Saturday, December 6, 2014

Sinopsis Cincin Episode 41 - 50 - Sinetron Cincin mula menemui penonton pada 1 Disember 2014 jam 6.30 setiap Isnin - Jumaat di Astro Ria

 
Pemeran

Ririn Dwi Aryanti sbg Airin
Chelsea Olivia Wijaya sbg Sastha
Dude Harlino sbg Levi
Baim Wong sbg Jonah
Aditya Putri sbg Renata
Adjie Pangestu sbg Aldo
Tetty Liz Indriati sbg Chitra
Hanna Hasyim sbg Tara
Raslina Rasyidin sbg Thea

Sinopsis

Airin ditinggalkan oleh Thea di sebuah panti asuhan. Thea memberikan sebuah cincin pada Airin sebagai tanda bahwa mereka akan bertemu lagi. Di panti asuhan, Airin bertemu dengan Satsa yang juga ditinggalkan orang tuanya, semenjak itu Airin dan Satsa saling mengangkat saudara.

Di Jakarta, Aldo mengalahkan saingan bisnisnya, Erik, dengan licik. Erik kalap, terjadi perkelahian antara Aldo dan Erik, Erik terbunuh. Aldo membuat kejadian itu seperti kecelakaan.

Sepeninggal Erik, Aldo mendekati Tara, istri Erik. Tara merupakan kekasih dan cinta sejati Aldo dahulu. Istri Aldo shock mengetahui kedekatan Aldo dan Tara, ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal.

Aldo akhirnya menikahi Tara dan membawa serta anaknya, Jonah, tinggal di rumah Aldo. Di rumah itu, Tara sangat dibenci anak anak Aldo, Levi dan Renata. Mereka menganggap Tara penyebab kematian ibunya. Hingga Citra, mertua Aldo akhirnya memutuskan untuk pindah dari rumah itu karena tak bisa menerima Tara.

Suatu saat, Aldo mengajak seluruh keluarga merayakan ulang tahun Jonah di panti asuhan. Disini Jonah bertemu dengan Airin dan Sasta. Pertemuan itu membuat kesan yang mendalam dalam diri Jonah maupun Airin.

Beberapa tahun kemudian, Airin akhirnya memutuskan pindah ke Jakarta dan berpisah dengan Sasta. Airin memberikan cincin yang diberikan ibunya. Mereka berjanji untuk bertemu suatu saat.

Airin bekerja di sebuah toko kaset. Suatu saat, ada seorang gadis mencuri kaset, Airin mengejarnya. Ia kaget ternyata itu Sasta. Airin melepaskan Sasta walau harus kena marah pemilik toko.

Sasta rupanya memendam keinginan untuk menjadi orang yang berguna. Ia mengikuti lomba nyanyi yang diadakan oleh Levi. Ternyata Inggrid teman Renata ikut juga dalam lomba itu, mereka menerobos masuk. Renata merengek pada Levi agar memberikan kesempatan nyanyi pertama pada Inggrid. Sasta marah dan bertengkar dengan Renata. Airin yang datang menonton kaget, karena ia bertemu kembali dengan Sasta.

Sinopsis Cincin Episode 41

Airin menelpon Renata. Airin memberitahu Renata bahwa sekarang ia ada di depan rumah. Airin minta tolong Rena untuk minta Levi keluar menemuinya. Renata langsung ke kamar Levi dan minta Levi segera keluar karena ada Airin lagi nunggu diluar. Awalnya Levi menolak, ia tidak mau lagi ketemu dengan Airin karena hanya akan . Tapi Levi akhirnya mau keluar karena Renata memaksanya dengan mengatakan bahwa suara Airin terdengar aneh dan seperti habis nangis.

Levi menemui Airin yang menunggu di depan rumahnya. Levi bertanya mengapa Airin kesini. Airin bilang bahwa ia punya satu permintaan ke Levi. Airin minta Levi menemaninya dan pura-pura kalo mereka belum putus satu hari ini saja. Levi sudah mau menolak lagi. Tapi setelah Airin memohon dengan wajah memelas, akhirnya Levi menyetujui.

Levi dan Airin pergi bersama. Mereka menikmati hari ini dengan berpura-pura seolah-olah mereka masih sepasang kekasih. Mereka jalan-jalan pergi ke pasar malam dan menikmati bbrp fasilitas permainan disana. Levi memberikan boneka lucu kepada Airin. Airin terlihat bahagia dan sangat menikmatinya… demikian juga Levi. Saat mereka sedang menunggu bus dan ketawa-ketawa… tiba-tiba kepala Airin sakit … Airin memegangi kepalanya. Levi melihatnya dan langsung tanya Airin kenapa…” kamu sakit ya?”. Airin buru-buru menjawab bahwa ia nggak kenapa-kenapa… mungkin karena tadi ia banyak naik permainan yang muter-muter, jadi kepalanya pusing. “Oh…iya… tapi nggak apa-apa kan?” Airin menggeleng dan dlm hati Airin memohon kepada Tuhan agar penyakitnya jangan sampai kambuh di depan Levi. Tak lama kemudian bus yang akan mereka tumpangi pun datang…

Sementara itu… Jonah di rumah cemas saat mengetahui dari Katerine (via telpon) bahwa Airin masih belum pulang juga selarut ini. Jonah bertanya-tanya kemana Airin sekarang karena dengan kondisinya yang sekarang, Airin tidak boleh pulang sampai selarut ini. Jonah mengambil kunci mobil dan pergi…

Di bus Airin yang kelelahan sampai tertidur. Airin menyenderkan kepalanya di bahu Levi. Levi membiarkannya. Levi melihat wajah Airin yang tertidur. Levi kemudian memegang dan mengelus pipi Airin. Airin membuka matanya sebentar (tapi Levi nggak liat). Airin memejamkan matanya lagi untuk menikmati moment itu…

Levi dan Airin sudah sampai di depan rumah Airin. Levi sudah mau pamit untuk pulang. Tapi Airin menahannya dengan mengatakan bahwa ia masih punya satu permintaan lagi. Airin minta agar Levi menciumnya sekarang. Levi heran dan merasa bahwa tingkah Airin aneh malam ini. Levi tanya Airin kenapa… karena nggak biasanya Airin seperti itu. Levi kelihatan ragu. Tapi Airin memohon lagi sambil nangis dan bilang kalo hari ini mereka kan sedang pura-pura pacaran dan pura-pura kalo mereka belum putus. Airin memohon lagi… akhirnya… Levi mencium Airin. Setelah itu Airin langsung memeluk Levi dan masih terus menangis. (Dalam hatinya… Airin berkata … ‘aku masih ingin hidup… aku harus bagaimana dengan penyakitku ini…’). Airin melepaskan pelukannya dan mengucapkan selamat malam kepada Levi. Levi juga mengucapkan selamat malam. Airin membuka gerbang dan masuk ke dalam rumah.

Levi masih berdiri di luar gerbang. Levi bingung dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Airin… mengapa hari ini Airin kelihatan begitu menikmati hidup dan sekaligus begitu sedih. Levi merasa bahwa ada sesuatu yang tidak Airin ceritakan padanya.

Saat Levi mau beranjak pergi… Jonah datang. Jonah langsung tanya Levi dengan ketus “Ngapain kamu masih kesini? Bukannya kamu sudah putus sama Airin? ” Levi bilang bahwa ia memang sudah putus dengan Airin dan Jonah nggak perlu khawatir lagi. Jonah bilang kalo memang sudah putus untuk apa lagi Levi kesini. Tapi Levi bilang bahwa ia tidak perlu menjawab semua pertanyaan Jonah. Jonah tanya apa Levi sudah ketemu dengan Airin. Levi malah tanya ke Jonah ada apa dengan Airin krn sikap Airin akhir-akhir ini agak aneh. Jonah menjawab “Nggak ada apa-apa kok?” Levi ngomong lagi kalo tadi Airin menemuinya minta ditemani dan Levi yakin bahwa pasti sesuatu terjadi dengan Airin. Levi minta ke Jonah untuk memberitahunya kalo Jonah tahu sesuatu tentang Airin. Tapi Jonah malah balik tanya ke Levi “Kalaupun kamu tahu sesuatu… kamu bisa buat apa… kamu selalu bisanya hanya bikin Airin sedih… seharusnya kamu bantu aku .. untuk membuat Airin melupakan kamu” Levi hanya diam.

Airin duduk di bangku di suatu tempat sedang menunduk sedih. Jonah menghampiri Airin. Karena Airin sedang menunduk, Jonah jongkok di depan Airin dan memegang lutut Airin. Airin baru sadar. Jonah kemudian meminta maaf kepada Airin kalo ia telat memberitahukan Airin tentang penyakitnya. Airin bilang kalo ia mengerti kenapa Jonah melakukan itu karena Jonah pasti takut Airin terpukul. Dan airin bilang kalo Jonah benar… ia memang terpukul setelah mengetahui penyakitnya. AAirin sudah menangis lagi. Kemudian Airin menggeser duduknya. Jonah duduk disamping Airin. Jonah menghibur dan menguatkan Airin dengan mengatakan kalo Airin harus kuat dan Jonah percaya bahwa Airin punya keyakinan yang kuat krn dengan keyakinan yang kuat itu dapat mendorong Airin untuk sembuh. Jonah juga bilang kalo banyak juga orang yang punya penyakit yang sama dengan Airin bisa sembuh dan Jonah mau daftar itu bertambah satu orang lagi… yaitu Airin. Airin bilang bahwa ia nggak takut mati karena ia percaya bahwa itu hanya sementara dan akan bangun lagi di kehidupan yang lain… yang Airin takutkan adalah ia nggak tahu apa yang harus ia lakukan dalam sisa hidupnya… setelah ia tahu bahwa ia cuma bisa menunggu kematian. Airin juga bilang kalo ia sempat menyalahkan Jonah karena Jonah lah yang menyebabkan ia tau penyakitnya… seandainya Jonah tidak menyuruhnya ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan… ia tidak akan tahu kalo ia punya penyakit… dan dengan begitu ia dapat menjalani hidupnya dengan tenang. Tapi Jonah bilang ke Airin bahwa itu adalah pemikiran yang kekanak-kanakan… karena kalo Airin tahu penyakitnya lebih awal… Airin bisa lebih awal juga nyembuhinnya dan bisa segera diobati. Jonah juga bilang ke Airin bahwa fokus Airin sekarang cuma satu yaitu sembuh dan lupakan kematian. Jonah yakin Airin bisa sembuh dan Airin juga harus yakinasti bisa sembuh. Tangisan Airin mulai reda. Jonah kemudian mengajak Airin pulang.

Levi sudah pulang. Ia melihat Renata sedang tidur di ruang tamu. Mendengar Levi datang, Renata bangun. Levi tanya kenapa Renata tidur diluar. Renata bilang kalo ia sedang nungguin Levi. Renata tanya ke Levi bagaimana hasil pertemuan Levi tadi dengan Airin. Levi bilang bahwa ia keputusannya tidak bisa berubah. Mereka sudah putus. Renata yg kesel dengan jawaban Levi bilang bahwa ia nggak nanyain keputusannya Levi karena ia nggak peduli ama keputusannya Levi. Renata bilang yang ia tanya itu kabarnya Airin, bagaimana Airin sekarang. Levi bilang ia nggak tahu tapi Airin kelihatanya lagi sedih. Menurut Renata kemungkinan Airin sedang punya masalah besar. Levi sudah coba tanya masalahnya apa tapi Airin nggak mau cerita. Setelah sendirian, Levi bicara ke dirinya sendiri… jika terjadi sesuatu dengan diri Airin Levi tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Levi mengakui bahwa ia memang bersalah telah membuat Airin patah hati, tapi Levi nggak punya pilihan karena sekarang ia sedang menghadapai banyak masalah, dan Levi tidak ingin Airin ikut menderita karena masalahnya dan keluarganya.

Jonah mengantar Airin sampai di depan pintu. Jonah minta airin agar ingat pesannya tadi bahwa Airin jangan mikirin kematian, tapi Airin harus hidup dan harus sembuh. Airin bilang kalo Jonah sekarang nggak usah khawatir karena ia sudah lebih tenang. Airin minta Jonah untuk berjanji untuk nggak usah pusing mikirin dirinya lagi. Tapi Jonah menolak krn ia nggak mungkin tidak memikirkan Airin… itu adalah satu hal yang tidak bisa ia penuhi, ia akan selalu memikirkan Airin apalagi sekarang airin sedang sakit. Airin bilang Jonah baik banget dan Airin selalu ngerepotin Jonah. Airin juga nggak mau terlalu banyak berhutang budi dengan Jonah. Tapi Jonah bilang ia iklas. Ia merawat Airin dengan iklas. Airin sempat diam dan berpkiri bahwa sekarang hutang budinya ke Jonah sudah semakin banyak sementara Levi tidak bersamanya sekarang. Melihat Airin diam seperti sedang memikirkan sesuatu Jonah bicara lagi “Udah… kamu jangan sedih lagi. Sekarang kamu masuk yaa..” Jonah menyuruh Airin masuk dan ia bilang ke Airin bahwa ia nggak ikut masuk karena mungkin Sasta dan Katerine sedang menunggu Airin di dalam. Airin tiba-tiba teringat Sasta dan Katrine… Sasta dan Katerine nggak boleh tahu. Lalu ia minta Jonah agar merahasiakan penyakitnya dan jangan bilang apa2 ke Sasta dan Katerine. Jonah bilang kalo memang itu permintaan Airin, Jonah akan kabulkan asal Airin harus sembuh. Setelah itu Jonah pulang.

Airin tidak langsung tidur. Ia masuk ke kamar Katerine dan Sasta bergantian dan memeprhatikan mereka yang sedang tidur seolah-olah mau mengucapkan salam perpisahan sambil mengingat-ingat kenangan Airin dengan mereka. Di kamar Sasta… Airin memperhatikan Sasta yang sedang tidur dan Airin mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa hanya Sasta yang bisa membuat Airin bersemangat untuk hidup … karena Sasta lah ia datang ke Jakarta… karena Sasta lah ia bekerja mati-matian… bahkan hampir tidak punya cita-cita untuk hidupnya… Airin hidup hanya untuk cita-cita Sasta. Tapi akhir-akhir ini ia hanya membuat Sasta sedih karena ia tidak bisa menolak kebaikan Jonah. Airin berpikir apa mungkin lebih baik ia mati saja, … supaya Sasta bisa lebih bahagia.

Setelah dari kamar Sasta, Airin duduk sendirian di meja makan. Airin sepertinya sedang berdoa, Airin minta ampun sama Tuhan karena sudah berkeluh kesah. Ia sekarang pasrah. Jika ia diberi umur panjang ia akan sangat bersyukur dan jika tidak pun, ia tidak akan mengeluh.

Di hari lain… Dion dan manajernya Prita sedang melihat-lihat kain gorden di sebuah toko. Pas lagi milih-milih, Katerine dan Sasta masuk. Katerine kaget bisa ketemu mereka. Katerine tanya mereka sedang apa disitu. Si Beny bilang kalo mereka disitu sedang beli gorden untuk kantor Extra Record yang baru. Sasta nyeletuk “Extra Record? Bukannya udah bangkrut?” Dion mengatakan bahwa Extra Record memang sudah bangkrut, tapi mereka mau mulai dari awal lagi. Dion lalu memberikan kartu nama Levi kepada Katerine. Saat sudah diluar, Katerine bilang ke Sasta bahwa dia salut dengan Levi yang mau membangun lagi Extra Record. Tiba-tiba suara Prita yang cempreng teriak dari belakang “Makanya sekarang kalian jangan belagu.” Prita melanjutkan lagi dengan mengatakan sebentar lagi karir Sasta akan hancur karena produser Prita yang baru bakal mendukung albumnya Prita habis2an. Abis ngomong kayak gitu, si Prita langsung nyelonong pergi meninggalkan sambil teriak-teriak (dengan suaranya yang cempreng itu) ke Dion soal pilihan gordenya. Katerine dan Sasta sebel banget dengernya terutama Sasta. Sasta ampe bilang “Dasar penyanyi kampung! Baru bisa beli gorden aja belagu. Beli kain kafan aja sono sekalian. Siapa tahu album lo nggak laku terus lo mau bunuh diri” Katrine sampai harus meredam omongan Sasta dengan menutup mulut Sasta.

Katerine ke kamar Airin dan melihat Airin lagi mengerang sakit. Katerine tanya Airin kenapa. Airin bilang bahwa ia nggak apa-apa, mungkin hanya kecapean aja. Katerine kemudian cerita kalo tadi ia ketemu Dion dan manajernya Prita di toko gorden dan mereka memberikan kartu nama Levi. Katerine lalu memberikan kartu nama itu ke Airin. Katerine heran kenapa Airin dapat nomor telpon Levi malah sedih. Tapi Airin bilang kalo dia itu sedih karena Katerine. Airin bilang bahwa katerine itu baik, dan Airin berterima kasih ke Katerine karena Airin nggak tahu gimana hidupnya kalo nggak ada Katerine.

Di tempatnya, Om Rino menyaksikan gossip tentang dirinya dan Sasta di TV. Om Rino kaget kalo berita yang muncul bukan kenyataan yang sebenarnya. Infotainment telah memutar-balikan semua ucapannya krn ia tidak bicara seperti yang diberitakan itu. Om Rino kasihan dengan Sasta.

Di kantornya Thea akhirnya mengetahui gossip miring tentang Sasta dari tabloid yang diberikan oleh asistennya. Thea kaget membacanya dan segera menelpon. Thea menemui Sasta sebuah kafe tidak jauh dari Nada record. Thea menanyakan kebenaran gossip itu kepada Sasta. Bukannya menjawab, Sasta malah nangis. Thea jadi nggak sabar dan meminta Sasta untuk menjelaskan cerita sebenarnya. Sasta mengatakan bahwa berita itu ada bohongnya dan ada benarnya. Thea yang lagi panik malah bingung dengan penjelasan Sasta dan tanya apa maksudnya. Lalu Sasta menjelaskan sambil nangis bahwa ia memang pernah tinggal di bar itu, tapi sebagai cleaning service dan bukan sebagai perempuan murahan. Thea yang udah mulai reda emosinya minta maaf ke Sasta dan bilang mestinya Sasta cerita dari awal supaya Thea bisa berjaga-jaga jika terjadi masalah seperti ini karena perusahaan lawan dapat memanfaatkan situasi ini. Sekarang kalo sudah kejadian seperti ini, Thea nggak tau harus bagaimana. Sasta yang masih nangis minta maaf ke Thea.

Dion dan Dani si manajer Prita lagi masang gorden warna orange yang dibeli Prita. Dion dan Dani lagi komplain warna gordennya yang nge-jreng kayak gitu. Dani langsung nyalahin seleranya Prita yang parah banget. Jangan-jangan albumnya Prita dulu nggak laku karena kostumnya yang yang nggak matching. Prita langsung protes.

Sasta sedang sendirian di taman setelah pertemuannya dengan Thea barusan. Sasta lagi menyesali mengapa Om Rino sampai setega itu sama dia. Sasta berpikir kalo memang Om Rino mau balas dendam kepadanya karena dulu ia sering melawan, nggak usah sampai seperti itu… sampai merusak karirnya. Sasta lagi sedih dan butuh teman curhat. Sasta lalu menelpon Jonah dan ngajak Jonah ketemuan karena Sasta lagi butuh teman bicara dan ingin Jonah menemaninya. Tapi Jonah menolak dengan alasan ia sedang sibuk. Jonah menutup telponnya padahal Sasta belum selesai ngomong. Sasta manggil2x Jonah, tapi tepon udah putus. Jonah menerima telpon Sasta saat Jonah sudah ada di depan pintu rumah Airin. Sasta kesalnya bukan kepalang. Ia marah-marah sendiri. Keranjang sampah yang ada di depannya sampe ditendang sekeras-kerasnya dan teriak-teriak..”Memang laki-laki semuanya penghianat… kenapa nggak ada yang mau perhatian sama aku”. Tukang sapu yang lagi membersihkan taman disitu sampe heran dan komplain ke Sasta krn keranjang sampahnya jadi sasaran Sasta.

