… yaitu Airin. Airin bilang bahwa ia nggak takut mati karena ia percaya bahwa itu hanya sementara dan akan bangun lagi di kehidupan yang lain… yang Airin takutkan adalah ia nggak tahu apa yang harus ia lakukan dalam sisa hidupnya… setelah ia tahu bahwa ia cuma bisa menunggu kematian. Airin juga bilang kalo ia sempat menyalahkan Jonah karena Jonah lah yang menyebabkan ia tau penyakitnya… seandainya Jonah tidak menyuruhnya ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan… ia tidak akan tahu kalo ia punya penyakit… dan dengan begitu ia dapat menjalani hidupnya dengan tenang. Tapi Jonah bilang ke Airin bahwa itu adalah pemikiran yang kekanak-kanakan… karena kalo Airin tahu penyakitnya lebih awal… Airin bisa lebih awal juga nyembuhinnya dan bisa segera diobati. Jonah juga bilang ke Airin bahwa fokus Airin sekarang cuma satu yaitu sembuh dan lupakan kematian. Jonah yakin Airin bisa sembuh dan Airin juga harus yakinasti bisa sembuh. Tangisan Airin mulai reda. Jonah kemudian mengajak Airin pulang.
Levi sudah pulang. Ia melihat Renata sedang tidur di ruang tamu. Mendengar Levi datang, Renata bangun. Levi tanya kenapa Renata tidur diluar. Renata bilang kalo ia sedang nungguin Levi. Renata tanya ke Levi bagaimana hasil pertemuan Levi tadi dengan Airin. Levi bilang bahwa ia keputusannya tidak bisa berubah. Mereka sudah putus. Renata yg kesel dengan jawaban Levi bilang bahwa ia nggak nanyain keputusannya Levi karena ia nggak peduli ama keputusannya Levi. Renata bilang yang ia tanya itu kabarnya Airin, bagaimana Airin sekarang. Levi bilang ia nggak tahu tapi Airin kelihatanya lagi sedih. Menurut Renata kemungkinan Airin sedang punya masalah besar. Levi sudah coba tanya masalahnya apa tapi Airin nggak mau cerita. Setelah sendirian, Levi bicara ke dirinya sendiri… jika terjadi sesuatu dengan diri Airin Levi tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Levi mengakui bahwa ia memang bersalah telah membuat Airin patah hati, tapi Levi nggak punya pilihan karena sekarang ia sedang menghadapai banyak masalah, dan Levi tidak ingin Airin ikut menderita karena masalahnya dan keluarganya.
Jonah mengantar Airin sampai di depan pintu. Jonah minta airin agar ingat pesannya tadi bahwa Airin jangan mikirin kematian, tapi Airin harus hidup dan harus sembuh. Airin bilang kalo Jonah sekarang nggak usah khawatir karena ia sudah lebih tenang. Airin minta Jonah untuk berjanji untuk nggak usah pusing mikirin dirinya lagi. Tapi Jonah menolak krn ia nggak mungkin tidak memikirkan Airin… itu adalah satu hal yang tidak bisa ia penuhi, ia akan selalu memikirkan Airin apalagi sekarang airin sedang sakit. Airin bilang Jonah baik banget dan Airin selalu ngerepotin Jonah. Airin juga nggak mau terlalu banyak berhutang budi dengan Jonah. Tapi Jonah bilang ia iklas. Ia merawat Airin dengan iklas. Airin sempat diam dan berpkiri bahwa sekarang hutang budinya ke Jonah sudah semakin banyak sementara Levi tidak bersamanya sekarang. Melihat Airin diam seperti sedang memikirkan sesuatu Jonah bicara lagi “Udah… kamu jangan sedih lagi. Sekarang kamu masuk yaa..” Jonah menyuruh Airin masuk dan ia bilang ke Airin bahwa ia nggak ikut masuk karena mungkin Sasta dan Katerine sedang menunggu Airin di dalam. Airin tiba-tiba teringat Sasta dan Katrine… Sasta dan Katerine nggak boleh tahu. Lalu ia minta Jonah agar merahasiakan penyakitnya dan jangan bilang apa2 ke Sasta dan Katerine. Jonah bilang kalo memang itu permintaan Airin, Jonah akan kabulkan asal Airin harus sembuh. Setelah itu Jonah pulang.
Airin tidak langsung tidur. Ia masuk ke kamar Katerine dan Sasta bergantian dan memeprhatikan mereka yang sedang tidur seolah-olah mau mengucapkan salam perpisahan sambil mengingat-ingat kenangan Airin dengan mereka. Di kamar Sasta… Airin memperhatikan Sasta yang sedang tidur dan Airin mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa hanya Sasta yang bisa membuat Airin bersemangat untuk hidup … karena Sasta lah ia datang ke Jakarta… karena Sasta lah ia bekerja mati-matian… bahkan hampir tidak punya cita-cita untuk hidupnya… Airin hidup hanya untuk cita-cita Sasta. Tapi akhir-akhir ini ia hanya membuat Sasta sedih karena ia tidak bisa menolak kebaikan Jonah. Airin berpikir apa mungkin lebih baik ia mati saja, … supaya Sasta bisa lebih bahagia.
Setelah dari kamar Sasta, Airin duduk sendirian di meja makan. Airin sepertinya sedang berdoa, Airin minta ampun sama Tuhan karena sudah berkeluh kesah. Ia sekarang pasrah. Jika ia diberi umur panjang ia akan sangat bersyukur dan jika tidak pun, ia tidak akan mengeluh.
Di hari lain… Dion dan manajernya Prita sedang melihat-lihat kain gorden di sebuah toko. Pas lagi milih-milih, Katerine dan Sasta masuk. Katerine kaget bisa ketemu mereka. Katerine tanya mereka sedang apa disitu. Si Beny bilang kalo mereka disitu sedang beli gorden untuk kantor Extra Record yang baru. Sasta nyeletuk “Extra Record? Bukannya udah bangkrut?” Dion mengatakan bahwa Extra Record memang sudah bangkrut, tapi mereka mau mulai dari awal lagi. Dion lalu memberikan kartu nama Levi kepada Katerine. Saat sudah diluar, Katerine bilang ke Sasta bahwa dia salut dengan Levi yang mau membangun lagi Extra Record. Tiba-tiba suara Prita yang cempreng teriak dari belakang “Makanya sekarang kalian jangan belagu.” Prita melanjutkan lagi dengan mengatakan sebentar lagi karir Sasta akan hancur karena produser Prita yang baru bakal mendukung albumnya Prita habis2an. Abis ngomong kayak gitu, si Prita langsung nyelonong pergi meninggalkan sambil teriak-teriak (dengan suaranya yang cempreng itu) ke Dion soal pilihan gordenya. Katerine dan Sasta sebel banget dengernya terutama Sasta. Sasta ampe bilang “Dasar penyanyi kampung! Baru bisa beli gorden aja belagu. Beli kain kafan aja sono sekalian. Siapa tahu album lo nggak laku terus lo mau bunuh diri” Katrine sampai harus meredam omongan Sasta dengan menutup mulut Sasta.
Katerine ke kamar Airin dan melihat Airin lagi mengerang sakit. Katerine tanya Airin kenapa. Airin bilang bahwa ia nggak apa-apa, mungkin hanya kecapean aja. Katerine kemudian cerita kalo tadi ia ketemu Dion dan manajernya Prita di toko gorden dan mereka memberikan kartu nama Levi. Katerine lalu memberikan kartu nama itu ke Airin. Katerine heran kenapa Airin dapat nomor telpon Levi malah sedih. Tapi Airin bilang kalo dia itu sedih karena Katerine. Airin bilang bahwa katerine itu baik, dan Airin berterima kasih ke Katerine karena Airin nggak tahu gimana hidupnya kalo nggak ada Katerine.
Di tempatnya, Om Rino menyaksikan gossip tentang dirinya dan Sasta di TV. Om Rino kaget kalo berita yang muncul bukan kenyataan yang sebenarnya. Infotainment telah memutar-balikan semua ucapannya krn ia tidak bicara seperti yang diberitakan itu. Om Rino kasihan dengan Sasta.
Di kantornya Thea akhirnya mengetahui gossip miring tentang Sasta dari tabloid yang diberikan oleh asistennya. Thea kaget membacanya dan segera menelpon. Thea menemui Sasta sebuah kafe tidak jauh dari Nada record. Thea menanyakan kebenaran gossip itu kepada Sasta. Bukannya menjawab, Sasta malah nangis. Thea jadi nggak sabar dan meminta Sasta untuk menjelaskan cerita sebenarnya. Sasta mengatakan bahwa berita itu ada bohongnya dan ada benarnya. Thea yang lagi panik malah bingung dengan penjelasan Sasta dan tanya apa maksudnya. Lalu Sasta menjelaskan sambil nangis bahwa ia memang pernah tinggal di bar itu, tapi sebagai cleaning service dan bukan sebagai perempuan murahan. Thea yang udah mulai reda emosinya minta maaf ke Sasta dan bilang mestinya Sasta cerita dari awal supaya Thea bisa berjaga-jaga jika terjadi masalah seperti ini karena perusahaan lawan dapat memanfaatkan situasi ini. Sekarang kalo sudah kejadian seperti ini, Thea nggak tau harus bagaimana. Sasta yang masih nangis minta maaf ke Thea.
Dion dan Dani si manajer Prita lagi masang gorden warna orange yang dibeli Prita. Dion dan Dani lagi komplain warna gordennya yang nge-jreng kayak gitu. Dani langsung nyalahin seleranya Prita yang parah banget. Jangan-jangan albumnya Prita dulu nggak laku karena kostumnya yang yang nggak matching. Prita langsung protes.
Sasta sedang sendirian di taman setelah pertemuannya dengan Thea barusan. Sasta lagi menyesali mengapa Om Rino sampai setega itu sama dia. Sasta berpikir kalo memang Om Rino mau balas dendam kepadanya karena dulu ia sering melawan, nggak usah sampai seperti itu… sampai merusak karirnya. Sasta lagi sedih dan butuh teman curhat. Sasta lalu menelpon Jonah dan ngajak Jonah ketemuan karena Sasta lagi butuh teman bicara dan ingin Jonah menemaninya. Tapi Jonah menolak dengan alasan ia sedang sibuk. Jonah menutup telponnya padahal Sasta belum selesai ngomong. Sasta manggil2x Jonah, tapi tepon udah putus. Jonah menerima telpon Sasta saat Jonah sudah ada di depan pintu rumah Airin. Sasta kesalnya bukan kepalang. Ia marah-marah sendiri. Keranjang sampah yang ada di depannya sampe ditendang sekeras-kerasnya dan teriak-teriak..”Memang laki-laki semuanya penghianat… kenapa nggak ada yang mau perhatian sama aku”. Tukang sapu yang lagi membersihkan taman disitu sampe heran dan komplain ke Sasta krn keranjang sampahnya jadi sasaran Sasta.
Airin lagi nyuci piring di dapur. Tau-tau Jonah udah dibelakangnya. Airin kaget tapi kelihatannya Airin senang Jonah datang. Jonah mengambil piring kotor yang ada disitu dan menawarkan diri untuk membantu. Tapi Airin langsung mengambil piringnya kembali dan bilang nggak usah karena ini sudah mau selesai, mendingan Jonah duduk aja di ruang tamu tunggu dia di sana. Tapi Jonah nggak mau krn ngapain dia duduk di ruang tamu sendirian, mendingan ia di dapur nemenin Airin. Jonah mainin air sabun yang ada di tempat cuci piring dan kemudian membuat gelembung-gelembung busa di tangannya. Jonah minta Airin untuk ngeliat. Airin merhatiin. Jonah mencontohkan ke Airin. Kemudian ia memenuhi tangannya dengan air sabun, kemudian perlahan-lahan meniupnya agar membentuk gelembung2 busa, sambil bilang
“Setiap aku meniup gelembung ini, ini adalah doa permintaan aku supaya kamu cepat sembuh.” Jonah meminta Airin melakukannya juga. Kemudian Airin pun melakukan hal yang sama. Airin senang sekali waktu dia berhasil meniup satu gelembung busa. “Aku bisa.” Melihat Airin senang dan tersenyum Jonah bilang ke Airin bahwa ia senang melihat Airin bisa tertawa dan melanjutkan... “Kamu itu cantik sekali… dan kamu kayak…” Jonah nggak menyelesaikan kalimatnya. Airin penasaran dan nanya “ Kayak apa? ” Tau-tau Jonah nyiram Airin pake air busa yang masih tersisa di tangannya. Airin kaget dan gantian membalas Jonah. Mereka jadi main siram-siraman air busa dan sambil ketawa-ketawa. Airin lari menghindar dari siraman Jonah ke ruang tamu dgn masih sambil ketawa-ketawa. Jonah mengejar Airin ke ruang tamu. Sementara itu, Sasta yang lagi kesel dan kecewa sudah pulang. Ia melihat kemesraaan Airin dan Jonah… yang lagi ketawa-tawa… sementara hati Sasta lagi hancur berkeping-keping. Jonah melihat Sasta. Airin juga melihat Sasta. Airin dan Jonah kaget….
Sasta melihat ke Jonah dan bilang bahwa Jonah itu jahat. Kenapa Jonah membohonginya. “Katanya tadi kamu sibuuk tapi ternyata…” Sasta juga menyalahkan Airin dan menuduh Airin cuma pura-pura sakit supaya diperhatiin sama orang. Airin tidak bisa berkata apa-apa. Jonah mulai marah mendengar Sasta bicara seperti itu kepada Airin dan minta Sasta untuk tidak ngomong sembarangan. Tapi Sasta malah balik marah kepada Jonah dengan suara yang lebih keras “Diam kamu! Pembohong! Aku kecewa sama kamu!”. Kemudian Sasta melampiaskan kemarahannya kepada Airin lagi, Sasta bicara dengan suara keras dan bahkan dengan berteriak “ Kak Airin,… kalo kakak suka sama Jonah… ya bilaaang… masih mau munafik lagi. Setelah kak Airin ditinggalkan sama Levi … sekarang kakak mau cari2 kesenangan kan sama Jonah??? Aku benci sama Kakaaak !!! ”. BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 42
Betapa kaget dan kecewanya Sasta ketika sampai di rumah ia malah menyaksikan kemesraan Airin dan Jonah. Didorong dengan rasa kecewa nya terhadap Jonah yang telah berbohong kepadanya dan dibakar oleh rasa cemburunya kepada Airin, Sasta marah-marah kepada Airin dan juga Jonah. Sasta menuduh Airin cuma pura-pura sakit supaya diperhatiin sama orang. Airin yang merasa bersalah hanya diam. Jonah tidak suka Sasta bicara seperti itu dan minta Sasta untuk tidak ngomong sembarangan. Tapi Sasta malah balik marah kepada Jonah dengan suara yang lebih keras “Diam kamu! Pembohong! Aku nggak percaya lagi sama kamu!”. Kemudian Sasta melampiaskan kemarahan dan kekekewaannya kepada Airin lagi, Sasta bicara dengan suara keras dan bahkan dengan berteriak “ Kak Airin,… kalo kakak suka sama Jonah… ya bilaaang… jujur … nggak usah sok munafik! Setelah kak Airin ditinggalkan sama Levi … sekarang kakak mau cari2 kesenangan kan sama Jonah??? Aku benci sama Kakaaak !!! ”
Airin coba menenangkan Sasta dan menjelaskan bahwa apa yang Sasta bicarakan tadi nggak bener. Tapi Sasta udah nggak percaya lagi dengan Airin. Sasta malah mengatakan bahwa perkataan dan perbuatan Airin itu beda… dan Sasta bilang bahwa ia benci dengan Airin sekali lagi. Setelah itu Sasta keluar. Airin hanya bisa menagis sedih melihatnya. Jonah mengejar Sasta. Di luar Sasta bilang ke Jonah kalo dia sudah nggak tahan dengan Airin…dia benci dengan Airin… Airin itu munafik dan sok polos. Jonah marah kepada Sasta yang telah mengatakan hal buruk tentang Airin. Jonah bilang kalo Sasta mau marah, harusnya Sasta marah kepada Jonah bukan kepada Airin… krn yang membohongi Sasta itu adalah Jonah bukannya Airin … kalo Sasta mau marah harus pake otak, jangan sakiti Airin karena Airin itu kakaknya. Sasta tambah kecewa ketika mendengar Jonah malah ngomong seperti itu kepadanya. Sasta lari meninggalkan rumah.
Dirumah kediaman Levi… Aldo, Levi dan Renata sedang duduk di meja makan. Aldo terlihat seperti orang yang lagi putus asa. Renata sedang mengingatkan papanya tentang masa lalu… kalo dulu… papanya itu sering marah-marah dan galak banget ama Renata, itulah sebabnya Renata dulu jadi nggak betah dirumah dan sering kabur. Tapi sekarang Renata merasa aneh melihat papanya seperti sekarang. Aldo mendengarkan, dan kemudian ia mengucapkan terima kasih kepada Renata krn Renata telah merawatnya, disaat Aldo dalam keadaan sakit, marah-marah, dan nggak waras Renata selalu ada disampingnya. Renata senang sekali mendengarkan papanya berterima kasih kepadanya, karena baru pertama kalinya papanya berterima kasih dan akhirnya bisa juga ia berharga di mata papanya. Saat itu Renata juga menyinggung gossip tentang Sasta dan mengatakannya kepada Levi bahwa Sasta sekarang lagi kena gossip miring dimana Sasta dikabarkan bahwa Sasta ada simpanan Om-Om pemilik kafe dan pernah tinggal lama dengan Om-Om itu. Levi mendengarkan.
Renata datang ke kantor Levi dan melihat gorden warna orange terpasang disitu. Renata komplain tentang gorden yang norak itu dan tanya siapa yang pilih gorden itu. Dion dan Dani yang ada disitu bilang dengan kompak “ Prita! ”. Renata heran dengan selera Prita yang nggak karuan, padahal dia udah jadi artis. Renata minta Dion dan Dani agar gordennya segera dicopot dan diganti dengan gorden yang ia bawa. Mereka menyetujuinya dengan senang hati. Prita yang ngeliat gordennya diganti oleh Renata cuma bisa melihat dengan kesal. Ketika gorden itu mau dipasang, Dion mengingat bahwa gorden itu adalah gorden di rumah Renata yang dulu. Renata mengiyakan dan menjelaskan bahwa gorden itu yang beli adalah tante Tara. Renata jadi inget dengan tante Tara dan bertanya-tanya dimana tante Tara sekarang.