Airin lagi nyuci piring di dapur. Tau-tau Jonah udah dibelakangnya. Airin kaget tapi kelihatannya Airin senang Jonah datang. Jonah mengambil piring kotor yang ada disitu dan menawarkan diri untuk membantu. Tapi Airin langsung mengambil piringnya kembali dan bilang nggak usah karena ini sudah mau selesai, mendingan Jonah duduk aja di ruang tamu tunggu dia di sana. Tapi Jonah nggak mau krn ngapain dia duduk di ruang tamu sendirian, mendingan ia di dapur nemenin Airin. Jonah mainin air sabun yang ada di tempat cuci piring dan kemudian membuat gelembung-gelembung busa di tangannya. Jonah minta Airin untuk ngeliat. Airin merhatiin. Jonah mencontohkan ke Airin. Kemudian ia memenuhi tangannya dengan air sabun, kemudian perlahan-lahan meniupnya agar membentuk gelembung2 busa, sambil bilang

“Setiap aku meniup gelembung ini, ini adalah doa permintaan aku supaya kamu cepat sembuh.” Jonah meminta Airin melakukannya juga. Kemudian Airin pun melakukan hal yang sama. Airin senang sekali waktu dia berhasil meniup satu gelembung busa. “Aku bisa.” Melihat Airin senang dan tersenyum Jonah bilang ke Airin bahwa ia senang melihat Airin bisa tertawa dan melanjutkan... “Kamu itu cantik sekali… dan kamu kayak…” Jonah nggak menyelesaikan kalimatnya. Airin penasaran dan nanya “ Kayak apa? ” Tau-tau Jonah nyiram Airin pake air busa yang masih tersisa di tangannya. Airin kaget dan gantian membalas Jonah. Mereka jadi main siram-siraman air busa dan sambil ketawa-ketawa. Airin lari menghindar dari siraman Jonah ke ruang tamu dgn masih sambil ketawa-ketawa. Jonah mengejar Airin ke ruang tamu. Sementara itu, Sasta yang lagi kesel dan kecewa sudah pulang. Ia melihat kemesraaan Airin dan Jonah… yang lagi ketawa-tawa… sementara hati Sasta lagi hancur berkeping-keping. Jonah melihat Sasta. Airin juga melihat Sasta. Airin dan Jonah kaget….

Sasta melihat ke Jonah dan bilang bahwa Jonah itu jahat. Kenapa Jonah membohonginya. “Katanya tadi kamu sibuuk tapi ternyata…” Sasta juga menyalahkan Airin dan menuduh Airin cuma pura-pura sakit supaya diperhatiin sama orang. Airin tidak bisa berkata apa-apa. Jonah mulai marah mendengar Sasta bicara seperti itu kepada Airin dan minta Sasta untuk tidak ngomong sembarangan. Tapi Sasta malah balik marah kepada Jonah dengan suara yang lebih keras “Diam kamu! Pembohong! Aku kecewa sama kamu!”. Kemudian Sasta melampiaskan kemarahannya kepada Airin lagi, Sasta bicara dengan suara keras dan bahkan dengan berteriak “ Kak Airin,… kalo kakak suka sama Jonah… ya bilaaang… masih mau munafik lagi. Setelah kak Airin ditinggalkan sama Levi … sekarang kakak mau cari2 kesenangan kan sama Jonah??? Aku benci sama Kakaaak !!! ”. BERSAMBUNG

Sinopsis Cincin Episode 42

Betapa kaget dan kecewanya Sasta ketika sampai di rumah ia malah menyaksikan kemesraan Airin dan Jonah. Didorong dengan rasa kecewa nya terhadap Jonah yang telah berbohong kepadanya dan dibakar oleh rasa cemburunya kepada Airin, Sasta marah-marah kepada Airin dan juga Jonah. Sasta menuduh Airin cuma pura-pura sakit supaya diperhatiin sama orang. Airin yang merasa bersalah hanya diam. Jonah tidak suka Sasta bicara seperti itu dan minta Sasta untuk tidak ngomong sembarangan. Tapi Sasta malah balik marah kepada Jonah dengan suara yang lebih keras “Diam kamu! Pembohong! Aku nggak percaya lagi sama kamu!”. Kemudian Sasta melampiaskan kemarahan dan kekekewaannya kepada Airin lagi, Sasta bicara dengan suara keras dan bahkan dengan berteriak “ Kak Airin,… kalo kakak suka sama Jonah… ya bilaaang… jujur … nggak usah sok munafik! Setelah kak Airin ditinggalkan sama Levi … sekarang kakak mau cari2 kesenangan kan sama Jonah??? Aku benci sama Kakaaak !!! ”

Airin coba menenangkan Sasta dan menjelaskan bahwa apa yang Sasta bicarakan tadi nggak bener. Tapi Sasta udah nggak percaya lagi dengan Airin. Sasta malah mengatakan bahwa perkataan dan perbuatan Airin itu beda… dan Sasta bilang bahwa ia benci dengan Airin sekali lagi. Setelah itu Sasta keluar. Airin hanya bisa menagis sedih melihatnya. Jonah mengejar Sasta. Di luar Sasta bilang ke Jonah kalo dia sudah nggak tahan dengan Airin…dia benci dengan Airin… Airin itu munafik dan sok polos. Jonah marah kepada Sasta yang telah mengatakan hal buruk tentang Airin. Jonah bilang kalo Sasta mau marah, harusnya Sasta marah kepada Jonah bukan kepada Airin… krn yang membohongi Sasta itu adalah Jonah bukannya Airin … kalo Sasta mau marah harus pake otak, jangan sakiti Airin karena Airin itu kakaknya. Sasta tambah kecewa ketika mendengar Jonah malah ngomong seperti itu kepadanya. Sasta lari meninggalkan rumah.

Dirumah kediaman Levi… Aldo, Levi dan Renata sedang duduk di meja makan. Aldo terlihat seperti orang yang lagi putus asa. Renata sedang mengingatkan papanya tentang masa lalu… kalo dulu… papanya itu sering marah-marah dan galak banget ama Renata, itulah sebabnya Renata dulu jadi nggak betah dirumah dan sering kabur. Tapi sekarang Renata merasa aneh melihat papanya seperti sekarang. Aldo mendengarkan, dan kemudian ia mengucapkan terima kasih kepada Renata krn Renata telah merawatnya, disaat Aldo dalam keadaan sakit, marah-marah, dan nggak waras Renata selalu ada disampingnya. Renata senang sekali mendengarkan papanya berterima kasih kepadanya, karena baru pertama kalinya papanya berterima kasih dan akhirnya bisa juga ia berharga di mata papanya. Saat itu Renata juga menyinggung gossip tentang Sasta dan mengatakannya kepada Levi bahwa Sasta sekarang lagi kena gossip miring dimana Sasta dikabarkan bahwa Sasta ada simpanan Om-Om pemilik kafe dan pernah tinggal lama dengan Om-Om itu. Levi mendengarkan.

Renata datang ke kantor Levi dan melihat gorden warna orange terpasang disitu. Renata komplain tentang gorden yang norak itu dan tanya siapa yang pilih gorden itu. Dion dan Dani yang ada disitu bilang dengan kompak “ Prita! ”. Renata heran dengan selera Prita yang nggak karuan, padahal dia udah jadi artis. Renata minta Dion dan Dani agar gordennya segera dicopot dan diganti dengan gorden yang ia bawa. Mereka menyetujuinya dengan senang hati. Prita yang ngeliat gordennya diganti oleh Renata cuma bisa melihat dengan kesal. Ketika gorden itu mau dipasang, Dion mengingat bahwa gorden itu adalah gorden di rumah Renata yang dulu. Renata mengiyakan dan menjelaskan bahwa gorden itu yang beli adalah tante Tara. Renata jadi inget dengan tante Tara dan bertanya-tanya dimana tante Tara sekarang.

Setelah konfliknya dengan Airin tadi pagi, sampai larut malam Sasta belum juga pulang ke rumah. Airin dan Katherine menunggu dengan cemas di depan rumah. Katerine menyuruh Airin untuk tunggu di dalam saja, biar ia saja yang nungguin Sasta krn Katerine melihat kalo Airin sepertinya Airin kurang sehat dan pucat. Tapi Airin nggak mau krn ia malah akan tambah gelisah kalo nunggu didalam. Airin menyalahkan dirinya, ia merasa kalo Sasta nggak pulang-pulang itu gara-gara dia. Tapi Katerina minta Airin agar jangan menyalahkan diri, karena bukan Airin yang mengundang Jonah datang, tapi Jonah yang datang sendiri. Kemudian sebuah taksi berhenti didepan rumah. Airin dan Katerine masih menunggu dan mengira-ngira. Pintu penumpang dibuka. Ternyata Sasta. Sasta pulang dalam keadaan mabuk. Katerine dan Airin buru-buru menghampiri taksi dan membopong Sasta masuk kedalam rumah. Sasta menolak untuk dibantu oleh Airin. Sasta mendorong Airin dan menyuruh Airin pergi. Katerine dan Airin membawa Sasta masuk ke dalam rumah dan mendudukan Sasta di sofa. Airin yang khawatir ingin merawat Sasta tapi Sasta nggak mau. Ia malah bilang bahwa ia nggak butuh belas kasihan dan rasa sayang Airin yang palsu. Sasta yang mabuk ngoceh-ngoceh terus… semua unek-unek yang ada dihatinya ditumpahkan saat itu juga kepada Airin. Sasta bilang… semuanya jahat… tega-tegannya Airin bersenang-senang diatas kesedihannya… Sasta cuma pengen diperhatiin ama Jonah… tapi kenapa semuanya malah membohonginya. Di puncak kekesalannya, Sasta mencopot kalung dari lehernya (kalung yang ada cincin pemberian dr Airin) dan mengembalikannya kepada Airin dan bilang bahwa ini adalah tanda sayang munafik dan ia nggak sudi pake kalung itu. Lalu Sasta membuang kalung ke lantai.

Di kamar… Sasta masih terus ngoceh-ngoceh… kalo yang bikin Sasta kesepian itu sebetulnya Airin… dulu Airin sudah meninggalkannya… dan sekarang Airin mau merebut Jonah darinya. Sasta juga bilang bhw ia nggak mau pake kalung itu lagi berulang-ulang (Lho kok jadi kalung sich?? Bukannya mereka harusnya lebih fokus ke cincin nya bukan kalung nya??). Airin kemudian berusaha mendekati Sasta dan mencoba utk bicara kpd Sasta. Sasta langsung teriak kalo ia nggak mau punya kakak seperti Airin berulang-ulang dan menyuruh Airin pergi dengan kasar. Sasta masih terus ngoceh ia nggak mau punya kakak seperti Airin berulang-ulang sebelum akhirnya tertidur.

Setelah Sasta tertidur, Airin menanyakan kepada Katerine apa sebenarnya yang terjadi dengan Sasta dan kenapa Sasta jadi kayak gini. Katerine mengambil tabloid dari laci dan memebrikannya kepada Airin. Airin membaca gossip tentang Sasta. Katerine menjelaskan bahwa Sasta akhir-akhir memang lagi stress berat karena masalah ini dan ditambah lagi masalah Jonah. Airin jadi menyesal mengapa ia jadi kurang perhatian sama Sasta karena ia terlalu sibuk dengan penyakitnya.

Kekesalan Sasta kepada Airin masih terus berlanjut sampai keesokan paginya. Airin yang masuk ke kamar Sasta dengan membawa sarapan ditolak mentah-menta oleh Sasta dan bilang kalo dia nggak lapar. Sasta langsung keluar dari kamar. Airin mengikuti Sasta keluar. Airin mengatakan kalau dia sudah tau masalahnya Sasta dan minta Sasta untuk tabah menghadapinya. Tapi Sasta yang masih kesal langsung menepis Airin dan bilang untuk tidak usah belaga perhatian. Sasta kesal kepada Airin karena Airin selalu merebut kebahagiaannya… kalo dulu Airin meninggalkannya dan sekarang Airin mau merebut Jonah darinya. Meskipun Airin berusaha menjelaskan bahwa ia tidak ada hubungan apa-apa dengan Jonah, tapi menurut Sasta tidak seperti itu yang ia lihat, krn menurutnya Airin semakin hari semakin dekat dgn Jonah, setiap kali Airin pergi Jonah selalu menemaninya dan Airin selalu mau ditemani Jonah padahal Airin tahu bahwa Sasta mencintai Jonah. Sasta kemudian menyerang Airin dengan pertanyaan kenapa kalo di depan Jonah Airin selalu sakit… apa Airin pengen cari perhatian… ingin dikasihani akal-akalannya Airin supaya lebih diperhatikan oleh Jonah. Sementara Sasta menunggu jawaban Airin, Airin sedang berpikir apa yang harus ia katakan sekarang tentang penyakitnya krn Airin tidak mau Sasta sampai tahu kalo ia sebenarnya sedang sakit. Karena Airin tidak menjawab juga, Sasta nanya lagi dengan ketusnya. “ Kenapa? Nggak bisa jawab khan? ”

Airin sedang menggambar sketsa wajah Levi (Lagi??? Ya ampun Airin… nggak cukup apa sketsa yang kemaren2x digambar? Bukannya wajahnya Levi tetep sama aja hehe..). Airin sedang mengingat pertemuan terakhirnya dengan Levi dan Airin berpikir bahwa semuanya telah berakhir pada malam itu. Tiba-tiba Airin ingat nomor telpon yang diberikan Katerine kepadanya waktu itu. Airin berpikir untuk menelpon Levi hanya untuk mendengarkan suara Levi. Ia mengambil kartu nama Levi dari tasnya dan menelpon Levi. Levi sedang rapat saat Airin telpon. Saat Levi mengangkat telpon Airin, Airin hanya diam saja dan kemudian memutuskan hubungan. Airin nyesel kenapa tadi ia menelpon Levi. Levi heran mengapa Aiirn tidak bicara. Lalu Levi menelpon Arin balik. Airin menjawab telponnya Levi. Levi tanya Airin ada apa, tapi belum sempat Airin menjawab Levi bilang ke Airin bahwa ia sudah tahu masalah Sasta, dan pasti Airin sedih dengan masalah itu, tapi Levi bilang bahwa Airin nggak perlu khawatircemas karena gossip itu akan berlalu seiring dengan waktu. Levi akan menutup hubungan krn ia sedang sibuk, tapi Airin mencegah dengan memanggil Levi. Lama Levi menunggu Airin bicara. Ternyata Airin cuma mau bilang terima kasih.

Om Rino mencuri dengar pembicaraan tamu di barnya yang ternyata adalah wartawan infotainment. Mereka sedang mebicarakan konferensi pers yang akan diadakan Sasta di Nada Record jam 9 pagi untuk menjelaskan tentang gossip yang beredar. Om Rino memutuskan bahwa ia harus kesana. Di konferensi Sasta menegaskan bahwa dia memang pernah tinggal di bar itu tapi ia hanya bekerja di sana dan bukan sebagai simpanan. Sasta sempat emosi dan berbicara keras dengan wartawan. Katrine sampai harus menahan Sasta. Om Rino menyaksikan konferensi pers itu dari jauh. Setelah konferensi Om Rino menemui Sasta tapi disambut dengan omelan Sasta. Sasta menuduh Om Rino melakukan ini semua hanya untuk membuat bar nya Om Rino terkenal dan tambah laku. Om Rino kaget Sasta begitu tega menuduhnya seperti itu. Sasta akhirnya nggak kuat juga, ia akhirnya menangis di depan om Rino dan ia menyenderkan kepalanya ke bahu om Rino. Om Rino lalu menenangkan dan menghibur Sasta. Ternyata tanpa sepengetahuan Sasta, wartawan2 tadi mengikutinya dan mengambil photo Sasta yang sedang bersender di bahu om Rino. Melihat itu, Sasta malah menuduh om Rino telah menjebaknya. Sasta kemudian meninggalkan om Rino.

Berita dan photo2 Sasta dengan om Rino cepat tersebar, Sasta jadi tambah stress mikirinnya. Tapi Katrine bilang nggak usah dipikirin krn udah biasa alo artis itu digosipin. Airin meninggalkan surat untuk Sasta dan Katrine yang mengatakan bahwa ia pergi sebentar untuk berlibur. Sasta heran kenapa Airin malah pergi berlibur padahal yang lagi punya masalah kan itu dia bukannya Airin. Sasta juga bilang bahwa Airin itu egois dan sengaja pergi krn memang ia nggak mau menolong Sasta. Katerine yang mulai sebel dengan omongan2 Sasta yang selalu memojokan dan menyalahkan Airin bilang bahwa nggak mungkin Airin begitu … dan minta Sasta jangan sok tahu.

Airin duduk sendirian di sebuah bangku taman. Airin berpikir bahwa ia telah mengambil keputusan yang tepat berpisah dengan Levi dan Levi memang tidak harus tahu penyakitnya. Ia memutuskan untuk melupakan Levi untuk selamanya karena ia merasa tidak pantas untuk Levi krn penyakitnya sekarang. Airin membakar semua sketsa2 wajah Levi. Airin melihat cincin pemberian mamanya sambil mengingat peristiwa beberapa tahun yang lalu saat mamanya meninggalkannya di panti asuhan… bhw suatu saat cincin itu akan mempertemukannya dengan mamanya. Airin berpikir apakah mungkin ia masih sempat utk bertemu dengan mamanya. Apakah ia masih diberi umur panjang untuk bertemu mamanya.

Katerine menelpon Jonah dan memberitahu bahwa Airin udah 3 hari nggak pulang. Jonah berusaha mencari Airin di beberapa tempat tapi tidak berhasil menemukannya. Katerine menelpon Levi memberitahukan Airin udah seminggu blm pulang dan tanya apa airin pernah menghubungi. Levi bilang Airin pernah menghubunginya tapi sebelum Airin pergi. Sebelum Katerine tutup telpon, Levi minta agar Katerine memberitahunya kalo nanti Airin sudah pulang.

Katerine dan Jonah lagi duduk-duduk di suatu tempat. Mereka berdua lagi ngomongin Airin dan mengira-ngira kemana sebenarnya Airin. Sasta datang dan mengajak Jonah untuk menemaninya jalan-jalan, tapi Jonah nggak bisa krn Jonah masih harus mencari Airin. Sasta nge-dengernya jadi kesel Airin lagi … Airin lagi. Kenapa mesti nyariin Airin yang lagi jalan-jalan padahal menurut Sasta… yang seharusnya jalan-jalan itu adalah dia bukannya Airin. Jonah sempat kesal dengan omonganya Sasta dan hampir saja membongkar rahasia penyakit Airin di depan Sasta dan Katrine. Katrine curiga dan tanya emangnya kenapa dengan Airin.

Airin memutuskan akan melupakan bahwa ia sedang sakit dan akan menjalani hidupnya seperti biasa dan menganggap bahwa ia tidak sedang sakit.

Airin kehujanan saat pulang. Jonah sudah menunggunya. Airin tanya kenapa Jonah ada disini. Jonah bilang kalo dia memang sengaja menunggu Airin disitu krn ia tahu bahwa Airin pasti akan lewat sini kalo pulang. Jonah ngajak Airin untuk berteduh. Mereka berdua berteduh di halte sambil menunggu hujan reda. Jonah khawatir ketika melihat wajah Airin pucat. Tapi Airin bilang kalo Jonah nggak usah khawatir dan perlakukan ia seperti orang sakit. Airin bilang ke Jonah bahwa sebelum dan sesudah ia tahu kalo ia sakit Airin itu nggak berubah tapi yang berubah itu adalah Jonah. Airin berterima kasih kalo Jonah udah memperhatikannya selama ini. Tapi Airin nggak mau lagi dingatkan tentang penyakitnya, dan setiap kali ia melihat Jonah ia pasti akan ingat penyakitnya. Jonah bilang kalo Airin memang hrs ingat penyakitnya dan harus diterapi secepatnya. Airin minta Jonah untuk tidak mebahas lagi ttg penyakit itu didepannya. Sekarang ia mau menjalani hidup tanpa ia harus tahu bahwa ada tumor yang sedang tumbu di kepalanya. Jonah tidak bisa membujuk Airin lagi yang kelihatan sudah putus asa. Lalu Airin pamit pulang duluan ke Jonah dan bilang terima kasih ke Jonah. Jonah tidak bisa berrkata apa-apa lagi.

Airin sampai di rumah dalam keadaan basah. Katerine yang menyambut kedatangan Airin. Ia menawarkan Airin untuk mandi air hangat. Sambil membuatkan air panas untuk Airin, Katerine diam-diam menelpon Levi untuk memberitahu bahwa Airin sudah pulang. Levi senang tau Airin sudah pulang, ia membeli bunga dan pergi ke rumah Airin malam itu juga. Airin sedang duduk sendirian di depan rumah sambil termenung. Di luar pagar terlihat Levi sudah sampai sambil memegang bunga di tangannya. Ia melihat Airin sedang duduk termenung sendirian……… BERSAMBUNG

Sinopsis Cincin Episode 43
Setelah mendapat telpon dari Katrine yang mengabarkan bahwa Airin sudah kembali dari liburan, Levi membeli bunga dan langsung menuju rumah Airin. Sampai di depan rumah Airin, Levi melihat Airin sedang duduk sendirian. Levi masuk dan memberikan bunga yang di bawanya ke hadapan Airin. Airin kaget tiba-tiba dihadapannya ada bunga. Ia melihat ke sang pemberi bunga … ternyata Levi. Levi duduk dihadapan Airin dan mengatakan kepada Airin bahwa ia mendengar dari Katrine bahwa Airin pergi liburan beberapa hari. Levi tanya ke Airin apakah Airin punya masalah. Airin menjelaskan ke Levi kalo ia pergi liburan untuk melupakan Levi, karena liburan adalah obat yang paling mujarab untuk orang yang lagi patah hati. Dan Airin juga bilang ke Levi, jika sikapnya akhir-akhir ini agak aneh, itu hanya krn Airin belum bisa melupakan Levi, tapi setelah liburan, Airin yakin bahwa ia bisa melupakan Levi dan melanjutkan hidupnya tanpa harus ada Levi. Suara Airin terdengar datar dengan sikapa yang dingin terhadap Levi. Levi heran dengan sikap Airin yang aneh dan tidak seperti biasanya. Levi yakin kalo Airin menyimpan sesuatu. Tapi Airin mengelak dengan mengatakan bahwa itu berarti Levi tidak mengenalnya krn ia adalah orang yang cukup tegar dalam masalah cinta. Airin meminta Levi untuk pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini. Airin menambahkan bahwa sebaiknya Levi melupakan semua yang pernah terjadi diantara mereka, termasuk hari dimana Airin minta Levi untuk berpura-pura menjadi pacarnya lagi. Levi baru mau bicara. Tapi Airin memotongnya dan bilang kalo ia sudah ngantuk dan mau tidur. Sebelum masuk Airin mengembalikan bunga pemberian Levi. Airin mengucapkan selamat tinggal kepada Levi.

Setelah menutup pintu, Airin menangis di balik pintu. Airin sengaja melakukan itu kepada Levi agar Levi menjauhinya. Airin nggak mau Levi sedih karena pada akhirnya ia pasti akan meninggalkan Levi karena penyakit yang dideritanya. Tiba-tiba pandangan Airin menjadi berkunang-kunang… Airin memegangi kepalanya… Airin pingsan.

Sementara itu di luar… Levi bertanya-tanya sendiri mengapa Airin bisa berhasil melupakannya. … dan mengapa Airin menyuruhnya pergi pada saat ia memutuskan untuk memperjuangkan cinta mereka kembali. Saat Levi mau beranjak, ia berpapasan dengan Katerine yang baru pulang. Levi mengiyakan Katerine saat Katerine menebak bahwa Levi sudah bertemu dengan Airin. Tapi Katerine heran mengapa bunga masih ada di tangan Levi. Levi menitipkan bunga tadi kepada Katerine untuk diberikan kepada Airin..

Katrine masuk kedalam rumah memanggil Airin untuk memberikan bunga yang diberikan Levi tadi …. Katerine kaget ketika melihat Airin tidak sadarkan diri di lantai. Katerine mencoba untuk membangunkan Airin, tapi Airin nggak bangun juga. Katrine berlari keluar mengejar Levi yang belum jauh dari situ. Katerine meminta tolong dan memberitahu Levi bahwa Airin pingsan. Katerine dan Levi membawa Airin ke rumah sakit. Di dalam taksi, Katerine mengungkapkan kekesalannya kepada Levi karena semenjak Airin putus dengan Levi, Airin jadi sering sakit-sakitan. Dan sekarang Airin pingsan setelah Levi menemui Airin. Katerine menuduh Levi kalo tadi Levi telah menyakiti Airin lagi. Katerine kesal kepada Levi karena dulu Levi lah mengejar-ngejar Airin… dan sekarang… setelah Airin jatuh cinta kepada Levi, Levi malah meninggalkan dan menyia-nyiakan Airin. Levi diam mendengarkan semua yang Katerine ucapkan tanpa membalas sepatah katapun.

Sementara itu…di rumah Levi… Renata sedang memasak untuk ayahnya. Saat sedang menyiapkan makanan di meja, Renata baru sadar kalo yang ia masak semuanya serba tempe. Di ruang tamu Aldo lagi tidur2-an di kursi panjang. Pintu diketuk dari luar. Aldo meminta tolong Renata untuk membukakan pintu. Renata yang lagi sibuk di dapur nggak mendengar suara papanya. Tanpa ada yang membukakan pintu dan mempersilahkan masuk, tau-tau sang tamu sudah masuk ke ruang tamu…. ternyata Claudia. Claudia lalu membangunkan Aldo dengan suaranya “ Selamat malam Aldo! Kamu masih ingat aku kan?” Aldo kaget Claudia sudah ada di hadapannya. Aldo tanya untuk apa Claudia datang kerumahnya… apa Claudia masih belum puas telah menghancurkannya. Claudia mengatakan bahwa ia memang masih belum puas, karena Aldo belum menjadi gelandangan gila yang sebatang kara, Aldo masih punya rumah dan anak-anak yg berbakti. Mendengar ucapan Claudia Aldo marah dan mengusir Claudia dari rumahnya. Tapi Claudia masih berdiri disitu dan tidak mau pergi. Karena emosi, penyakit jantung Aldo kambuh di depan Claudia. Renata masih belum tahu kalo ada tamu karena ia masih sibuk dengan masakannya. Renata baru menyadari ketika papanya teriak-teriak menyuruh Claudia pergi. Rena langsung ke ruang tamu. Renata kaget melihat papanya yang lagi memegangi dadanya dan menahan sakit. Renata melihat disitu juga ada seorang perempuan yang tidak ia kenal sedang disuruh pergi oleh papanya. Renata memyuruh orang itu pergi krn telah menyebabkan sakit papanya kambuh. Claudia tdk mau pergi juga. Claudia baru mau pergi setelah Renata mengancam akan memanggil polisi. Setelah Claudia pergi. Aldo terjatuh dan Renata panik.

Sementara itu… dirumah sakit… Levi sedang menunggui Airin yang masih belum sadar. Levi memegangi tangan Airin. Sambil memegang tangan Airin Levi bertanya-tanya sebenarnya Airin sedang sakit apa. Levi menyadari kesalahannya karena telah meninggalkannya, tapi akan lebih salah lagi kalau ia tetap bersama Airin karena sekarang ia tidak punya semuanya, tidak punya harta dan tidak punya kehormatan. Levi juga berpikir apakah Airin mau jika ia mengajak Airin untuk memulai cinta mereka kembali dari awal… krn mungkin sebenarnya mereka berdua memang tidak seharusnya berpisah. Saat itu HP Levi berbunyi. Levi keluar dari kamar untuk menerima telponnya… dan ternyata Renata. Renata meminta Levi untuk segera pulang karena telah terjadi sesuatu dengan papa mereka… Renata nggak tau harus berbuat apa. Levi berjanji akan segera pulang. Saat Levi akan pulang, ia bertemu Katrine. Levi biang ke Katerine kalo sekarang ia harus pulang dan ia minta Katerine untuk menjaga Airin. Levi pergi.

Jonah sudah ada di rumah sakit. Jonah cemas karena keadaan Airin sekarang bertambah buruk. Jonah berpikir bahwa ia harus mencari dr. Fery untuk menanyakan kondisi Airin yang sebenarnya.

Sementara itu… dokter sedang memeriksa Airin. Katerine tidak sengaja mendengar dokter sedang mengatakan kepada suster bahwa kondisi pasien bertambah parah, dan kepalanya harus segera di scan dan dilakukan pemeriksaan darah lagi. Katerine juga mendengar dokter memberikan resep obat penahan rasa sakit dan memerintahkan suster untuk memeberikan pada Airin nanti. Katerine kaget mendengar itu semua. Katerine berlari di koridor rumah sakit, dan hampir bertabrakan dengan Jonah yang baru saja dari toilet. Katerine menanyakan apa sebenarnya penyakit airin kepada Jonah dan mengapa Airin harus memakan obat penahan rasa sakit segala. Katerine terlihat cemas dan panik. Jonah memutuskan untuk memberitahukan kepada Katerine kondisi Airin yang sebenarnya, meskipun ia harus melanggar janjinya kepada Airin untuk merahasiakan semua ini kepada Sasta dan Katerine. Jonah memberitahu Katerine dengan alasan agar Katerine bisa menjaga dan memperlakukan Airin dengan benar dan bagaimana harus bereaksi jika Airin sakit lagi. Katerine sangat kaget dan sedih ketika mengetahui Airin sekarang menderita tumor otak.

Airin sudah sadar dari pingsannya…. ia heran mengapa sekarang ia ada di rumah sakit lagi. Tak lama kemudian Jonah dan Airin masuk ke ruangan Airin. Airin ngomong ke Katerine kalo ia nggak mau di rumah sakit… dan ia mau pulang. Tapi Katerine bilang bahwa lebih baik Airin di rumah sakit saja karena kondisi Airin masih kurang baik … dan ia kan baru saja sadar. Airin bersikeras untuk pulang, lalu ia bilang kepada Jonah kalo ia nggak mau tinggal di rumah sakit… ia mau pulang. Airin minta Jonah agar bilang ke dr. Fery untuk mengijinkannya pulang. Jonah meminta Airin untuk tetap di rumah sakit malam ini karena Jonah takut terjadi seuatu dengan Airin, tapi Jonah janji kalo nanti ia akan bicara dgn dr. Fery supaya mengijinkan Airin pulang besok. Airin setuju untuk tinggal malam itu di RS setelah Jonah berjanji akan membawanya pulang besok.

Jonah menemui dr Fery di ruang dokter jaga. Jonah menanyakan kondisi Airin. Dokter mejelaskan bahwa kondisi Airin semakin memburuk. Dokter juga mengatakan bahwa tadi Airin sudah di-scan ulang dan menjalani pemeriksaan darah lagi, dan hasilnya baru ketahuan hari senin. Jonah bilang ke dokter bahwa Airin minta pulang besok, jadi Jonah minta tolong agar dokter mengijinkan Airin pulang. Jonah minta waktu untuk menyiapkan mental Airin dahulu karena ia takut terjadi sesuatu dengan Airin. Jonah berjanji kepada dokter akan segera membawa Airin kembali ke RS secepatnya. Dr. Fery akhirnya mengijinkan Jonah membawa pulang Airin besok, tapi dokter mengingatkan Jonah bahwa jangan menunda terlalu lama karena Airin harus segera dibiopsi untuk mengetahui apakah itu tumor ganas atau bukan. Dan jika itu tumor ganas Airin harus segera dioperasi.

Levi sudah sampai di rumah. Levi dan Renata merawat papa mereka. Levi bertanya kepada Renata apakah Renata tau siapa perempuan yang mengunjungi papanya tadi… dan apakah Rena mendengar percakapan mereka. Renata menjawab nggak kenal karena ia nggak pernah melihatnya. Rena juga nggak denger percakapan mereka krn td sedang masak. Renata menceritakan kepada Levi kalo tadi pas papa mereka sadar, Rena ngajak papa mereka ke rumah sakit, tapi papa mereka nggak mau karena Aldo bilang bahwa mereka harus hidup hemat, kasihan Levi yang udah susah-susah cari uang. Renata sedih mendengar papanya ngomong seperti itu. Kalo papanya sedih Rena juga jadi ikut sedih….

Keesokan paginya… Levi mau pergi ke rumah sakit. Sebelum berangkat ia memetik bunga mawar yang ada di rumah untuk dibawa ke rumah sakit… dan langsung pergi. Renata yang tadi sedang nyapu kesel melihat bunga peliharaannya dipetik Levi … “Untung bunga itu buat kak Airin, kalo nggak…..”

Sampai dirumah sakit Levi melihat bahwa suster sudah membereskan kamar Airin. Levi menanyakan suster kemana pasien yang dirawat diruangan ini. Suster bilang kepada Levi kalo Airin sudah pulang tadi pagi. Levi menelpon Katerine dan tanya keadaan Airin. Levi tanya penyakitnya Airin dan apa yang menyebabkan Airin pingsan. Katerine sempat diam waktu ditanya apa penyakit Airin. Katerine baru menjawab pas Levi manggil2 namanya. Katerine bilang bahwa Airin hanya mengalami depresi dan hanya butuh istirahat yang cukup.

Di rumah… kepala Airin sakit lagi… ia memegangi kepalanya. Katerine masuk melihat Airin sedang meahan sakit. Kemudian Katerine memberikan obat penahan rasa sakit kepada Airin. Sakit Airin baru agak reda setelah meminum obat itu. Untuk menenangkan Airin, Katerine lalu cerita ke Airin kalo Dani manajernya Prita itu lagi naksir Katrinea … dan ada juga temen cowoknya yang naksir. Airin tersenyum. Lalu Katerine membacakan dongeng untuk Katerine. Sekalian buat latihan untuk nanti kalo punya anak katanya, waktu Airin tanya. Katerine membacakan dongeng sampai akhirnya Airin tertidur…

Katerine keluar dari kamar Airin. Katerine yang biasanya tegar dan selalu menghibur dan menangkan orang akhirnya tidak tahan juga melihat penderitaan Airin. Dibalik pintu kamar Airin, Katerine menangis. Ia sangat sedih dengan Airin. Mengapa Airin tidak pernah merasakan kebahagiaan? Mengapa Airin selalu memikirkan kebahagian orang lain? Airin akan merasa bahagia kalo melihat Sasta, Levi, Jonah dan juga dirinya bahagia. Tapi mengapa Airin sendiri nggak pernah bahagia? Katerine ingin agar Airin itu harus egois sekali-sekali. Airin selalu memikirkan orang, tapi dan nggak pernah memikirkan diri sendiri… dan sekarang Airin terkena tumor otak, tapi Airin sama sekali nggak mau berusaha untuk hidup… “Airin… tega-teganya lo ninggalin gue sama Sasta.”

Sasta dan Katerine sedang menonton Prita yang sedang menyanyi di salah satu stasiun tv. Sasta sedih karena seharusnya ia yang menyanyi dan bukan Prita. Sasta sedih mengapa stasiun membatalkan jadwal menyanyinya hanya karena berita murahan itu. Dan mereka nggak tau perjuangan Sasta untuk jadi penyanyi. Sasta sedih karena ia udah nggak ada job lagi. Katerine mendengarkan dan mengerti kesedihan Sasta. Dari pintu Airin juga ikut sedih melihat Sasta bersedih. Dalam hatinya Airin meminta maaf kepada Sasta krn ia merasa sangat lemah disaat Sasta membutuhkan bantuan. Airin merasa dirinya tidak berguna karena tidak dapat berbuat apa-apa untuk membantu Sasta.

Katerine masuk ke kamar Airin. Ia melihat Airin memegangi kepalanya lagi. Katerine langsung khawatir dan tanya ke Airin Apakah airin sakit lagi. Tapi Airin bilang bahwa mungkin ini cuma karena ia kebanyakan tidur. Airin bilang bahwa ia ingin jalan-jalan dulu dan kemudian berusaha untuk bangun. Tapi Katerine dengan cepat langsung melarang Airin dan mnyuruh Airin untuk tiduran lagi… tapi sebelum tidur Katrine minta Airin untuk makan dulu. Makanan sudah disiapkan oleh Katerine. Katerine mau menyuapi Airin tapi Airin nggak mau karena ia bisa melakukannya sendiri. Airin minta Katerine untuk tidak ngurusin dia, karena lebih baik Katerine ngurusin Sasta, bantu Sasta untuk cari job krn Katerine adalah manajernya Sasta. Airin juga minta tolong Katrine untuk membantu cari job… dimulai dari stasiun2x kecil, café-café, kampus-kampus… yang penting agar Sasta bisa show lagi agar bisa memulihkan kepercayaan diri Sasta lagi. Katerine pun tidak bisa menolak permintaan Airin.

Katerine dan Sasta datang ke sebuah kafe. Mereka duduk di salah satu meja. Katerine dan Sasta mendengar kasak-kusuk dari beberapa orang yang duduk di meja di belakang mereka yang menjelek-jelekkan Sasta. Kemudian manajer kafe datang dan mengatakan dengan kurang ramah dan lebih terkesan melecehkan bahwa saat ini mereka lagi nggak butuh penyanyi dan meminta Sasta dan Airin untuk keluar.

Katerine dan Sasta pergi ke stasiun tv yang mengontrak Sasta. Katerine kesal karena manajer penanggung jawabnya malah mondar-mandir di meja kerjanya bukan memberikan jawaban. Katerie lalu dgn tegas menanyakan keputusan pihak stasiun tentang masalah kontrak Sasta. Pak Dedy, sang manajer akhirnya bicara bahwa pemilik stasiun memintanya untuk membatalkan kontrak dengan Sasta krn gossip yang beredar itu. Dan ia nggak bisa buat apa-apa. Katrine menyesalkan kenapa Pak Dedy sebagai manajer nggak bisa bilang kalo masalah itu adalah cuma gossip. Katerine sudah agak emosi mengatakannya. Sasta yang biasanya paling gampang emosi untuk hal-hal yang berurusan dengan seputar dirinya malah bisa lebih kalem. Sasta lalu menyabarkan Katerine dan mengajak Katrine pulang. Sasta mengucapkan terima kasih kepada pak Dedy dan pamit. Keluar dari ruangan pak Dedy, Katerine mendengar 3 orang karyawan cowok yang ada disitu langsung menjelek-jelekin Sasta “…kalo sampe Sasta bias nyanyi disini, pasti manajernya ada maen tuh ama Sasta” Katrine marah mendengarnya. Lalu ia menghampiri ketiga karyawan cowok tadi dan mengatakan untuk tidak bicara sembaranga bahkan Katerine mengancam mereka kalo sampe gossip ini tersebar mereka harus bertanggung jawab “Kalian anak Slipi kan? Gw samperin baru tau!” (Hah! Katrine??? Ternyata…) Sasta menenangkan Katrine dan mengajak Katrine pergi.

Di dalam taksi Katerine mengatakan kepada Sasta bahwa saat ini mereka sedang mengalami masa-masa yang sulit… dan Sasta harus kuat menghadapinya. Katerine berjanji akan selalu mendampingi Sasta. Sasta yang udah berubah lagi jadi lemah lagi, sangat kontras dengan Sasta yang tenang saat menghadapi Pak Dedy dan cowok-cowok penggosip tadi… mengeluh lagi ke Katrine bahwa karirnya sekarang sudah hancur dan sebaiknya ia bekerja aja di bar. Tapi Katrine tidak sependapat, siapa bilang karir Sasta udah hancur… selama Katrine masih ada Katrine akan selalu mendampingi dan membantu Sasta. Katrine yakin kalo mereka mau berusaha, pasti Tuhan akan kasih jalan keluar dan Sasta nggak usah khawatir. Sasta bilang kalo selama ini ia bisa hidup karena ia punya mimpi, tapi sekarang mimpi itu sudah nggak ada… sudah tamat. Semua omongan Katerine tidak berhasil membuat Sasta untuk bangkit. Sasta menyuruh supir menghentikan taksi… BERSAMBUNG


 Sinopsis Cincin Episode 46

Sasta mendengarkan percakapan Katrine di telpon dengan Gemini EO tentang pembatalan show-nya dengan alasan tiket nggak laku terjual. Sasta sangat kecewa dan sedih mendengarnya. Sasta masuk kamar dang menangis. Katerine dan Airin ikut merasakan kesedihan Sasta. Di kamar, Sasta menangis sedih. Katerine dan Airin berusaha menghibur. Katerine minta maaf kepada Sasta kalau ia tidak bisa mempertahankan agar konser itu tetap dilaksanakan dan merasa bahwa dirinya payah. Katrine berjanji akan berusaha untuk mencarikan job lagi untuk Sasta. Sasta bilang bahwa itu bukan kesalahan Katerine, tapi itu semua karena kesalahannya sendiri yang sekarang sudah nggak laku lagi… tidak ada orang yang suka kepadanya lagi, sampai-sampai di kafe kecil pun ia tdk laku. Airin yang melihat adiknya bersedih mencoba untuk menghibur dgn mengatakan bahwa penyanyi2 terkenal juga mengalami masa-masa yang tidak mudah dalam perjalanan karir mereka, tapi mereka tidak menyerah begitu saja, di kala mereka jatuh mereka akan bangkit lagi. Airin yakin bahwa Sasta juga bisa berhasil karena Sasta punya kemampuan yang besar. Airin mendorong Sasta agar Sasta menunjukkan mentalnya yang kuat. Tapi Sasta yang sudah pesimis mengatakan bahwa ia tidak setegar penyanyi-penyanyi terkenal itu dan merasa bahwa karirnya sekarang sudah benar-benar hancur.