Setelah konfliknya dengan Airin tadi pagi, sampai larut malam Sasta belum juga pulang ke rumah. Airin dan Katherine menunggu dengan cemas di depan rumah. Katerine menyuruh Airin untuk tunggu di dalam saja, biar ia saja yang nungguin Sasta krn Katerine melihat kalo Airin sepertinya Airin kurang sehat dan pucat. Tapi Airin nggak mau krn ia malah akan tambah gelisah kalo nunggu didalam. Airin menyalahkan dirinya, ia merasa kalo Sasta nggak pulang-pulang itu gara-gara dia. Tapi Katerina minta Airin agar jangan menyalahkan diri, karena bukan Airin yang mengundang Jonah datang, tapi Jonah yang datang sendiri. Kemudian sebuah taksi berhenti didepan rumah. Airin dan Katerine masih menunggu dan mengira-ngira. Pintu penumpang dibuka. Ternyata Sasta. Sasta pulang dalam keadaan mabuk. Katerine dan Airin buru-buru menghampiri taksi dan membopong Sasta masuk kedalam rumah. Sasta menolak untuk dibantu oleh Airin. Sasta mendorong Airin dan menyuruh Airin pergi. Katerine dan Airin membawa Sasta masuk ke dalam rumah dan mendudukan Sasta di sofa. Airin yang khawatir ingin merawat Sasta tapi Sasta nggak mau. Ia malah bilang bahwa ia nggak butuh belas kasihan dan rasa sayang Airin yang palsu. Sasta yang mabuk ngoceh-ngoceh terus… semua unek-unek yang ada dihatinya ditumpahkan saat itu juga kepada Airin. Sasta bilang… semuanya jahat… tega-tegannya Airin bersenang-senang diatas kesedihannya… Sasta cuma pengen diperhatiin ama Jonah… tapi kenapa semuanya malah membohonginya. Di puncak kekesalannya, Sasta mencopot kalung dari lehernya (kalung yang ada cincin pemberian dr Airin) dan mengembalikannya kepada Airin dan bilang bahwa ini adalah tanda sayang munafik dan ia nggak sudi pake kalung itu. Lalu Sasta membuang kalung ke lantai.
Di kamar… Sasta masih terus ngoceh-ngoceh… kalo yang bikin Sasta kesepian itu sebetulnya Airin… dulu Airin sudah meninggalkannya… dan sekarang Airin mau merebut Jonah darinya. Sasta juga bilang bhw ia nggak mau pake kalung itu lagi berulang-ulang (Lho kok jadi kalung sich?? Bukannya mereka harusnya lebih fokus ke cincin nya bukan kalung nya??). Airin kemudian berusaha mendekati Sasta dan mencoba utk bicara kpd Sasta. Sasta langsung teriak kalo ia nggak mau punya kakak seperti Airin berulang-ulang dan menyuruh Airin pergi dengan kasar. Sasta masih terus ngoceh ia nggak mau punya kakak seperti Airin berulang-ulang sebelum akhirnya tertidur.
Setelah Sasta tertidur, Airin menanyakan kepada Katerine apa sebenarnya yang terjadi dengan Sasta dan kenapa Sasta jadi kayak gini. Katerine mengambil tabloid dari laci dan memebrikannya kepada Airin. Airin membaca gossip tentang Sasta. Katerine menjelaskan bahwa Sasta akhir-akhir memang lagi stress berat karena masalah ini dan ditambah lagi masalah Jonah. Airin jadi menyesal mengapa ia jadi kurang perhatian sama Sasta karena ia terlalu sibuk dengan penyakitnya.
Kekesalan Sasta kepada Airin masih terus berlanjut sampai keesokan paginya. Airin yang masuk ke kamar Sasta dengan membawa sarapan ditolak mentah-menta oleh Sasta dan bilang kalo dia nggak lapar. Sasta langsung keluar dari kamar. Airin mengikuti Sasta keluar. Airin mengatakan kalau dia sudah tau masalahnya Sasta dan minta Sasta untuk tabah menghadapinya. Tapi Sasta yang masih kesal langsung menepis Airin dan bilang untuk tidak usah belaga perhatian. Sasta kesal kepada Airin karena Airin selalu merebut kebahagiaannya… kalo dulu Airin meninggalkannya dan sekarang Airin mau merebut Jonah darinya. Meskipun Airin berusaha menjelaskan bahwa ia tidak ada hubungan apa-apa dengan Jonah, tapi menurut Sasta tidak seperti itu yang ia lihat, krn menurutnya Airin semakin hari semakin dekat dgn Jonah, setiap kali Airin pergi Jonah selalu menemaninya dan Airin selalu mau ditemani Jonah padahal Airin tahu bahwa Sasta mencintai Jonah. Sasta kemudian menyerang Airin dengan pertanyaan kenapa kalo di depan Jonah Airin selalu sakit… apa Airin pengen cari perhatian… ingin dikasihani akal-akalannya Airin supaya lebih diperhatikan oleh Jonah. Sementara Sasta menunggu jawaban Airin, Airin sedang berpikir apa yang harus ia katakan sekarang tentang penyakitnya krn Airin tidak mau Sasta sampai tahu kalo ia sebenarnya sedang sakit. Karena Airin tidak menjawab juga, Sasta nanya lagi dengan ketusnya. “ Kenapa? Nggak bisa jawab khan? ”
Airin sedang menggambar sketsa wajah Levi (Lagi??? Ya ampun Airin… nggak cukup apa sketsa yang kemaren2x digambar? Bukannya wajahnya Levi tetep sama aja hehe..). Airin sedang mengingat pertemuan terakhirnya dengan Levi dan Airin berpikir bahwa semuanya telah berakhir pada malam itu. Tiba-tiba Airin ingat nomor telpon yang diberikan Katerine kepadanya waktu itu. Airin berpikir untuk menelpon Levi hanya untuk mendengarkan suara Levi. Ia mengambil kartu nama Levi dari tasnya dan menelpon Levi. Levi sedang rapat saat Airin telpon. Saat Levi mengangkat telpon Airin, Airin hanya diam saja dan kemudian memutuskan hubungan. Airin nyesel kenapa tadi ia menelpon Levi. Levi heran mengapa Aiirn tidak bicara. Lalu Levi menelpon Arin balik. Airin menjawab telponnya Levi. Levi tanya Airin ada apa, tapi belum sempat Airin menjawab Levi bilang ke Airin bahwa ia sudah tahu masalah Sasta, dan pasti Airin sedih dengan masalah itu, tapi Levi bilang bahwa Airin nggak perlu khawatircemas karena gossip itu akan berlalu seiring dengan waktu. Levi akan menutup hubungan krn ia sedang sibuk, tapi Airin mencegah dengan memanggil Levi. Lama Levi menunggu Airin bicara. Ternyata Airin cuma mau bilang terima kasih.
Om Rino mencuri dengar pembicaraan tamu di barnya yang ternyata adalah wartawan infotainment. Mereka sedang mebicarakan konferensi pers yang akan diadakan Sasta di Nada Record jam 9 pagi untuk menjelaskan tentang gossip yang beredar. Om Rino memutuskan bahwa ia harus kesana. Di konferensi Sasta menegaskan bahwa dia memang pernah tinggal di bar itu tapi ia hanya bekerja di sana dan bukan sebagai simpanan. Sasta sempat emosi dan berbicara keras dengan wartawan. Katrine sampai harus menahan Sasta. Om Rino menyaksikan konferensi pers itu dari jauh. Setelah konferensi Om Rino menemui Sasta tapi disambut dengan omelan Sasta. Sasta menuduh Om Rino melakukan ini semua hanya untuk membuat bar nya Om Rino terkenal dan tambah laku. Om Rino kaget Sasta begitu tega menuduhnya seperti itu. Sasta akhirnya nggak kuat juga, ia akhirnya menangis di depan om Rino dan ia menyenderkan kepalanya ke bahu om Rino. Om Rino lalu menenangkan dan menghibur Sasta. Ternyata tanpa sepengetahuan Sasta, wartawan2 tadi mengikutinya dan mengambil photo Sasta yang sedang bersender di bahu om Rino. Melihat itu, Sasta malah menuduh om Rino telah menjebaknya. Sasta kemudian meninggalkan om Rino.
Berita dan photo2 Sasta dengan om Rino cepat tersebar, Sasta jadi tambah stress mikirinnya. Tapi Katrine bilang nggak usah dipikirin krn udah biasa alo artis itu digosipin. Airin meninggalkan surat untuk Sasta dan Katrine yang mengatakan bahwa ia pergi sebentar untuk berlibur. Sasta heran kenapa Airin malah pergi berlibur padahal yang lagi punya masalah kan itu dia bukannya Airin. Sasta juga bilang bahwa Airin itu egois dan sengaja pergi krn memang ia nggak mau menolong Sasta. Katerine yang mulai sebel dengan omongan2 Sasta yang selalu memojokan dan menyalahkan Airin bilang bahwa nggak mungkin Airin begitu … dan minta Sasta jangan sok tahu.
Airin duduk sendirian di sebuah bangku taman. Airin berpikir bahwa ia telah mengambil keputusan yang tepat berpisah dengan Levi dan Levi memang tidak harus tahu penyakitnya. Ia memutuskan untuk melupakan Levi untuk selamanya karena ia merasa tidak pantas untuk Levi krn penyakitnya sekarang. Airin membakar semua sketsa2 wajah Levi. Airin melihat cincin pemberian mamanya sambil mengingat peristiwa beberapa tahun yang lalu saat mamanya meninggalkannya di panti asuhan… bhw suatu saat cincin itu akan mempertemukannya dengan mamanya. Airin berpikir apakah mungkin ia masih sempat utk bertemu dengan mamanya. Apakah ia masih diberi umur panjang untuk bertemu mamanya.
Katerine menelpon Jonah dan memberitahu bahwa Airin udah 3 hari nggak pulang. Jonah berusaha mencari Airin di beberapa tempat tapi tidak berhasil menemukannya. Katerine menelpon Levi memberitahukan Airin udah seminggu blm pulang dan tanya apa airin pernah menghubungi. Levi bilang Airin pernah menghubunginya tapi sebelum Airin pergi. Sebelum Katerine tutup telpon, Levi minta agar Katerine memberitahunya kalo nanti Airin sudah pulang.
Katerine dan Jonah lagi duduk-duduk di suatu tempat. Mereka berdua lagi ngomongin Airin dan mengira-ngira kemana sebenarnya Airin. Sasta datang dan mengajak Jonah untuk menemaninya jalan-jalan, tapi Jonah nggak bisa krn Jonah masih harus mencari Airin. Sasta nge-dengernya jadi kesel Airin lagi … Airin lagi. Kenapa mesti nyariin Airin yang lagi jalan-jalan padahal menurut Sasta… yang seharusnya jalan-jalan itu adalah dia bukannya Airin. Jonah sempat kesal dengan omonganya Sasta dan hampir saja membongkar rahasia penyakit Airin di depan Sasta dan Katrine. Katrine curiga dan tanya emangnya kenapa dengan Airin.
Airin memutuskan akan melupakan bahwa ia sedang sakit dan akan menjalani hidupnya seperti biasa dan menganggap bahwa ia tidak sedang sakit.
Airin kehujanan saat pulang. Jonah sudah menunggunya. Airin tanya kenapa Jonah ada disini. Jonah bilang kalo dia memang sengaja menunggu Airin disitu krn ia tahu bahwa Airin pasti akan lewat sini kalo pulang. Jonah ngajak Airin untuk berteduh. Mereka berdua berteduh di halte sambil menunggu hujan reda. Jonah khawatir ketika melihat wajah Airin pucat. Tapi Airin bilang kalo Jonah nggak usah khawatir dan perlakukan ia seperti orang sakit. Airin bilang ke Jonah bahwa sebelum dan sesudah ia tahu kalo ia sakit Airin itu nggak berubah tapi yang berubah itu adalah Jonah. Airin berterima kasih kalo Jonah udah memperhatikannya selama ini. Tapi Airin nggak mau lagi dingatkan tentang penyakitnya, dan setiap kali ia melihat Jonah ia pasti akan ingat penyakitnya. Jonah bilang kalo Airin memang hrs ingat penyakitnya dan harus diterapi secepatnya. Airin minta Jonah untuk tidak mebahas lagi ttg penyakit itu didepannya. Sekarang ia mau menjalani hidup tanpa ia harus tahu bahwa ada tumor yang sedang tumbu di kepalanya. Jonah tidak bisa membujuk Airin lagi yang kelihatan sudah putus asa. Lalu Airin pamit pulang duluan ke Jonah dan bilang terima kasih ke Jonah. Jonah tidak bisa berrkata apa-apa lagi.
Airin sampai di rumah dalam keadaan basah. Katerine yang menyambut kedatangan Airin. Ia menawarkan Airin untuk mandi air hangat. Sambil membuatkan air panas untuk Airin, Katerine diam-diam menelpon Levi untuk memberitahu bahwa Airin sudah pulang. Levi senang tau Airin sudah pulang, ia membeli bunga dan pergi ke rumah Airin malam itu juga. Airin sedang duduk sendirian di depan rumah sambil termenung. Di luar pagar terlihat Levi sudah sampai sambil memegang bunga di tangannya. Ia melihat Airin sedang duduk termenung sendirian……… BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 43
Setelah mendapat telpon dari Katrine yang mengabarkan bahwa Airin sudah kembali dari liburan, Levi membeli bunga dan langsung menuju rumah Airin. Sampai di depan rumah Airin, Levi melihat Airin sedang duduk sendirian. Levi masuk dan memberikan bunga yang di bawanya ke hadapan Airin. Airin kaget tiba-tiba dihadapannya ada bunga. Ia melihat ke sang pemberi bunga … ternyata Levi. Levi duduk dihadapan Airin dan mengatakan kepada Airin bahwa ia mendengar dari Katrine bahwa Airin pergi liburan beberapa hari. Levi tanya ke Airin apakah Airin punya masalah. Airin menjelaskan ke Levi kalo ia pergi liburan untuk melupakan Levi, karena liburan adalah obat yang paling mujarab untuk orang yang lagi patah hati. Dan Airin juga bilang ke Levi, jika sikapnya akhir-akhir ini agak aneh, itu hanya krn Airin belum bisa melupakan Levi, tapi setelah liburan, Airin yakin bahwa ia bisa melupakan Levi dan melanjutkan hidupnya tanpa harus ada Levi. Suara Airin terdengar datar dengan sikapa yang dingin terhadap Levi. Levi heran dengan sikap Airin yang aneh dan tidak seperti biasanya. Levi yakin kalo Airin menyimpan sesuatu. Tapi Airin mengelak dengan mengatakan bahwa itu berarti Levi tidak mengenalnya krn ia adalah orang yang cukup tegar dalam masalah cinta. Airin meminta Levi untuk pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini. Airin menambahkan bahwa sebaiknya Levi melupakan semua yang pernah terjadi diantara mereka, termasuk hari dimana Airin minta Levi untuk berpura-pura menjadi pacarnya lagi. Levi baru mau bicara. Tapi Airin memotongnya dan bilang kalo ia sudah ngantuk dan mau tidur. Sebelum masuk Airin mengembalikan bunga pemberian Levi. Airin mengucapkan selamat tinggal kepada Levi.
Setelah menutup pintu, Airin menangis di balik pintu. Airin sengaja melakukan itu kepada Levi agar Levi menjauhinya. Airin nggak mau Levi sedih karena pada akhirnya ia pasti akan meninggalkan Levi karena penyakit yang dideritanya. Tiba-tiba pandangan Airin menjadi berkunang-kunang… Airin memegangi kepalanya… Airin pingsan.
Sementara itu di luar… Levi bertanya-tanya sendiri mengapa Airin bisa berhasil melupakannya. … dan mengapa Airin menyuruhnya pergi pada saat ia memutuskan untuk memperjuangkan cinta mereka kembali. Saat Levi mau beranjak, ia berpapasan dengan Katerine yang baru pulang. Levi mengiyakan Katerine saat Katerine menebak bahwa Levi sudah bertemu dengan Airin. Tapi Katerine heran mengapa bunga masih ada di tangan Levi. Levi menitipkan bunga tadi kepada Katerine untuk diberikan kepada Airin..
Katrine masuk kedalam rumah memanggil Airin untuk memberikan bunga yang diberikan Levi tadi …. Katerine kaget ketika melihat Airin tidak sadarkan diri di lantai. Katerine mencoba untuk membangunkan Airin, tapi Airin nggak bangun juga. Katrine berlari keluar mengejar Levi yang belum jauh dari situ. Katerine meminta tolong dan memberitahu Levi bahwa Airin pingsan. Katerine dan Levi membawa Airin ke rumah sakit. Di dalam taksi, Katerine mengungkapkan kekesalannya kepada Levi karena semenjak Airin putus dengan Levi, Airin jadi sering sakit-sakitan. Dan sekarang Airin pingsan setelah Levi menemui Airin. Katerine menuduh Levi kalo tadi Levi telah menyakiti Airin lagi. Katerine kesal kepada Levi karena dulu Levi lah mengejar-ngejar Airin… dan sekarang… setelah Airin jatuh cinta kepada Levi, Levi malah meninggalkan dan menyia-nyiakan Airin. Levi diam mendengarkan semua yang Katerine ucapkan tanpa membalas sepatah katapun.
Sementara itu…di rumah Levi… Renata sedang memasak untuk ayahnya. Saat sedang menyiapkan makanan di meja, Renata baru sadar kalo yang ia masak semuanya serba tempe. Di ruang tamu Aldo lagi tidur2-an di kursi panjang. Pintu diketuk dari luar. Aldo meminta tolong Renata untuk membukakan pintu. Renata yang lagi sibuk di dapur nggak mendengar suara papanya. Tanpa ada yang membukakan pintu dan mempersilahkan masuk, tau-tau sang tamu sudah masuk ke ruang tamu…. ternyata Claudia. Claudia lalu membangunkan Aldo dengan suaranya “ Selamat malam Aldo! Kamu masih ingat aku kan?” Aldo kaget Claudia sudah ada di hadapannya. Aldo tanya untuk apa Claudia datang kerumahnya… apa Claudia masih belum puas telah menghancurkannya. Claudia mengatakan bahwa ia memang masih belum puas, karena Aldo belum menjadi gelandangan gila yang sebatang kara, Aldo masih punya rumah dan anak-anak yg berbakti. Mendengar ucapan Claudia Aldo marah dan mengusir Claudia dari rumahnya. Tapi Claudia masih berdiri disitu dan tidak mau pergi. Karena emosi, penyakit jantung Aldo kambuh di depan Claudia. Renata masih belum tahu kalo ada tamu karena ia masih sibuk dengan masakannya. Renata baru menyadari ketika papanya teriak-teriak menyuruh Claudia pergi. Rena langsung ke ruang tamu. Renata kaget melihat papanya yang lagi memegangi dadanya dan menahan sakit. Renata melihat disitu juga ada seorang perempuan yang tidak ia kenal sedang disuruh pergi oleh papanya. Renata memyuruh orang itu pergi krn telah menyebabkan sakit papanya kambuh. Claudia tdk mau pergi juga. Claudia baru mau pergi setelah Renata mengancam akan memanggil polisi. Setelah Claudia pergi. Aldo terjatuh dan Renata panik.
Sementara itu… dirumah sakit… Levi sedang menunggui Airin yang masih belum sadar. Levi memegangi tangan Airin. Sambil memegang tangan Airin Levi bertanya-tanya sebenarnya Airin sedang sakit apa. Levi menyadari kesalahannya karena telah meninggalkannya, tapi akan lebih salah lagi kalau ia tetap bersama Airin karena sekarang ia tidak punya semuanya, tidak punya harta dan tidak punya kehormatan. Levi juga berpikir apakah Airin mau jika ia mengajak Airin untuk memulai cinta mereka kembali dari awal… krn mungkin sebenarnya mereka berdua memang tidak seharusnya berpisah. Saat itu HP Levi berbunyi. Levi keluar dari kamar untuk menerima telponnya… dan ternyata Renata. Renata meminta Levi untuk segera pulang karena telah terjadi sesuatu dengan papa mereka… Renata nggak tau harus berbuat apa. Levi berjanji akan segera pulang. Saat Levi akan pulang, ia bertemu Katrine. Levi biang ke Katerine kalo sekarang ia harus pulang dan ia minta Katerine untuk menjaga Airin. Levi pergi.
Jonah sudah ada di rumah sakit. Jonah cemas karena keadaan Airin sekarang bertambah buruk. Jonah berpikir bahwa ia harus mencari dr. Fery untuk menanyakan kondisi Airin yang sebenarnya.