Dalam kesedihannya Sasta berjalan-jalan sendirian di taman. Ia melihat sekelompok pengamen sedang latihan nyanyi bersama di dekat situ. Kemudian ia menghampiri mereka dan berdiri di dekat mereka mendengarkan mereka bernyanyi sambil merenung tenggelam dalam kesedihannya sendiri. Saat Sasta masih memperhatikan pengamen2 itu… HP Sasta berbunyi. Sasta menjawab telponnya dan ternyata Jonah. Jonah tanya Sasta ada dimana dan heran knp suasana disekitar Sasta terdengar ramai dari HP nya. Sasta menjelaskan bahwa ia sekarang sedang berada di taman sedang menyaksikan pengamen lagi nyanyi dan bilang siapa tahu ia bisa diajak nyanyi… daripada jadi penyanyi tapi nganggur. Mendengar omongan Sasta yang frustasi, Jonah dari seberang telpon menasehatkan Sasta agar jangan bersedih seperti itu. Lalu Jonah mengatakan kepada Sasta bahwa ia akan segera ke taman menjemput Sasta dan mengajaknya jalan-jalan sekarang. Sasta yang dari tadi hanya bersedih dan menangis mendadak ceria mendengarkan ajakan Jonah dan dengan antusias ia mengiyakan ajakan Jonah. Saking girangnya ia sampai tidak sadar berteriak “Yesss!!!”. Para pengamen yang ada di dekatnya sampai kaget dan menghentikan nyanyian mereka. Mereka bersamaan melihat ke arah Sasta yang lagi kegirangan sendiri. Sasta baru sadar kalau tadi teriak… ia minta maaf.

Jonah mengajak Sasta ke pasar malam. Jonah berusaha membuat Sasta gembira. Sasta kelihatan senang dan menikmati jalan-jalannya bersama dengan Jonah malam itu. Mereka membeli jagung rebus, menaiki permainan kincir asmara… dan tertawa gembira. Sampai di rumah Sasta tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya di hadapan Airin dan Katerine. Sasta dengan ceria menceritakan kepada Katerine Airin tentang jalan-jalannya tadi bersama Jonah … bahwa Jonah mengajaknya ke pasar malam.. diajak naik ontang-anting… naik kincir asmara… rumah hantu… dan bahwa ia tadi seperti orang norak… bahwa ia baru pertama kali ke tempat seperti. Airin dan Katerine ikut gembira mendengarkan cerita Sasta. Sasta dengan gembira mengatakan lagi bahwa hari ini ia bahagiaaa banget, sampai-sampai semua kesedihannya dan karirnya yang lagi hancur bisa terobati semua oleh Jonah. Melihat Sasta yang gembira … di dalam hati Airin berterima kasih kepada Jonah … ‘kamu memang baik sekali… kamu telah menepati janji untuk menyenangkan hati Sasta… dan kamu mau melakukan apapun yang aku minta… walaupun itu semua bertentangan dengan isi hatimu’. Tapi disaat bersamaan Airin juga minta maaf kepada Jonah… bahwa hatinya hanya untuk Levi….

Jonah terlihat sedang memimpin rapat di Nada Record menjalani tugasnya yang baru sebagai Direktur di Nada Record. Jonah sedang memberikan instruksi-instruksi kepada anak buahnya tentang strategi pra peluncuran album baru untuk mengenalkan lagu baru melalui internet terlebih dahulu, seperti yang pernah ia lakukan saat ia masih sebagai ZIP, karena menurutnya dengan cara itu mereka dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka apa… dst…dst... Tea menyaksikan Jonah yang lagi memimpin rapat dari luar… dan ia berpikir bahwa Jonah memang berbakat seperti ayahnya Erik. Tea percaya bahwa Nada Record akan maju dibawah pimpinan Jonah.

Sementara itu… Levi di kantornya juga sedang memimpin rapat. Salah seorang anak buahnya bertanya kepada Levi apakah Levi sudah mengetahui siapa pimpinan Nada Record yang baru. Levi mengatakan bahwa ia sudah tahu bahwa sekarang Nada Record dibawah pimpinan Jonah. Kemudian Levi mengingatkan kepada anak buahnya bahwa mereka harus bekerja lebih keras lagi kalau hendak mengalahkan Nada Record. Karena menurutnya Jonah selain sebagai pemimpin Nada Record, ia juga sangat pandai bermain musik, Jonah sangat tahu selera pasar dan ia tahu kemana harus mencari sumber informasi. Selesai mengatakan semua itu… dalam hati… Levi melanjutkan perkataannya … ia harus mengalahkan Jonah…harus… Jonah sudah mengalahkannya karena Airin lebih memilih Jonah daripadanya … dan ia nggak akan rela kalo sampai dalam bisnis inipun ia dikalahkan oleh Jonah. Levi memutuskan bahwa ia harus benar-benar konsentrasi dengan perusahaannya yang baru dan ia harus melupakan Airin walau betapun sulitnya…

Airin di kamarnya sedang memikirkan bahwa mengapa ia akhir-akhir ini telah membuat keputusan yang bodoh. Airin menyesal kalo Levi telah melihatnya berpelukan dengan Jonah. Ia menyesal kalo ia telah membuat Levi salah sangka dan membiarkan Levi berpikir bahwa ia telah memilih Jonah. Padahal ia sama sekali tidak mencintai Jonah krn seluruh cintanya sudah menjadi milik Levi. Dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah. Katrine yang melihat Airin bersedih sambil memegangi bingkisan yang seharusnya diberikan Levi kpd Airin waktu itu, menyarankan Airin untuk menelpon Levi saja untuk minta maaf dan menjelaskan semuanya. Tapi Airin tidak mau, ia tetap memutuskan bahwa ia tidak akan melibatkan Levi dalam kehidupannya krn ia tidak tahu sampai kapan ia akan bertahan hidup.

Tea sedang berziarah ke makam Erik. Disana Tea sambil menangis bercerita di depan makam Erik bahwa ia telah berhasil menjatuhkan musuh besarnya yaitu Aldo. Tapi ia sedih karena belum berhasil menemukan Airin buah cinta mereka. Tea berjanji di depan makam Erik bahwa ia akan mencari Airin dimanapun ia berada.

Aldo mencari Tara kemana-mana. Ia menyebut nama Tara terus di sepanjang jalan dan menanyakan kepada orang2. Ia bahkan sempat mengira orang lain adalah Tara. Aldo putus asa dan menangis di jalan seperti orang yang sudah gila. Tanpa disadarinya, Tara di belakangnya memperhatikan Aldo yang sudah hampir gila karena mencari Tara. Tara memanggil Aldo. Aldo mendengar suara Tara memanggilnya dan menoleh ke belakang. Ia hampir tidak percaya bahwa Tara berdiri dihadapannya. Lalu Aldo memeluk Tara dan meminta Tara untuk tidak meninggalkannya lagi. Aldo menangis sejadi-jadinya dan memohon Tara untuk tidak meninggalkannya lagi. Saat itu Aldo terbangun dari tidurnya… ternyata Aldo hanya sedang bermimpi. Saat terbangun, Aldo menyadari bahwa semuanya hanya mimpi. Aldo menangis seperti anak kecil.

Malam-malam Aldo keluar mabuk-mabukan. Ia memegang sebotol bir sambil menyebut-nyebut nama Tara di sepanjang jalan. Aldo melewati sekelompok orang yang sedang bermain judi. Tiba-tiba ada petugas trantib yang sedang razia. Melihat trantib datang, orang-orang yang tdai sedang asik main judi kabur berlarian menyelamtkan diri. Aldo yang sedang dalam keadaan mabuk tidak tahu menahu ketika semua orang berlarian. Ia hanya diam saja di tempat sambil minum bir, sampai akhirnya ia tertangkap petugas trantib. Meskipun Aldo menjelaskan bahwa ia tidak terlibat, tapi ia tertangkap basah dalam keadaan mabuk. Aldo digiring oleh petugas trantib dan dibawa ke markas trantib.

Levi dan Renata datang menjemput Aldo di markas trantib. Kebetulan saat itu wartawan sedang ada disitu dan secara sengaja megambil photo Aldo sedang dibantu Levi dan Renata untuk berjalan. Keesokan harinya photo dan berita tentang Aldo tertangkap trantib dimuat di Koran. Tara yang masih dalam pelariannya membaca berita tentang Aldo tsb. Ia sedih mengetahui keadaan Aldo yang hancur dan menderita. Tara juga memikirkan bagaimana nasib Levi dan Renata sekarang. Tara memang sedih dan terpukul karena Aldo telah membunuh Erik, tapi saat yang bersamaan Tara juga sedih melihat Aldo menderita karena ia juga sangat menyayangi Aldo. Tara memutuskan untuk mencari Aldo. Ia ke rumah sahabat lamanya yang juga adalah mamanya Dion. Tara bertemu dengan Dion yang kebetulan ada di rumah dan meminta alamat Aldo. Dion memberikan kartu nama Levi kepada Tara dimana di belakang kartu nama juga tertera alamat rumah Levi. Tara kemudian pamit dan bermaksud mencari Aldo untuk memulai semuanya dari awal.

Tara menumpang sebuah kopaja dan duduk di bangku paling belakan dekat pintu. Di dalam kopaja ia melihat seorang wanita seumurannya duduk disampingnya sedang menangis dan meratapi nasib nya yang ditinggalkan oleh suaminya. Tara memberikan tissue kepada wanita itu. Kemudian Tara juga mencoba untuk menenangkannya dengan mengatakan bahwa ia juga mengalami hal yang sama seperti yang wanita itu alami. Tara juga bilang ke wanita itu bahwa sekarang ia memutuskan untuk kembali lagi kepada suaminya yang pernah ia tinggalkan. Tara menjelaskan bahwa alasannya kembali adalah karena ia masih mencintai suamnya ketika wanita itu bertanya mengapa Tara mau kembali. Tara memperlihatkan photonya bersama Aldo yang ada di dalam dompetnya. Tara mengijinkan wanita itu memegang dompetnya untuk melihat photo itu. Kartu nama Levi juga ikut terpegang oleh wanita itu. Saat sedang memperlihatkan photo itu, tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil ugal-ugalan yang mau menabrak kopaja yang ditumpangi Tara tersebut. Sopir berusaha menghindar dan membanting setir. Kecelakaan tidak dapat terelakan lagi. Tara dan wanita itu terlempar keluar dari pintu belakang. Tara terlempar jauh ke bawah. Tara pingsan dan terluka parah. Wanita yang tadi bersamanya bahkan kondisinya lebih parah. Wajahnya rusak parah… ia tergeletak di tanah dengan masih memegang dompet Tara yang td diberikan Tara waktu Tara memperlihatkan photo. Kartu nama Levi juga ada di tangannya…….

Renata di rumah menerima telpon. Wajah Renata berubah panik setelah mendengar berita dari telpon. Aldo menanyakan telpon dari siapa. Renata dengan terbata-bata mengatakan bahwa itu telpon dari rumah sakit yang mengabarkan bahwa Tara mengalami kecelakaan. Aldo kaget. Renata dan Aldo langsung ke rumah sakit. Levi juga. Mereka berjalan setengah berlari di sepanjang koridor menuju tempat Tara dirawat. Aldo berjalan sambil menangis dan memanggil-manggil Tara. Aldo tidak percaya ketika dokter mengatakan bahwa Tara sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Aldo berkata tidak mungkin berkali-kali dan mengatakan bahwa itu pasti bukan istrinya. Dokter menjelaskan bahwa wajah nya memeang sudah tidak dapat dikenali, tapi di tangannya ditemukan dompet yang berisi photo dan kartu nama yang berisi alamat Aldo. Mendengarnya Aldo jadi menangis histeris dan memanggil nama Tara lagi. Renata dan Levi berusaha untuk menenangkan papanya…

Di tempat lain… Jonah sedang menemui Airin. Awalnya Jonah mengatakan bahwa ia kebetulan lewat situ ketika Airin menanyakan mengapa Jonah ada disini. Tapi kemudian Jonah sambil senyum-senyum meralat perkataannya bahwa sebenarnya ia memang tahu airin mengajar disitu jadi ia sengaja mampir. Airin mengucapkan terima kasih kepada Jonah karena Sasta sekarang lagi seneng banget. Jonah menjawabnya dengan senyum. Lalu Jonah menanyakan Airin “O ya.. kapan kamu mulai terapinya?” Airin belum menjawab pertanyaan Jonah ketika HP Jonah bunyi. Jonah menjawab telponnya. Suara Levi terdengar di seberang telpon. Jonah menebak “Levi?” Wajah Jonah langsung berubah nggak seneng ketika tahu Levi yang menelponnya. Levi mengabarkan kepada Jonah bahwa Tara mengalami kecelakaan dan sekarang semua sedang ada di rumah sakit. Levi mengatakan lagi bahwa Tara meninggal. Bagaikan disambarkan gledek Jonah kaget dengan perkataan Levi barusan. Wajah Jonah langsung berubah tegang dan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Jonah bilang “Lo bohong kan, Lev?”. Tapi Levi berkata “Aku serius Jo.. aku serius… aku minta maaf ya”. Jonah baru tersadar bahwa ia sedang tidak salah dengar. Ekspresi wajahnya jadi bertambah tegang, panik, cemas, gelisah dan sedih bercampur aduk. Airin yang bertanya disebelahnya ada apa, tidak dihiraukan lagi oleh Jonah. Jonah lari meninggalkan Airin. Airin mengejar Jonah.

Kembali di rumah sakit… Dion dan mamanya datang dan menanyakan kondisi Tara. Levi mengatakan bahwa Tara sudah tidak bisa diselamatkan lagi dan wajahnya tidak dapat dikenali. Mamanya Dion menanggapi dengan mengatakan bahwa ia kasihan dengan Tara, padahal waktu itu dia begitu senang karena akan bertemu dengan Aldo. Levi bertanya “Maksud Tante?”. Dion yang menjawab Levi dengan mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu Tara pernah ke rumahnya untuk minta alamat pak Aldo yang baru dan Tara juga sempat mengatakan kepadanya bahwa Tara sangat menyesal telah meninggalkan pak Aldo pada saat Aldo membutuhkan dukungannya. Aldo yang mendengarkan jadi bertambah sedih setelah mengetahui bahwa Tara mengalami kecelakaan saat Tara memutuskan akan kembali kepadanya.

Jonah sudah tiba di rumah sakit dalam keadaan kalut. Airin mengikutinya dari belakang. Jonah lalu bertanya kepada Levi dengan panik “Mama mana? Mama mana?” Levi yang akhirnya mengatakan kepada Jonah bahwa sekarang jenasah mamanya sedang dimandikan. Levi meminta Jonah untuk sabar. Jonah masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa mamanya telah meninggal. Jonah berkata lagi pada Levi “Lev… semuanya ini nggak bener kan… semua ini nggak bener kan Lev?” Levi hanya bisa menenangkan Jonah dan minta Jonah untuk tabah. Jonah terduduk sedih dan menangis …

Airin menelpon Sasta dirumah dan memberitahukan bahwa mamanya Jonah kecelakaan dan meninggal. Sasta bilang bahwa ia akan segera ke rumah sakit. Sasta lalu mengajak Katrine yang keherananan bahwa mamanya Jonah meninggal untuk ke rumah sakit.

Jenasah yang dianggap adalah Tara dibawa keluar oleh dokter dan perawat. Jenasahnya sudah ditutup oleh kain putih. Jonah ingin melihat wajahnya tapi dokter yg membawa menyarankan agar Jonah tidak usah melihat karena kondisi wajahnya sudah sangat memprihatinkan. Jonah menangisi jenasah mamanya. Saat Jonah sedang menangisi mamanya dan memanggil-manggil mamanya, Aldo mendekat dan berusaha untuk menghibur Jonah dan mengatakan dengan tulus bahwa Jonah harus tabah. Tapi alangkah kagetnya Aldo demikian juga Levi, Renata dan Airin ketika mereka melihat reaksi Jonah yang malah dengan kasar mengusir Aldo. Airin mencoba utk menenangkan Jonah. Aldo kemudian mencoba untuk meyakinkan Jonah bahwa ia juga sedih karena Tara adalah istrinya. Tapi Jonah yang memang sedang kalut sudah tidak dapat mengendalikan dirinya untuk melampiaskan kesedihan dan kemarahannya itu kepada Aldo. Jonah mengatakan dengan kasar kepada Aldo agar jangan belaga mencintai mamanya didepannya. Jonah menuduh Aldo bahwa Aldo menikahi mamanya hanya karena ingin membalas dendam dengan papanya. Jonah membentak dengan keras dan menyuruh Aldo untuk pergi “Pergi kamu!!” Aldo masih belum mau pergi. Aldo seolah nggak percaya mendengar apa yang dikatakan Jonah. Jonah berkata lebih keras lagi “Pergi kamu !!!” Levi dan Renata mencoba untuk melindungi papa mereka dari kemarahan Jonah. Renata sudah mulai nggak tahan melihat papanya diperlakukan kasar oleh Jonah. Ia mau mengatakan sesuatu tetapi ditahannya. Levi juga tidak bisa berkata apa-apa menghadapi Jonah yang sedang kalut yang telah mengusir Aldo dengan kasar. Lalu Jonah menambahkan “Dan jangan harap aku akan mengijinkan kamu ke makam mama aku… pembunuh papa nggak pantes datang ke makam mama!”

Sementara itu… di sekitar tempat kecelakaan itu terjadi… Tara yang terlempar jauh dari tempat asal kecelakaan… tergeletak tak berdaya dengan luka-luka di tubuhnya dan kepalanya… ia tidak sadarkan diri. Ternyata tidak ada yang menyadari keberadaan Tara sama sekali saat kecelakaan itu terjadi. Seorang bapak yang kebetulan lewat di sekitar situ melihat Tara yang tergeletak disitu. Bapak itu kaget dan segera memeriksa kondisi Tara… ia lega ketika mengetahui wanita yang ditemukan pingsan itu masih bernyawa. Bapak itu berpikir bahwa wanita itu pasti terjatuh dan sampai terlempar disini. Kemudian ia mengangkat Tara dan membawanya pergi…….. BERSAMBUNG

 Sinopsis Cincin Episode 47

Tara yang terluka parah tergeletak pingsan di pinggir sungai. Seorang Bapak yang kebetulan lewat di sekitar situ melihatnya dan membawa Tara ke rumahnya untuk diobati. Bapak yang menolong itu bernama Pak Risdo. Pak Risdo meminta bantuan tetangganya untuk merawat Tara. Tetangganya itu seorang perempuan yang dipanggil dengan sebutan ‘Bi’ oleh pak Risdo. Perempuan yang merawat Tara itu mengatakan bahwa kondisi Tara sangat lemah. Luka-lukanya sangat parah. Ia tidak dapat memperkirakan sampai kapan Tara bisa bertahan hidup. Pak Risdo menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui siapa sebenarnya wanita yang ia tolong ini ketika tetangganya itu menanyakan siapa sebenarnya wanita yang ditolong Pak Risdo. Pak Risdo menemukannya sudah dalam keadaan pingsan dan terluka parah seperti ini.

Levi sedang duduk memperhatikan cincin yang pernah ia berikan kepada Airin dulu waktu Levi melamar Airin. Ia mengikat cincin itu dengan benang merah, benang yang persis dengan benang yang pernah ia ikatkan dulu waktu melamar Airin. Levi sedang berkata kepada dirinya sendiri bahwa Levi baru tahu ternyata patah hati itu sangat menyakitkan. Sambil berkata seperti itu ia membayangkan saat Airin membuang cincin itu ke kolam dan saat Jonah memeluk Airin. Levi melanjutkan perkataannya lagi bahwa sekarang ia sudah tidak dapat lagi memiliki Airin.

Di rumahnya Jonah masih bersedih. Ia duduk termangu di sofa. Sasta ada disana menemani Jonah. Jonah yang sedih mengatakan kepada Sasta bahwa selama ini ia telah berusaha mencari mamanya kemana-mana tapi saat ia menemukan mamanya… mamanya sudah meninggal. Jonah mengatakan dengan perasaan sedih dan menyesal yang sangat dalam. Dia masih larut dalam kesedihan. Air matanya terus mengalir. Sasta ikut sedih dan menangis melihat Jonah. Ia lalu menghibur Jonah dan berharap agar Jonah tabah menghadapinya.

Tara masih dalam keadaan kritis terbaring di tempat tidur di rumah pak Risdo. Dalam keadaan itu Tara bermimpi. Ia bermimpi berada di dalam sebuah ruangan serba putih dan sempit. Ia terjebak didalamnya dan tidak bisa keluar. Tara panic. Dalam kepanikannya terkurung di ruangan itu, ia mendengar suara Aldo memanggil namanya dan memintanya untuk tidak meninggalkan Aldo. Suara Aldo menghilang. Tara memanggil-manggil Aldo tapi tidak ada jawaban. Suara Aldo berganti suara Jonah yang sedang menanyakan mamanya dimana dan Jonah kangen sekali. Kemudian suara Jonah menghilang juga. Tara memanggil-manggil nama Jonah dan menanyakan Jonah dimana, tapi tidak ada jawaban. Tara kebingungan di ruangan serba putih itu. Itu adalah akhir dari mimpi Tara yang masih belum sadarkan diri juga. Tara kelihatan gelisah saat ia sedang bermimpi. Matanya bergerak-gerak, tapi tetap tidak sadar. Pak Risdo duduk memperhatikan keadaan Tara dan bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita yang ia temukan ini.

Pemakaman jenasah yang mereka kira adalah Tara dilakukan. Semuanya menghadiri pemakaman itu… Airin, Levi, Katerine, Sasta, Renata dan juga Don ada diantara yang menghadiri pemakaman kecuali Aldo. Aldo hanya bisa melihat proses pemakamannya dari jauh karena Jonah telah melarangnya untuk menghadiri pemakaman Tara. Satu persatu mereka mengucapkan belasungkawa kepada Jonah. Sasta yang terakhir. Lalu Sasta mengajak Jonah untuk pulang. Jonah mengucapkan selamat tinggal kepada mamanya.

Setelah semuanya pergi… Aldo datang sendirian ke makam Tara dengan membawa bunga yang kemudian meletakkannya di atas makam. Di depan makam Tara Aldo menangis meminta maaf kepada Tara karena ia harus sembunyi2x ke makam Tara krn Jonah belum memaafkannya. Aldo juga minta maaf karena belum sempat membahagiakan Tara.

Di kediaman Pak Risdo… Bi, tetangganya pak Risdo itu sedang memeriksa kondisi Tara lagi. Ia menyarankan pak Risdo untuk membawa Tara ke rumah sakit karena kondisinya belum membaik juga dan sebaiknya pak Risdo melaporkannya ke polisi karena siapa tahu keluarganya sedang mencarinya. Pak Risdo bilang kalo sebaiknya mereka menunggu sampai wanita itu sadar karena kondisinya masih sangat lemah, sementara rumah sakit juga jauh dari situ dan ia takut kalo nanti malah terjadi apa-apa.

Jonah masih larut dalam kesedihannya. Ia terlihat sedang bengong di rumahnya dan botol minuman keras ada di dekatnya. Sasta datang mau melihat kondisi Jonah yang berantakan. Sasta menghibur Jonah tapi Jonah malah meminta Sasta untuk meninggalkannya sendirian. Tapi menolak untuk pergi dan mau menemani Jonah. Jonah minta Sasta untuk pergi sekali lagi. Karena Sasta belum beranjak juga, Jonah membentak Sasta dan memintanya pergi (Jonah lagi seneng ngusir orang nich…). Sasta sampai kaget mendengar bentakan Jonah. Sasta meninggalkan Jonah sendirian. Tapi ia masih belum tega meninggalkan Jonah, di dekat pintu ia berhenti dan memperhatikan Jonah dari jauh.

Di rumah Levi mendapat kabar kalo ayahnya sedang membuat onar di sebuah bar. Renata mengajak Levi untuk segera menjemput papanya. Renata dan Levi pergi ke bar.

Dirumah kos Katerine… Airin dan Katerine sedang duduk2x berdua. Mereka berdua kelihatan bersedih. Katerine mengatakan kpd Airin bahwa nasib Jonah benar-benar malang. Airin tidak menanggapi perkataan Katerine krn Airin sedang dalam kesedihannya sendiri. Airin menangis. Katerine yang melihat jadi heran dan bertanya kenapa. Airin bilang kalo semenjak ia melihat kuburannya tante Tara, ia jadi takut, jangan-jangan ia yang berikutnya. Katerine kaget mendengar Airin bicara tentang kematian. Katerine mengatakan dengan sedikit keras kepada Airin ia nggak tahan dengan Airin yang mulai putus asa untuk tetap bertahan hidup, ia meminta Airin tidak lagi bicara seperti itu lagi. Katerine lalu menangis dan bilang kalo Airin harus tetap hidup dan Airin harus sembuh.

Levi dan Renata menemukan Aldo sedang dalam keadaan mabuk di bar. Renata menangis melihat keadaan Aldo yang berantakan. Renata bilang ke Aldo kalo ia nggak mau melihat Aldo seperti ini dan tanya apakah Aldo sayang dengan Renata. Renata dan Levi mengajak Aldo pulang.

Sasta ternyata belum pergi dari rumah Jonah. Ia melihat Jonah sudah tertidur krn mabuk di meja. Sasta membangunkan Jonah dan menyuruh Jonah untuk pindah ke kamar. Jonah yang setengah sadar menuruti Sasta. Kemudian Sasta membantu Jonah berdiri dan menuntunnya ke kamar. Di kamar, Jonah mau ngambil botol minuman lagi tapi Sasta melarangnya. Sasta mengatakan kepada Jonah apa mamanya akan senang kalo melihat Jonah seperti itu. Dengan dingin Jonah meminta Sasta untuk tidak ikut campur urusannya dan jangan bawa-bawa mamanya di depannya sekarang. krn Sasta nggak ngerti apa yang ia rasakan sekarang ini. Jonah lalu meminta Sasta untuk pergi. Sasta kesal karena Jonah mengatakan bahwa ia sama sekali nggak mengerti dengan perasaan Jonah, lalu ia bilang ke Jonah bahwa ia lah orang yang paling tau artinya kehilangan krn ia sudah dibuang oleh orangtuanya sejak kecil, dan dari kecil ia sudah nggak pernah merasakan kasih sayang orangtua.. ‘dan sekarang kamu malah bilang aku nggak ngerti?’ Sasta mengatakan itu dengan suara yang setengah berteriak. Sasta bilang lagi kalau Jonah seharusnya merasa beruntung karena ia telah merasakan kasih sayang orangtua selama 21 tahun lebih… bukannya ia menjaga kenangan itu, tapi malah mabuk-mabukan. Sasta sambil menangis bilang kalo ia akan pergi sekarang… dan ia nggak peduli lagi dengan Jonah. Sasta meninggalkan Jonah.

Sasta berjalan pulang hujan-hujanan. Tea yang sedang melintas di jalan yang sama dengan mobilnya melihat Sasta yang sedang berjalan kehujanan di jalan. Tea lalu turun dari mobil sambil berpayunga. Ia kemudian mengajak Sasta masuk ke mobilnya. Tea membawa Sasta ke rumahnya dan menyuruh Sasta mengganti pakaian Sasta yang basah dengan piyama. Tea mengantar Sasta ke salah satu kamar. Sasta berganti pakaian sementara Tea menyiapkan teh panas untuk Sasta. Piyama yang dipakainya kebesaran. Sasta kagum dengan rumah Tea yang besar dan ia berpikir kapan ia bisa punya rumah sendiri. Sasta selesai ganti pakaian dan keluar dari kamar. Sasta melihat photo Tea dengan anaknya diatas rak. Dalam hati Sasta berharap punya mama seperti tante Tea. Sasta lalu menuju ruang makan dan memanggil Tea. Tea sedang membawa secangkir teh untuk Sasta. Melihat itu Sasta bilang ke Tea bahwa tea nggak usah-usah repot2, Sasta udah terima kasih banget krn udah dikasih baju meskipun kebesaran. Sasta sambil memegang-megang piyamanya. Cincin yang ada di kalung Sasta terlihat oleh Tea. Tea kaget. Tea kaget cincin yang dulu ia berikan kepada Airin saat Tea meninggalkan Airin… sekarang ada di Sasta. Saking kagetnya cangkir berisi teh panas yang dipegangnya terjatuh. Sasta yang ada di hadapannya kaget cangkir itu terjatuh dan Sasta tanya Tea kenapa. Tea masih kaget melihat cincin itu… dalam hati ia berpikir apa Sasta adalah Airin, putrinya yang selama ini ia cari. Tapi Tea nggak berani menanyakannya langsung kepada Sasta krn ia takut putrinya mengira bahwa ia adalah ibu yang nggak bertanggung jawab.

Sasta balik membuatkan teh panas untuk mereka berdua. Tea dan Sasta duduk di meja makan berhadapan. Sasta mengira Tea menjatuhkan cangkir krn Tea kurang sehat krn kecapean. Sasta bicara terus dan ia tidak tau kalau Tea sebenarnya sedang kaget melihat cincin itu ada pada Sasta. Tea masih memperhatikan cincin yang ada di kalung Sasta, sementara Sasta terus bicara tentang manfaat teh manis, tentang rumah Tea yang besar tapi hanya ditempati Tea seorang, tentang kesediaannya menemani Tea. Tea kemudian menawarkan Sasta untuk tinggal malam ini dirumahnya. Sasta setuju.

Sementara itu … Airin dan Katerine khawatir menunggu Sasta pulang di luar di tengah hujan. Airin khawatir Sasta belum pulang-pulang juga. Katerine mengajak Airin pulang saja dan menunggu Sasta di rumah. Tapi Airin bilang kalo ia nunggu di rumah ia malah makin panik. Tapi Katerine bilang kalo mereka terus menunggu disitu, Katerine yang khawatir dengan kondisi Airin yang sedang sakit… gimana kalo nanti Airin tiba-tiba pingsan. Kat juga bilang kalo Sasta itu sehat, jadi nggak usah terlalu khawatir. Airin akhirnya mau diajak pulang.

Di rumah Tea… Sasta sudah tidur. Tea masuk ke kamar dan memperhatikan Sasta yang sedang tidur. Tea bertanya-tanya apa betul Sasta adalah Airin putrinya… tapi mengapa namanya berganti menjadi Sasta. Tea nggak berani menanyakan langsung ke Sasta apakah Sasta adalah benar-benar Airinnya. Saat keinginan yang sudah ia impikan selama belasan tahun menjadi kenyataan… Tea malah takut. Kalo Sasta adalah benar-benar Airinnya… Tea takut kalo nantinya Sasta akan meninggalkan Tea krn selama ini ia telah menelantarkan putrinya.

Tea menelpon ke rumah kos Sasta untuk memberitahukan bahwa Sasta malam ini menginap di rumahnya krn tadi kebetulan ia bertemu dengan Sasta yang lagi kehujanan di jalan. Yang menerima telpon adalah Airin. Airin mengucapkan terima kasih kepada Tea. Lalu telpon ditutup. Airin lega mendengar Sasta baik-baik saja.

Aldo di rumah masih terlihat sedih kehilangan Tara. Aldo masih ingin mabuk-mabukan. Renata juga sedih melihat papanya sedih. Renata bilang kalo papanya mesti kuat dan nggak bisa terus-terusan seperti ini. Dan ia bilang kalo Renata mengerti perasaan papanya karena dulu Renata juga pernah kehilangan mamanya. Renata dulu sempat bandel dan nggak bisa nerima tapi ia sadar kalo yang ia lakukan dulu bukannya menghilangkan masalah. Dan Renata mau agar papanya juga bisa tabah menghadapi semuanya. Aldo diam saja. Renata juga bilang kalo papanya itu nggak sebatang kara, papanya masih punya Levi dan Renata. Renata lalu meninggalkan Aldo sendirin. Setelah Renata pergi dalam hatinya Aldo berusaha untuk membangkitkan semangat hidupnya sendiri krn kalo ia terus mabuk-mabukan ia tidak akan bisa menjalankan pesan Tara untuk menjaga Jonah. (Pesan? Kapan Tara meninggalkan pesan ya?)

Airin dan Katerine sedang duduk sarapan ketika Sasta pulang dengan riang gembira. Sasta langsung mengambil roti yang sedang dibuat Airin. Katerine baru mau memarahi Sasta yang mengambil sarapan Airin sembarangan, tapi Airin melarangnya. Sasta bercerita kalo tadi malam ia nginep di rumah tante Tea dan ia senang disana karena Tea baik sekali dan perhatian kepadanya. Ia merasa benar2 mendapat perhatian dan kasih sayang seorang ibu. Airin bilang ke Sasta bahwa semua orang pasti akan sayang ama Sasta. Tapi Sasta bilang kalo ia iri ama anaknya tante Tea yang punya seorang ibu yang kaya dan baik seperti tante Tea. Katerine bilang kalo Tea nggak boleh ngiri kayak gitu, krn orang yang sayang sama kamu juga banyak … disini aja udah ada 2 orang. Sasta ketawa. Mereka tertawa bersama.

Renata di rumah mau melukis. Ia tidak nggak mampu lagi beli kanvas, apa boleh buat, pake kertas gambar juga nggak apa-apa. Jadi pelukis itu nggak boleh menyerah. Pinsil gambar Renata juga sudah habis. Ia punya akal. Lalu ia mengambil arang yang ada di pot bunga anggrek peliharaannya dan mulai menggambar. Pikirnya… jadi pelukis itu nggak boleh menyerah. Aldo menyaksikan Renata menggambar dengan menggunakan arang. Aldo menyesal waktu dulu saat ia masih punya uang banyak ia tidak pernah membelikan Renata alat lukis untuk Renata… bahkan saat ia mampu membuatkan studio lukis untuk Renata… Aldo malah tidak melakukan apa2 buat Renata, tapi yang ia lakukan selalu marah dan marah kepada Renata.

Di kamarnya Jonah masih tidur setelah mabuk-mabukan tadi malam. Aldo datang dan masuk ke kamar Jonah. Aldo membangunkan Jonah. Jonah yang masih setengah sadar mengira bahwa Tara yang membangunkannya. Jonah bilang kalo ia masih cape dan masih mau tidur. Jonah mendengar suara Tara lagi… sedang membangunkannya dan menyuruhnya untuk sarapan. Jonah membuka matanya. Pertama ia senang karena ia melihat mamanya ada di hadapannya, tapi perlahan wajah mamanya berganti menjadi wajah Aldo. Jonah kaget dan langsung bangun. Jonah bertanya ngapain Aldo ada disini. Jonah menyuruh Aldo pergi. Aldo bilang agar Jonah jangan marah dulu… Aldo khawatir dengan keadaan Jonah krn Tara berpesan… Jonah memotong perkataan Aldo dan meminta Aldo untuk tidak menyebut-nyebut mamanya krn mamanya udah meninggal. Jonah menyuruh Aldo keluar dan bilang… orang yang dekat dengan Aldo pasti celaka… kalo saja mamanya tidak memutuskan untuk kembali kepada Aldo… pasti mamanya sekarang masih hidup. Jonah menyuruh Aldo pergi.

Aldo menjual cincin ke tukang jual/ beli emas di jalanan. Ia menjual cincin itu untuk membeli alat lukis Renata. Cincinnya terjual seharga Rp. 600.000 utk 6 gram emas.

Siang itu Dion dan Dani sedang mengadakan pertemuan bisnis di sebuah bar. Jonah juga ada di bar yang sama sedang minum-minum. Jonah terus minta tambah minumannya kepada bartender, tapi bartender menolak untuk memberikan karena Jonah sudah mabuk. Jonah marah kepada bartender krn tidak memberikannya tambahan minuman. Maka terjadilah keributan antara Jonah dan bartender di meja bar. Dion dan Dani yang ada di meja sekitar situ mendengar keributan itu dan melihat Jonah sdg marah-marah kepada bartender. Dion menelpon Levi dan memberitahukan bahwa Jonah sekarang ada di bar lagi bikin rusuh. Bartender memanggil satpam untuk menyuruh Jonah pergi. Tapi Jonah tidak mau pergi dan melawan satpam. Jonah yang sudah mabuk memukul satpam. Maka terjadilah perkelahian antara satpam dan Jonah.

Dani menelpon Katrine memberitahukan bahwa Jonah sedang mabuk berat bikin keributan di bar dan sekarang lagi berantem. Katrine memanggil Airin dan mengatakan bahwa Jonah lagi berantem di bar dan mengajak Airin untuk nyusul ke Bar.

Kembali ke bar Five Star… Dion dan Dani mencoba untuk melerai, tapi Dion malah terdorong. Levi datang dan melerai perkelahian itu. Satpam menyuruh Levi untuk membawa Jonah keluar. Levi dengan baiknya membantu Jonah. Levi menanyakan apa Jonah baik-baik saja dan mengajaknya pulang. Tapi Jonah malah nggak mau dibantu. Jonah malah tanya ngapain Levi disini dan minta Levi untuk tidak usah ikut campur urusannya. Jonah menyuruh Levi pergi. Levi yang disuruh pergi heran kenapa Jonah jadi seperti ini. Levi bilang kalo dulu Jonah adalah anak paling baik di rumah dan anak kesayangan papanya dan tante Tara… kalo mamanya masih hidup … mamanya pasti sedih. Levi masih sabar menghadapi Jonah dan mengajak Jonah untuk pulang. Namun ketika Jonah menolak diajak pulang kesekian kalinya oleh Levi… dan mengatakan kepada Levi agar tidak usah sok mencintai mamanya krn dulu Levi dan papanya cuma bisa mengecewakan mamanya.

Levi mulai emosi dan mengatakan bahwa Jonah memang brengsek sekarang… Levi tanya ke Jonah… “Apa yang sudah pernah kamu lakukan untuk mama kamu … kamu jagain mama kamu… kamu perhatiin mama kamu… apa yang kamu lakukan saat mama kamu pergi… kamu malah ikut pergi kan? Dan jangan ngomong soal perhatian sama aku… kamu anak manja tau nggak!” Jonah marah dipojokkan dengan pertanyaan2 seperti itu oleh Levi. Ia berteriak “kurang ajar” dan memukul Levi. Levi balas memukul. Airin dan Katrine sudah tiba di bar. Airin memanggil Jonah dan meminta Jonah agar berhenti berkelahi. Jonah melihat Airin datang. Jonah berlari menghampiri Airin dan memeluk Airin. Levi melihat Jonah memeluk Airin. Airin melihat Levi. Jonah masih memeluk Airin. Airin menenangkan Jonah dan minta Jonah untuk jangan seperti ini… Airin bilang kalo ia tau Jonah sedang sedih dan putus asa tapi jangan seperti ini mengatasinya… Airin lalu bilang “udah ya?” Jonah memeluk Airin lebih erat lagi… Levi menyaksikannya… Airin melihat ke Levi… Levi lalu meninggalkan bar itu dengan kesal. Setelah Levi pergi, Jonah baru melepaskan pelukannya kepada Airin… BERSAMBUNG

 Sinopsis Cincin Episode 48

Pukulan Levi membuat Jonah jatuh terjerembab ke lantai. Jonah berusaha bangun dengan berpegangan di meja bar. Airin dan Katerine sudah sampai di bar. Airin memanggil Jonah dan meminta Jonah untuk berhenti berkelahi. “Jonah! Sudah Jo!”. Jonah mendengar suara Airin dan melihat kedatangan Airin. Ia bangun dan berlari ke arah Airin. Jonah langsung memeluk Airin. Levi melihat Jonah memeluk Airin. Sambil memeluk Jonah Airin juga melihat Levi. Airin menenangkan Jonah dan bilang ke Jonah “Aku tahu kamu sedang sedih… sedang putus asa… tapi bukan begini cara mengatasinya”. Jonah memeluk Airin lebih erat lagi. Jonah masih belum tenang. Airin menenangkan lagi “Sudah ya?!” Levi dari tempat ia berdiri di dekat meja bar menyaksikannya dengan kesal. Airin melihat Levi lagi… ia tahu akan kekesalan Levi, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Levi akhirnya meninggalkan bar dengan kesal… meninggalkan Airin dengan Jonah. Airin hanya bisa memandang kepergian Levi tanpa dapat mencegahnya. Setelah tahu Levi sudah pergi.. Jonah baru melepaskan pelukannya kepada Airin.