Sementara itu… dokter sedang memeriksa Airin. Katerine tidak sengaja mendengar dokter sedang mengatakan kepada suster bahwa kondisi pasien bertambah parah, dan kepalanya harus segera di scan dan dilakukan pemeriksaan darah lagi. Katerine juga mendengar dokter memberikan resep obat penahan rasa sakit dan memerintahkan suster untuk memeberikan pada Airin nanti. Katerine kaget mendengar itu semua. Katerine berlari di koridor rumah sakit, dan hampir bertabrakan dengan Jonah yang baru saja dari toilet. Katerine menanyakan apa sebenarnya penyakit airin kepada Jonah dan mengapa Airin harus memakan obat penahan rasa sakit segala. Katerine terlihat cemas dan panik. Jonah memutuskan untuk memberitahukan kepada Katerine kondisi Airin yang sebenarnya, meskipun ia harus melanggar janjinya kepada Airin untuk merahasiakan semua ini kepada Sasta dan Katerine. Jonah memberitahu Katerine dengan alasan agar Katerine bisa menjaga dan memperlakukan Airin dengan benar dan bagaimana harus bereaksi jika Airin sakit lagi. Katerine sangat kaget dan sedih ketika mengetahui Airin sekarang menderita tumor otak.
Airin sudah sadar dari pingsannya…. ia heran mengapa sekarang ia ada di rumah sakit lagi. Tak lama kemudian Jonah dan Airin masuk ke ruangan Airin. Airin ngomong ke Katerine kalo ia nggak mau di rumah sakit… dan ia mau pulang. Tapi Katerine bilang bahwa lebih baik Airin di rumah sakit saja karena kondisi Airin masih kurang baik … dan ia kan baru saja sadar. Airin bersikeras untuk pulang, lalu ia bilang kepada Jonah kalo ia nggak mau tinggal di rumah sakit… ia mau pulang. Airin minta Jonah agar bilang ke dr. Fery untuk mengijinkannya pulang. Jonah meminta Airin untuk tetap di rumah sakit malam ini karena Jonah takut terjadi seuatu dengan Airin, tapi Jonah janji kalo nanti ia akan bicara dgn dr. Fery supaya mengijinkan Airin pulang besok. Airin setuju untuk tinggal malam itu di RS setelah Jonah berjanji akan membawanya pulang besok.
Jonah menemui dr Fery di ruang dokter jaga. Jonah menanyakan kondisi Airin. Dokter mejelaskan bahwa kondisi Airin semakin memburuk. Dokter juga mengatakan bahwa tadi Airin sudah di-scan ulang dan menjalani pemeriksaan darah lagi, dan hasilnya baru ketahuan hari senin. Jonah bilang ke dokter bahwa Airin minta pulang besok, jadi Jonah minta tolong agar dokter mengijinkan Airin pulang. Jonah minta waktu untuk menyiapkan mental Airin dahulu karena ia takut terjadi sesuatu dengan Airin. Jonah berjanji kepada dokter akan segera membawa Airin kembali ke RS secepatnya. Dr. Fery akhirnya mengijinkan Jonah membawa pulang Airin besok, tapi dokter mengingatkan Jonah bahwa jangan menunda terlalu lama karena Airin harus segera dibiopsi untuk mengetahui apakah itu tumor ganas atau bukan. Dan jika itu tumor ganas Airin harus segera dioperasi.
Levi sudah sampai di rumah. Levi dan Renata merawat papa mereka. Levi bertanya kepada Renata apakah Renata tau siapa perempuan yang mengunjungi papanya tadi… dan apakah Rena mendengar percakapan mereka. Renata menjawab nggak kenal karena ia nggak pernah melihatnya. Rena juga nggak denger percakapan mereka krn td sedang masak. Renata menceritakan kepada Levi kalo tadi pas papa mereka sadar, Rena ngajak papa mereka ke rumah sakit, tapi papa mereka nggak mau karena Aldo bilang bahwa mereka harus hidup hemat, kasihan Levi yang udah susah-susah cari uang. Renata sedih mendengar papanya ngomong seperti itu. Kalo papanya sedih Rena juga jadi ikut sedih….
Keesokan paginya… Levi mau pergi ke rumah sakit. Sebelum berangkat ia memetik bunga mawar yang ada di rumah untuk dibawa ke rumah sakit… dan langsung pergi. Renata yang tadi sedang nyapu kesel melihat bunga peliharaannya dipetik Levi … “Untung bunga itu buat kak Airin, kalo nggak…..”
Sampai dirumah sakit Levi melihat bahwa suster sudah membereskan kamar Airin. Levi menanyakan suster kemana pasien yang dirawat diruangan ini. Suster bilang kepada Levi kalo Airin sudah pulang tadi pagi. Levi menelpon Katerine dan tanya keadaan Airin. Levi tanya penyakitnya Airin dan apa yang menyebabkan Airin pingsan. Katerine sempat diam waktu ditanya apa penyakit Airin. Katerine baru menjawab pas Levi manggil2 namanya. Katerine bilang bahwa Airin hanya mengalami depresi dan hanya butuh istirahat yang cukup.
Di rumah… kepala Airin sakit lagi… ia memegangi kepalanya. Katerine masuk melihat Airin sedang meahan sakit. Kemudian Katerine memberikan obat penahan rasa sakit kepada Airin. Sakit Airin baru agak reda setelah meminum obat itu. Untuk menenangkan Airin, Katerine lalu cerita ke Airin kalo Dani manajernya Prita itu lagi naksir Katrinea … dan ada juga temen cowoknya yang naksir. Airin tersenyum. Lalu Katerine membacakan dongeng untuk Katerine. Sekalian buat latihan untuk nanti kalo punya anak katanya, waktu Airin tanya. Katerine membacakan dongeng sampai akhirnya Airin tertidur…
Katerine keluar dari kamar Airin. Katerine yang biasanya tegar dan selalu menghibur dan menangkan orang akhirnya tidak tahan juga melihat penderitaan Airin. Dibalik pintu kamar Airin, Katerine menangis. Ia sangat sedih dengan Airin. Mengapa Airin tidak pernah merasakan kebahagiaan? Mengapa Airin selalu memikirkan kebahagian orang lain? Airin akan merasa bahagia kalo melihat Sasta, Levi, Jonah dan juga dirinya bahagia. Tapi mengapa Airin sendiri nggak pernah bahagia? Katerine ingin agar Airin itu harus egois sekali-sekali. Airin selalu memikirkan orang, tapi dan nggak pernah memikirkan diri sendiri… dan sekarang Airin terkena tumor otak, tapi Airin sama sekali nggak mau berusaha untuk hidup… “Airin… tega-teganya lo ninggalin gue sama Sasta.”
Sasta dan Katerine sedang menonton Prita yang sedang menyanyi di salah satu stasiun tv. Sasta sedih karena seharusnya ia yang menyanyi dan bukan Prita. Sasta sedih mengapa stasiun membatalkan jadwal menyanyinya hanya karena berita murahan itu. Dan mereka nggak tau perjuangan Sasta untuk jadi penyanyi. Sasta sedih karena ia udah nggak ada job lagi. Katerine mendengarkan dan mengerti kesedihan Sasta. Dari pintu Airin juga ikut sedih melihat Sasta bersedih. Dalam hatinya Airin meminta maaf kepada Sasta krn ia merasa sangat lemah disaat Sasta membutuhkan bantuan. Airin merasa dirinya tidak berguna karena tidak dapat berbuat apa-apa untuk membantu Sasta.
Katerine masuk ke kamar Airin. Ia melihat Airin memegangi kepalanya lagi. Katerine langsung khawatir dan tanya ke Airin Apakah airin sakit lagi. Tapi Airin bilang bahwa mungkin ini cuma karena ia kebanyakan tidur. Airin bilang bahwa ia ingin jalan-jalan dulu dan kemudian berusaha untuk bangun. Tapi Katerine dengan cepat langsung melarang Airin dan mnyuruh Airin untuk tiduran lagi… tapi sebelum tidur Katrine minta Airin untuk makan dulu. Makanan sudah disiapkan oleh Katerine. Katerine mau menyuapi Airin tapi Airin nggak mau karena ia bisa melakukannya sendiri. Airin minta Katerine untuk tidak ngurusin dia, karena lebih baik Katerine ngurusin Sasta, bantu Sasta untuk cari job krn Katerine adalah manajernya Sasta. Airin juga minta tolong Katrine untuk membantu cari job… dimulai dari stasiun2x kecil, café-café, kampus-kampus… yang penting agar Sasta bisa show lagi agar bisa memulihkan kepercayaan diri Sasta lagi. Katerine pun tidak bisa menolak permintaan Airin.
Katerine dan Sasta datang ke sebuah kafe. Mereka duduk di salah satu meja. Katerine dan Sasta mendengar kasak-kusuk dari beberapa orang yang duduk di meja di belakang mereka yang menjelek-jelekkan Sasta. Kemudian manajer kafe datang dan mengatakan dengan kurang ramah dan lebih terkesan melecehkan bahwa saat ini mereka lagi nggak butuh penyanyi dan meminta Sasta dan Airin untuk keluar.
Katerine dan Sasta pergi ke stasiun tv yang mengontrak Sasta. Katerine kesal karena manajer penanggung jawabnya malah mondar-mandir di meja kerjanya bukan memberikan jawaban. Katerie lalu dgn tegas menanyakan keputusan pihak stasiun tentang masalah kontrak Sasta. Pak Dedy, sang manajer akhirnya bicara bahwa pemilik stasiun memintanya untuk membatalkan kontrak dengan Sasta krn gossip yang beredar itu. Dan ia nggak bisa buat apa-apa. Katrine menyesalkan kenapa Pak Dedy sebagai manajer nggak bisa bilang kalo masalah itu adalah cuma gossip. Katerine sudah agak emosi mengatakannya. Sasta yang biasanya paling gampang emosi untuk hal-hal yang berurusan dengan seputar dirinya malah bisa lebih kalem. Sasta lalu menyabarkan Katerine dan mengajak Katrine pulang. Sasta mengucapkan terima kasih kepada pak Dedy dan pamit. Keluar dari ruangan pak Dedy, Katerine mendengar 3 orang karyawan cowok yang ada disitu langsung menjelek-jelekin Sasta “…kalo sampe Sasta bias nyanyi disini, pasti manajernya ada maen tuh ama Sasta” Katrine marah mendengarnya. Lalu ia menghampiri ketiga karyawan cowok tadi dan mengatakan untuk tidak bicara sembaranga bahkan Katerine mengancam mereka kalo sampe gossip ini tersebar mereka harus bertanggung jawab “Kalian anak Slipi kan? Gw samperin baru tau!” (Hah! Katrine??? Ternyata…) Sasta menenangkan Katrine dan mengajak Katrine pergi.
Di dalam taksi Katerine mengatakan kepada Sasta bahwa saat ini mereka sedang mengalami masa-masa yang sulit… dan Sasta harus kuat menghadapinya. Katerine berjanji akan selalu mendampingi Sasta. Sasta yang udah berubah lagi jadi lemah lagi, sangat kontras dengan Sasta yang tenang saat menghadapi Pak Dedy dan cowok-cowok penggosip tadi… mengeluh lagi ke Katrine bahwa karirnya sekarang sudah hancur dan sebaiknya ia bekerja aja di bar. Tapi Katrine tidak sependapat, siapa bilang karir Sasta udah hancur… selama Katrine masih ada Katrine akan selalu mendampingi dan membantu Sasta. Katrine yakin kalo mereka mau berusaha, pasti Tuhan akan kasih jalan keluar dan Sasta nggak usah khawatir. Sasta bilang kalo selama ini ia bisa hidup karena ia punya mimpi, tapi sekarang mimpi itu sudah nggak ada… sudah tamat. Semua omongan Katerine tidak berhasil membuat Sasta untuk bangkit. Sasta menyuruh supir menghentikan taksi… BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 46
Sasta
mendengarkan percakapan Katrine di telpon dengan Gemini EO tentang
pembatalan show-nya dengan alasan tiket nggak laku terjual. Sasta sangat
kecewa dan sedih mendengarnya. Sasta masuk kamar dang menangis.
Katerine dan Airin ikut merasakan kesedihan Sasta. Di kamar, Sasta
menangis sedih. Katerine dan Airin berusaha menghibur. Katerine minta
maaf kepada Sasta kalau ia tidak bisa mempertahankan agar konser itu
tetap dilaksanakan dan merasa bahwa dirinya payah. Katrine berjanji akan
berusaha untuk mencarikan job lagi untuk Sasta. Sasta bilang bahwa itu
bukan kesalahan Katerine, tapi itu semua karena kesalahannya sendiri
yang sekarang sudah nggak laku lagi… tidak ada orang yang suka kepadanya
lagi, sampai-sampai di kafe kecil pun ia tdk laku. Airin yang melihat
adiknya bersedih mencoba untuk menghibur dgn mengatakan bahwa penyanyi2
terkenal juga mengalami masa-masa yang tidak mudah dalam perjalanan
karir mereka, tapi mereka tidak menyerah begitu saja, di kala mereka
jatuh mereka akan bangkit lagi. Airin yakin bahwa Sasta juga bisa
berhasil karena Sasta punya kemampuan yang besar. Airin mendorong Sasta
agar Sasta menunjukkan mentalnya yang kuat. Tapi Sasta yang sudah
pesimis mengatakan bahwa ia tidak setegar penyanyi-penyanyi terkenal itu
dan merasa bahwa karirnya sekarang sudah benar-benar hancur.
Dalam kesedihannya Sasta berjalan-jalan sendirian di
taman. Ia melihat sekelompok pengamen sedang latihan nyanyi bersama di
dekat situ. Kemudian ia menghampiri mereka dan berdiri di dekat mereka
mendengarkan mereka bernyanyi sambil merenung tenggelam dalam
kesedihannya sendiri. Saat Sasta masih memperhatikan pengamen2 itu… HP
Sasta berbunyi. Sasta menjawab telponnya dan ternyata Jonah. Jonah tanya
Sasta ada dimana dan heran knp suasana disekitar Sasta terdengar ramai
dari HP nya. Sasta menjelaskan bahwa ia sekarang sedang berada di taman
sedang menyaksikan pengamen lagi nyanyi dan bilang siapa tahu ia bisa
diajak nyanyi… daripada jadi penyanyi tapi nganggur. Mendengar omongan
Sasta yang frustasi, Jonah dari seberang telpon menasehatkan Sasta agar
jangan bersedih seperti itu. Lalu Jonah mengatakan kepada Sasta bahwa ia
akan segera ke taman menjemput Sasta dan mengajaknya jalan-jalan
sekarang. Sasta yang dari tadi hanya bersedih dan menangis mendadak
ceria mendengarkan ajakan Jonah dan dengan antusias ia mengiyakan ajakan
Jonah. Saking girangnya ia sampai tidak sadar berteriak “Yesss!!!”.
Para pengamen yang ada di dekatnya sampai kaget dan menghentikan
nyanyian mereka. Mereka bersamaan melihat ke arah Sasta yang lagi
kegirangan sendiri. Sasta baru sadar kalau tadi teriak… ia minta maaf.
Jonah mengajak Sasta ke pasar malam. Jonah berusaha
membuat Sasta gembira. Sasta kelihatan senang dan menikmati
jalan-jalannya bersama dengan Jonah malam itu. Mereka membeli jagung
rebus, menaiki permainan kincir asmara… dan tertawa gembira. Sampai di
rumah Sasta tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya di hadapan Airin
dan Katerine. Sasta dengan ceria menceritakan kepada Katerine Airin
tentang jalan-jalannya tadi bersama Jonah … bahwa Jonah mengajaknya ke
pasar malam.. diajak naik ontang-anting… naik kincir asmara… rumah
hantu… dan bahwa ia tadi seperti orang norak… bahwa ia baru pertama kali
ke tempat seperti. Airin dan Katerine ikut gembira mendengarkan cerita
Sasta. Sasta dengan gembira mengatakan lagi bahwa hari ini ia bahagiaaa
banget, sampai-sampai semua kesedihannya dan karirnya yang lagi hancur
bisa terobati semua oleh Jonah. Melihat Sasta yang gembira … di dalam
hati Airin berterima kasih kepada Jonah … ‘kamu memang baik sekali… kamu
telah menepati janji untuk menyenangkan hati Sasta… dan kamu mau
melakukan apapun yang aku minta… walaupun itu semua bertentangan dengan
isi hatimu’. Tapi disaat bersamaan Airin juga minta maaf kepada Jonah…
bahwa hatinya hanya untuk Levi….
Jonah terlihat sedang memimpin rapat di Nada Record
menjalani tugasnya yang baru sebagai Direktur di Nada Record. Jonah
sedang memberikan instruksi-instruksi kepada anak buahnya tentang
strategi pra peluncuran album baru untuk mengenalkan lagu baru melalui
internet terlebih dahulu, seperti yang pernah ia lakukan saat ia masih
sebagai ZIP, karena menurutnya dengan cara itu mereka dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan mereka apa… dst…dst... Tea menyaksikan Jonah
yang lagi memimpin rapat dari luar… dan ia berpikir bahwa Jonah memang
berbakat seperti ayahnya Erik. Tea percaya bahwa Nada Record akan maju
dibawah pimpinan Jonah.
Sementara itu… Levi di kantornya juga sedang memimpin
rapat. Salah seorang anak buahnya bertanya kepada Levi apakah Levi sudah
mengetahui siapa pimpinan Nada Record yang baru. Levi mengatakan bahwa
ia sudah tahu bahwa sekarang Nada Record dibawah pimpinan Jonah.
Kemudian Levi mengingatkan kepada anak buahnya bahwa mereka harus
bekerja lebih keras lagi kalau hendak mengalahkan Nada Record. Karena
menurutnya Jonah selain sebagai pemimpin Nada Record, ia juga sangat
pandai bermain musik, Jonah sangat tahu selera pasar dan ia tahu kemana
harus mencari sumber informasi. Selesai mengatakan semua itu… dalam
hati… Levi melanjutkan perkataannya … ia harus mengalahkan Jonah…harus…
Jonah sudah mengalahkannya karena Airin lebih memilih Jonah daripadanya …
dan ia nggak akan rela kalo sampai dalam bisnis inipun ia dikalahkan
oleh Jonah. Levi memutuskan bahwa ia harus benar-benar konsentrasi
dengan perusahaannya yang baru dan ia harus melupakan Airin walau
betapun sulitnya…
Airin di kamarnya sedang memikirkan bahwa mengapa ia
akhir-akhir ini telah membuat keputusan yang bodoh. Airin menyesal kalo
Levi telah melihatnya berpelukan dengan Jonah. Ia menyesal kalo ia telah
membuat Levi salah sangka dan membiarkan Levi berpikir bahwa ia telah
memilih Jonah. Padahal ia sama sekali tidak mencintai Jonah krn seluruh
cintanya sudah menjadi milik Levi. Dari dulu sampai sekarang tidak
pernah berubah. Katrine yang melihat Airin bersedih sambil memegangi
bingkisan yang seharusnya diberikan Levi kpd Airin waktu itu,
menyarankan Airin untuk menelpon Levi saja untuk minta maaf dan
menjelaskan semuanya. Tapi Airin tidak mau, ia tetap memutuskan bahwa ia
tidak akan melibatkan Levi dalam kehidupannya krn ia tidak tahu sampai
kapan ia akan bertahan hidup.
Tea sedang berziarah ke makam Erik. Disana Tea sambil
menangis bercerita di depan makam Erik bahwa ia telah berhasil
menjatuhkan musuh besarnya yaitu Aldo. Tapi ia sedih karena belum
berhasil menemukan Airin buah cinta mereka. Tea berjanji di depan makam
Erik bahwa ia akan mencari Airin dimanapun ia berada.
Aldo mencari Tara kemana-mana. Ia menyebut nama Tara
terus di sepanjang jalan dan menanyakan kepada orang2. Ia bahkan sempat
mengira orang lain adalah Tara. Aldo putus asa dan menangis di jalan
seperti orang yang sudah gila. Tanpa disadarinya, Tara di belakangnya
memperhatikan Aldo yang sudah hampir gila karena mencari Tara. Tara
memanggil Aldo. Aldo mendengar suara Tara memanggilnya dan menoleh ke
belakang. Ia hampir tidak percaya bahwa Tara berdiri dihadapannya. Lalu
Aldo memeluk Tara dan meminta Tara untuk tidak meninggalkannya lagi.
Aldo menangis sejadi-jadinya dan memohon Tara untuk tidak
meninggalkannya lagi. Saat itu Aldo terbangun dari tidurnya… ternyata
Aldo hanya sedang bermimpi. Saat terbangun, Aldo menyadari bahwa
semuanya hanya mimpi. Aldo menangis seperti anak kecil.
Malam-malam Aldo keluar mabuk-mabukan. Ia memegang
sebotol bir sambil menyebut-nyebut nama Tara di sepanjang jalan. Aldo
melewati sekelompok orang yang sedang bermain judi. Tiba-tiba ada
petugas trantib yang sedang razia. Melihat trantib datang, orang-orang
yang tdai sedang asik main judi kabur berlarian menyelamtkan diri. Aldo
yang sedang dalam keadaan mabuk tidak tahu menahu ketika semua orang
berlarian. Ia hanya diam saja di tempat sambil minum bir, sampai
akhirnya ia tertangkap petugas trantib. Meskipun Aldo menjelaskan bahwa
ia tidak terlibat, tapi ia tertangkap basah dalam keadaan mabuk. Aldo
digiring oleh petugas trantib dan dibawa ke markas trantib.
Levi dan Renata datang menjemput Aldo di markas
trantib. Kebetulan saat itu wartawan sedang ada disitu dan secara
sengaja megambil photo Aldo sedang dibantu Levi dan Renata untuk
berjalan. Keesokan harinya photo dan berita tentang Aldo tertangkap
trantib dimuat di Koran. Tara yang masih dalam pelariannya membaca
berita tentang Aldo tsb. Ia sedih mengetahui keadaan Aldo yang hancur
dan menderita. Tara juga memikirkan bagaimana nasib Levi dan Renata
sekarang. Tara memang sedih dan terpukul karena Aldo telah membunuh
Erik, tapi saat yang bersamaan Tara juga sedih melihat Aldo menderita
karena ia juga sangat menyayangi Aldo. Tara memutuskan untuk mencari
Aldo. Ia ke rumah sahabat lamanya yang juga adalah mamanya Dion. Tara
bertemu dengan Dion yang kebetulan ada di rumah dan meminta alamat Aldo.
Dion memberikan kartu nama Levi kepada Tara dimana di belakang kartu
nama juga tertera alamat rumah Levi. Tara kemudian pamit dan bermaksud
mencari Aldo untuk memulai semuanya dari awal.
Tara menumpang sebuah kopaja dan duduk di bangku
paling belakan dekat pintu. Di dalam kopaja ia melihat seorang wanita
seumurannya duduk disampingnya sedang menangis dan meratapi nasib nya
yang ditinggalkan oleh suaminya. Tara memberikan tissue kepada wanita
itu. Kemudian Tara juga mencoba untuk menenangkannya dengan mengatakan
bahwa ia juga mengalami hal yang sama seperti yang wanita itu alami.
Tara juga bilang ke wanita itu bahwa sekarang ia memutuskan untuk
kembali lagi kepada suaminya yang pernah ia tinggalkan. Tara menjelaskan
bahwa alasannya kembali adalah karena ia masih mencintai suamnya ketika
wanita itu bertanya mengapa Tara mau kembali. Tara memperlihatkan
photonya bersama Aldo yang ada di dalam dompetnya. Tara mengijinkan
wanita itu memegang dompetnya untuk melihat photo itu. Kartu nama Levi
juga ikut terpegang oleh wanita itu. Saat sedang memperlihatkan photo
itu, tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil ugal-ugalan yang mau
menabrak kopaja yang ditumpangi Tara tersebut. Sopir berusaha menghindar
dan membanting setir. Kecelakaan tidak dapat terelakan lagi. Tara dan
wanita itu terlempar keluar dari pintu belakang. Tara terlempar jauh ke
bawah. Tara pingsan dan terluka parah. Wanita yang tadi bersamanya
bahkan kondisinya lebih parah. Wajahnya rusak parah… ia tergeletak di
tanah dengan masih memegang dompet Tara yang td diberikan Tara waktu
Tara memperlihatkan photo. Kartu nama Levi juga ada di tangannya…….
Renata di rumah menerima telpon. Wajah Renata berubah
panik setelah mendengar berita dari telpon. Aldo menanyakan telpon dari
siapa. Renata dengan terbata-bata mengatakan bahwa itu telpon dari rumah
sakit yang mengabarkan bahwa Tara mengalami kecelakaan. Aldo kaget.
Renata dan Aldo langsung ke rumah sakit. Levi juga. Mereka berjalan
setengah berlari di sepanjang koridor menuju tempat Tara dirawat. Aldo
berjalan sambil menangis dan memanggil-manggil Tara. Aldo tidak percaya
ketika dokter mengatakan bahwa Tara sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Aldo berkata tidak mungkin berkali-kali dan mengatakan bahwa itu pasti
bukan istrinya. Dokter menjelaskan bahwa wajah nya memeang sudah tidak
dapat dikenali, tapi di tangannya ditemukan dompet yang berisi photo dan
kartu nama yang berisi alamat Aldo. Mendengarnya Aldo jadi menangis
histeris dan memanggil nama Tara lagi. Renata dan Levi berusaha untuk
menenangkan papanya…
Di tempat lain… Jonah sedang menemui Airin. Awalnya
Jonah mengatakan bahwa ia kebetulan lewat situ ketika Airin menanyakan
mengapa Jonah ada disini. Tapi kemudian Jonah sambil senyum-senyum
meralat perkataannya bahwa sebenarnya ia memang tahu airin mengajar
disitu jadi ia sengaja mampir. Airin mengucapkan terima kasih kepada
Jonah karena Sasta sekarang lagi seneng banget. Jonah menjawabnya dengan
senyum. Lalu Jonah menanyakan Airin “O ya.. kapan kamu mulai
terapinya?” Airin belum menjawab pertanyaan Jonah ketika HP Jonah bunyi.
Jonah menjawab telponnya. Suara Levi terdengar di seberang telpon.
Jonah menebak “Levi?” Wajah Jonah langsung berubah nggak seneng ketika
tahu Levi yang menelponnya. Levi mengabarkan kepada Jonah bahwa Tara
mengalami kecelakaan dan sekarang semua sedang ada di rumah sakit. Levi
mengatakan lagi bahwa Tara meninggal. Bagaikan disambarkan gledek Jonah
kaget dengan perkataan Levi barusan. Wajah Jonah langsung berubah tegang
dan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Jonah bilang
“Lo bohong kan, Lev?”. Tapi Levi berkata “Aku serius Jo.. aku serius…
aku minta maaf ya”. Jonah baru tersadar bahwa ia sedang tidak salah
dengar. Ekspresi wajahnya jadi bertambah tegang, panik, cemas, gelisah
dan sedih bercampur aduk. Airin yang bertanya disebelahnya ada apa,
tidak dihiraukan lagi oleh Jonah. Jonah lari meninggalkan Airin. Airin
mengejar Jonah.
Kembali di rumah sakit… Dion dan mamanya datang dan
menanyakan kondisi Tara. Levi mengatakan bahwa Tara sudah tidak bisa
diselamatkan lagi dan wajahnya tidak dapat dikenali. Mamanya Dion
menanggapi dengan mengatakan bahwa ia kasihan dengan Tara, padahal waktu
itu dia begitu senang karena akan bertemu dengan Aldo. Levi bertanya
“Maksud Tante?”. Dion yang menjawab Levi dengan mengatakan bahwa
beberapa hari yang lalu Tara pernah ke rumahnya untuk minta alamat pak
Aldo yang baru dan Tara juga sempat mengatakan kepadanya bahwa Tara
sangat menyesal telah meninggalkan pak Aldo pada saat Aldo membutuhkan
dukungannya. Aldo yang mendengarkan jadi bertambah sedih setelah
mengetahui bahwa Tara mengalami kecelakaan saat Tara memutuskan akan
kembali kepadanya.
Jonah sudah tiba di rumah sakit dalam keadaan kalut.
Airin mengikutinya dari belakang. Jonah lalu bertanya kepada Levi dengan
panik “Mama mana? Mama mana?” Levi yang akhirnya mengatakan kepada
Jonah bahwa sekarang jenasah mamanya sedang dimandikan. Levi meminta
Jonah untuk sabar. Jonah masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa
mamanya telah meninggal. Jonah berkata lagi pada Levi “Lev… semuanya ini
nggak bener kan… semua ini nggak bener kan Lev?” Levi hanya bisa
menenangkan Jonah dan minta Jonah untuk tabah. Jonah terduduk sedih dan
menangis …
Airin menelpon Sasta dirumah dan memberitahukan bahwa
mamanya Jonah kecelakaan dan meninggal. Sasta bilang bahwa ia akan
segera ke rumah sakit. Sasta lalu mengajak Katrine yang keherananan
bahwa mamanya Jonah meninggal untuk ke rumah sakit.
Jenasah yang dianggap adalah Tara dibawa keluar oleh
dokter dan perawat. Jenasahnya sudah ditutup oleh kain putih. Jonah
ingin melihat wajahnya tapi dokter yg membawa menyarankan agar Jonah
tidak usah melihat karena kondisi wajahnya sudah sangat memprihatinkan.
Jonah menangisi jenasah mamanya. Saat Jonah sedang menangisi mamanya dan
memanggil-manggil mamanya, Aldo mendekat dan berusaha untuk menghibur
Jonah dan mengatakan dengan tulus bahwa Jonah harus tabah. Tapi alangkah
kagetnya Aldo demikian juga Levi, Renata dan Airin ketika mereka
melihat reaksi Jonah yang malah dengan kasar mengusir Aldo. Airin
mencoba utk menenangkan Jonah. Aldo kemudian mencoba untuk meyakinkan
Jonah bahwa ia juga sedih karena Tara adalah istrinya. Tapi Jonah yang
memang sedang kalut sudah tidak dapat mengendalikan dirinya untuk
melampiaskan kesedihan dan kemarahannya itu kepada Aldo. Jonah
mengatakan dengan kasar kepada Aldo agar jangan belaga mencintai mamanya
didepannya. Jonah menuduh Aldo bahwa Aldo menikahi mamanya hanya karena
ingin membalas dendam dengan papanya. Jonah membentak dengan keras dan
menyuruh Aldo untuk pergi “Pergi kamu!!” Aldo masih belum mau pergi.
Aldo seolah nggak percaya mendengar apa yang dikatakan Jonah. Jonah
berkata lebih keras lagi “Pergi kamu !!!” Levi dan Renata mencoba untuk
melindungi papa mereka dari kemarahan Jonah. Renata sudah mulai nggak
tahan melihat papanya diperlakukan kasar oleh Jonah. Ia mau mengatakan
sesuatu tetapi ditahannya. Levi juga tidak bisa berkata apa-apa
menghadapi Jonah yang sedang kalut yang telah mengusir Aldo dengan
kasar. Lalu Jonah menambahkan “Dan jangan harap aku akan mengijinkan
kamu ke makam mama aku… pembunuh papa nggak pantes datang ke makam
mama!”
Sementara itu… di sekitar tempat kecelakaan itu
terjadi… Tara yang terlempar jauh dari tempat asal kecelakaan…
tergeletak tak berdaya dengan luka-luka di tubuhnya dan kepalanya… ia
tidak sadarkan diri. Ternyata tidak ada yang menyadari keberadaan Tara
sama sekali saat kecelakaan itu terjadi. Seorang bapak yang kebetulan
lewat di sekitar situ melihat Tara yang tergeletak disitu. Bapak itu
kaget dan segera memeriksa kondisi Tara… ia lega ketika mengetahui
wanita yang ditemukan pingsan itu masih bernyawa. Bapak itu berpikir
bahwa wanita itu pasti terjatuh dan sampai terlempar disini. Kemudian ia
mengangkat Tara dan membawanya pergi…….. BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 47
Tara
yang terluka parah tergeletak pingsan di pinggir sungai. Seorang Bapak
yang kebetulan lewat di sekitar situ melihatnya dan membawa Tara ke
rumahnya untuk diobati. Bapak yang menolong itu bernama Pak Risdo. Pak
Risdo meminta bantuan tetangganya untuk merawat Tara. Tetangganya itu
seorang perempuan yang dipanggil dengan sebutan ‘Bi’ oleh pak Risdo.
Perempuan yang merawat Tara itu mengatakan bahwa kondisi Tara sangat
lemah. Luka-lukanya sangat parah. Ia tidak dapat memperkirakan sampai
kapan Tara bisa bertahan hidup. Pak Risdo menjelaskan bahwa ia tidak
mengetahui siapa sebenarnya wanita yang ia tolong ini ketika tetangganya
itu menanyakan siapa sebenarnya wanita yang ditolong Pak Risdo. Pak
Risdo menemukannya sudah dalam keadaan pingsan dan terluka parah seperti
ini.
Levi sedang duduk memperhatikan cincin yang pernah ia
berikan kepada Airin dulu waktu Levi melamar Airin. Ia mengikat cincin
itu dengan benang merah, benang yang persis dengan benang yang pernah ia
ikatkan dulu waktu melamar Airin. Levi sedang berkata kepada dirinya
sendiri bahwa Levi baru tahu ternyata patah hati itu sangat menyakitkan.
Sambil berkata seperti itu ia membayangkan saat Airin membuang cincin
itu ke kolam dan saat Jonah memeluk Airin. Levi melanjutkan perkataannya
lagi bahwa sekarang ia sudah tidak dapat lagi memiliki Airin.
Di rumahnya Jonah masih bersedih. Ia duduk termangu di
sofa. Sasta ada disana menemani Jonah. Jonah yang sedih mengatakan
kepada Sasta bahwa selama ini ia telah berusaha mencari mamanya
kemana-mana tapi saat ia menemukan mamanya… mamanya sudah meninggal.
Jonah mengatakan dengan perasaan sedih dan menyesal yang sangat dalam.
Dia masih larut dalam kesedihan. Air matanya terus mengalir. Sasta ikut
sedih dan menangis melihat Jonah. Ia lalu menghibur Jonah dan berharap
agar Jonah tabah menghadapinya.
Tara masih dalam keadaan kritis terbaring di tempat
tidur di rumah pak Risdo. Dalam keadaan itu Tara bermimpi. Ia bermimpi
berada di dalam sebuah ruangan serba putih dan sempit. Ia terjebak
didalamnya dan tidak bisa keluar. Tara panic. Dalam kepanikannya
terkurung di ruangan itu, ia mendengar suara Aldo memanggil namanya dan
memintanya untuk tidak meninggalkan Aldo. Suara Aldo menghilang. Tara
memanggil-manggil Aldo tapi tidak ada jawaban. Suara Aldo berganti suara
Jonah yang sedang menanyakan mamanya dimana dan Jonah kangen sekali.
Kemudian suara Jonah menghilang juga. Tara memanggil-manggil nama Jonah
dan menanyakan Jonah dimana, tapi tidak ada jawaban. Tara kebingungan di
ruangan serba putih itu. Itu adalah akhir dari mimpi Tara yang masih
belum sadarkan diri juga. Tara kelihatan gelisah saat ia sedang
bermimpi. Matanya bergerak-gerak, tapi tetap tidak sadar. Pak Risdo
duduk memperhatikan keadaan Tara dan bertanya-tanya siapa sebenarnya
wanita yang ia temukan ini.
Pemakaman jenasah yang mereka kira adalah Tara
dilakukan. Semuanya menghadiri pemakaman itu… Airin, Levi, Katerine,
Sasta, Renata dan juga Don ada diantara yang menghadiri pemakaman
kecuali Aldo. Aldo hanya bisa melihat proses pemakamannya dari jauh
karena Jonah telah melarangnya untuk menghadiri pemakaman Tara. Satu
persatu mereka mengucapkan belasungkawa kepada Jonah. Sasta yang
terakhir. Lalu Sasta mengajak Jonah untuk pulang. Jonah mengucapkan
selamat tinggal kepada mamanya.
Setelah semuanya pergi… Aldo datang sendirian ke makam
Tara dengan membawa bunga yang kemudian meletakkannya di atas makam. Di
depan makam Tara Aldo menangis meminta maaf kepada Tara karena ia harus
sembunyi2x ke makam Tara krn Jonah belum memaafkannya. Aldo juga minta
maaf karena belum sempat membahagiakan Tara.
Di kediaman Pak Risdo… Bi, tetangganya pak Risdo itu
sedang memeriksa kondisi Tara lagi. Ia menyarankan pak Risdo untuk
membawa Tara ke rumah sakit karena kondisinya belum membaik juga dan
sebaiknya pak Risdo melaporkannya ke polisi karena siapa tahu
keluarganya sedang mencarinya. Pak Risdo bilang kalo sebaiknya mereka
menunggu sampai wanita itu sadar karena kondisinya masih sangat lemah,
sementara rumah sakit juga jauh dari situ dan ia takut kalo nanti malah
terjadi apa-apa.
Jonah masih larut dalam kesedihannya. Ia terlihat
sedang bengong di rumahnya dan botol minuman keras ada di dekatnya.
Sasta datang mau melihat kondisi Jonah yang berantakan. Sasta menghibur
Jonah tapi Jonah malah meminta Sasta untuk meninggalkannya sendirian.
Tapi menolak untuk pergi dan mau menemani Jonah. Jonah minta Sasta untuk
pergi sekali lagi. Karena Sasta belum beranjak juga, Jonah membentak
Sasta dan memintanya pergi (Jonah lagi seneng ngusir orang nich…). Sasta
sampai kaget mendengar bentakan Jonah. Sasta meninggalkan Jonah
sendirian. Tapi ia masih belum tega meninggalkan Jonah, di dekat pintu
ia berhenti dan memperhatikan Jonah dari jauh.
Di rumah Levi mendapat kabar kalo ayahnya sedang
membuat onar di sebuah bar. Renata mengajak Levi untuk segera menjemput
papanya. Renata dan Levi pergi ke bar.
Dirumah kos Katerine… Airin dan Katerine sedang
duduk2x berdua. Mereka berdua kelihatan bersedih. Katerine mengatakan
kpd Airin bahwa nasib Jonah benar-benar malang. Airin tidak menanggapi
perkataan Katerine krn Airin sedang dalam kesedihannya sendiri. Airin
menangis. Katerine yang melihat jadi heran dan bertanya kenapa. Airin
bilang kalo semenjak ia melihat kuburannya tante Tara, ia jadi takut,
jangan-jangan ia yang berikutnya. Katerine kaget mendengar Airin bicara
tentang kematian. Katerine mengatakan dengan sedikit keras kepada Airin
ia nggak tahan dengan Airin yang mulai putus asa untuk tetap bertahan
hidup, ia meminta Airin tidak lagi bicara seperti itu lagi. Katerine
lalu menangis dan bilang kalo Airin harus tetap hidup dan Airin harus
sembuh.