Di rumah, Levi sedang melihat photo Airin dengan Jonah… photo Jonah memeluk Airin dari belakang yang diambil Levi dari café dulu. Levi merasa bahwa Jonah sekarang telah berubah. Jonah yang dulu… adalah anak yang penurut dan lembut, tapi sekarang Jonah sudah menjadi seorang yang pendendam. Meskipun begitu Levi tetap sayang dengan Jonah. Biar bagaimanapun mereka pernah hidup bersama selama belasan tahun dan melewati masa-masa bersama. Levi membayangkan kembali saat Jonah memeluk erat Airin di bar tadi. Levi berpikir bahwa hanya Airin lah yang dapat menenangkan Jonah.

Aldo pulang ke rumah dengan membawa sekantong plastik berisi alat-alat untuk melukis yang baru saja dibelinya. Aldo juga membeli kertas kado. Aldo kelihatan gembira sekali saat membongkar isi plastic tsb. Ia akan memberikan kejutan untuk Renata. Sambil membongkar isi kantong plastik, Aldo berharap Renata akan menyukainya meskipun cat air, kanvas dan alat lainnya bukan kualitas nomor satu.

Levi dan Aldo sedang sarapan pagi. Levi yang menyiapkan makanan untuk sarapan pagi mereka karena Renata telat bangun. Sementara itu di kamar, Renata baru saja terbangun. Renata panik saat mengetahui ia bangun kesiangan. Ia langsung teringat bahwa ia belum menyiapkan sarapan pagi untuk papanya dan Levi. Ia juga belum sholat subuh. Renata baru mau bangun dari ranjang… ia kaget ketika melihat ada sebuah bingkisan di atas meja di kamarnya. Renata langsung membuka bingkisan itu dan ia sangat kegirangan ketika melihat isi bingkisan itu adalah alat-alat lukis yang ia butuhkan. Renata melihat kartu yang ada di dalamnya, tertulis disana ‘Untuk pelukis cantik… dari papa’. Renata girangnya bukan main. Ia berteriak-teriak kegirangan di kamarnya. Levi yang ada di ruang makan heran mendengar Renata teriak-teriak dan sekaligus cemas. Levi menuju kamar Renata untuk melihat apa yang terjadi dengan Renata. Levi yang tadinya cemas mengira sesuatu yang buruk terjadi, berubah senang melihat Renata yang kegirangan menerima hadiah dari papanya. Renata berteriak mengucapkan terima kasih kepada papanya dari kamarnya. Di ruang makan Aldo senang mendengar Renata gembira menerima hadiahnya. Aldo langsung teringat Tara… seandainya Tara dapat menikmati hari bahagia ini bersamanya… ‘Tara, tahukah kamu, Levi hari ini memasakan aku nasi goring karena Renata terlambat bangun… dengarkah kamu, Renata berteriak kegirangan menerima hadiah dari aku, padahal aku hanya membeli alat tulis yang murah untuknya… Tara, maafkan aku, aku hanya bisa membuat kamu menangis saat kamu masih hidup” Aldo tersenyum. Levi yang sudah keluar dari kamar memperhatikan papanya dari belakang, ia senang papanya telah berubah.

Tea masih berusaha mencari-cari informasi tentang Airin. Ia menelpon seorang yang bernama Martin, yaitu orang ia sewa untuk mencari Airin. Tea menanyakan hasil pencarian Airin kpd pak Martin. Tapi jawabannya masih negative… belum ada jejak tentang Airin sama sekali. Pak Martin bilang ia harus mulai dari awal lagi untuk melakukan pencarian. Dan jika Tea ingin menghentikan pencarian sekarang, ia maklum. Tapi Tea meminta pak Martin untuk meneruskan pencariannya dan ia akan turut membantu mencari.

Tea melakukan pencarian di daerah tempat panti asuhan dulu berada. Ia menanyakan kepada seorang Bapak apakah di tempat ini dulu ada warung. Bapak itu menjawab kalo warungnya sudah tidak ada krn orangnya sudah menikah dan pindah. Bapak itu lalu bertanya mengapa Tea menanyakan warung itu. Tea menjelaskan bahwa ia ingin bicara dengan si empunya warung. Sebenarnya ia mau menanyakan panti asuhan yang dulu ada di dekat sini. Bapak itu menjawab lagi bahwa panti asuhan itu sudah lama nggak ada… waktu dia datang kesini… panti asuhan itu memang sudah lama nggak ada. Bapak itu lalu permisi kepada Tea krn harus mengerjakan pekerjaannya lagi.

Jonah berjalan-jalan sendirian tanpa arah dan tujuan. Ia berjalan sambil melamun. Ia tidak memperhatikan sekitarnya. Sambil berjalan Jonah sedang berpikir mengapa mamanya sampai seperti ini. Jonah mengatakan dalam hatinya bahwa ia masih membutuhkan mamanya. Mamanya adalah segalanya baginya… dan mengapa di mata mamanya Aldo adalah segalanya… dan bukan dirinya. Jonah terus berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya. Jonah merasa ia sudah nggak tahan lagi menghadapi semuanya. Entah apakah Jonah sengaja mau mencelakai dirinya atau tidak, Jonah menyeberang jalan tanpa melihat kendaraan yang sedang melaju. Jonah hampir tertabrak oleh sebuah mobil. Untung saja sang sopir menghentikan mobilnya tepat di depan Jonah. Jonah baru tersadar ketika sopir mobil itu membunyikan klakson dan marah-marah kepadanya. Jonah mundur sedikit, membiarkan mobil itu lewat, tetapi posisinya masih cukup berbahaya di pinggir jalan yang memungkinbkan ia bisa tertabrak. Lalu Jonah disadarkan dengan suara seorang gelandangan yang berteriak kepada Jonah… ‘hei kamu jangan nekat begitu… saya aja miskin dan gelandangan masih mau bertahan hidup… kamu masih masih muda dan kaya… sudah mau bunuh diri’. Jonah melangkah mundur pelan-pelan kembali ke trotoar, Jonah baru tersadar bahwa ia telah membahayakan dirinya sendiri.

Sasta mau ke rumah Jonah. Ia pamit pada Katerine dan Airin dan berharap Jonah nggak mengusirnya lagi. Katerine bilang kalo ia jadi Jonah, ia nggak bakal ngusir Sasta… cewek cantik dan bawa rantangan pula, masas sih di usir. Lalu Sasta bilang mudah-mudahan aja otaknya Jonah lagi nggak butek. Setelah Sasta pergi, Airin bilang ke Katerine bahwa ia sangat kkawatir dengan keadaan Jonah. Sekarang Jonah jadi suka mabuk-mabukan terus. Katerine tidak memberikan tanggapan apa-apa atas omongan Airin, tapi dalam hati ia bilang kalo ia lebih khawatir dengan kesehatannya Airin, dan ia heran Airin nggak khawatir sama sekali, tapi Airin malah memperhatikan keadaan orang lain.

Sasta sudah sampai di rumah Jonah. Ia menemukan Jonah sedang berbaring di kamarnya. Sasta mengajak Jonah untuk makan. Ia mengeluarkan rantangan yang dibawanya. Tapi Jonah menanggapi Sasta dengan dingin dan menyuruh Sasta pergi, daripada nanti Sasta melihatnya banting-banting barang. Sasta heran dan tanya kenapa Jonah jadi kasar lagi. Jonah bilang bahwa ia akan lebih kasar lagi kalau Sasta nggak pergi juga. Sasta mengalah dan mengatakan bahwa ia akan pergi, tapi ia bilang bahwa ia nggak rela melihat Jonah jadi seperti ini. Lalu Sasta meninggalkan Jonah.

Tea di kantornya sedang mencari-cari informasi tentang latar belakang Sasta di tabloid-tabloid. Semua tabloid yang ada artikel tentang Sasta diperiksanya satu per satu. Tapi Tea tidak menemukan informasi dan petunjuk yang berarti apapun tentang latar belakang Sasta sampai ia membaca gossip miring tentang Sasta dan Rino di salah satu tabloid. Tea lalu teringat bahwa mungkin Rino dapat membantunya mendapatkan info tentang Sasta. Tea lalu segera berangkat menemui Rino.

Tea sudah sampai di bar milik om Rino. Tea bertemu dengan Rino dan menanyakan tentang Sasta. Tapi om Rino yang mengira Tea adalah wartawan menolak memberikan komentar. Rino baru mau bicara setelah Tea meyakinkan Rino bahwa ia bukan wartawan, tapi ia adalah Tea pemilik Nada Record. Rino memepersilahkan Tea untuk duduk. Tea menanyakan Rino tentang masa lalu Sasta. Rino bilang bahwa ia tidak tahu banyak tentang masa lalu Sasta, yang ia tahu hanya Sasta dulu pernah tinggal di panti asuhan, dan sejak kecil ia sudah ditinggalkan oleh ibunya di panti asuhan. Tea kaget mendengar penje;asan Rino dan ia teringat saat2 ia meninggalkan Airin dulu di depan panti asuhan. Tea memberanikan diri untuk menanyakan dimana panti asuhan tempat Sasta dulu tinggal. Rino bilang bahwa ia hanya tahu panti asuhannya di daerah Cipanas. Tea lebih kaget lagi.

Jonah sudah berada di depan makam mamanya. Ia duduk menumpahkan semua kesedihannya. Jonah bilang di hadapan makam mamanya bahwa ia sudah nggak kuat lagi. Ia sudah tidak bisa melupakan dendam-nya kepada orang yang telah menyakiti mamanya. Dan ia tidak bisa memaafkan semua orang yang sudah menyakiti mamanya. Petugas kebersihan makam yang sedang membersihkan makam mendengarkan semua keluhan Jonah dari belakang. Ia menghampiri dan mengatakan kepada Jonah bahwa nggak baik menangisi orang yang telah meninggal karena katanya kalo terus ditangisi maka arwah ibunya tidak akan bisa pergi dengan tenang.

Sasta ke rumah Jonah. Tapi rumah Jonah di kunci. Sasta mengetok pintu, tapi tidak ada jawaban. Sasta bertanya-tanya kemana Jonah sekarang. Sasta lalu teringat jangan2 Jonah sekarang ada di kuburan. Sasta lalu pergi mencari Jonah di kuburan. Sasta menemukan Jonah sedang terbaring di atas kuburan mamanya. Sasta lalu membangunkan Jonah. Jonah nggak mau karena ia ma uterus disitu menemani mamanya. Tapi Sasta memaksa Jonah untuk bangun dengan mengatakan bahwa Jonah harus makan dan nggak boleh begini terus. Jonah akhirnya mau bangun setelah dipaksa oleh Sasta. Sasta mengajak Jonah pulang.

Airin sedang menyiapkan makan siang di meja dan memanggil Katrine untuk makan siang bersamanya. Tiba-tiba kepala Airin sakit lagi. Katrine melihatnya dan buru-buru mau menelpon Jonah, tapi Airin melarang Katrine menelpon Jonah karena menurut Airin Jonah sekarang sedang sedih, jadi ia nggak mau menambah beban Jonah. Katerine bilang Airin selalu nggak mau menambah beban orang, padahal belum tentu mereka semua merasa terbebani. Bagaiman kalau nanti penyakit Airin tambah parah, padahal Jonah tau banyak tentang penyakit Airin. Tapi Airin tetap tidak mau merepotkan Jonah sekarang. Airin bilang bahwa Katrine nggak usah khawatir, ia sekarang sudah nggak apa-apa. Katrine lalu bilang nggak khawatir bagaimana sementara penyakit Airin itu kan serius. Lalu Airin bilang bahwa semuanya sudah diatur oleh yang diatas dan ia masih mengharapkan sebuah keajaiban terjadi dengan penyakitnya.

Di perjalanan balik dari tempat Om Rino… di dalam mobilnya… Tea menangis... ia menemukan suatu kenyataan dari info yang ia dapat dari Rino … bahwa Tea mulai mempercayai dan telah menyangka Sasta adalah putrinya... Sasta adalah Airin.

Setelah memaksa Jonah untuk pulang dan meninggalkan kuburan mamanya… Sasta memaksa Jonah untuk makan makanan yang dibawanya karena Jonah belum makan dari kemarin. Jonah berjalan diam kayak robot. Jonah nurut aja waktu Sasta menyuapi Jonah roti. Sebelumnya Jonah sempat menolak untuk makan, tapi karena dipaksa oleh Sasta, Jonah akhirnya makan juga.

Di kantornya Levi terlihat sibuk mengelola perusahaan barunya. Ia kelihatan bersemangat mengerjakan semuanya. Levi menerima telpon undangan meeting rekan bisnisnya yang mau bekerja sama dengannya. Levi lalu pamit kepada Dion. Levi nilang bahwa akan pergi ke kantor Disc music untuk membicarakan kemungkinan kerja sama dengan mereka. Dion senang mendengar berita itu dan ia berharap bahwa mudah-mudahan ini bisa menjadi awal yang baik untuk maju. Levi berangkat.

Levi berjalan terburu-buru. Di jalan tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang wanita yang sedang berjalan dan tidak melihat jalanan. Wanita itu berjalan sambil menangis. Tabrakan itu mengakibatkan dokumen yang dibawa Levi jatuh ke atas genangan air di jalan. Levi dan wanita tadi sama-sama berjongkok untuk mengambil dokumen yang terjatuh itu. Levi bilang kepada wanita itu kalo jalan itu hati-hati dong, ini semua adalah dokumen penting baginya. Wanita itu meminta maaf kepada Levi, dan sambil menangis terisak. Levi pun heran mengapa wanita itu sampai menangis terisak hanya karena ini. Levi bilang dengan masih keheranan kepada wanita itu … “Ya udah … nggak apa-apa kok mbak… bener… nggak apa-apa mbak… Ya!. Wanita itu lalu berdiri dan pergi dengan masih menangis. Levi melihatnya dan keheranan sendiri “Aneh banget!”. Lalu Levi melanjutkan perjalanannya lagi sambil membawa dokumen yang sudah basah itu.

Di sebuah rumah… di pinggir kolam renang… wanita yang tadi menabrak Levi sedang duduk termenung sendirian. Ia sedang membayangkan sebuah kejadian di pengadilan, dimana seorang bapak sedang divonis hukuman 15 thn penjara oleh hakim karena tindak pidana korupsi. Dan wanita itu ada di pengadilan tersebut. Setelah proses pengadilan selesai, wanita itu menemui bapak yang divonis tadi. Ternyata bapak yang divonis itu adalah ayah si wanita tadi. Wanita itu mengatakan kepada ayahnya bahwa sekarang Dian (nama wanita itu) harus bagaimana… sekarang ia harus hidup sendirian. Sang ayah lalu meminta maaf kepadanya atas apa yang ia lakukan dan telah membuat malu. Ia khilaf telah menggelapkan uang. Tapi Dian bilang bahwa sejak ibunya meninggal ayahnya adalah segalanya baginya dan ia mengerti bahwa ayahnya melakukan semua itu untuk membiayainya, dan ayahnya akan tetap menjadi idolanya. Ayahnya lalu bilang bahwa Dian harus berusaha hidup sendiri dan ia punya sedikit uang untuk membantu Dian meneruskan hidup kamu. Dian lalu mengatakan dan berjanji bahwa ia harus bisa hidup sendiri.

(Ada tokoh baru muncul nih… seorang wanita namanya Dian… pertanda buruk atau baik kah?)

Di kantor Disc Music, Levi menerima berita yang tidak menggembirakan. Setelah memeriksa dokumen yang dibawa Levi, pimpinan perusahaan Disc Music mengatakan bahwa mereka meminta maaf belum bisa belum bisa melakukan kerja sama krn meskipun Extra Record dulu adalah perusaahan yang besar tapi sekarang perusahaan Levi adalah perusahaan baru, mereka khawatir kalo nanti mereka menjual produk rekaman perusahaan Levi, produknya tidak akan laku. Ia juga bilang, lain kali kalo Levi mau memperlihatkan dokumen kepadanya, harus dokumen yang bersih dan jangan yang kotor seperti ini. Levi hanya bisa menjawab ‘Iya Pak’.

Levi telah kembali ke kantornya dengan kecewa. Ia duduk di meja kerjanya. Dion datang dan menanyakan hasil meeting kepada Levi apakah berhasil. Levi menjawab dengan lesu “Nggak”. Dion menyemangati Levi dengan mengatakan tidak apa-apa, mereka nggak boleh putus asa, lain kali mereka harus berhasil. Dion lalu melapor kepada Levi bahwa ia sudah memasang iklan di Koran untuk mencari sekretaris yang baru. Dan mulai minggu depan Levi sudah harus mulai mewawancarai calon-calonnya. Levi mengiyakan.

Di rumahnya, Jonah masih tetap tenggelam dalam kesedihannya. Ia duduk termenung di lantai ruang tamu di dekat meja tamu. Sasta melihatnya. Lalu Sasta ke belakang dan kembali dengan seember air di tangannya. Sasta menyiramkan air di ember itu ke atas kepala Jonah. Jonah bilang “kamu apa-apan sih?”. Sasta lalu bilang abisnya Jonah udah 50 hari kali nggak mandi, dan menyuruh Jonah mandi. Herannya Jonah menurutinya meskipun tadi sempat marah. Lalu Jonah ke belakang dalam keadaan basah.

Di sebuah kantor… Dian sedang melamar pekerjaan, tapi ia ditolak. Di halte Dian duduk sambil memegangi Koran. Semua kantor yang ia tandai sudah ia datangi dan semuanya tidak berhasil. Dian lalu bilang, harapannya tinggal satu, yaitu New Extra Record.

Jonah sudah selesai mandi. Sasta bilang nah gitu dong, kan jadi seger. Sasta alu bilang bahwa nanti ia mau ke Nada Record mau ketemu Ibu Tea. Sasta mengajak Jonah untuk ikut dengannya tapi Jonah nggak mau. Sasta mencoba menasehati Jonah bahwa sekarang Jonah adalah pimpinan Nada Record, masa Jonah di rumah terus. Tapi Jonah bilang bahwa mamanya baru saja meninggal dan minta Sasta untuk menghargainya. Sekarang ia hanya mau sednirian. Sasta bilang terserah Jonah. Sasta pergi.

Sasta dan Tea sedang jalan-jalan di sebuah mall. Mereka masuk ke toko pakaian. Sasta sedang memilih-milh baju.

Sasta dan Tea sudah keluar dari toko pakaian. Sasta membawa beberapa tas belanjaan. Sasta mengucapkan terima kasih kepada Tea karena telah membelikan barang-barang untuk nya.