Levi dan Renata menemukan Aldo sedang dalam keadaan
mabuk di bar. Renata menangis melihat keadaan Aldo yang berantakan.
Renata bilang ke Aldo kalo ia nggak mau melihat Aldo seperti ini dan
tanya apakah Aldo sayang dengan Renata. Renata dan Levi mengajak Aldo
pulang.
Sasta ternyata belum pergi dari rumah Jonah. Ia
melihat Jonah sudah tertidur krn mabuk di meja. Sasta membangunkan Jonah
dan menyuruh Jonah untuk pindah ke kamar. Jonah yang setengah sadar
menuruti Sasta. Kemudian Sasta membantu Jonah berdiri dan menuntunnya ke
kamar. Di kamar, Jonah mau ngambil botol minuman lagi tapi Sasta
melarangnya. Sasta mengatakan kepada Jonah apa mamanya akan senang kalo
melihat Jonah seperti itu. Dengan dingin Jonah meminta Sasta untuk tidak
ikut campur urusannya dan jangan bawa-bawa mamanya di depannya
sekarang. krn Sasta nggak ngerti apa yang ia rasakan sekarang ini. Jonah
lalu meminta Sasta untuk pergi. Sasta kesal karena Jonah mengatakan
bahwa ia sama sekali nggak mengerti dengan perasaan Jonah, lalu ia
bilang ke Jonah bahwa ia lah orang yang paling tau artinya kehilangan
krn ia sudah dibuang oleh orangtuanya sejak kecil, dan dari kecil ia
sudah nggak pernah merasakan kasih sayang orangtua.. ‘dan sekarang kamu
malah bilang aku nggak ngerti?’ Sasta mengatakan itu dengan suara yang
setengah berteriak. Sasta bilang lagi kalau Jonah seharusnya merasa
beruntung karena ia telah merasakan kasih sayang orangtua selama 21
tahun lebih… bukannya ia menjaga kenangan itu, tapi malah mabuk-mabukan.
Sasta sambil menangis bilang kalo ia akan pergi sekarang… dan ia nggak
peduli lagi dengan Jonah. Sasta meninggalkan Jonah.
Sasta berjalan pulang hujan-hujanan. Tea yang sedang
melintas di jalan yang sama dengan mobilnya melihat Sasta yang sedang
berjalan kehujanan di jalan. Tea lalu turun dari mobil sambil
berpayunga. Ia kemudian mengajak Sasta masuk ke mobilnya. Tea membawa
Sasta ke rumahnya dan menyuruh Sasta mengganti pakaian Sasta yang basah
dengan piyama. Tea mengantar Sasta ke salah satu kamar. Sasta berganti
pakaian sementara Tea menyiapkan teh panas untuk Sasta. Piyama yang
dipakainya kebesaran. Sasta kagum dengan rumah Tea yang besar dan ia
berpikir kapan ia bisa punya rumah sendiri. Sasta selesai ganti pakaian
dan keluar dari kamar. Sasta melihat photo Tea dengan anaknya diatas
rak. Dalam hati Sasta berharap punya mama seperti tante Tea. Sasta lalu
menuju ruang makan dan memanggil Tea. Tea sedang membawa secangkir teh
untuk Sasta. Melihat itu Sasta bilang ke Tea bahwa tea nggak usah-usah
repot2, Sasta udah terima kasih banget krn udah dikasih baju meskipun
kebesaran. Sasta sambil memegang-megang piyamanya. Cincin yang ada di
kalung Sasta terlihat oleh Tea. Tea kaget. Tea kaget cincin yang dulu ia
berikan kepada Airin saat Tea meninggalkan Airin… sekarang ada di
Sasta. Saking kagetnya cangkir berisi teh panas yang dipegangnya
terjatuh. Sasta yang ada di hadapannya kaget cangkir itu terjatuh dan
Sasta tanya Tea kenapa. Tea masih kaget melihat cincin itu… dalam hati
ia berpikir apa Sasta adalah Airin, putrinya yang selama ini ia cari.
Tapi Tea nggak berani menanyakannya langsung kepada Sasta krn ia takut
putrinya mengira bahwa ia adalah ibu yang nggak bertanggung jawab.
Sasta balik membuatkan teh panas untuk mereka berdua.
Tea dan Sasta duduk di meja makan berhadapan. Sasta mengira Tea
menjatuhkan cangkir krn Tea kurang sehat krn kecapean. Sasta bicara
terus dan ia tidak tau kalau Tea sebenarnya sedang kaget melihat cincin
itu ada pada Sasta. Tea masih memperhatikan cincin yang ada di kalung
Sasta, sementara Sasta terus bicara tentang manfaat teh manis, tentang
rumah Tea yang besar tapi hanya ditempati Tea seorang, tentang
kesediaannya menemani Tea. Tea kemudian menawarkan Sasta untuk tinggal
malam ini dirumahnya. Sasta setuju.
Sementara itu … Airin dan Katerine khawatir menunggu
Sasta pulang di luar di tengah hujan. Airin khawatir Sasta belum
pulang-pulang juga. Katerine mengajak Airin pulang saja dan menunggu
Sasta di rumah. Tapi Airin bilang kalo ia nunggu di rumah ia malah makin
panik. Tapi Katerine bilang kalo mereka terus menunggu disitu, Katerine
yang khawatir dengan kondisi Airin yang sedang sakit… gimana kalo nanti
Airin tiba-tiba pingsan. Kat juga bilang kalo Sasta itu sehat, jadi
nggak usah terlalu khawatir. Airin akhirnya mau diajak pulang.
Di rumah Tea… Sasta sudah tidur. Tea masuk ke kamar
dan memperhatikan Sasta yang sedang tidur. Tea bertanya-tanya apa betul
Sasta adalah Airin putrinya… tapi mengapa namanya berganti menjadi
Sasta. Tea nggak berani menanyakan langsung ke Sasta apakah Sasta adalah
benar-benar Airinnya. Saat keinginan yang sudah ia impikan selama
belasan tahun menjadi kenyataan… Tea malah takut. Kalo Sasta adalah
benar-benar Airinnya… Tea takut kalo nantinya Sasta akan meninggalkan
Tea krn selama ini ia telah menelantarkan putrinya.
Tea menelpon ke rumah kos Sasta untuk memberitahukan
bahwa Sasta malam ini menginap di rumahnya krn tadi kebetulan ia bertemu
dengan Sasta yang lagi kehujanan di jalan. Yang menerima telpon adalah
Airin. Airin mengucapkan terima kasih kepada Tea. Lalu telpon ditutup.
Airin lega mendengar Sasta baik-baik saja.
Aldo di rumah masih terlihat sedih kehilangan Tara.
Aldo masih ingin mabuk-mabukan. Renata juga sedih melihat papanya sedih.
Renata bilang kalo papanya mesti kuat dan nggak bisa terus-terusan
seperti ini. Dan ia bilang kalo Renata mengerti perasaan papanya karena
dulu Renata juga pernah kehilangan mamanya. Renata dulu sempat bandel
dan nggak bisa nerima tapi ia sadar kalo yang ia lakukan dulu bukannya
menghilangkan masalah. Dan Renata mau agar papanya juga bisa tabah
menghadapi semuanya. Aldo diam saja. Renata juga bilang kalo papanya itu
nggak sebatang kara, papanya masih punya Levi dan Renata. Renata lalu
meninggalkan Aldo sendirin. Setelah Renata pergi dalam hatinya Aldo
berusaha untuk membangkitkan semangat hidupnya sendiri krn kalo ia terus
mabuk-mabukan ia tidak akan bisa menjalankan pesan Tara untuk menjaga
Jonah. (Pesan? Kapan Tara meninggalkan pesan ya?)
Airin dan Katerine sedang duduk sarapan ketika Sasta
pulang dengan riang gembira. Sasta langsung mengambil roti yang sedang
dibuat Airin. Katerine baru mau memarahi Sasta yang mengambil sarapan
Airin sembarangan, tapi Airin melarangnya. Sasta bercerita kalo tadi
malam ia nginep di rumah tante Tea dan ia senang disana karena Tea baik
sekali dan perhatian kepadanya. Ia merasa benar2 mendapat perhatian dan
kasih sayang seorang ibu. Airin bilang ke Sasta bahwa semua orang pasti
akan sayang ama Sasta. Tapi Sasta bilang kalo ia iri ama anaknya tante
Tea yang punya seorang ibu yang kaya dan baik seperti tante Tea.
Katerine bilang kalo Tea nggak boleh ngiri kayak gitu, krn orang yang
sayang sama kamu juga banyak … disini aja udah ada 2 orang. Sasta
ketawa. Mereka tertawa bersama.
Renata di rumah mau melukis. Ia tidak nggak mampu lagi
beli kanvas, apa boleh buat, pake kertas gambar juga nggak apa-apa.
Jadi pelukis itu nggak boleh menyerah. Pinsil gambar Renata juga sudah
habis. Ia punya akal. Lalu ia mengambil arang yang ada di pot bunga
anggrek peliharaannya dan mulai menggambar. Pikirnya… jadi pelukis itu
nggak boleh menyerah. Aldo menyaksikan Renata menggambar dengan
menggunakan arang. Aldo menyesal waktu dulu saat ia masih punya uang
banyak ia tidak pernah membelikan Renata alat lukis untuk Renata… bahkan
saat ia mampu membuatkan studio lukis untuk Renata… Aldo malah tidak
melakukan apa2 buat Renata, tapi yang ia lakukan selalu marah dan marah
kepada Renata.
Di kamarnya Jonah masih tidur setelah mabuk-mabukan
tadi malam. Aldo datang dan masuk ke kamar Jonah. Aldo membangunkan
Jonah. Jonah yang masih setengah sadar mengira bahwa Tara yang
membangunkannya. Jonah bilang kalo ia masih cape dan masih mau tidur.
Jonah mendengar suara Tara lagi… sedang membangunkannya dan menyuruhnya
untuk sarapan. Jonah membuka matanya. Pertama ia senang karena ia
melihat mamanya ada di hadapannya, tapi perlahan wajah mamanya berganti
menjadi wajah Aldo. Jonah kaget dan langsung bangun. Jonah bertanya
ngapain Aldo ada disini. Jonah menyuruh Aldo pergi. Aldo bilang agar
Jonah jangan marah dulu… Aldo khawatir dengan keadaan Jonah krn Tara
berpesan… Jonah memotong perkataan Aldo dan meminta Aldo untuk tidak
menyebut-nyebut mamanya krn mamanya udah meninggal. Jonah menyuruh Aldo
keluar dan bilang… orang yang dekat dengan Aldo pasti celaka… kalo saja
mamanya tidak memutuskan untuk kembali kepada Aldo… pasti mamanya
sekarang masih hidup. Jonah menyuruh Aldo pergi.
Aldo menjual cincin ke tukang jual/ beli emas di
jalanan. Ia menjual cincin itu untuk membeli alat lukis Renata.
Cincinnya terjual seharga Rp. 600.000 utk 6 gram emas.
Siang itu Dion dan Dani sedang mengadakan pertemuan
bisnis di sebuah bar. Jonah juga ada di bar yang sama sedang
minum-minum. Jonah terus minta tambah minumannya kepada bartender, tapi
bartender menolak untuk memberikan karena Jonah sudah mabuk. Jonah marah
kepada bartender krn tidak memberikannya tambahan minuman. Maka
terjadilah keributan antara Jonah dan bartender di meja bar. Dion dan
Dani yang ada di meja sekitar situ mendengar keributan itu dan melihat
Jonah sdg marah-marah kepada bartender. Dion menelpon Levi dan
memberitahukan bahwa Jonah sekarang ada di bar lagi bikin rusuh.
Bartender memanggil satpam untuk menyuruh Jonah pergi. Tapi Jonah tidak
mau pergi dan melawan satpam. Jonah yang sudah mabuk memukul satpam.
Maka terjadilah perkelahian antara satpam dan Jonah.
Dani menelpon Katrine memberitahukan bahwa Jonah
sedang mabuk berat bikin keributan di bar dan sekarang lagi berantem.
Katrine memanggil Airin dan mengatakan bahwa Jonah lagi berantem di bar
dan mengajak Airin untuk nyusul ke Bar.
Kembali ke bar Five Star… Dion dan Dani mencoba untuk
melerai, tapi Dion malah terdorong. Levi datang dan melerai perkelahian
itu. Satpam menyuruh Levi untuk membawa Jonah keluar. Levi dengan
baiknya membantu Jonah. Levi menanyakan apa Jonah baik-baik saja dan
mengajaknya pulang. Tapi Jonah malah nggak mau dibantu. Jonah malah
tanya ngapain Levi disini dan minta Levi untuk tidak usah ikut campur
urusannya. Jonah menyuruh Levi pergi. Levi yang disuruh pergi heran
kenapa Jonah jadi seperti ini. Levi bilang kalo dulu Jonah adalah anak
paling baik di rumah dan anak kesayangan papanya dan tante Tara… kalo
mamanya masih hidup … mamanya pasti sedih. Levi masih sabar menghadapi
Jonah dan mengajak Jonah untuk pulang. Namun ketika Jonah menolak diajak
pulang kesekian kalinya oleh Levi… dan mengatakan kepada Levi agar
tidak usah sok mencintai mamanya krn dulu Levi dan papanya cuma bisa
mengecewakan mamanya.
Levi mulai emosi dan mengatakan
bahwa Jonah memang brengsek sekarang… Levi tanya ke Jonah… “Apa yang
sudah pernah kamu lakukan untuk mama kamu … kamu jagain mama kamu… kamu
perhatiin mama kamu… apa yang kamu lakukan saat mama kamu pergi… kamu
malah ikut pergi kan? Dan jangan ngomong soal perhatian sama aku… kamu
anak manja tau nggak!” Jonah marah dipojokkan dengan pertanyaan2 seperti
itu oleh Levi. Ia berteriak “kurang ajar” dan memukul Levi. Levi balas
memukul. Airin dan Katrine sudah tiba di bar. Airin memanggil Jonah dan
meminta Jonah agar berhenti berkelahi. Jonah melihat Airin datang. Jonah
berlari menghampiri Airin dan memeluk Airin. Levi melihat Jonah memeluk
Airin. Airin melihat Levi. Jonah masih memeluk Airin. Airin menenangkan
Jonah dan minta Jonah untuk jangan seperti ini… Airin bilang kalo ia
tau Jonah sedang sedih dan putus asa tapi jangan seperti ini
mengatasinya… Airin lalu bilang “udah ya?” Jonah memeluk Airin lebih
erat lagi… Levi menyaksikannya… Airin melihat ke Levi… Levi lalu
meninggalkan bar itu dengan kesal. Setelah Levi pergi, Jonah baru
melepaskan pelukannya kepada Airin… BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 48
Pukulan
Levi membuat Jonah jatuh terjerembab ke lantai. Jonah berusaha bangun
dengan berpegangan di meja bar. Airin dan Katerine sudah sampai di bar.
Airin memanggil Jonah dan meminta Jonah untuk berhenti berkelahi.
“Jonah! Sudah Jo!”. Jonah mendengar suara Airin dan melihat kedatangan
Airin. Ia bangun dan berlari ke arah Airin. Jonah langsung memeluk
Airin. Levi melihat Jonah memeluk Airin. Sambil memeluk Jonah Airin juga
melihat Levi. Airin menenangkan Jonah dan bilang ke Jonah “Aku tahu
kamu sedang sedih… sedang putus asa… tapi bukan begini cara
mengatasinya”. Jonah memeluk Airin lebih erat lagi. Jonah masih belum
tenang. Airin menenangkan lagi “Sudah ya?!” Levi dari tempat ia berdiri
di dekat meja bar menyaksikannya dengan kesal. Airin melihat Levi lagi…
ia tahu akan kekesalan Levi, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Levi
akhirnya meninggalkan bar dengan kesal… meninggalkan Airin dengan Jonah.
Airin hanya bisa memandang kepergian Levi tanpa dapat mencegahnya.
Setelah tahu Levi sudah pergi.. Jonah baru melepaskan pelukannya kepada
Airin.
Di rumah, Levi sedang melihat photo Airin dengan
Jonah… photo Jonah memeluk Airin dari belakang yang diambil Levi dari
café dulu. Levi merasa bahwa Jonah sekarang telah berubah. Jonah yang
dulu… adalah anak yang penurut dan lembut, tapi sekarang Jonah sudah
menjadi seorang yang pendendam. Meskipun begitu Levi tetap sayang dengan
Jonah. Biar bagaimanapun mereka pernah hidup bersama selama belasan
tahun dan melewati masa-masa bersama. Levi membayangkan kembali saat
Jonah memeluk erat Airin di bar tadi. Levi berpikir bahwa hanya Airin
lah yang dapat menenangkan Jonah.
Aldo pulang ke rumah dengan membawa sekantong plastik
berisi alat-alat untuk melukis yang baru saja dibelinya. Aldo juga
membeli kertas kado. Aldo kelihatan gembira sekali saat membongkar isi
plastic tsb. Ia akan memberikan kejutan untuk Renata. Sambil membongkar
isi kantong plastik, Aldo berharap Renata akan menyukainya meskipun cat
air, kanvas dan alat lainnya bukan kualitas nomor satu.
Levi dan Aldo sedang sarapan pagi. Levi yang
menyiapkan makanan untuk sarapan pagi mereka karena Renata telat bangun.
Sementara itu di kamar, Renata baru saja terbangun. Renata panik saat
mengetahui ia bangun kesiangan. Ia langsung teringat bahwa ia belum
menyiapkan sarapan pagi untuk papanya dan Levi. Ia juga belum sholat
subuh. Renata baru mau bangun dari ranjang… ia kaget ketika melihat ada
sebuah bingkisan di atas meja di kamarnya. Renata langsung membuka
bingkisan itu dan ia sangat kegirangan ketika melihat isi bingkisan itu
adalah alat-alat lukis yang ia butuhkan. Renata melihat kartu yang ada
di dalamnya, tertulis disana ‘Untuk pelukis cantik… dari papa’. Renata
girangnya bukan main. Ia berteriak-teriak kegirangan di kamarnya. Levi
yang ada di ruang makan heran mendengar Renata teriak-teriak dan
sekaligus cemas. Levi menuju kamar Renata untuk melihat apa yang terjadi
dengan Renata. Levi yang tadinya cemas mengira sesuatu yang buruk
terjadi, berubah senang melihat Renata yang kegirangan menerima hadiah
dari papanya. Renata berteriak mengucapkan terima kasih kepada papanya
dari kamarnya. Di ruang makan Aldo senang mendengar Renata gembira
menerima hadiahnya. Aldo langsung teringat Tara… seandainya Tara dapat
menikmati hari bahagia ini bersamanya… ‘Tara, tahukah kamu, Levi hari
ini memasakan aku nasi goring karena Renata terlambat bangun… dengarkah
kamu, Renata berteriak kegirangan menerima hadiah dari aku, padahal aku
hanya membeli alat tulis yang murah untuknya… Tara, maafkan aku, aku
hanya bisa membuat kamu menangis saat kamu masih hidup” Aldo tersenyum.
Levi yang sudah keluar dari kamar memperhatikan papanya dari belakang,
ia senang papanya telah berubah.
Tea masih berusaha mencari-cari informasi tentang
Airin. Ia menelpon seorang yang bernama Martin, yaitu orang ia sewa
untuk mencari Airin. Tea menanyakan hasil pencarian Airin kpd pak
Martin. Tapi jawabannya masih negative… belum ada jejak tentang Airin
sama sekali. Pak Martin bilang ia harus mulai dari awal lagi untuk
melakukan pencarian. Dan jika Tea ingin menghentikan pencarian sekarang,
ia maklum. Tapi Tea meminta pak Martin untuk meneruskan pencariannya
dan ia akan turut membantu mencari.
Tea melakukan pencarian di daerah tempat panti asuhan
dulu berada. Ia menanyakan kepada seorang Bapak apakah di tempat ini
dulu ada warung. Bapak itu menjawab kalo warungnya sudah tidak ada krn
orangnya sudah menikah dan pindah. Bapak itu lalu bertanya mengapa Tea
menanyakan warung itu. Tea menjelaskan bahwa ia ingin bicara dengan si
empunya warung. Sebenarnya ia mau menanyakan panti asuhan yang dulu ada
di dekat sini. Bapak itu menjawab lagi bahwa panti asuhan itu sudah lama
nggak ada… waktu dia datang kesini… panti asuhan itu memang sudah lama
nggak ada. Bapak itu lalu permisi kepada Tea krn harus mengerjakan
pekerjaannya lagi.
Jonah berjalan-jalan sendirian tanpa arah dan tujuan.
Ia berjalan sambil melamun. Ia tidak memperhatikan sekitarnya. Sambil
berjalan Jonah sedang berpikir mengapa mamanya sampai seperti ini. Jonah
mengatakan dalam hatinya bahwa ia masih membutuhkan mamanya. Mamanya
adalah segalanya baginya… dan mengapa di mata mamanya Aldo adalah
segalanya… dan bukan dirinya. Jonah terus berjalan tanpa memperhatikan
sekitarnya. Jonah merasa ia sudah nggak tahan lagi menghadapi semuanya.
Entah apakah Jonah sengaja mau mencelakai dirinya atau tidak, Jonah
menyeberang jalan tanpa melihat kendaraan yang sedang melaju. Jonah
hampir tertabrak oleh sebuah mobil. Untung saja sang sopir menghentikan
mobilnya tepat di depan Jonah. Jonah baru tersadar ketika sopir mobil
itu membunyikan klakson dan marah-marah kepadanya. Jonah mundur sedikit,
membiarkan mobil itu lewat, tetapi posisinya masih cukup berbahaya di
pinggir jalan yang memungkinbkan ia bisa tertabrak. Lalu Jonah
disadarkan dengan suara seorang gelandangan yang berteriak kepada Jonah…
‘hei kamu jangan nekat begitu… saya aja miskin dan gelandangan masih
mau bertahan hidup… kamu masih masih muda dan kaya… sudah mau bunuh
diri’. Jonah melangkah mundur pelan-pelan kembali ke trotoar, Jonah baru
tersadar bahwa ia telah membahayakan dirinya sendiri.
Sasta mau ke rumah Jonah. Ia pamit pada Katerine dan
Airin dan berharap Jonah nggak mengusirnya lagi. Katerine bilang kalo ia
jadi Jonah, ia nggak bakal ngusir Sasta… cewek cantik dan bawa
rantangan pula, masas sih di usir. Lalu Sasta bilang mudah-mudahan aja
otaknya Jonah lagi nggak butek. Setelah Sasta pergi, Airin bilang ke
Katerine bahwa ia sangat kkawatir dengan keadaan Jonah. Sekarang Jonah
jadi suka mabuk-mabukan terus. Katerine tidak memberikan tanggapan
apa-apa atas omongan Airin, tapi dalam hati ia bilang kalo ia lebih
khawatir dengan kesehatannya Airin, dan ia heran Airin nggak khawatir
sama sekali, tapi Airin malah memperhatikan keadaan orang lain.
Sasta sudah sampai di rumah Jonah. Ia menemukan Jonah
sedang berbaring di kamarnya. Sasta mengajak Jonah untuk makan. Ia
mengeluarkan rantangan yang dibawanya. Tapi Jonah menanggapi Sasta
dengan dingin dan menyuruh Sasta pergi, daripada nanti Sasta melihatnya
banting-banting barang. Sasta heran dan tanya kenapa Jonah jadi kasar
lagi. Jonah bilang bahwa ia akan lebih kasar lagi kalau Sasta nggak
pergi juga. Sasta mengalah dan mengatakan bahwa ia akan pergi, tapi ia
bilang bahwa ia nggak rela melihat Jonah jadi seperti ini. Lalu Sasta
meninggalkan Jonah.
Tea di kantornya sedang mencari-cari informasi tentang
latar belakang Sasta di tabloid-tabloid. Semua tabloid yang ada artikel
tentang Sasta diperiksanya satu per satu. Tapi Tea tidak menemukan
informasi dan petunjuk yang berarti apapun tentang latar belakang Sasta
sampai ia membaca gossip miring tentang Sasta dan Rino di salah satu
tabloid. Tea lalu teringat bahwa mungkin Rino dapat membantunya
mendapatkan info tentang Sasta. Tea lalu segera berangkat menemui Rino.
Tea sudah sampai di bar milik om Rino. Tea bertemu
dengan Rino dan menanyakan tentang Sasta. Tapi om Rino yang mengira Tea
adalah wartawan menolak memberikan komentar. Rino baru mau bicara
setelah Tea meyakinkan Rino bahwa ia bukan wartawan, tapi ia adalah Tea
pemilik Nada Record. Rino memepersilahkan Tea untuk duduk. Tea
menanyakan Rino tentang masa lalu Sasta. Rino bilang bahwa ia tidak tahu
banyak tentang masa lalu Sasta, yang ia tahu hanya Sasta dulu pernah
tinggal di panti asuhan, dan sejak kecil ia sudah ditinggalkan oleh
ibunya di panti asuhan. Tea kaget mendengar penje;asan Rino dan ia
teringat saat2 ia meninggalkan Airin dulu di depan panti asuhan. Tea
memberanikan diri untuk menanyakan dimana panti asuhan tempat Sasta dulu
tinggal. Rino bilang bahwa ia hanya tahu panti asuhannya di daerah
Cipanas. Tea lebih kaget lagi.
Jonah sudah berada di
depan makam mamanya. Ia duduk menumpahkan semua kesedihannya. Jonah
bilang di hadapan makam mamanya bahwa ia sudah nggak kuat lagi. Ia sudah
tidak bisa melupakan dendam-nya kepada orang yang telah menyakiti
mamanya. Dan ia tidak bisa memaafkan semua orang yang sudah menyakiti
mamanya. Petugas kebersihan makam yang sedang membersihkan makam
mendengarkan semua keluhan Jonah dari belakang. Ia menghampiri dan
mengatakan kepada Jonah bahwa nggak baik menangisi orang yang telah
meninggal karena katanya kalo terus ditangisi maka arwah ibunya tidak
akan bisa pergi dengan tenang.
Sasta ke rumah Jonah. Tapi rumah Jonah di kunci. Sasta
mengetok pintu, tapi tidak ada jawaban. Sasta bertanya-tanya kemana
Jonah sekarang. Sasta lalu teringat jangan2 Jonah sekarang ada di
kuburan. Sasta lalu pergi mencari Jonah di kuburan. Sasta menemukan
Jonah sedang terbaring di atas kuburan mamanya. Sasta lalu membangunkan
Jonah. Jonah nggak mau karena ia ma uterus disitu menemani mamanya. Tapi
Sasta memaksa Jonah untuk bangun dengan mengatakan bahwa Jonah harus
makan dan nggak boleh begini terus. Jonah akhirnya mau bangun setelah
dipaksa oleh Sasta. Sasta mengajak Jonah pulang.
Airin sedang menyiapkan makan siang di meja dan
memanggil Katrine untuk makan siang bersamanya. Tiba-tiba kepala Airin
sakit lagi. Katrine melihatnya dan buru-buru mau menelpon Jonah, tapi
Airin melarang Katrine menelpon Jonah karena menurut Airin Jonah
sekarang sedang sedih, jadi ia nggak mau menambah beban Jonah. Katerine
bilang Airin selalu nggak mau menambah beban orang, padahal belum tentu
mereka semua merasa terbebani. Bagaiman kalau nanti penyakit Airin
tambah parah, padahal Jonah tau banyak tentang penyakit Airin. Tapi
Airin tetap tidak mau merepotkan Jonah sekarang. Airin bilang bahwa
Katrine nggak usah khawatir, ia sekarang sudah nggak apa-apa. Katrine
lalu bilang nggak khawatir bagaimana sementara penyakit Airin itu kan
serius. Lalu Airin bilang bahwa semuanya sudah diatur oleh yang diatas
dan ia masih mengharapkan sebuah keajaiban terjadi dengan penyakitnya.
Di perjalanan balik dari tempat Om Rino… di dalam
mobilnya… Tea menangis... ia menemukan suatu kenyataan dari info yang ia
dapat dari Rino … bahwa Tea mulai mempercayai dan telah menyangka Sasta
adalah putrinya... Sasta adalah Airin.
Setelah memaksa Jonah untuk pulang dan meninggalkan
kuburan mamanya… Sasta memaksa Jonah untuk makan makanan yang dibawanya
karena Jonah belum makan dari kemarin. Jonah berjalan diam kayak robot.
Jonah nurut aja waktu Sasta menyuapi Jonah roti. Sebelumnya Jonah sempat
menolak untuk makan, tapi karena dipaksa oleh Sasta, Jonah akhirnya
makan juga.
Di kantornya Levi terlihat sibuk mengelola perusahaan
barunya. Ia kelihatan bersemangat mengerjakan semuanya. Levi menerima
telpon undangan meeting rekan bisnisnya yang mau bekerja sama dengannya.
Levi lalu pamit kepada Dion. Levi nilang bahwa akan pergi ke kantor
Disc music untuk membicarakan kemungkinan kerja sama dengan mereka. Dion
senang mendengar berita itu dan ia berharap bahwa mudah-mudahan ini
bisa menjadi awal yang baik untuk maju. Levi berangkat.
Levi berjalan terburu-buru. Di jalan tanpa sengaja ia
bertabrakan dengan seorang wanita yang sedang berjalan dan tidak melihat
jalanan. Wanita itu berjalan sambil menangis. Tabrakan itu
mengakibatkan dokumen yang dibawa Levi jatuh ke atas genangan air di
jalan. Levi dan wanita tadi sama-sama berjongkok untuk mengambil dokumen
yang terjatuh itu. Levi bilang kepada wanita itu kalo jalan itu
hati-hati dong, ini semua adalah dokumen penting baginya. Wanita itu
meminta maaf kepada Levi, dan sambil menangis terisak. Levi pun heran
mengapa wanita itu sampai menangis terisak hanya karena ini. Levi bilang
dengan masih keheranan kepada wanita itu … “Ya udah … nggak apa-apa kok
mbak… bener… nggak apa-apa mbak… Ya!. Wanita itu lalu berdiri dan pergi
dengan masih menangis. Levi melihatnya dan keheranan sendiri “Aneh
banget!”. Lalu Levi melanjutkan perjalanannya lagi sambil membawa
dokumen yang sudah basah itu.
Di sebuah rumah… di pinggir kolam renang… wanita yang
tadi menabrak Levi sedang duduk termenung sendirian. Ia sedang
membayangkan sebuah kejadian di pengadilan, dimana seorang bapak sedang
divonis hukuman 15 thn penjara oleh hakim karena tindak pidana korupsi.
Dan wanita itu ada di pengadilan tersebut. Setelah proses pengadilan
selesai, wanita itu menemui bapak yang divonis tadi. Ternyata bapak yang
divonis itu adalah ayah si wanita tadi. Wanita itu mengatakan kepada
ayahnya bahwa sekarang Dian (nama wanita itu) harus bagaimana… sekarang
ia harus hidup sendirian. Sang ayah lalu meminta maaf kepadanya atas apa
yang ia lakukan dan telah membuat malu. Ia khilaf telah menggelapkan
uang. Tapi Dian bilang bahwa sejak ibunya meninggal ayahnya adalah
segalanya baginya dan ia mengerti bahwa ayahnya melakukan semua itu
untuk membiayainya, dan ayahnya akan tetap menjadi idolanya. Ayahnya
lalu bilang bahwa Dian harus berusaha hidup sendiri dan ia punya sedikit
uang untuk membantu Dian meneruskan hidup kamu. Dian lalu mengatakan
dan berjanji bahwa ia harus bisa hidup sendiri.
(Ada tokoh baru muncul nih… seorang wanita namanya Dian… pertanda buruk atau baik kah?)
Di kantor Disc Music, Levi menerima berita yang tidak
menggembirakan. Setelah memeriksa dokumen yang dibawa Levi, pimpinan
perusahaan Disc Music mengatakan bahwa mereka meminta maaf belum bisa
belum bisa melakukan kerja sama krn meskipun Extra Record dulu adalah
perusaahan yang besar tapi sekarang perusahaan Levi adalah perusahaan
baru, mereka khawatir kalo nanti mereka menjual produk rekaman
perusahaan Levi, produknya tidak akan laku. Ia juga bilang, lain kali
kalo Levi mau memperlihatkan dokumen kepadanya, harus dokumen yang
bersih dan jangan yang kotor seperti ini. Levi hanya bisa menjawab ‘Iya
Pak’.
Levi telah kembali ke kantornya dengan kecewa. Ia
duduk di meja kerjanya. Dion datang dan menanyakan hasil meeting kepada
Levi apakah berhasil. Levi menjawab dengan lesu “Nggak”. Dion
menyemangati Levi dengan mengatakan tidak apa-apa, mereka nggak boleh
putus asa, lain kali mereka harus berhasil. Dion lalu melapor kepada
Levi bahwa ia sudah memasang iklan di Koran untuk mencari sekretaris
yang baru. Dan mulai minggu depan Levi sudah harus mulai mewawancarai
calon-calonnya. Levi mengiyakan.
Di rumahnya, Jonah masih tetap tenggelam dalam
kesedihannya. Ia duduk termenung di lantai ruang tamu di dekat meja
tamu. Sasta melihatnya. Lalu Sasta ke belakang dan kembali dengan
seember air di tangannya. Sasta menyiramkan air di ember itu ke atas
kepala Jonah. Jonah bilang “kamu apa-apan sih?”. Sasta lalu bilang
abisnya Jonah udah 50 hari kali nggak mandi, dan menyuruh Jonah mandi.
Herannya Jonah menurutinya meskipun tadi sempat marah. Lalu Jonah ke
belakang dalam keadaan basah.
Di sebuah kantor… Dian sedang melamar pekerjaan, tapi
ia ditolak. Di halte Dian duduk sambil memegangi Koran. Semua kantor
yang ia tandai sudah ia datangi dan semuanya tidak berhasil. Dian lalu
bilang, harapannya tinggal satu, yaitu New Extra Record.
Jonah sudah selesai mandi. Sasta bilang nah gitu dong,
kan jadi seger. Sasta alu bilang bahwa nanti ia mau ke Nada Record mau
ketemu Ibu Tea. Sasta mengajak Jonah untuk ikut dengannya tapi Jonah
nggak mau. Sasta mencoba menasehati Jonah bahwa sekarang Jonah adalah
pimpinan Nada Record, masa Jonah di rumah terus. Tapi Jonah bilang bahwa
mamanya baru saja meninggal dan minta Sasta untuk menghargainya.
Sekarang ia hanya mau sednirian. Sasta bilang terserah Jonah. Sasta
pergi.
Sasta dan Tea sedang jalan-jalan di sebuah mall. Mereka masuk ke toko pakaian. Sasta sedang memilih-milh baju.
Sasta dan Tea sudah keluar dari toko pakaian. Sasta
membawa beberapa tas belanjaan. Sasta mengucapkan terima kasih kepada
Tea karena telah membelikan barang-barang untuk nya.
Tea melakukan penyelidikan lagi terhadap Sasta. Sambil
berjalan, Tea mengatakan bahwa ia penasaran dengan nama Sasta krn
menurutnya nama Sasta adalah nama yang bagus, apakah orangtuanya yang
memberikan nama itu. Sasta menjelaskan bahwa sebenarnya ia nggak punya
orang tua. Sebenarnya ia nggak mau menceritakan masa lalunya karena masa
lalunya adalah masa yang menyakitkan. Sejak kecil ia sudah ditinggalkan
mamanya di depan panti asuhan. Teman-temannya lah yang memanggilnya
dengan nama Sasta. Tea menanyakan lagi apakah Sasta masih ingat dengan
orantuanya. Sasta menjawab tidak, karena sejak ia ditinggalkan di panti
asuhan waktu itu, ia sudah melupakan mamanya, ia benci dengan mamanya.
Tea kaget mendengarnya. Dalam hati Tea berpikir bahwa Sasta adalah
benar2 putrinya. Ia bertanya-tanya apakah Airin benar2 membencinya
sampai2 ia membiarkan teman2 nya memanggilnya dengan nama Sasta. Melihat
Tea yang lama terdiam, Sasta lalu bertanya ada apa dengan Tea. Tea
tersadar dan kemudian bilang bahwa ia terharu mendengar cerita masa lalu
Sasta. Sasta bilang nggak apa2x, krn ia sudah melupakan kenangan itu.
Sasta lalu teringat dan bertanya kepada Tea bahwa Tea dulu pernah bilang
sedang mencari anaknya yang hilang… dan apakah Tea sudah menemukannya.
Tea kahet juga dengan pertanyaan Sasta itu. Tea menjawab belum dengan
gugup. Dalam hati ia mengatakan bahwa “Sasta apakah kamu tahu bahwa
putriku… anak kandungku.. sekarang sedang berdiri di samping aku…”
BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 49
Setelah
mendengarkan penjelasan Sasta mengenai masa lalunya dan mengapa ia
dipanggil Sasta, Tea menjadi semakin yakin bahwa Sasta adalah Airin…
putrinya.
Di kantor New Extra Record… Dion sedang sibuk menerima
para pelamar yang datang. Dian juga ada diantara para pelamar untuk
memberikan surat lamarannya.
Airin selesai mengajar di tempat kursus dan sedang
menutup pintu kelas, ketika Renata datang. Airin bertanya mengapa Renata
ada disini. Renata menunjukkan alat-alat lukis baru pemberian papanya
kepada Airin. Renata dengan antusias mengatakan kepada Airin bahwa mulai
hari ini ia akan mengikuti kelas melukisnya Airin di tempat ini. Tapi
diluar dugaan Renata, Airin melarang Renata untuk ikut kursus disini,
dan sebaiknya Renata mengambil kursus di tempat lain saja. Awalnya
Renata mengira Airin melarangnya karena takut dengan Levi sehingga
Renata berjanji bahwa ia akan merahasiakannya pada Levi. Tapi Airin
bilang bahwa Airin sudah bertekad untuk melupakan Levi, dan kalau ia
melihat Renata, Renata akan selalu mengingatkannya pada Levi. Renata
kecewa dengan Airin dan mengatakan bahwa Airin sudah berubah dan
ternyata apa yang dibilang oleh Levi semuanya itu benar. Renata bilang
kpd Airin kalau ia menyesal telah datang ke tempat ini dan menyesal
tidak mempercayai Levi. Renata lalu pergi meninggalkan Airin. Setelah
Renata pergi, Airin menangis dan berkata dalam hati bahwa memang
sebaiknya begini karena Airin tidak mau Renata melihatnya sedang sakit.