Tea melakukan penyelidikan lagi terhadap Sasta. Sambil berjalan, Tea mengatakan bahwa ia penasaran dengan nama Sasta krn menurutnya nama Sasta adalah nama yang bagus, apakah orangtuanya yang memberikan nama itu. Sasta menjelaskan bahwa sebenarnya ia nggak punya orang tua. Sebenarnya ia nggak mau menceritakan masa lalunya karena masa lalunya adalah masa yang menyakitkan. Sejak kecil ia sudah ditinggalkan mamanya di depan panti asuhan. Teman-temannya lah yang memanggilnya dengan nama Sasta. Tea menanyakan lagi apakah Sasta masih ingat dengan orantuanya. Sasta menjawab tidak, karena sejak ia ditinggalkan di panti asuhan waktu itu, ia sudah melupakan mamanya, ia benci dengan mamanya. Tea kaget mendengarnya. Dalam hati Tea berpikir bahwa Sasta adalah benar2 putrinya. Ia bertanya-tanya apakah Airin benar2 membencinya sampai2 ia membiarkan teman2 nya memanggilnya dengan nama Sasta. Melihat Tea yang lama terdiam, Sasta lalu bertanya ada apa dengan Tea. Tea tersadar dan kemudian bilang bahwa ia terharu mendengar cerita masa lalu Sasta. Sasta bilang nggak apa2x, krn ia sudah melupakan kenangan itu. Sasta lalu teringat dan bertanya kepada Tea bahwa Tea dulu pernah bilang sedang mencari anaknya yang hilang… dan apakah Tea sudah menemukannya. Tea kahet juga dengan pertanyaan Sasta itu. Tea menjawab belum dengan gugup. Dalam hati ia mengatakan bahwa “Sasta apakah kamu tahu bahwa putriku… anak kandungku.. sekarang sedang berdiri di samping aku…” BERSAMBUNG

 Sinopsis Cincin Episode 49

Setelah mendengarkan penjelasan Sasta mengenai masa lalunya dan mengapa ia dipanggil Sasta, Tea menjadi semakin yakin bahwa Sasta adalah Airin… putrinya.

Di kantor New Extra Record… Dion sedang sibuk menerima para pelamar yang datang. Dian juga ada diantara para pelamar untuk memberikan surat lamarannya.

Airin selesai mengajar di tempat kursus dan sedang menutup pintu kelas, ketika Renata datang. Airin bertanya mengapa Renata ada disini. Renata menunjukkan alat-alat lukis baru pemberian papanya kepada Airin. Renata dengan antusias mengatakan kepada Airin bahwa mulai hari ini ia akan mengikuti kelas melukisnya Airin di tempat ini. Tapi diluar dugaan Renata, Airin melarang Renata untuk ikut kursus disini, dan sebaiknya Renata mengambil kursus di tempat lain saja. Awalnya Renata mengira Airin melarangnya karena takut dengan Levi sehingga Renata berjanji bahwa ia akan merahasiakannya pada Levi. Tapi Airin bilang bahwa Airin sudah bertekad untuk melupakan Levi, dan kalau ia melihat Renata, Renata akan selalu mengingatkannya pada Levi. Renata kecewa dengan Airin dan mengatakan bahwa Airin sudah berubah dan ternyata apa yang dibilang oleh Levi semuanya itu benar. Renata bilang kpd Airin kalau ia menyesal telah datang ke tempat ini dan menyesal tidak mempercayai Levi. Renata lalu pergi meninggalkan Airin. Setelah Renata pergi, Airin menangis dan berkata dalam hati bahwa memang sebaiknya begini karena Airin tidak mau Renata melihatnya sedang sakit.

Di pagi hari… Dian di rumahnya menerima telpon dari New Extra Record untuk melakukan wawancara. Dian senang sekali mengetahui bahwa ia dipanggil untuk wawancara di New Extra Record. Ia berharap hari ini bisa mendapatkan pekerjaan. Dian mengatakan harapannya kepada Mini boneka kesayangannya.

Di rumahnya, Levi buru-buru berangkat kerja. Renata dan Aldo duduk di meja makan sedang sarapan. Aldo sedang mengoles roti. Levi pamit kepada Aldo dan Renta. Renata mengajak Levi untuk sarapan dulu. Tapi Levi bilang bahwa ia harus cepet2 ke kantor untuk mewawancarai karyawan baru dan nggak enak kalau nanti terlambat. Saat Levi akan berangkat, Aldo memanggil Levi dan memberikan roti yang tadi ia buat kepada Levi untuk dimakan di jalan, Aldo khawatir Levi sakit kalo tidak sarapan. Levi tertegun sejenak, kaget melihat papanya menyiapkan sarapan untuknya. Levi mengambil rotinya dan mengucapkan terima kasih kepada Aldo.

Claudia sedang ada di ruangan Tea di Nada Record. Tea telah mendengar kabar dari Tea bahwa Sasta adalah putrinya. Claudia senang mengetahuinya. Ia bertanya kepada Tea apakah Sasta sudah mengetahui bahwa ia adalah anak Tea. Tea bilang bahwa ia belum mengatakannya kepada Sasta krn ia takut kalo nanti Sasta malah meninggalkannya. Karena kelihatannya Sasta sangat marah dengan mamanya yang telah menelantarkannya. Tea bilang kepada Claudia bahwa ia berjanji akan membahagiakan Sasta. Claudia lalu memeluk Tea dan bilang bahwa ia akan mendoakan yang terbaik untuk Tea.

Dian di rumahnya sudah siap-siap untuk pergi ke kantor New Extra Record untuk diwawancara. Dian berharap agar ia bisa diterima bekerja. Lalu Dian mengambil makanan yang ada di meja dan berangkat.

Di kantornya… Levi sedang mewawancarai para pelamar. Satu per satu para pelamar ia wawancara. Berbagai tipe pelamar ia temui… ada yang lucu, polos, cupu dan bahkan ada yang genit. Dari sekian banyak pelamar yang ia wawancarai, belum juga ada yang sesuai. Saat Levi lagi mikir2… masuk seorang pelamar yang sempat menarik perhatian Levi. Dari penampilan dan cara bicaranya yang penuh percaya diri, awalnya Levi terlihat kagum. Namanya Madeline, tamatan akademi sekretaris di Australia, sebelumnya ia bekerja di salah satu perusahaan asing ternama. Namun saat wawancara sudah setengah jalan, Levi mulai kurang suka. Levi lalu menanyakan berapa gaji yang ia terima di perusahaan sebelumnya. Madeline menjelaskan bahwa ia di gaji di perusahaan lama cuma sebesar 13 juta ditambah 2 kali bonus, dsb… dsb… standar internasional gitu. Levi menanyakan alasan ia berhenti dari perusahaan lama, karena menurut Levi kelihatannya ia sudah dibayar cukup besar. Madeline lalu menjelaskan dengan bangga dan penuh percaya diri bahwa alas annya berhenti, karena manajer disana dibayar jauh lebih besar daripadanya padahal ia bekerja jauh lebih keras dari manajer itu. Dan waktu ia mau liburan ke luar negeri, perusahaan tidak mau membiayai biaya perjalanan dan akomodasinya. Dan ia bilang lagi kepada Levi bahwa perusahaan lamanya itu benar2 tidak tahu berterima kasih. Levi mendengarkan dengan kesal. Dalam hati Levi mengatakan bahwa sebenarnya yang tidak tahu berterima kasih itu adalah dirinya (Madeline)…

Dion mengatakan kepada Levi bahwa masih ada sisa satu pelamar lagi. Saat pintu dibuka, ternyata Dian. Levi kaget. Dian juga kaget. Dian lalu masuk. Saat sampai di meja, karena gugup Dian nggak sengaja menjatuhkan map-map yang ada di atas meja Levi. Levi marah dan bilang kepada Dian bahwa kalau jalan itu hati-hati. Dian minta maaf kepada Levi. Levi teringat bahwa Dian adalah wanita yang pernah menjatuhkan dokumennya waktu itu. Levi bilang ke Dian bahwa map-map itu sudah ia urut dengan benar. Levi meminta Dian untuk membereskan sesuai urutannya lagi. Levi bilang lagi bahwa kalau mau kerja itu harus benar, karena kesalahan sedikit saja dalam bisnis bisa fatal, kehilangan surat kontrak atau mebuat map penting kena air kotor itu bisa merugikan perusahaan. Dian Cuma bisa bilang minta maaf terus ke Levi. Dalam hati Dian berpikir bahwa mungkin krn ia dulu pernah menjatuhkan map penting Bapak ini, makanya Bapak ini jadi benci padanya. Dian mau meletakan mapnya di meja, tapi ia malah membuat air minum di meja Levi tumpah dan membasahi kertas dan map2 yang ada di meja. Levi tambah kesel dan bertanya kepada Dian berapa barang ia jatuhkan dalam sehari. Dian meminta maaf lagi… lalu ia bilang kepada Levi sebaiknya ia permisi saja karena ia telah melakukan kesalahan berulang-ulang. Saat Dian mau keluar, Levi berpikir bahwa wanita itu adalah pelamar terakhir, maka Levi memanggil wanita itu. Levi tanya kenapa ia buru-buru pergi padahal Levi belum mewawancarainya. Dian minta maaf karena telah bikin kekacauan. Dian menjelaskan bahwa akhir-akhir ini ia jadi sering gugup… dan ia minta maaf telah mengganggu. Lalu Dian permisi. Tapi sebelum Dian pergi, Levi memintanya untuk meletakkan surat lamarannya di atas meja. Dian lalu masuk dan meletakkan lamarannya diatas meja. Sebelum pergi Dian minta maaf lagi kepada Levi, kali ini ia minta maaf bahwa dulu ia menjatuhkan map penting Levi dan ia sadar pasti map itu sangat penting dan menyangkut kelangsunagn hidup perusahaan. Tapi waktu itu ia benar-benar nggak sengaja krn ia habis menjeguk ayahnya yang baru saja di penjara, dan ia benar-benar dalam keadaan bingung dan kacau. Dian mengatakan lagi bahwa ia bukannya mau merengek atau mempegaruhi keputusan Levi, tapi ia benar-benar butuh pekerjaan ini untuk bertahan hidup. Kali ini Levi hanya mendengarkan dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Kemudian Dian pergi.

Di rumahnya… Dian menyesali kejadian hari ini di New Extra Record. Semuanya jadi kacau. Ia telah mengacaukan semuanya dan harapanya untuk mendapatkan pekerjaan jadi hilang. Padahal New Extra Record adalah harapannya yang terakhir. Ia merasa bahwa papanya terlalu sayang sehingga ia menjadi terlalu manja.

Aldo berkunjung ke makam Tara. Dari balik pohon agak jauh dari makam Tara, Aldo melihat Jonah sedang menabur bunga di makam Tara. Penjaga kuburan bilang kepada Aldo kalo Aldo nggak perlu heran melihat dia (Jonah) ada disitu, krn setiap hari dia selalu datang, bahkan kadang sampai magrib, kerjanya nangis terus dan kadang dalam keadaan mabuk. Aldo lalu menghampiri Jonah. Jonah menyadari kedatangan Aldo dan langsung mengusir Aldo. Jonah bilang ke Aldo bahwa Aldo tidak berhak ada disini. Tapi Aldo bilang bahwa Tara adalah istrinya, wanita yang ia cintai dan ia berhak datang kesini. Mendengar Aldo berkata seperti itu, Jonah teringat akan perkataan mamanya saat ia mengajak mamanya meninggalkan Aldo waktu itu… bahwa ‘tempat mama adalah disamping Aldo, mungkin Jonah membenci papa Aldo, tapi mama sangat menyayanginya, dan tidak banyak yang tahu bahwa Aldo juga sangat menyayangi mama, Aldo adalah cinta pertama mama, Sayang.’ Aldo lalu bilang ke Jonah bahwa Aldo tahu Jonah hidup sendiri sekarang dan pasti Jonah kesepian. Aldo lalu menawarkan Jonah untuk tinggal bersamanya, bersama Levi dan Renata. Meskipun rumah mereka kecil, tapi ada yang memperhatikan Jonah. Jonah tidak suka mendengarnya dan bilang kepada Aldo dengan suara keras bahwa Aldo nggak usah sok perhatian kepadanya, mereka nggak punya hubungan darah, dan ia juga bukan anak Aldo. Tapi Aldo bilang bahwa Jonah adalah anak kesayangannya. Jonah tambah marah mendengarnya, lalu ia bilang bahwa Aldo pasti mengatakan itu karena merasa bersalah, krn Aldo telah membunuh papanya, dan sekarang mamanya sudah meninggal… dan ia nggak butuh uluran tangan Aldo (di akhir2 perkataannya kepada Aldo, suara Jonah melemah dan terdengar sedih krn ia mengatakannya sambil menangis). Lalu Jonah meninggalkan Aldo. Aldo sedih melihat Jonah seperti itu. Aldo bicara kepada Tara bahwa Tara pasti sedih melihat keadaan Jonah sekarang. Aldo berjanji kepada Tara bahwa ia akan terus berusaha menyadarkan Jonah. Aldo menyesal bahwa Jonah tidak lagi menganggap Aldo sebagai ayahnya lagi.

Dian menjenguk ayahnya di penjara. Dian mengadu kepada ayahnya bahwa ia takut sekali dan ia tidak tahu bagaimana ia harus bertahan hidup. Ayahnya sedih mendengar nya dan menasehati Dian agar Dian sabar. Ayahnya masih menyesali mengapa ia melakukan hal bodoh, kalau saja ia jujur, semua tidak akan jadi seperti ini. Dian bilang ke ayahnya bahwa semuanya sudah terjadi dan setiap orang pasti bisa berbuat salah. Dian meyakinkan ayahnya bahwa ia harus bisa bertahan hidup.

Dion dan Levi sedang mendiskusikan hasil tes dan wawancara kemarin. Dion bilang bahwa macam2 pelamar, ada yang minta gaji 13 juta, minta tunjangan segala dan sebagai, tapi ada satu pelamar yang kelihatannya cocok. Dion lalu memberikan 1 berkas kepada Levi. Levi membukanya. Ternyata berkasnya Dian. Levi teringat permintaan maaf Dian hari itu ttg ketidaksengajaannya menjatuhkan dokumen Levi krn saat itu ia dalam keadaan bingung, setelah habis menjenguk ayahnya yang baru masuk penjara. Levi berkata pada dirinya bahwa gadis ini mirip sekali dengan Airin. Hidup sendirian dan mencoba untuk bertahan hidup. Lalu ia memutuskan untuk menerima Dian sebagai sekretarisnya demi Airin dan demi gadis-gadis tegar yang mencoba untuk bertahan hidup.

Sasta di rumahnya sedang menelpon Jonah, tapi tidak ada jawaban. Ia mengira-ngira dimana Jonah sekarang. Sasta lalu menelpon ke rumahnya tapi tidak ada jawaban juga. Sasta bingung kemana Jonah malam2 begini. Sasta lalu memutuskan untuk pergi ke rumah Jonah. Di ruang tengah ia bertemu Katerine yang lagi baca majalah. Katerine Tanya Sasta mau kemana malam2. Sasta bilang mau ke rumah Jonah, soalnya telponnya nggak di-angkat2, dan ia takut terjadi apa2 ama Jonah. Katerine meminta Sasta untuk hati-hati. Airin keluar baru mau bertanya, tapi tiba-tiba kepalanya sakit. Katerine membantu Airin tiduran di sofa dan buru-buru mau ngambil obat penahan rasa sakittelpon Jonah, tapi Airin melarangnya dan mengatakan bahwa ia cuma sakit kepala sedikit, entar juga hilang. Katerine menyuruh Airin meminum obat penghilang rasa sakit. Airin bilang ke Katrine bahwa ia nggak harus repot-repot ngurusin dia, nanti kalo Katerine yang sakit gimana. Tapi Katerine bilang bahwa Airin nggak perlu khawatir-in dia karena dia sehat-sehat aja. Katerine bilang lagi… mendingan tadi ia ikut Sasta ke rumah Jonah supaya ia bisa marahin Jonah, ngapain dia mesti mabuk-mabukan segala, jadi dia nggak bisa ngurusin Airin lagi. Katrine mau telpon Jonah dan suruh Jonah datang kesini sekalian nganterin Sasta pulang. Tapi Airin melarang Katerine karena menurut Airin ia nggak punya hubungan apa-apa dengan Jonah, nggak ada hubungan yang special antara dia dengan Jonah, jadi Airin minta Katerine agar jangan selalu menghubungi Jonah setiap kali ia sakit.

Di rumahnya, Dian lagi curhat ke boneka kesayangannya. Lalu HP nya berdering. Dian heran dan bertanya-tanya siapa yang menelponnya malam-malam begini dan lagi sudah lama telpon itu nggak berdering. Dian menjawab HP nya. Dan ternyata Dion dari New Extra Record yang mengabarkan Dian bahwa ia telah diterima bekerja sebagai sekretaris di New Extra Record. Dion minta maaf karena menelpon Dian malam2, karena ia harus segera mengabarkan Dian supaya besok Dian bisa langsung masuk bekerja. Dian menyanggupi dan berjanji bahwa besok ia akan langsung bekerja. Telpon ditutup. Dian sangat gembira mendapat kabar bahwa ia telah diterima bekerja. Dian teriak2 kegirangan di kamarnya.

Sasta sudah sampai di rumah Jonah dan melihat Jonah terbaring di rumput di halaman rumahnya. Disamping Jonah ada satu botol kosong bekas minuman keras. Sasta membangunkan Jonah, tapi Jonah sudah nggak sadarkan diri. Sasta mencoba mengankat Jonah tapi Sasta nggak kuat. Aldo datang dan berkata kepada Sasta bahwa Jonah terlalu besar, jadi Sasta nggak akan kuat mengangkat, biar ia saja yang melakukannya. Aldo lalu mengangkat Jonah dan membantu Jonah berjalan ke kamarnya. Jonah masih nggak sadar. Aldo lalu meletakkan Jonah di atas ranjang. Sasta membukakan sepatu Jonah. Aldo mengucapkan terima kasih kepada Sasta karena telah merawat Jonah, tapi sekarang sudah malam dan sebaiknya Sasta pulang saja. Aldo bilang bahwa ia akan mencarikan taksi untuk Sasta dan biat ia disini yang menjaga Jonah. Sasta setuju “Iya Pak”. Sebelum Sasta pulang, Aldo meminta Sasta untuk jangan memanggilnya dengan sebutan ‘Pak’ lagi, tetapi panggil saja ‘Om’, krn sekarang ia bukan boss nya Sasta lagi. Sasta mengiyakan “Iya Om”… lalu pamit pulang.

Aldo merawat Jonah yang sedang tidak sadarkan diri karena mabuk. Aldo membersihkan badan Jonah dengan air hangat. Lalu Aldo membuat bubur dan telur rebus untuk Jonah. Aldo menyiapkan semua makanan yang ia buat di atas sebuah tray makanan, ia juga meletakkan segelas air minum diatas tray. Kemudian Aldo membawa tray berisi bubur dan telur rebus untuk Jonah ke kamar Jonah. Jonah masih belum bangun. Aldo meletakkan tray tsb di atas meja. Aldo masih berdiri memperhatikan Jonah. Lalu perlahan-lahan Jonah terbangun dari tidurnya. Ketika matanya terbuka, ia melihat Aldo ada di dalam kamarnya. Melihat Jonah sudah bangun, lalu Aldo mengatakan kepada Jonah bahwa ia sudah membuatkan bubur dan telur rebus untuk Jonah dan meminta Jonah untuk memakannya. Tetatpi reaksi yang diberikan Jonah adalah kemarahan. Jonah bertanya ngapain Aldo ada di kamarnya, dan mengapa sekarang tiba-tiba Aldo menyiapkannya makanan segala, krn selama belasan tahun Aldo nggak pernah melakukan ini. Jonah bilang lagi kepada Aldo agar Aldo jangan sok baik, karena Aldo bukan siapa-siapanya. Jonah lalu menyuruh Aldo pergi sekarang juga. Aldo masih mencoba untuk bertahan disitu. Tapi Jonah dengan keras membentak Aldo menyuruhnya pergi… “Pergi!!!” Aldo sedih diusir lagi oleh Jonah, tapi ia pun tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya menuruti permintaan Jonah dan keluar dari kamar Jonah dengan perasaan hancur. Setelah Aldo keluar dari kamarnya, Jonah juga terlihat sedih duduk di pinggir tempat tidurnyanya.

Diluar pintu kamar Jonah, Aldo yang sedih menangis dan dalam hati ia berkata… “Tara… maafkan aku, aku belum bisa memenuhi permintaanmu. Aku sudah berusaha, tapi kesalahan aku terlalu besar. Aku sudah terlalu jauh menyakiti hati Jonah. Anak kita itu sudah tidak mau lagi mengakui aku sebagai ayahnya. Maafkan aku Tara… maafkan aku.” BERSAMBUNG

Sinopsis Cincin Episode 50

Aldo yang telah berlelah membuatkan bubur dan telur rebus untuk Jonah, tidak mendapatkan apresiasi yang berarti dari Jonah. Aldo malah menerima kemarahan dan kekasaran dari Jonah untuk kesekian kalinya. Jonah malah mengusirnya keluar dan memintanya untuk pergi. Aldo tidak dapat berbuat banyak untuk menenangkan hati Jonah yang masih penuh dengan kesedihan dan sakit hati. Aldo tidak punya pilihan lain selain keluar dan meninggalkan Jonah sendirian, meskipun ia sebenarya sedih dengan keadaan Jonah. Jonah pun bukan tidak sedih telah mengusir Aldo. Tapi kemarahan dan kesedihannya telah membuat ia mengusir Aldo untuk kesekian kalinya.