Di pagi hari… Dian di rumahnya menerima telpon dari
New Extra Record untuk melakukan wawancara. Dian senang sekali
mengetahui bahwa ia dipanggil untuk wawancara di New Extra Record. Ia
berharap hari ini bisa mendapatkan pekerjaan. Dian mengatakan harapannya
kepada Mini boneka kesayangannya.
Di rumahnya, Levi buru-buru berangkat kerja. Renata
dan Aldo duduk di meja makan sedang sarapan. Aldo sedang mengoles roti.
Levi pamit kepada Aldo dan Renta. Renata mengajak Levi untuk sarapan
dulu. Tapi Levi bilang bahwa ia harus cepet2 ke kantor untuk
mewawancarai karyawan baru dan nggak enak kalau nanti terlambat. Saat
Levi akan berangkat, Aldo memanggil Levi dan memberikan roti yang tadi
ia buat kepada Levi untuk dimakan di jalan, Aldo khawatir Levi sakit
kalo tidak sarapan. Levi tertegun sejenak, kaget melihat papanya
menyiapkan sarapan untuknya. Levi mengambil rotinya dan mengucapkan
terima kasih kepada Aldo.
Claudia sedang ada di ruangan Tea di Nada Record. Tea
telah mendengar kabar dari Tea bahwa Sasta adalah putrinya. Claudia
senang mengetahuinya. Ia bertanya kepada Tea apakah Sasta sudah
mengetahui bahwa ia adalah anak Tea. Tea bilang bahwa ia belum
mengatakannya kepada Sasta krn ia takut kalo nanti Sasta malah
meninggalkannya. Karena kelihatannya Sasta sangat marah dengan mamanya
yang telah menelantarkannya. Tea bilang kepada Claudia bahwa ia berjanji
akan membahagiakan Sasta. Claudia lalu memeluk Tea dan bilang bahwa ia
akan mendoakan yang terbaik untuk Tea.
Dian di rumahnya sudah siap-siap untuk pergi ke kantor
New Extra Record untuk diwawancara. Dian berharap agar ia bisa diterima
bekerja. Lalu Dian mengambil makanan yang ada di meja dan berangkat.
Di kantornya… Levi sedang mewawancarai para pelamar.
Satu per satu para pelamar ia wawancara. Berbagai tipe pelamar ia temui…
ada yang lucu, polos, cupu dan bahkan ada yang genit. Dari sekian
banyak pelamar yang ia wawancarai, belum juga ada yang sesuai. Saat Levi
lagi mikir2… masuk seorang pelamar yang sempat menarik perhatian Levi.
Dari penampilan dan cara bicaranya yang penuh percaya diri, awalnya Levi
terlihat kagum. Namanya Madeline, tamatan akademi sekretaris di
Australia, sebelumnya ia bekerja di salah satu perusahaan asing ternama.
Namun saat wawancara sudah setengah jalan, Levi mulai kurang suka. Levi
lalu menanyakan berapa gaji yang ia terima di perusahaan sebelumnya.
Madeline menjelaskan bahwa ia di gaji di perusahaan lama cuma sebesar 13
juta ditambah 2 kali bonus, dsb… dsb… standar internasional gitu. Levi
menanyakan alasan ia berhenti dari perusahaan lama, karena menurut Levi
kelihatannya ia sudah dibayar cukup besar. Madeline lalu menjelaskan
dengan bangga dan penuh percaya diri bahwa alas annya berhenti, karena
manajer disana dibayar jauh lebih besar daripadanya padahal ia bekerja
jauh lebih keras dari manajer itu. Dan waktu ia mau liburan ke luar
negeri, perusahaan tidak mau membiayai biaya perjalanan dan
akomodasinya. Dan ia bilang lagi kepada Levi bahwa perusahaan lamanya
itu benar2 tidak tahu berterima kasih. Levi mendengarkan dengan kesal.
Dalam hati Levi mengatakan bahwa sebenarnya yang tidak tahu berterima
kasih itu adalah dirinya (Madeline)…
Dion mengatakan kepada Levi bahwa masih ada sisa satu
pelamar lagi. Saat pintu dibuka, ternyata Dian. Levi kaget. Dian juga
kaget. Dian lalu masuk. Saat sampai di meja, karena gugup Dian nggak
sengaja menjatuhkan map-map yang ada di atas meja Levi. Levi marah dan
bilang kepada Dian bahwa kalau jalan itu hati-hati. Dian minta maaf
kepada Levi. Levi teringat bahwa Dian adalah wanita yang pernah
menjatuhkan dokumennya waktu itu. Levi bilang ke Dian bahwa map-map itu
sudah ia urut dengan benar. Levi meminta Dian untuk membereskan sesuai
urutannya lagi. Levi bilang lagi bahwa kalau mau kerja itu harus benar,
karena kesalahan sedikit saja dalam bisnis bisa fatal, kehilangan surat
kontrak atau mebuat map penting kena air kotor itu bisa merugikan
perusahaan. Dian Cuma bisa bilang minta maaf terus ke Levi. Dalam hati
Dian berpikir bahwa mungkin krn ia dulu pernah menjatuhkan map penting
Bapak ini, makanya Bapak ini jadi benci padanya. Dian mau meletakan
mapnya di meja, tapi ia malah membuat air minum di meja Levi tumpah dan
membasahi kertas dan map2 yang ada di meja. Levi tambah kesel dan
bertanya kepada Dian berapa barang ia jatuhkan dalam sehari. Dian
meminta maaf lagi… lalu ia bilang kepada Levi sebaiknya ia permisi saja
karena ia telah melakukan kesalahan berulang-ulang. Saat Dian mau
keluar, Levi berpikir bahwa wanita itu adalah pelamar terakhir, maka
Levi memanggil wanita itu. Levi tanya kenapa ia buru-buru pergi padahal
Levi belum mewawancarainya. Dian minta maaf karena telah bikin
kekacauan. Dian menjelaskan bahwa akhir-akhir ini ia jadi sering gugup…
dan ia minta maaf telah mengganggu. Lalu Dian permisi. Tapi sebelum Dian
pergi, Levi memintanya untuk meletakkan surat lamarannya di atas meja.
Dian lalu masuk dan meletakkan lamarannya diatas meja. Sebelum pergi
Dian minta maaf lagi kepada Levi, kali ini ia minta maaf bahwa dulu ia
menjatuhkan map penting Levi dan ia sadar pasti map itu sangat penting
dan menyangkut kelangsunagn hidup perusahaan. Tapi waktu itu ia
benar-benar nggak sengaja krn ia habis menjeguk ayahnya yang baru saja
di penjara, dan ia benar-benar dalam keadaan bingung dan kacau. Dian
mengatakan lagi bahwa ia bukannya mau merengek atau mempegaruhi
keputusan Levi, tapi ia benar-benar butuh pekerjaan ini untuk bertahan
hidup. Kali ini Levi hanya mendengarkan dan tidak mengucapkan sepatah
katapun. Kemudian Dian pergi.
Di rumahnya… Dian menyesali kejadian hari ini di New
Extra Record. Semuanya jadi kacau. Ia telah mengacaukan semuanya dan
harapanya untuk mendapatkan pekerjaan jadi hilang. Padahal New Extra
Record adalah harapannya yang terakhir. Ia merasa bahwa papanya terlalu
sayang sehingga ia menjadi terlalu manja.
Aldo berkunjung ke makam Tara. Dari balik pohon agak
jauh dari makam Tara, Aldo melihat Jonah sedang menabur bunga di makam
Tara. Penjaga kuburan bilang kepada Aldo kalo Aldo nggak perlu heran
melihat dia (Jonah) ada disitu, krn setiap hari dia selalu datang,
bahkan kadang sampai magrib, kerjanya nangis terus dan kadang dalam
keadaan mabuk. Aldo lalu menghampiri Jonah. Jonah menyadari kedatangan
Aldo dan langsung mengusir Aldo. Jonah bilang ke Aldo bahwa Aldo tidak
berhak ada disini. Tapi Aldo bilang bahwa Tara adalah istrinya, wanita
yang ia cintai dan ia berhak datang kesini. Mendengar Aldo berkata
seperti itu, Jonah teringat akan perkataan mamanya saat ia mengajak
mamanya meninggalkan Aldo waktu itu… bahwa ‘tempat mama adalah disamping
Aldo, mungkin Jonah membenci papa Aldo, tapi mama sangat menyayanginya,
dan tidak banyak yang tahu bahwa Aldo juga sangat menyayangi mama, Aldo
adalah cinta pertama mama, Sayang.’ Aldo lalu bilang ke Jonah bahwa
Aldo tahu Jonah hidup sendiri sekarang dan pasti Jonah kesepian. Aldo
lalu menawarkan Jonah untuk tinggal bersamanya, bersama Levi dan Renata.
Meskipun rumah mereka kecil, tapi ada yang memperhatikan Jonah. Jonah
tidak suka mendengarnya dan bilang kepada Aldo dengan suara keras bahwa
Aldo nggak usah sok perhatian kepadanya, mereka nggak punya hubungan
darah, dan ia juga bukan anak Aldo. Tapi Aldo bilang bahwa Jonah adalah
anak kesayangannya. Jonah tambah marah mendengarnya, lalu ia bilang
bahwa Aldo pasti mengatakan itu karena merasa bersalah, krn Aldo telah
membunuh papanya, dan sekarang mamanya sudah meninggal… dan ia nggak
butuh uluran tangan Aldo (di akhir2 perkataannya kepada Aldo, suara
Jonah melemah dan terdengar sedih krn ia mengatakannya sambil menangis).
Lalu Jonah meninggalkan Aldo. Aldo sedih melihat Jonah seperti itu.
Aldo bicara kepada Tara bahwa Tara pasti sedih melihat keadaan Jonah
sekarang. Aldo berjanji kepada Tara bahwa ia akan terus berusaha
menyadarkan Jonah. Aldo menyesal bahwa Jonah tidak lagi menganggap Aldo
sebagai ayahnya lagi.
Dian menjenguk ayahnya di penjara. Dian mengadu kepada
ayahnya bahwa ia takut sekali dan ia tidak tahu bagaimana ia harus
bertahan hidup. Ayahnya sedih mendengar nya dan menasehati Dian agar
Dian sabar. Ayahnya masih menyesali mengapa ia melakukan hal bodoh,
kalau saja ia jujur, semua tidak akan jadi seperti ini. Dian bilang ke
ayahnya bahwa semuanya sudah terjadi dan setiap orang pasti bisa berbuat
salah. Dian meyakinkan ayahnya bahwa ia harus bisa bertahan hidup.
Dion dan Levi sedang mendiskusikan hasil tes dan
wawancara kemarin. Dion bilang bahwa macam2 pelamar, ada yang minta gaji
13 juta, minta tunjangan segala dan sebagai, tapi ada satu pelamar yang
kelihatannya cocok. Dion lalu memberikan 1 berkas kepada Levi. Levi
membukanya. Ternyata berkasnya Dian. Levi teringat permintaan maaf Dian
hari itu ttg ketidaksengajaannya menjatuhkan dokumen Levi krn saat itu
ia dalam keadaan bingung, setelah habis menjenguk ayahnya yang baru
masuk penjara. Levi berkata pada dirinya bahwa gadis ini mirip sekali
dengan Airin. Hidup sendirian dan mencoba untuk bertahan hidup. Lalu ia
memutuskan untuk menerima Dian sebagai sekretarisnya demi Airin dan demi
gadis-gadis tegar yang mencoba untuk bertahan hidup.
Sasta di rumahnya sedang menelpon Jonah, tapi tidak
ada jawaban. Ia mengira-ngira dimana Jonah sekarang. Sasta lalu menelpon
ke rumahnya tapi tidak ada jawaban juga. Sasta bingung kemana Jonah
malam2 begini. Sasta lalu memutuskan untuk pergi ke rumah Jonah. Di
ruang tengah ia bertemu Katerine yang lagi baca majalah. Katerine Tanya
Sasta mau kemana malam2. Sasta bilang mau ke rumah Jonah, soalnya
telponnya nggak di-angkat2, dan ia takut terjadi apa2 ama Jonah.
Katerine meminta Sasta untuk hati-hati. Airin keluar baru mau bertanya,
tapi tiba-tiba kepalanya sakit. Katerine membantu Airin tiduran di sofa
dan buru-buru mau ngambil obat penahan rasa sakittelpon Jonah, tapi
Airin melarangnya dan mengatakan bahwa ia cuma sakit kepala sedikit,
entar juga hilang. Katerine menyuruh Airin meminum obat penghilang rasa
sakit. Airin bilang ke Katrine bahwa ia nggak harus repot-repot ngurusin
dia, nanti kalo Katerine yang sakit gimana. Tapi Katerine bilang bahwa
Airin nggak perlu khawatir-in dia karena dia sehat-sehat aja. Katerine
bilang lagi… mendingan tadi ia ikut Sasta ke rumah Jonah supaya ia bisa
marahin Jonah, ngapain dia mesti mabuk-mabukan segala, jadi dia nggak
bisa ngurusin Airin lagi. Katrine mau telpon Jonah dan suruh Jonah
datang kesini sekalian nganterin Sasta pulang. Tapi Airin melarang
Katerine karena menurut Airin ia nggak punya hubungan apa-apa dengan
Jonah, nggak ada hubungan yang special antara dia dengan Jonah, jadi
Airin minta Katerine agar jangan selalu menghubungi Jonah setiap kali ia
sakit.
Di rumahnya, Dian lagi curhat ke boneka kesayangannya.
Lalu HP nya berdering. Dian heran dan bertanya-tanya siapa yang
menelponnya malam-malam begini dan lagi sudah lama telpon itu nggak
berdering. Dian menjawab HP nya. Dan ternyata Dion dari New Extra Record
yang mengabarkan Dian bahwa ia telah diterima bekerja sebagai
sekretaris di New Extra Record. Dion minta maaf karena menelpon Dian
malam2, karena ia harus segera mengabarkan Dian supaya besok Dian bisa
langsung masuk bekerja. Dian menyanggupi dan berjanji bahwa besok ia
akan langsung bekerja. Telpon ditutup. Dian sangat gembira mendapat
kabar bahwa ia telah diterima bekerja. Dian teriak2 kegirangan di
kamarnya.
Sasta sudah sampai di rumah Jonah dan melihat Jonah
terbaring di rumput di halaman rumahnya. Disamping Jonah ada satu botol
kosong bekas minuman keras. Sasta membangunkan Jonah, tapi Jonah sudah
nggak sadarkan diri. Sasta mencoba mengankat Jonah tapi Sasta nggak
kuat. Aldo datang dan berkata kepada Sasta bahwa Jonah terlalu besar,
jadi Sasta nggak akan kuat mengangkat, biar ia saja yang melakukannya.
Aldo lalu mengangkat Jonah dan membantu Jonah berjalan ke kamarnya.
Jonah masih nggak sadar. Aldo lalu meletakkan Jonah di atas ranjang.
Sasta membukakan sepatu Jonah. Aldo mengucapkan terima kasih kepada
Sasta karena telah merawat Jonah, tapi sekarang sudah malam dan
sebaiknya Sasta pulang saja. Aldo bilang bahwa ia akan mencarikan taksi
untuk Sasta dan biat ia disini yang menjaga Jonah. Sasta setuju “Iya
Pak”. Sebelum Sasta pulang, Aldo meminta Sasta untuk jangan memanggilnya
dengan sebutan ‘Pak’ lagi, tetapi panggil saja ‘Om’, krn sekarang ia
bukan boss nya Sasta lagi. Sasta mengiyakan “Iya Om”… lalu pamit pulang.
Aldo merawat Jonah yang sedang tidak sadarkan diri
karena mabuk. Aldo membersihkan badan Jonah dengan air hangat. Lalu Aldo
membuat bubur dan telur rebus untuk Jonah. Aldo menyiapkan semua
makanan yang ia buat di atas sebuah tray makanan, ia juga meletakkan
segelas air minum diatas tray. Kemudian Aldo membawa tray berisi bubur
dan telur rebus untuk Jonah ke kamar Jonah. Jonah masih belum bangun.
Aldo meletakkan tray tsb di atas meja. Aldo masih berdiri memperhatikan
Jonah. Lalu perlahan-lahan Jonah terbangun dari tidurnya. Ketika matanya
terbuka, ia melihat Aldo ada di dalam kamarnya. Melihat Jonah sudah
bangun, lalu Aldo mengatakan kepada Jonah bahwa ia sudah membuatkan
bubur dan telur rebus untuk Jonah dan meminta Jonah untuk memakannya.
Tetatpi reaksi yang diberikan Jonah adalah kemarahan. Jonah bertanya
ngapain Aldo ada di kamarnya, dan mengapa sekarang tiba-tiba Aldo
menyiapkannya makanan segala, krn selama belasan tahun Aldo nggak pernah
melakukan ini. Jonah bilang lagi kepada Aldo agar Aldo jangan sok baik,
karena Aldo bukan siapa-siapanya. Jonah lalu menyuruh Aldo pergi
sekarang juga. Aldo masih mencoba untuk bertahan disitu. Tapi Jonah
dengan keras membentak Aldo menyuruhnya pergi… “Pergi!!!” Aldo sedih
diusir lagi oleh Jonah, tapi ia pun tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya
menuruti permintaan Jonah dan keluar dari kamar Jonah dengan perasaan
hancur. Setelah Aldo keluar dari kamarnya, Jonah juga terlihat sedih
duduk di pinggir tempat tidurnyanya.
Diluar pintu kamar Jonah, Aldo yang sedih menangis dan
dalam hati ia berkata… “Tara… maafkan aku, aku belum bisa memenuhi
permintaanmu. Aku sudah berusaha, tapi kesalahan aku terlalu besar. Aku
sudah terlalu jauh menyakiti hati Jonah. Anak kita itu sudah tidak mau
lagi mengakui aku sebagai ayahnya. Maafkan aku Tara… maafkan aku.”
BERSAMBUNG
Sinopsis Cincin Episode 50
Aldo
yang telah berlelah membuatkan bubur dan telur rebus untuk Jonah, tidak
mendapatkan apresiasi yang berarti dari Jonah. Aldo malah menerima
kemarahan dan kekasaran dari Jonah untuk kesekian kalinya. Jonah malah
mengusirnya keluar dan memintanya untuk pergi. Aldo tidak dapat berbuat
banyak untuk menenangkan hati Jonah yang masih penuh dengan kesedihan
dan sakit hati. Aldo tidak punya pilihan lain selain keluar dan
meninggalkan Jonah sendirian, meskipun ia sebenarya sedih dengan keadaan
Jonah. Jonah pun bukan tidak sedih telah mengusir Aldo. Tapi kemarahan
dan kesedihannya telah membuat ia mengusir Aldo untuk kesekian kalinya.
Diluar kamar Jonah, Aldo hanya bisa menangis dan
menyesali bahwa ia tidak dapat memenuhi permintaan Tara. Meskipun ia
sudah berusaha, tetapi hati Jonah seolah tertutup karena
kesalahan-kesalahan yang ia lakukan terhadap Jonah sudah sangat besar
dan sangat menyakiti hati Jonah. Aldo juga sangat bersedih karena
sekarang Jonah sudah tidak mau mengakuinya lagi sebagai ayah. Aldo hanya
bisa mengucapkan maaf kepada Tara di dalam hatinya.