Diluar kamar Jonah, Aldo hanya bisa menangis dan menyesali bahwa ia tidak dapat memenuhi permintaan Tara. Meskipun ia sudah berusaha, tetapi hati Jonah seolah tertutup karena kesalahan-kesalahan yang ia lakukan terhadap Jonah sudah sangat besar dan sangat menyakiti hati Jonah. Aldo juga sangat bersedih karena sekarang Jonah sudah tidak mau mengakuinya lagi sebagai ayah. Aldo hanya bisa mengucapkan maaf kepada Tara di dalam hatinya.

Aldo sudah kembali ke rumahnya, duduk sambil termenung di meja makan. Makanan yang ada di depannya tidak disentuhnya. Ia hanya memegangi sendok di tangannya seolah hendak makan, tapi pandangan dan pikirannya bukan ke makanannya. Renata yang bersama Aldo heran mengapa ayahnya hanya termenung dan tidak menyentuh makanan yang sudah ia siapkan untuk ayahnya itu. Saat Renata bertanya mengapa Aldo tidak makan makanannya, apakah karena makanannya tidak enak, Aldo menjelaskan kepada Renata bahwa bukan karena masakannya yang tidak enak, tetapi saat itu Aldo sedang tidak selera makan. Kepada Renata Aldo mengaku bahwa ia sangat khawatir dengan Jonah. Menurutnya Jonah sekarang berantakan dan tidak pernah mau makan. Setiap hari Jonah selalu ke makam mama Tara, kadang datang keadaan mabuk dan bahkan sering tertidur disana. Mendengar penjelasan papanya, Renata bukannya simpati, tetapi ia malah kesal krn Aldo selalu membicarakan Jonah. Dan menurut Renata Aldo selalu menomor-satukan dan memperhatikan Jonah, padahal yang selalu Jonah lakukan kepada Aldo hanya memaki, menghina, mengusir dan kurang ajar terhadap Aldo. Dan bagi Renata Jonah itu adalah anak yang brengsek dan menurutnya lagi bahwa sekali brengsek ya tetap brengsek.

Aldo menasehati Renata agar tidak berbicara seperti itu, karena biar bagaimanapun Jonah juga adalah keluarga mereka. Aldo juga meminta Renata agar tidak menganggap bahwa Aldo telah menganak-emaskan Jonah, karena ia selalu menyayangi semua anak-anaknya. Dan Renata lah yang paling istimewa karena Renata adalah anak perempuannya satu-satunya. Sejak dulu ia selalu sayang kepada Renata, hanya saja ia terlalu bodoh sehingga tidak bisa mengungkapkan rasa sayangnya itu kepada Renata. Aldo yang dibesarkan dalam dalam keluarga miskin dan kasar, tidak pernah bicara tentang cinta dan menunjukkan kasih sayang secara terang-terangan. Ia tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa sayangnya kepada 3 wanita yang ia cintai, yaitu mamanya Renata, Tara dan Renata.

Tea dan Sasta jalan-jalan lagi berdua. Tea membelikan baju-baju bagus lagi untuk Sasta. Awalnya Sasta mengira bahwa Tea akan memebli semua pakaian itu untuk keponakan Tea yang seumuran dengannya, dan ia sengaja diminta bantuan untuk nyobain semua pakaian tsb. Sasta lalu mencoba semua baju-baju yang telah dipilih itu di kamar pas, meskipun ia agak bingung mengapa Tea memintanya untuk mencobanya. Betapa senangnya Sasta ketika mengetahui bahwa baju-baju itu sebenarnya Tea beli untuknya. Setelah itu Tea juga bermaksud untuk membelikan sepatu untuk Sasta.

Katerine jalan-jalan ke toko buku. Ia bermaksud mencari buku kesehatan tentang tumor otak yang diperuntukkan untuk orang awam. Katerine lalu meminta tolong kepada penjaga toko untuk mencarikannya jenis buku tsb. Katerine mendapatkan buku yang ia cari dan membelinya tanpa ragu. Di perjalanan pulang ia mulai membaca-baca isi buku tersebut. Dari buku itu Katerine mengetahui bahwa penderitaan Airin sebenarnya jauh lebih berat dan lebih menderita dari yang diperlihatkan oleh Airin. Katerine sedih mengetahuinya dan ia juga sedih mengapa Airin tidak pernah mau cerita yang sebenarnya kepadanya.

Katerine sudah ada di rumah. Ia sedang membantu Airin yang merasa bosan di kamar terus-terusan untuk pindah ke ruang tamu. Katerine menasehati Airin agar lebih baik istirahat di kamar saja kalau memang sedang sakit. Tapi menurut Airin ia malah akan tambah sakit kalau tiduran di kamar terus. Airin malah ingin melakukan sesuatu seperti membersihkan rumah, mengepel atau menyapu. Katerine malah menganggap Airin itu aneh, lagi sakit malah pengen kerja. Tiba-tiba kepala Airin sakit lagi di hadapan Katerine. Airin memegangi kepalanya sambil mengerang sakit. Ketika Katerine menanyakan apakah kepala Airin sakit sekali, Airin mencoba menahan sakitnya di hadapan Katerine dan berkata bahwa sakitnya itu hanya sebentar. Katerine lalu meminta Airin untuk berbaring. Setelah menyelimuti Airin, Katerine beranjak dari ruang tamu. Dari kejauhan ia masih menyaksikan Airin yang sedang menahan sakit, dan Airin tidak tahu kalau Katerine masih menyaksikannya. Melihat penderitaan Airin, Katerine hanya bisa menangis dan berkata kepada dirinya sendiri di dalam hati bahwa ia sangat tahu penderitaan dan rasa sakit yang Airin. Katerine nggak tahan melihat Airin begitu menderita, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Katerine berharap seandainya rasa sakit itu bisa dibagi, ia rela untuk menanggung separuhnya.

Sasta pulang dari jalan-jalan bersama Tea dengan membawa banyak belanjaan. Airin yang lagi tiduran di ruang tamu mau membantu Sasta, tetapi kepalanya tiba-tiba sakit dan sedkit sempoyongan. Sasta kaget melihatnya dan langsung tanya Airin kenapa. Airin bilang bahwa ia nggak apa2x, hanya sakit kepala sedikit. Tapi Sasta masih belum yakin dengan jawaban Airin krn ia melihat Katerine kelihatan panik, lalu Sasta bertanya lagi. Airin berusaha untuk meyakinkan Sasta bahwa ia hanya msuk angina biasa, dan bilang bahwa Katerine aja yang terlalu berlebihan. Katerine hanya bisa diam dengan pengakuan Airin kepada Sasta, tanpa bisa mewakili Airin untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Sasta. Airin tetap meneruskan sandiwaranya di depan Sasta sambil menahan rasa sakitnya. Katerine lalu menanyakan Sasta habis darimana. Sasta bercerita bahwa ia habis jalan-jalan dengan ibu Tea, dan Tea membelikannya banyak barang untuknya.

Hari pertama bekerja sebagai sekretaris di New Extra Record, Dian membuat kesalahan pertama. Danny meminta laporan yang dibuat Dian, tapi ia meminta Dian untuk mengetik ulang laporannya tsb krn ada kesalahan penulisan nama Danny di laporan tsb. Levi masuk saat Danny menginstruksikan Dian untuk membuat ulang laporan. Levi bilang kepada Danny sebaiknya tugas itu dilakukan besok saja oleh Dian krn sudah jam 8 malam dan sudah waktunya Dian untuk pulang, lagipula ini adalah hari pertamanya bekerja. Danny akhirnya setuju dan meminta Dian untuk mengerjakannya besok.

Dian terharu mendengar Levi membelanya. Levi masuk ke ruangannya mengerjakan pekerjaannya lagi, dan Dian memperhatikannya dari luar pintu. Dian senang krn ternyata Levi yang dingin dan kaku bisa juga baik dan perhatian. Dalam hati ia bilang kepada ayahnya bahwa ia akan betah bekerja disini.

Keesokan paginya, Dian datang pagi-pagi sekali, jam setengah tujuh pagi ia sudah sampai di kantor, bahkan ia datang lebih pagi dari Satpam. Dian masuk ke ruangan Levi dan melihat bahwa di meja Levi hanya ada 2 pulpen dan tidak ada alat stationery lainnya.

Dion dan Danny dan satu orang karyawan perempuan sudah datang di kantor New Extra Record. Dion lagi meledek Danny yang masih ngantuk. Dion bilang bahwa Danny udah kaya kuda nil aja. Tapi Danny yang diledek, bilang bahwa biar begitu ia adalah orang yang selalu datang paling pagi. Tapi Dion bilang bahwa itu dulu dan sekarang udah ada yang mengalahkan Danny yang datang paling pagi, yaitu Dian.

Levi sedang bekerja di ruangannya. Dari luar Dian memperhatikan. Saat Levi sedang mengerjakan beberapa berkas dan bermaksud mencari staples yang tidak ia temukan di meja, Dian masuk menawarkan staples. Levi heran mengapa Dian bisa tahu kalau ia lagi butuh staples. Dian lalu bilang ke Levi bahwa tadi pagi saat ia meletakkan berkas di meja pak Levi, ia melihat bahwa pak Levi tidak punya alat stationery. Dian lalu menawarkan untuk membantu Levi membelikan stationery yang dibutuhkan. Tapi Levi juga ingin ikut beli supaya ia bisa memilih sendiri stationerynya.

Di kamarnya Jonah bangun dalam keadaan sakit. Ia mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya. Ia mencoba untuk bangun, tapi perutnya malah bertambah sakit. Jonahpun jadi terduduk di lantai kamar tidur sambil menahan sakit di perutnya. Jonah lalu mengambil telpon dan menghubungi seseorang. Di rumahnya Airin sedang sendirian. Hp nya berdering. Ia mengangkat telponnya dan langsung terdengar suara Jonah dari seberang sana. Suara Jonah terdengar seperti orang yang sakit di telinga Airin. Airin tanya ada apa. Jonah dengan terbata-bata sambil menahan sakit meminta tolong kepada Airin untuk menemaninya ke dokter krn mag nya kambuh. Jonah tidak menyelesaikan kata-katanya, perutnya bertambah sakit, dan ia masih terus memegangi perutnya dan menahan sakit. Telpon terlepas dari genggamannya. Airin di seberang telpon memanggil-manggil Jonah…

Airin membawa Jonah ke rumah sakit. Mereka menumpang taksi. Sementara itu Levi dan Dian pergi untuk membeli alat stationery. Mereka juga menumpang taksi. Airin dan Jonah sudah sampai di depan rumah sakit. Mereka turun dari taksi. Airin memapah Jonah dan membantunya berjalan masuk ke rumah sakit. Disisi lain di dekat rumah sakit, Levi dan Dian turun dari taksi. Dian bilang kepada Levi bahwa toko alat stationery nya ada di samping rumah sakit. Levi dan Dian baru akan beranjak menuju toko, saat itu hak sepatu Dian patah (atau masuk lubang ya… gw nggak terlalu jelas), sehingga membuat tidak bisa menjaga keseimbangan badannya. Dian mau terjatuh. Levi dengan spontan menolong Dian dan berusaha memegangi Dian yang mau jatuh. Di arah yang berlawanan Airin yang sedang memapah Jonah melihat Levi yang sedang memegangi seorang wanita yang tidak ia kenal. Levi saat itu juga melihat Airin sedang memapah Jonah yang sedang kesakitan, tapi sepertinya Levi tidak mengetahui bahwa Jonah sedang sakit. Dalam pandangan Levi, Airin sedang menggandeng tangan Jonah. Airin juga berpendapat sama tentang Levi thd wanita itu. Levi dan Airin sempat lama saling menatap. Jonah tahu bahwa Airin sedang melihat Levi dengan wanita lain. Dian juga melihat bahwa Levi sedang memperhatikan sepasang laki-laki dan perempuan yang ada di hadapan mereka. Airin yang duluan memalingkan pandangannya dari Levi, dan mengalihkan perhatiannya kembali kepada Jonah yang sedang menahan sakit. Lalu ia menuntun Jonah masuk ke rumah sakit. Levi masih memperhatikan Airin dan Jonah beberapa saat, sampai akhirnya Levi mengalihkan perhatiannya kepada Dian. Levi tanya kepada Dian apakah Dian nggak apa. Dian bilang kepada Levi bahwa ia tidak apa-apa. Dian lalu mematahkan hak sepatunya, dan kemudian memakainya sepatunya lagi sudah tanpa hak. Levi dan Dian menuju toko stationery yang ada di samping rumah sakit.

Di dalam toko stationery… sambil menunggu penjaga toko menghitung semua belanjaannya, Levi sedang memikirkan kejadian tadi. Ia berpikir bahwa baguslah kalo memang Airin masih bersama Jonah, setidaknya Airin bisa bahagia karena Jonah sangat menncintai Airin. Levi masih bengong dan ia nggak sadar kalo Dian udah memanggil dia dari tadi untuk memberitahukan total belanjaan mereka. Levi baru sadar setelah Dian memanggil namanya lagi. Levi lalu membayar belanjaannya dan pergi.

Di dalam rumah sakit. Airin masih menemani Jonah menunggu giliran periksa. Airin kelihatan gelisah. Ia memikirkan kejadian barusan dan dalam hatinya bertanya-tanya siapa wanita yang berjalan dengan Levi tadi, dan apakah Levi benar2 sudah melupakannya. Jonah yang ada disamping Airin mengetahui kegelisahan Airin. Jonah lalu menyuruh Airin untuk pergi jika Airin memang merasa ingin pergi. Dan Jonah bilang kalo sekarang ia sudah nggak apa-apa. Airin agak tersentak dengan omongan Jonah tadi dan Airin bilang bahwa ia mau disini menemani Jonah. Tidak lama kemudian suster memanggil Jonah untuk masuk menemui dokter.

Di kantornya, Levi masih memikirkan pertemuannya dengan Airin yang tidak disengaja di rumah sakit tadi. Levi melihat kembali photo Airin bersama Jonah. Levi juga sedang membayangkan lagi pernyataan Airin kepadanya dulu bahwa Airin sekarang sudah tidak mencintai Levi lagi. Setelah mengingat itu kembali, Levi kemudian memutuskan bahwa ia harus melupakan Airin.

Dian sedang membuatkan kopi untuk Levi dan menaruh berkas ke meja Levi. Secara tidak sengaja Dian melihat photo Airin bersama Jonah yang tergeletak di meja Levi. Dian langsung menerka bahwa laki-laki yang di photo itu adalah adik tirinya pak Levi yang dulu pernah sempat heboh karena identitasnya sebagai ZIP. Tapi Dian tidak tahu siapa wanitanya dan Dian bertanya-tanya apa hubungannya pak Levi dengan wanita itu.

Setelah selesai dari dokter, Airin dan Jonah berjalan pulang. Airin menggandeng tangan Jonah. Airin sedang menasehati Jonah bahwa nggak ada gunanya Jonah mabuk-mabukan, krn dengan mabuk-mabukan masalah itu juga nggak akan hilang, yang ada malah sakit. Lalu Airin minta agar Jonah setelah sampai di rumah istirahat, tidur dan makan obatnya. Jonah mendengarkan Airin. Kesedihan belum berlalu dari wajahnya. Tiba-tiba Jonah menghentikan langkahnya, dan Jonah memeluk Airin dengan erat seolah-olah akan berpisah. Jonah dengan sedih meminta Airin untuk menemaninya sebentar saja. Saat dalam pelukan Jonah, dalam hati Airin berpikir mengapa ia belum bisa melupakan Levi…

Dirumah, Aldo sedang menyiapkan air kembang. Renata memperhatikan dan bertanya untuk apa Aldo menyiapkan air kembang itu. Aldo mengatakan bahwa ia menyiapkan air kembang untuk menyiram makamnya Tara. Renata bertanya untuk apa Aldo melakakukan itu krn Tara nya sudah meninggal. Aldo menanggapi dengan meminta Renata untuk melupakan dendamnya kepada Tara. Tara sudah meninggal dan waktu masa hidup nya Tara sangat menyayangi Renata. Tapi Renata bilang bahwa bukan itu maksudnya.

Sasta sedang menyiapkan makanan di sebuah kotak makanan di meja makan. Katerine menghampiri Sasta yang lagi asik dengan makanan2 itu dan mau minta makanannya. Tapi Sasta langsung melarang Katerine, krn ia spesial memasak semua itu untuk Jonah. Menurut Sasta, Jonah nggak akan mau makan kalau bukan makan masakannya. Sasta bilang bahwa Katrine boleh ambil makanannya kalo ada sisanya. Sasta lalu memasukan kotak makanan itu ke tasnya dan berangkat ke rumah Jonah.

Jonah sedang duduk-duduk di rumahnya. Ia memegang obat-obatan yang diberikan dokter kepadanya. Disampingnya ada sebotol minuman keras yang isinya tinggal setengah botol lebih. Jonah lalu meletakkan obat-obat tsb dan sebagai gantinya Jonah mengambil botol minuman keras. Sasta datang tepat saat Jonah akan menenggak minuman keras itu. Sasta lalu merebut botol minuman itu dan memarahi Jonah yang bukan nya memakan obat krn sedang sakit, tapi malah minum minuman keras. Sasta kaget melihat semua obat-obat itu belum disentuh sama sekali oleh Jonah. Sasta meminta Jonah untuk minum obat. Sasta bahkan menawarkan bantuan mengambil air untuk Jonah agar Jonah bisa meminum obatnya. Tapi Jonah tidak menanggapi Sasta dan malah pergi meninggalkan Sasta. Sasta heran melihat Jonah dan tidak bisa berbuat banyak ketika Jonah meninggalkannya.

Di kuburan Aldo kembali menangis di depan makam Tara dan meminta maaf di depan makam Tara bahwa ia belum bisa memenuhi permintaan Tara yang terakhir yaitu menolong Jonah. Aldo juga merasa bersalah karena telah menyebabkan kematian Tara.

Jonah berjalan tidak memperhatikan sekitar. Ia tidak sengaja menabrak orang yang ada di depannya. Orang yang ditabrak Jonah merasa tidak senang ditabrak oleh Jonah dan lalu memaki-maki Jonah. Jonah juga tidak senang diperlakukan seperti itu. Jonah lalu memukul orang tadi. Akhirnya perkelahian tidak dapat dihindari lagi. Jonah dikeroyok dan dipukul oleh beberapa orang. Saat Jonah sedang dipukuli, Aldo tiba-tiba datang dan menhentikan perkelahian itu. Aldo menyuruh orang-orang tadi berhenti memukul Jonah dan menyuruh mereka pergi.

Aldo lalu menolong Jonah. Jonah yang telah ditolong malah marah ketika melihat Aldo lah yang menolongnya. Ia menolak ditolong menyuruh Aldo pergi. Tapi Aldo dengan tegas mengatakan kepada Jonah bahwa Jonah mungkin nggak butuh bantuannya, tapi mau sampai kapan Jonah seperti ini. Jonah masih berkeras dan tetap menyuruh aldo pergi. Tapi Aldo dengan setengah menyeret Jonah mengajak Jonah ke suatu tempat.

Aldo membawa Jonah ke makam Tara. Jonah protes dengan tindakan Aldo itu. Ia tidak suka dengan Aldo yang peduli kepada mamanya krn Aldo lah yang telah mengecewakan mamanya. Tapi Aldo berusaha meyakinkan Jonah bahwa mamanya pasti akan sangat kecewa melihat putra kebanggaannya seperti ini. Lalu Aldo bilang lagi kepada Jonah bahwa Jonah tidak perlu memaafkannya, tapi Aldo mohon agar Jonah jangan mengecewakan mamanya. Aldo lalu meninggalkan Jonah... BERSAMBUNG


sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.lautanindonesia.com/
red_planet  http://sinetron.forumco.com/
azmitabalkis13 Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar

0 comments :

Post a Comment

Thank you for dropping by