Aldo sudah kembali ke rumahnya, duduk sambil termenung
di meja makan. Makanan yang ada di depannya tidak disentuhnya. Ia hanya
memegangi sendok di tangannya seolah hendak makan, tapi pandangan dan
pikirannya bukan ke makanannya. Renata yang bersama Aldo heran mengapa
ayahnya hanya termenung dan tidak menyentuh makanan yang sudah ia
siapkan untuk ayahnya itu. Saat Renata bertanya mengapa Aldo tidak makan
makanannya, apakah karena makanannya tidak enak, Aldo menjelaskan
kepada Renata bahwa bukan karena masakannya yang tidak enak, tetapi saat
itu Aldo sedang tidak selera makan. Kepada Renata Aldo mengaku bahwa ia
sangat khawatir dengan Jonah. Menurutnya Jonah sekarang berantakan dan
tidak pernah mau makan. Setiap hari Jonah selalu ke makam mama Tara,
kadang datang keadaan mabuk dan bahkan sering tertidur disana. Mendengar
penjelasan papanya, Renata bukannya simpati, tetapi ia malah kesal krn
Aldo selalu membicarakan Jonah. Dan menurut Renata Aldo selalu
menomor-satukan dan memperhatikan Jonah, padahal yang selalu Jonah
lakukan kepada Aldo hanya memaki, menghina, mengusir dan kurang ajar
terhadap Aldo. Dan bagi Renata Jonah itu adalah anak yang brengsek dan
menurutnya lagi bahwa sekali brengsek ya tetap brengsek.
Aldo menasehati Renata agar tidak berbicara seperti
itu, karena biar bagaimanapun Jonah juga adalah keluarga mereka. Aldo
juga meminta Renata agar tidak menganggap bahwa Aldo telah
menganak-emaskan Jonah, karena ia selalu menyayangi semua anak-anaknya.
Dan Renata lah yang paling istimewa karena Renata adalah anak
perempuannya satu-satunya. Sejak dulu ia selalu sayang kepada Renata,
hanya saja ia terlalu bodoh sehingga tidak bisa mengungkapkan rasa
sayangnya itu kepada Renata. Aldo yang dibesarkan dalam dalam keluarga
miskin dan kasar, tidak pernah bicara tentang cinta dan menunjukkan
kasih sayang secara terang-terangan. Ia tidak tahu bagaimana
mengungkapkan rasa sayangnya kepada 3 wanita yang ia cintai, yaitu
mamanya Renata, Tara dan Renata.
Tea dan Sasta jalan-jalan lagi berdua. Tea membelikan
baju-baju bagus lagi untuk Sasta. Awalnya Sasta mengira bahwa Tea akan
memebli semua pakaian itu untuk keponakan Tea yang seumuran dengannya,
dan ia sengaja diminta bantuan untuk nyobain semua pakaian tsb. Sasta
lalu mencoba semua baju-baju yang telah dipilih itu di kamar pas,
meskipun ia agak bingung mengapa Tea memintanya untuk mencobanya. Betapa
senangnya Sasta ketika mengetahui bahwa baju-baju itu sebenarnya Tea
beli untuknya. Setelah itu Tea juga bermaksud untuk membelikan sepatu
untuk Sasta.
Katerine jalan-jalan ke toko buku. Ia bermaksud
mencari buku kesehatan tentang tumor otak yang diperuntukkan untuk orang
awam. Katerine lalu meminta tolong kepada penjaga toko untuk
mencarikannya jenis buku tsb. Katerine mendapatkan buku yang ia cari dan
membelinya tanpa ragu. Di perjalanan pulang ia mulai membaca-baca isi
buku tersebut. Dari buku itu Katerine mengetahui bahwa penderitaan Airin
sebenarnya jauh lebih berat dan lebih menderita dari yang diperlihatkan
oleh Airin. Katerine sedih mengetahuinya dan ia juga sedih mengapa
Airin tidak pernah mau cerita yang sebenarnya kepadanya.
Katerine sudah ada di rumah. Ia sedang membantu Airin
yang merasa bosan di kamar terus-terusan untuk pindah ke ruang tamu.
Katerine menasehati Airin agar lebih baik istirahat di kamar saja kalau
memang sedang sakit. Tapi menurut Airin ia malah akan tambah sakit kalau
tiduran di kamar terus. Airin malah ingin melakukan sesuatu seperti
membersihkan rumah, mengepel atau menyapu. Katerine malah menganggap
Airin itu aneh, lagi sakit malah pengen kerja. Tiba-tiba kepala Airin
sakit lagi di hadapan Katerine. Airin memegangi kepalanya sambil
mengerang sakit. Ketika Katerine menanyakan apakah kepala Airin sakit
sekali, Airin mencoba menahan sakitnya di hadapan Katerine dan berkata
bahwa sakitnya itu hanya sebentar. Katerine lalu meminta Airin untuk
berbaring. Setelah menyelimuti Airin, Katerine beranjak dari ruang tamu.
Dari kejauhan ia masih menyaksikan Airin yang sedang menahan sakit, dan
Airin tidak tahu kalau Katerine masih menyaksikannya. Melihat
penderitaan Airin, Katerine hanya bisa menangis dan berkata kepada
dirinya sendiri di dalam hati bahwa ia sangat tahu penderitaan dan rasa
sakit yang Airin. Katerine nggak tahan melihat Airin begitu menderita,
tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Katerine berharap seandainya rasa
sakit itu bisa dibagi, ia rela untuk menanggung separuhnya.
Sasta pulang dari jalan-jalan bersama Tea dengan
membawa banyak belanjaan. Airin yang lagi tiduran di ruang tamu mau
membantu Sasta, tetapi kepalanya tiba-tiba sakit dan sedkit sempoyongan.
Sasta kaget melihatnya dan langsung tanya Airin kenapa. Airin bilang
bahwa ia nggak apa2x, hanya sakit kepala sedikit. Tapi Sasta masih belum
yakin dengan jawaban Airin krn ia melihat Katerine kelihatan panik,
lalu Sasta bertanya lagi. Airin berusaha untuk meyakinkan Sasta bahwa ia
hanya msuk angina biasa, dan bilang bahwa Katerine aja yang terlalu
berlebihan. Katerine hanya bisa diam dengan pengakuan Airin kepada
Sasta, tanpa bisa mewakili Airin untuk mengatakan yang sebenarnya kepada
Sasta. Airin tetap meneruskan sandiwaranya di depan Sasta sambil
menahan rasa sakitnya. Katerine lalu menanyakan Sasta habis darimana.
Sasta bercerita bahwa ia habis jalan-jalan dengan ibu Tea, dan Tea
membelikannya banyak barang untuknya.
Hari pertama bekerja sebagai sekretaris di New Extra
Record, Dian membuat kesalahan pertama. Danny meminta laporan yang
dibuat Dian, tapi ia meminta Dian untuk mengetik ulang laporannya tsb
krn ada kesalahan penulisan nama Danny di laporan tsb. Levi masuk saat
Danny menginstruksikan Dian untuk membuat ulang laporan. Levi bilang
kepada Danny sebaiknya tugas itu dilakukan besok saja oleh Dian krn
sudah jam 8 malam dan sudah waktunya Dian untuk pulang, lagipula ini
adalah hari pertamanya bekerja. Danny akhirnya setuju dan meminta Dian
untuk mengerjakannya besok.
Dian terharu mendengar Levi membelanya. Levi masuk ke
ruangannya mengerjakan pekerjaannya lagi, dan Dian memperhatikannya dari
luar pintu. Dian senang krn ternyata Levi yang dingin dan kaku bisa
juga baik dan perhatian. Dalam hati ia bilang kepada ayahnya bahwa ia
akan betah bekerja disini.
Keesokan paginya, Dian datang pagi-pagi sekali, jam
setengah tujuh pagi ia sudah sampai di kantor, bahkan ia datang lebih
pagi dari Satpam. Dian masuk ke ruangan Levi dan melihat bahwa di meja
Levi hanya ada 2 pulpen dan tidak ada alat stationery lainnya.
Dion dan Danny dan satu orang karyawan perempuan sudah
datang di kantor New Extra Record. Dion lagi meledek Danny yang masih
ngantuk. Dion bilang bahwa Danny udah kaya kuda nil aja. Tapi Danny yang
diledek, bilang bahwa biar begitu ia adalah orang yang selalu datang
paling pagi. Tapi Dion bilang bahwa itu dulu dan sekarang udah ada yang
mengalahkan Danny yang datang paling pagi, yaitu Dian.
Levi sedang bekerja di ruangannya. Dari luar Dian
memperhatikan. Saat Levi sedang mengerjakan beberapa berkas dan
bermaksud mencari staples yang tidak ia temukan di meja, Dian masuk
menawarkan staples. Levi heran mengapa Dian bisa tahu kalau ia lagi
butuh staples. Dian lalu bilang ke Levi bahwa tadi pagi saat ia
meletakkan berkas di meja pak Levi, ia melihat bahwa pak Levi tidak
punya alat stationery. Dian lalu menawarkan untuk membantu Levi
membelikan stationery yang dibutuhkan. Tapi Levi juga ingin ikut beli
supaya ia bisa memilih sendiri stationerynya.
Di kamarnya Jonah bangun dalam keadaan sakit. Ia
mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya. Ia mencoba untuk bangun,
tapi perutnya malah bertambah sakit. Jonahpun jadi terduduk di lantai
kamar tidur sambil menahan sakit di perutnya. Jonah lalu mengambil
telpon dan menghubungi seseorang. Di rumahnya Airin sedang sendirian. Hp
nya berdering. Ia mengangkat telponnya dan langsung terdengar suara
Jonah dari seberang sana. Suara Jonah terdengar seperti orang yang sakit
di telinga Airin. Airin tanya ada apa. Jonah dengan terbata-bata sambil
menahan sakit meminta tolong kepada Airin untuk menemaninya ke dokter
krn mag nya kambuh. Jonah tidak menyelesaikan kata-katanya, perutnya
bertambah sakit, dan ia masih terus memegangi perutnya dan menahan
sakit. Telpon terlepas dari genggamannya. Airin di seberang telpon
memanggil-manggil Jonah…
Airin membawa Jonah ke rumah sakit. Mereka menumpang
taksi. Sementara itu Levi dan Dian pergi untuk membeli alat stationery.
Mereka juga menumpang taksi. Airin dan Jonah sudah sampai di depan rumah
sakit. Mereka turun dari taksi. Airin memapah Jonah dan membantunya
berjalan masuk ke rumah sakit. Disisi lain di dekat rumah sakit, Levi
dan Dian turun dari taksi. Dian bilang kepada Levi bahwa toko alat
stationery nya ada di samping rumah sakit. Levi dan Dian baru akan
beranjak menuju toko, saat itu hak sepatu Dian patah (atau masuk lubang
ya… gw nggak terlalu jelas), sehingga membuat tidak bisa menjaga
keseimbangan badannya. Dian mau terjatuh. Levi dengan spontan menolong
Dian dan berusaha memegangi Dian yang mau jatuh. Di arah yang berlawanan
Airin yang sedang memapah Jonah melihat Levi yang sedang memegangi
seorang wanita yang tidak ia kenal. Levi saat itu juga melihat Airin
sedang memapah Jonah yang sedang kesakitan, tapi sepertinya Levi tidak
mengetahui bahwa Jonah sedang sakit. Dalam pandangan Levi, Airin sedang
menggandeng tangan Jonah. Airin juga berpendapat sama tentang Levi thd
wanita itu. Levi dan Airin sempat lama saling menatap. Jonah tahu bahwa
Airin sedang melihat Levi dengan wanita lain. Dian juga melihat bahwa
Levi sedang memperhatikan sepasang laki-laki dan perempuan yang ada di
hadapan mereka. Airin yang duluan memalingkan pandangannya dari Levi,
dan mengalihkan perhatiannya kembali kepada Jonah yang sedang menahan
sakit. Lalu ia menuntun Jonah masuk ke rumah sakit. Levi masih
memperhatikan Airin dan Jonah beberapa saat, sampai akhirnya Levi
mengalihkan perhatiannya kepada Dian. Levi tanya kepada Dian apakah Dian
nggak apa. Dian bilang kepada Levi bahwa ia tidak apa-apa. Dian lalu
mematahkan hak sepatunya, dan kemudian memakainya sepatunya lagi sudah
tanpa hak. Levi dan Dian menuju toko stationery yang ada di samping
rumah sakit.
Di dalam toko stationery… sambil menunggu penjaga toko
menghitung semua belanjaannya, Levi sedang memikirkan kejadian tadi. Ia
berpikir bahwa baguslah kalo memang Airin masih bersama Jonah,
setidaknya Airin bisa bahagia karena Jonah sangat menncintai Airin. Levi
masih bengong dan ia nggak sadar kalo Dian udah memanggil dia dari tadi
untuk memberitahukan total belanjaan mereka. Levi baru sadar setelah
Dian memanggil namanya lagi. Levi lalu membayar belanjaannya dan pergi.
Di dalam rumah sakit. Airin masih menemani Jonah
menunggu giliran periksa. Airin kelihatan gelisah. Ia memikirkan
kejadian barusan dan dalam hatinya bertanya-tanya siapa wanita yang
berjalan dengan Levi tadi, dan apakah Levi benar2 sudah melupakannya.
Jonah yang ada disamping Airin mengetahui kegelisahan Airin. Jonah lalu
menyuruh Airin untuk pergi jika Airin memang merasa ingin pergi. Dan
Jonah bilang kalo sekarang ia sudah nggak apa-apa. Airin agak tersentak
dengan omongan Jonah tadi dan Airin bilang bahwa ia mau disini menemani
Jonah. Tidak lama kemudian suster memanggil Jonah untuk masuk menemui
dokter.
Di kantornya, Levi masih memikirkan pertemuannya
dengan Airin yang tidak disengaja di rumah sakit tadi. Levi melihat
kembali photo Airin bersama Jonah. Levi juga sedang membayangkan lagi
pernyataan Airin kepadanya dulu bahwa Airin sekarang sudah tidak
mencintai Levi lagi. Setelah mengingat itu kembali, Levi kemudian
memutuskan bahwa ia harus melupakan Airin.
Dian sedang membuatkan kopi untuk Levi dan menaruh
berkas ke meja Levi. Secara tidak sengaja Dian melihat photo Airin
bersama Jonah yang tergeletak di meja Levi. Dian langsung menerka bahwa
laki-laki yang di photo itu adalah adik tirinya pak Levi yang dulu
pernah sempat heboh karena identitasnya sebagai ZIP. Tapi Dian tidak
tahu siapa wanitanya dan Dian bertanya-tanya apa hubungannya pak Levi
dengan wanita itu.
Setelah selesai dari dokter, Airin dan Jonah berjalan
pulang. Airin menggandeng tangan Jonah. Airin sedang menasehati Jonah
bahwa nggak ada gunanya Jonah mabuk-mabukan, krn dengan mabuk-mabukan
masalah itu juga nggak akan hilang, yang ada malah sakit. Lalu Airin
minta agar Jonah setelah sampai di rumah istirahat, tidur dan makan
obatnya. Jonah mendengarkan Airin. Kesedihan belum berlalu dari
wajahnya. Tiba-tiba Jonah menghentikan langkahnya, dan Jonah memeluk
Airin dengan erat seolah-olah akan berpisah. Jonah dengan sedih meminta
Airin untuk menemaninya sebentar saja. Saat dalam pelukan Jonah, dalam
hati Airin berpikir mengapa ia belum bisa melupakan Levi…
Dirumah, Aldo sedang menyiapkan air kembang. Renata
memperhatikan dan bertanya untuk apa Aldo menyiapkan air kembang itu.
Aldo mengatakan bahwa ia menyiapkan air kembang untuk menyiram makamnya
Tara. Renata bertanya untuk apa Aldo melakakukan itu krn Tara nya sudah
meninggal. Aldo menanggapi dengan meminta Renata untuk melupakan
dendamnya kepada Tara. Tara sudah meninggal dan waktu masa hidup nya
Tara sangat menyayangi Renata. Tapi Renata bilang bahwa bukan itu
maksudnya.
Sasta sedang menyiapkan makanan di sebuah kotak
makanan di meja makan. Katerine menghampiri Sasta yang lagi asik dengan
makanan2 itu dan mau minta makanannya. Tapi Sasta langsung melarang
Katerine, krn ia spesial memasak semua itu untuk Jonah. Menurut Sasta,
Jonah nggak akan mau makan kalau bukan makan masakannya. Sasta bilang
bahwa Katrine boleh ambil makanannya kalo ada sisanya. Sasta lalu
memasukan kotak makanan itu ke tasnya dan berangkat ke rumah Jonah.
Jonah sedang duduk-duduk di rumahnya. Ia memegang
obat-obatan yang diberikan dokter kepadanya. Disampingnya ada sebotol
minuman keras yang isinya tinggal setengah botol lebih. Jonah lalu
meletakkan obat-obat tsb dan sebagai gantinya Jonah mengambil botol
minuman keras. Sasta datang tepat saat Jonah akan menenggak minuman
keras itu. Sasta lalu merebut botol minuman itu dan memarahi Jonah yang
bukan nya memakan obat krn sedang sakit, tapi malah minum minuman keras.
Sasta kaget melihat semua obat-obat itu belum disentuh sama sekali oleh
Jonah. Sasta meminta Jonah untuk minum obat. Sasta bahkan menawarkan
bantuan mengambil air untuk Jonah agar Jonah bisa meminum obatnya. Tapi
Jonah tidak menanggapi Sasta dan malah pergi meninggalkan Sasta. Sasta
heran melihat Jonah dan tidak bisa berbuat banyak ketika Jonah
meninggalkannya.
Di kuburan Aldo kembali menangis di depan makam Tara
dan meminta maaf di depan makam Tara bahwa ia belum bisa memenuhi
permintaan Tara yang terakhir yaitu menolong Jonah. Aldo juga merasa
bersalah karena telah menyebabkan kematian Tara.
Jonah berjalan tidak memperhatikan sekitar. Ia tidak
sengaja menabrak orang yang ada di depannya. Orang yang ditabrak Jonah
merasa tidak senang ditabrak oleh Jonah dan lalu memaki-maki Jonah.
Jonah juga tidak senang diperlakukan seperti itu. Jonah lalu memukul
orang tadi. Akhirnya perkelahian tidak dapat dihindari lagi. Jonah
dikeroyok dan dipukul oleh beberapa orang. Saat Jonah sedang dipukuli,
Aldo tiba-tiba datang dan menhentikan perkelahian itu. Aldo menyuruh
orang-orang tadi berhenti memukul Jonah dan menyuruh mereka pergi.
Aldo lalu menolong Jonah. Jonah yang telah ditolong
malah marah ketika melihat Aldo lah yang menolongnya. Ia menolak
ditolong menyuruh Aldo pergi. Tapi Aldo dengan tegas mengatakan kepada
Jonah bahwa Jonah mungkin nggak butuh bantuannya, tapi mau sampai kapan
Jonah seperti ini. Jonah masih berkeras dan tetap menyuruh aldo pergi.
Tapi Aldo dengan setengah menyeret Jonah mengajak Jonah ke suatu tempat.
Aldo membawa Jonah ke makam Tara. Jonah protes dengan
tindakan Aldo itu. Ia tidak suka dengan Aldo yang peduli kepada mamanya
krn Aldo lah yang telah mengecewakan mamanya. Tapi Aldo berusaha
meyakinkan Jonah bahwa mamanya pasti akan sangat kecewa melihat putra
kebanggaannya seperti ini. Lalu Aldo bilang lagi kepada Jonah bahwa
Jonah tidak perlu memaafkannya, tapi Aldo mohon agar Jonah jangan
mengecewakan mamanya. Aldo lalu meninggalkan Jonah... BERSAMBUNG
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.lautanindonesia.com/
red_planet http://sinetron.forumco.com/
azmitabalkis13 Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar
0 comments :
Post a Comment